• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

6. Hasil Analisis Iteman

Berfungsi 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 14 70% Tidak Berfungsi 1, 2, 4, 7, 9, 11 6 30% Total 20 100%

6. Hasil Analisis Iteman

Berdasarkan analisis butir soal UAS genap pada mata pelajaran Matematika kelas III di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang

79 menggunakan bantuan aplikasi software Iteman, dapat diketahui hasil analisis yang meliputi Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, dan Efektivitas Pengecoh.

A. Hasil analisis reliabilitas dengan menggunakan iteman

Berdasarkan analisis reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan Software Iteman, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4.2 Hasil Analisis Reliabilitas

Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui hasil analisis Reliabilitas yang menggunakan software Iteman dengan melihat Alpha, hasil analisis reliabilitas menunjukan Alpha sebesar 0,737 yang berarti reliabilitas pada butir soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester genap tahun ajaran

80 2014/2015 pada mata pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta menunjukan korelasi tinggi.

B. Hasil analisis tingkat kesukaran dengan iteman

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan Software Iteman, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4.3 Hasil Analisis Iteman Tingkat Kesukaran

Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui hasil analisis Tingkat kesukaran yang menggunakan software Iteman dengan melihat Prop Correct, hasil analisis Tingkat Kesukaran pada butir soal 1 menunjukan Prop Correct sebesar 0,989 yang berarti butir soal no 1 masuk ke dalam kriteria sangat mudah.

81 C. Hasil analisis daya beda dengan iteman

Berdasarkan analisis daya beda yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan Software Iteman, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4.4 Hasil Analisis Daya Beda

Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui hasil analisis Daya Beda yang menggunakan software Iteman dengan melihat Point Biser, hasil analisis Daya Beda pada butir soal 1 menunjukan Point Biser sebesar 0,284 yang berarti butir soal no 1 masuk ke dalam kriteria sedang.

82 D. Hasil analisis efektivitas pengecoh dengan iteman

Berdasarkan analisis efektivitas pengecoh yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan Software Iteman, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4.5 Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui hasil analisis Efektivitas Pengecoh yang menggunakan software Iteman dengan melihat Prop Endorsing, hasil analisis Efektivitas Pengecoh pada butir soal 1 menunjukan Prop Endorsing sebesar 0,989 (kunci jawaban), 0,003 (pengecoh B), 0,003 (pengecoh C) yang berarti butir soal no 1 memiliki pengecoh B dan pengecoh C yang harus diganti atau direvisi.

83 C.Pembahasan

Pembahasan akan memaparkan kesesuaian antara tiga hal yakni kajian pustaka yang telah dijabarkan di Bab II, hasil analisis data berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai lima hal yakni validitas butir soal, tingkat reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh, serta kesesuaian hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang terdahulu.

1. Validitas

Validitas yang dianalisis oleh peneliti ialah validitas isi dari butir soal UAS. Menurut Sugiyono (2012: 267) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilapokan oleh peneliti. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006: 99).

Menurut Djiwandono (2008: 164) yang menyatakan bahwa validitas adalah kesesuaian soal sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu diukur. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uno dan Koni (2012: 151)yang berpendapat bahwa validitas adalah hal yang berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang seharusnya diukur oleh suatu butir soal dan seberapa cermat soal tersebut melakukan pengukurannya.

84 Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti pada butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika kelas III SD menunjukkan dari 20 butir soal yang ada semua dinyatakan valid. Dapat disimpulkan bahwa soal yang diujikan kepada siswa SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran dan materi yang telah diajarkan selama satu semester.

Hasil penelitian mengenai validitas isi butir soal pilihan ganda yang telah dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Amalia dan Widayati (2012). Penelitian tersebut mengenai analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta memiliki hasil validitas isi yang tingkat kevalidannya tinggi. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Darini, Martha, dan Artawan (2012). Penelitian mengenai tes sumatif Bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 8 Denpasar memiliki hasil validitas isi tinggi karena penyimpangan butir-butir soal rendah.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Oktanin dan Sukirno (2015).Penelitian mengenai analisis butir soal ujian akhir mata pelajaran Ekonomi Akuntansi kelas XI IPS SMA N 1 Kalasan memiliki hasil validitas 26 soal menunjukan hasil valid sedangkan 24 soal

menunjukan hasil tidak valid sehingga soal termasuk soal yang berkualitas baik dilihat dari segi validitasnya.

Berdasarkan uraian pembahasan, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai validitas isi butir soal yang dilakukan oleh peneliti memiliki

85 kesamaan dengan tiga penelitian yang terdahulu. Persamaan ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa butir soal memiliki validitas isi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa butir soal UAS Matematika kelas III sudah sesuai dengan materi yang telah diajarkan dan tercantum dalam SK, KD, dan Indikator pembelajaran dalam satu semester.

2. Reliabilitas

Arifin (2009: 258) Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan menurut Hamzah (2012: 153) reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran, yaitu seberapa konsistensi skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya.

Endaryanto (2014: 271) juga mengemukakan bahwa reliabilitas adalah tingkat konstitensi skor yang dihasilkan apabila suatu tes digunakan secara berulang pada individu atau kelompok individe yang sama. Reliabilitas menekankan pada konstitensi skor, bukan pada tes atau instrumennya.

Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat reliabilitas menunjukkan bahwa butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Matematika kelas III memiliki koefisien tingkat reliabilitas sebesar 0.737, yang berarti bahwa soal UAS tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Hasil penelitian mengenai tingkat reliabilitas butir soal pilihan ganda yang telah dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Amalia dan Widayati (2012). Penelitian

86 tersebut mengenai analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta memiliki hasil tingkat reliabilitas yang tinggi. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Darini, Martha, dan Artawan (2012). Penelitian mengenai tes sumatif Bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 8 Denpasar memiliki hasil tingkat reliabilitas yang tinggi.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Oktanin dan Sukirno (2015).Penelitian mengenai analisis butir soal ujian akhir mata pelajaran Ekonomi Akuntansi kelas XI IPS SMA N 1 Kalasan memiliki hasil tingkat reliabilitas yang tinggi.

Berdasarkan uraian pembahasan, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai tingkat reliabilitas butir soal yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan dengan tiga penelitian yang terdahulu. Persamaan ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa butir soal memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Butir soal yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa soal tersebut menunjukkan hasil yang sama jika diujikan kembali kepada siswa yang sama pada waktu yang berlainan.

3. Tingkat Kesukaran

Menurut Miller (dalam Endaryanto dan Harumurti 2014: 261) tingkat kesukaran butir soal mengindikasikan persentase siswa yang menjawab benar butir soal yang disajikan. Sedangkan Azwar (2015: 134) berpendapat bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah perbandingan antara peserta tes yang menjawab benar pada suatu butir soal dengan

87 banyaknya peserta tes. Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kesukaran menunjukkan bahwa butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika kelas III memiliki tingkat kesukaran yang beragam. Dari 20 butir soal UAS yang ada, 6 butir soal (30%) kategori tingkat kesukaran sangat mudah, 7 butir soal (35%) kategori tingkat kesukaran mudah, 5 butir soal (25%) kategori tingkat kesukaran sedang, 1 butir soal (5%) kategori tingkat kesukaran sulit, dan 1 butir soal (5%) kategori tingkat kesukaran sangat sulit.

Hasil penelitian mengenai tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda yang telah dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Amalia dan Widayati (2012). Penelitian tersebut mengenai analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta memiliki hasil tingkat kesukaran kesukaran yang beragam. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Darini, Martha, dan Artawan (2012). Penelitian mengenai tes sumatif Bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 8 Denpasar memiliki hasil tingkat kesukaran dengan klasifikasi 16% soal mudah, soal sedang (84%), soal sulit (0%).

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Oktanin dan Sukirno (2015). Penelitian mengenai analisis butir soal akhir mata pelajaran Ekonomi Akuntansi memiliki hasil tingkat kesukaran dengan

88 klasifikasi 5 butir soal atau 10% tergolong sukar, 15 butir soal atau 30% tergolong sedang, dan 30 butir soal atau 60% tergolong mudah.

Berdasarkan uraian pembahasan, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai tingkat kesukaran butir soal yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan dengan tiga penelitian yang terdahulu. Menurut Sri Wahyunu, (2012: 51) proporsi soal yang seimbang mudah 30%, sedang 50%, sukar 20%. Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan tiga penelitian terdahulu menunjukkan bahwa butir soal tidak memiliki tingkat kesukaran yang seimbang. Tingkat kesukaran butir soal belum sesuai dengan proporsi yang telah ditetapkan.

4. Daya Pembeda

Tingkat daya beda yaitu kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang memiliki prestasi belajar tingi atau kelompok atas dan siswa yang prestasi belajarnya rendah atau kelompok bawah. Menurut Arikunto (2012: 226) daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai atau memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang kurang pandai. Secara kuantitatif, analisis daya beda menggunakan angka yang disebut indeks diskriminasi. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Uno dan Koni (2012: 177) yang menyatakan bahwa daya pembeda adalah pengkajian butir-butir soal yang dimaksudkan untuk mengetahui kesanggupan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong tidak mampu.

Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui daya pembeda yang menunjukkan bahwa butir

89 soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika kelas III memiliki daya pembeda yang beragam. Dari 20 butir soal yang ada, 9 butir soal (45%) daya pembeda sangat baik, 6 butir soal (30%) daya pembeda cukup baik, 4 butir soal (20%) daya pembeda sedang, 1 butir soal (5%) daya pembeda jelek. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa butir soal UAS UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika kelas III merupakan soal yang berkualitas baik dari segi daya pembedanya karena soal dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah.

Hasil penelitian mengenai daya pembeda butir soal pilihan ganda yang telah dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Amalia dan Widayati (2012). Penelitian tersebut mengenai analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta memiliki hasil daya pembeda yang beragam. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Darini, Martha, dan Artawan (2012). Penelitian mengenai tes sumatif Bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 8 Denpasar memiliki hasil daya pembeda 1 butir soal (2%) daya bedanya sangat baik, 6 butir soal (12%) daya bedanya baik, 29 butir soal (58%) daya bedanya kurang baik, dan 1 soal (2%) daya bedanya tidak baik/perlu diganti.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Oktanin dan Sukirno (2015). Penelitian mengenai analisis butir soal akhir mata pelajaran Ekonomi Akuntansi memiliki hasil analisis daya pembeda 33 butir soal atau 66% daya pembeda jelek, 11 butir soal atau 22% memiliki

90 daya pembeda cukup, 3 butir soal atau 6% memiliki daya pembeda baik, dan 3 butir soal atau 6% memiliki daya pembeda tidak baik.

Berdasarkan uraian pembahasan, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai daya pembeda butir soal yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan dengan tiga penelitian yang terdahulu. Persamaan ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa butir soal memiliki daya pembeda beragam, yakni baik, sedang, dan jelek. Soal yang memiliki daya pembeda jelek perlu direvisi atau diganti karena soal tersebut tidak dapat membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.

5. Efektivitas Pengecoh

Sudijono (2006: 409) menyatakan bahwa pengecoh adalah jawaban-jawaban yang salah, kecuali kunci jawaban-jawaban soal tersebut. Pengecoh digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban soal. Menurut Miller (dalam Endaryanto, 2014: 270) sebuah pilihan jawaban pada soal pilihan ganda dikatakan sebagai pengecoh yang baik apabila lebih banyak siswa pada kelompok bawah memilih pilihan jawaban tersebut daripada siswa kelompok atas. Jadi, pilihan jawaban tersebut mampu membedakan antara siswa pada kelompok atas dan siswa pada kelompok bawah. Hal ini berbeda pada pilihan jawaban yang benar dimana lebih banyak siswa pada kelompok atas yang memilih jawaban tersebut dibandingkan siswa pada kelompok bawah.

Menurut Arifin (2009: 279) efektivitas pengecoh yang baik adalah bila peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati dengan jumlah ideal. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Uno dan Koni

91 (2012: 180) yang berpendapat bahwa kriteria efektivitas pengecoh yang baik adalah apabila pengecoh tersebut dipilih oleh sedikitnya 5% dari peserta tes.

Hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui efektivitas pengecoh yang menunjukkan bahwa butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika kelas III memiliki 14 butir soal (70%) pengecoh dapat berfungsi dan 6 butir soal (30%) pengecoh tidak dapat berfungsi.

Hasil penelitian mengenai efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda yang telah dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Amalia dan Widayati (2012). Penelitian tersebut mengenai analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta memiliki hasil efektivitas pengecoh yang beragam. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Darini, Martha, dan Artawan (2012). Penelitian mengenai tes sumatif Bahasa Indonesia kelas VIII SMPN 8 Denpasar memiliki hasil efektivitas pengecoh dari 50 soal, ada 49 butir-butir soal yang pengecohnya sudah berfungsi dengan efektif, dan 1 butir soal pengecohnya tidak berfungsi dengan efektif.

Berdasarkan uraian pembahasan, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai efektivitas pengecoh butir soal yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan dengan tiga penelitian yang terdahulu. Persamaan ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semua pengecoh butir soal belum berfungsi dengan efektif.

92 BAB V

PENUTUP

Bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbaatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Bagian kesimpulan ini menunjukan hasil peneliltian yang menjawab hipotesis peneliian. Selanjutnya, bagian saran berisi saran untuk penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Hasil analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok, menunjukkan bahwa:

1. Butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok memiliki 20 butir soal (100%) yang dinyatakan valid ditinjau dari validitas isi. 2. Soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata

pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok memiliki tingkat reliabilitas tinggi ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0.737

3. Butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok memiliki tingkat kesukaran yang beragam yaitu terdapat 6 butir soal (30%)

93 sangat mudah, 7 butir soal (35%) mudah, 5 butir soal (25%) sedang, 1 butir soal (1%) sukar, 1 butir soal (1%) sangat sukar .

4. Butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Matematika kelas III SD di Kecamatan Depok memiliki daya pembeda yang bervariasi. Terdapat 9 butir soal dengan daya pembeda sangat baik (45%), 6 butir soal cukup baik (30%), 4 butir soal sedang (20%), 1 butir soal jelek (5%). 5. Soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran

2014/2015 mata pelajaranMatematika kelas III SD di Kecamatan Depok memiliki 14 butir soal (70%) dengan pengecoh dapat berfungsi. Terdapat 6 butir soal (30%) dengan pengecoh yang tidak berfungsi.

Dokumen terkait