• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran Resource Based Learning

Siklus

Persentase Kemandirian Belajar Matematika

Siswa

Persentase Nilai Tes Akhir≥Nilai

Rata-Rata Kelas

I 74% 33%

II 81% 72.5%

Tabel 4.8

Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Skor Kemandirian Belajar Matematika≥70%

Siklus Persentase

Awal Siklus 56%

Akhir Siklus 78%

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini dipergunakan angket, dan lembar observasi pembelajaran siswa pada setiap pertemuan di siklus I dan II. Serta wawancara kepada siswa untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi, digunakan teknik triangulasi yaitu “memeriksa kebenaran hipotesis, atau konstruk/analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.”41 Validasi dengan triangulasi dilaksanakan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa, dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

Diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang dan melakukan reduksi data yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya data dan informasi yang diperoleh sesuai

41

Kunandar,Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, guru juga mewawancarai siswa. Siswa yang dipilih pada saat wawancara adalah siswa yang memiliki pretasi belajar tinggi, menengah dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang didapatkan mewakili siswa-siswi dalam kelas secara menyeluruh.

Tingkat pemahaman dan pengusaan materi dapat diketahui dengan memeriksa hasil tes akhir siklus. Soal yang dibuat sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran matematika.

C. Interpretasi Data

Proses pembelajaran Resource Based learning (RBL) pada penelitian ini, menerapkan gabungan beberapa sumber belajar seperti tutor sebaya, Lembar Kerja Siswa (LKS), media bangun datar dan berbagai sumber belajar yang mendukung seperti penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga mengintegrasikan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran dengan RBL membantu siswa melatih insiatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Siswa mulai berani mengutarakan idenya, baik berupa pertanyaan, komentar, ataupun keberanian untuk menjelaskan materi di depan kelas. Selain itu mereka juga diberikan kesempatan untuk menemukan atau mengukur sendiri. Sebenarnya siswa suka meneliti sesuatu hal yang baru. “Anak-anak juga suka meneliti dan memperluas lingkup pengamatannya atas lingkungannya yang dapat dimanfaatkan dalam membina“set” perhatiannya”.42

Pada saat pembelajaran di siklus I, masih terdapat siswa yang belum melaksanakan aktifitas yang merupakan indikator kemandirian belajar dengan baik, misalnya masih terdapat siswa yang mengobrol ataupun becanda pada saat proses pengerjaan LKS ataupun di saat temannya sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ada pula siswa yang bermain dengan sumber belajar yang ada. Hal ini mungkin dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pola pembelajaranResource Based Learning.

42

S. Nasution,Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta:

Pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui angket dengan persentase jumlah siswa yang memiliki skor kemandirian belajar matematika≥70%, di awal siklus sebesar 56% dan di akhir siklus meningkat menjadi 78%. Pada lembar observasi siswa, persentase kemandirian belajar matematika di siklus I sebesar 74% dan di siklus II meningkat menjadi 81%. Indikator yang mengalami peningkatan tertinggi adalah yakin dalam menyelesaikan masalah yaitu 56% menjadi 74%.

Hasil belajar siswa yang merupakan hasil tes akhir siklus II sudah baik dan mencapai indikator keberhasilan. Dari 18 siswa kelas VII B yang diberi tindakan melalui pembelajaran denganResource Based Learning, ada 13 siswa (72,5%) yang nilainya lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata kelas dan 5 siswa (27,5%) yang nilainya kurang dari nilai rata-rata kelas. Setelah ditelusuri ternyata 5 anak ini mempunyai kemampuan matematika yang kurang dan ada pula siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengobrol, becanda di saat temannya menjelaskan, bahkan 2 orang siswa ini pernah menggunakan sumber belajar untuk bermain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Dan pembelajaran dengan Resource Based Learningjuga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian Belajar Matematika Siswa

Proses pembelajaran RBL menerapakan gabungan beberapa sumber belajar seperti tutor sebaya, Lembar Kerja Siswa (LKS), media bangun datar dan berbagai sumber belajar yang mendukung seperti penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran dengan

RBL membantu siswa melatih kemandirian dalam belajar, meliputi: insiatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Berdasarkan hasil angket, lembar observasi dan wawancara siswa pada siklus I dan siklus II. Ternyata terlihat bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus I dan II dengan nilai rata-rata kelas terus meningkat. Indikator keberhasilan tercapai di siklus II dengan kriteria 60% dari jumlah siswa mendapat skor lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Terdapat 72,5% siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan rata-rata tes keseluruhan siswa yaitu 75. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40.

3. Kurangnya sumber belajar dalam pembelajaran matematika dapat menghambat efektifitas pembelajaran

Sumber belajar yang kurang, terkadang mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini terdapat beberapa siswa yang tidak menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Selain itu pihak sekolah juga tidak memiliki sumber belajar yang dibutuhkan. Sehingga mereka meminjam sumber belajar kepada teman yang lain. Hal ini tentunya mengganggu kegiatan belajar siswa lain dan menyebabkan waktu penyelesaian tugas bisa lebih lama. Sehingga waktu pembelajaran menjadi kurang efektif. Jadi, dalam pembelajaran matematika diperlukan sumber belajar yang memadai, agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait