• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Karakter Siswa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis

4.1.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik dan Afektif .1 Hasil Belajar Psikomotorik

4.1.3.3 Hasil Analisis Karakter Siswa

Nilai karakter yang diharapkan muncul dalam pembelajaran dengan metode diskusi ada tujuh yaitu bekerjasama, rasa ingin tahu, tanggung jawab, kritis, percaya diri, demokratis dan terampil. Hasil analisis statistik deskriptif variabel penerapan pendidikan karakter dapat dilihat bahwa frekuensi variabel pendidikan karakter kurang sebanyak 0 siswa (0%), cukup sebanyak 6 siswa (27%), baik sebanyak 14 siswa (64%), dan sangat baik sebanyak 2 siswa (9%). Deskripsi presentasi hasil analisis karakter yang ditanamkan disajikan dalam Tabel 4.11 dan deskripsi skor masing-masing untuk setiap nilai karakter disajikan dalam Tabel 4.12. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30.

Tabel 4.11 Presentase Hasil Analisis Karakter Kriteria Rentang Skor Jumlah siswa Presentase

Kurang 7 – 12 0 0%

Cukup 13 – 17 6 27%

Baik 18 – 22 14 64%

Tabel 4.12 Skor Masing- masing NilaiKarakter Selama Diskusi Nilai Karakter Jumlah Skor Kriteria

Bekerjasama 60 Baik

Rasa Ingin Tahu 60 Baik

Tanggung Jawab 59 Baik

Kritis 55 Cukup

Percaya Diri 63 Baik

Demokrasi 52 Cukup

Terampil 59 Baik

Tabel 4.13 Karakter yang Muncul dalam Diskusi Karakter

Kategori Pencapaian

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % Bekerjasama 0 0% 6 27% 15 68% 1 5%

Rasa ingin tahu 0 0% 10 46% 8 36% 4 18%

Tanggungjawab 1 5% 7 32% 13 45% 2 9% Kritis 0 0% 10 46% 12 54% 0 0% Percaya diri 0 0% 7 32% 11 50% 4 18% Demokratis 2 9% 11 50% 8 36% 1 5% Terampil 2 9% 8 36% 7 32% 5 23% 1. Bekerjasama

Bekerjasama termasuk dalam nilai karakter bersahabat/ komunikatif (Tabel 2.1). Dalam diskusi, bekerjasama dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam penyelesaian tugas dalam kelompoknya. Misalnya saja pada waktu kelompoknya mendapatkan giliran untuk menyampaikan hasil diskusi, ketika ada pertanyaan, masing- masing dari anggota kelompok mencari jawaban yang paling benar/mendekati. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, rata-rata nilai karakter bekerjasama yang muncul sebesar 68% dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.15.

Tabel 4.14 Presentase Nilai Karakter Bekerjasama

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter bekerjasama yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 60 yang termasuk dalam kategori baik. Data analisis nilai karakter bekerjasama selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

2. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu yang muncul dalam pembelajaran dengan metode diskusi dapat dilihat dari hasil laporan yaitu dengan mencantumkan jumlah sumber mendapatkan informasi.Semakin banyak siswa mencantumkan sumbermendapatkan informasinya, nilai rasa ingin tahu yang dimiliki lebih besar, karena semakin penasaran (ingin tahu) dengan tugas yang diberikan guru kepadanya, siswa akan lebih banyak lagi mencari jawaban yang diperlukannya sebanyak mungkin. Pencarian informasi yang diinginkan siswa dapat berasal dari internet (browsing dan googling), dari buku pegangan yang dia punya, bahkan dari bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih tahu dan mengerti (siswa lainnya, kakak kelas, guru). Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai rasa ingin tahu yang muncul yaitu sebesar 68% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.15.

Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 0 0%

Cukup 6 27%

Baik 15 68%

Tabel 4.15 Presentase Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 0 0%

Cukup 10 46%

Baik 8 36%

Sangat Baik 4 18%

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter rasa ingin tahu yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 60 yang termasuk dalam kategori baik. Data analisis nilai karakter rasa ingin tahu selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab yang muncul dalam pembelajaran dengan metode diskusi dapat dilhat dari penyelesaian tugas yang diberikan, baik secara individu maupun kelompok. Seorang siswa yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi akan menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik dan lengkap serta tidak hanya menggantungkan kepada temannya yang lain. Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai tanggungjawab yang muncul yaitu sebesar 67% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Presentase Nilai Karakter Tanggung Jawab Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 1 5%

Cukup 7 32%

Baik 13 54%

Sangat Baik 2 9%

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter tanggungjawab yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 59 yang termasuk dalam kategori baik. Data

analisis nilai karakter tanggungjawab selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

4. Kritis

Nilai karakter kritis disini dapat dimasukkan kedalam nilai karakter kerja keras (Tabel 2.1). Sikap kritis yang dapat dilihat selama diskusi yaitu dengan keterlibatan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Semakin banyak pertanyaan yang diajukan, bearti siswa memiliki sikap kritis yang tinggi pula. Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai kritis yang muncul yaitu sebesar 62,5% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Presentase Nilai Karakter Kritis Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 0 0%

Cukup 10 46%

Baik 12 54%

Sangat Baik 0 0%

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter kritis yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 55 yang termasuk dalam kategori cukup. Data analisis nilai karakter kritis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

5. Percaya diri

Nilai karakter percaya diri disini dapat dikategorikan kedalam nilai karakter mandiri (Tabel 2.1). Sikap percaya diri yang dapat dilihat selama diskusi yaitu berani tidaknya siswa berpendapat mengenai apa yang sedang dibahas. Kriteria yang diukur yaitu siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi akan bersedia menyampaikan pendapatnya tanpa disuruh dan dibantu oleh teman sekelompoknya. Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai percaya diri

yang muncul yaitu sebesar 71,6% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Presentase Nilai Karakter Percaya Diri Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 0 0%

Cukup 7 32%

Baik 11 50%

Sangat Baik 4 18%

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter percaya diri yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 63 yang termasuk dalam kategori baik. Data analisis nilai karakter percaya diri selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

6. Demokratis

Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai secara sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Nini dalam Kurniawan, 2013: 145). Nilai demokratis dapat muncul dalam pembelajaran dengan metode diskusi (Kurniawan, 2013: 147). Melalui sebuah diskusi akan terpupuk nilai-nilai demokrasi karena pelaksanaan diskusi sangat memungkinkan siswa berinteraksi dengan siswayang lain, belajar mengemukakan pendapatnya, menghargai setiap pendapat, dan tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Berdasarkan hasil analisis data, nilai demokrasi yang muncul sebesar 59%. Nilai demokratis yang muncul dapat dilihat dari bisa tidaknya siswa menerima pendapat, kritik serta saran dari peserta diskusi yang lainnya. Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai demokratis yang muncul yaitu sebesar 59% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Presentase Nilai Karakter Demokratis Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 2 9%

Cukup 11 50%

Baik 8 36%

Sangat Baik 1 5%

(Sumber: data yang diolah)

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter demokratis yang telah dilakukan, diperoleh skor sebesar 52 yang termasuk dalam kategori cukup. Data analisis nilai karakter demokratis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

7. Terampil

Terampil disini dapat dikategorikan kedalam karakter kreatif (Tabel 2.1). nilai karakter terampil dapat ditunjukkan dengan tepat atau tidaknya siswa dalam menerapkan konsep maupun prinsip serta rumus- rumus yang digunakan dalam penyelesaian permasalahn konsep mol dan konsep mol yang didapatkan setelah kegiatan diskusi berlangsung. Terampil ini digunakan untuk mengerjakan soal- soal yang diberikan oleh guru, baik soal- soal untuk tugas individu maupun soal sebagai tugas kelompok. Berdasarkan analisis data, rata- rata nilai karakter terampil yang muncul yaitu sebesar 67% dengan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Presentase Nilai Karakter Terampil Kategori Jumlah Siswa Presentase

Kurang 2 9%

Cukup 8 36%

Baik 7 32%

Sangat Baik 5 23%

Berdasarkan hasil analisis nilai karakter terampil yang sudah dilakukan, diperoleh skor sebesar 59 yang termasuk dalam kategori baik. Data analisis nilai karakter terampil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April sampai dengan 29 Mei 2014 di SMK Assalamah Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kimia berbasis teknologi informatika dan karakter terhadap pencapaian kompetensi pada siswa SMK pokok bahasan konsep mol dan konsep mol. Teknologi informatika yang dimaksudkan yaitu pemanfaatan internet sebagai Sumber mendapatkan informasi. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu diskusi. Pembelajaran dilaksanakan dalam 7 pertemuan. Pembelajaran dimulai dengan pretespada pertemuan ke-1, untuk mengetahui keadaan awal kelas sebelum diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Pada pertemuan ke-2 sampai ke-6 dilaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode diskusi. Pertemuan ke-7 dilaksanakan postes untuk mengukur keberhasilan pembelajaran setelah diberi perlakuan.

Setiap pertemuan siswa dituntut untuk bekerjasama dengan masing- masing kelompoknya dengan cara berdiskusi. Siswa juga dituntut untuk mencari materi yang dibutuhkannya dengan cara memanfaatkan internet sebagai Sumber belajar dengan mencantumkan sumber-sumbernya. Kelompok bersifat permanen selama penelitian, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan kelas dan

meningkatkan kemampuan kerjasama karena siswa sudah saling mengenal dan sudah terbiasa dengan cara belajar teman-teman satu kelompok.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa data nilai pretesberdistribusi normal. Pada uji normalitas data postes, juga didapatkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini berarti data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal dan analisis data selanjutnya yang digunakan yaitu statistik parametrik.

Keefektifan pembelajaran yang ingin diketahui dapat dilihat dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa diamati melalui lembar observasi. Pengamatan dilakukan oleh temannya sendiri, yaitu teman satu kelompoknya secara bergiliran sehingga satu anak diamati oleh 4 siswa yang berbeda setiap pertemuannya. Hasil belajar kognitif diperoleh dari data postes yang berupa tes soal polihan ganda berjumlah 20 soal.

Berdasarkan olah data, nilai rata- rata hasil belajar afektif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 31. Nilai Karakter yang diamati ada tujuh, yaitu aktif, bekerjasama, rasa ingin tahu, tanggungjawab, kritis, percaya diri, demokratis dan terampil. Sedangkan keterampilan sosial yang diamati yaitu aktif mengemukakan pendapat, memperhatikan penjelasan orang lain, berpartisipasi dalam diskusi dan menyelesaikan tugas kelompok.Nilai karakter siswa akan dibahas lebih mendalam karena saat ini nilai karakter dimasukkan kedalam kurikulum.Masuknya nilai-nilai karakter kedalam pendidikan di sekolah sangatlah penting karena ini merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kemorosotan

karakter dan sekolah memiliki peran yang sangat urgen dalam pendidikan karakter seorang siswa (Kurniawan, 2013). Ini diperkuat oleh Marzuki (2013) yang menyebutkan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pemuatan nilai-nilai karakter dalam semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan olah data penilaian karakter dapat disimpulkan bahwa dari tujuh karakter, terdapat lima karakter yang termasuk dalam kategori baik dan dua nilai karakter termasuk dalam kategori cukup. Lima karakter yang termasuk dalam kategori baik yaitu bekerja sama, rasa ingin tahu, tanggung jawab, percaya diri, dan terampil. Dua karakter yang termasuk dalam kategori cukup yaitu kritis dan demokratis.

Nilai karakter bekerjasama ditunjukkan dengan perilaku siswa selama diskusi dengan kelompoknya masing-masing, apakah siswa membantu memecahkan masalah yang diberikan atau hanya diam saja dan menggantungkan hasil akhirnya kepada teman-teman sekelompoknya yang lain. Nilai karakter demokratis ditunjukkan dengan keterbukaan siswa dalam menanggapi pendapat, saran dan kritik dari anggota kelompoknya maupun dari kelompok lain. Nilai karakter terampil ditunjukkan dengan tepat tidaknya siswa menerapkan konsep, prinsip, serta rumus- rumus yang didapatkan setelah diskusi berlangsung kedalam soal yang diberikan oleh guru. Nilai karakter percaya diri ditunjukkan dengan malu tidaknya siswa mengemukakan pendapat, saran, kritik serta pertanyaan yang belum dimengertinya. Selain itu, percaya diri juga melatih keterampilan berbicara siswa. Ini sejalan dengan pendapat Fani (2011) yang menyatakan diskusi

meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang dapat dilihat melalui sesi tanya jawab selama diskusi.

Marsiti (2008) menyebutkan bahwa penerapan metode diskusi dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa lebih memahami materi yang diajarkan, terlatih untuk mencari referensi, memecahkan masalah, dan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Berdasarkan pendapat Marsiti diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua nilai karakter yang muncul yaitu nilai karakter kritis yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa dan nilai karakter rasa ingin tahu ditunjukkan dengan banyaknya Sumber yang dicantumkan pada laporan hasil diskusi. Nilai karakter tanggungjawab ditunjukkan dengan terselesaikannya tugas-tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas individu maupun tugas kelompok.

Penanaman nilai karakter dengan metode dikusi dapat dikatakan berhasil dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Ini terlihat darinilai-nilai karakter yang muncul selama pembelajaran berlangsung berada dalam kategori baik. Hal ini dilihat dari hasil rata-rata dari kedelapan nilai karakter yang muncul, masing-masing berada pada kategori baik. Nilaikarakter rasa ingin tahu, percaya diri, dan terampil merupakan nilai-nilai karakter yang muncul dengan sangat baik selama diskusi berlangsung. Ini dapat dilihat dari jumlah siswa dengan karakter yang sangat baik.

Metode diskusi yang digunakan dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Ini sejalan dengan penelitian Hasiah (2013) yang menyebutkan bahwametode diskusi kelompok memberi pengaruh yang tinggi terhadap aktivitas

siswa khususnya dalam hal aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa sehinggadiharapkan dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa melalui diskusi.Metode dikusi digunakan pada setiap pertemuan dimaksudkan agar nilai-nilai karakter yang muncul benar-benar tertanam pada siswa. Ini sesuai dengan penelitian Depiyanti (2012) yang menyebutkan bahwa metode pembiasaan dan pengalaman secara langsung menjadi metode utama dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Ini sejalan dengan penelitian Sumarno (2013) yang menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang ditanamkan pada diri seseorang. Sedangkan penelitian Winarni (2013) menyatakanbahwa model Nested dapat digunakan untuk mengintegrasikan beberapa keterampilan belajar: keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir, juga

soft skill (keterampilan yang berkaitan perilaku berkarakter).

Penilaian aspek psikomotorik siswa terdiri atas penilaian diskusi siswa dan penilaian sikap psikomotorik selama diskusi berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh, penilaian sikap psikomotorik siswa termasuk dalam kategori baik, sedangkan untuk diskusi termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian diskusi menunjukkan bahwa dari sembilan aspek diskusi yang diamati, tujuh aspek termasuk dalam kategori sangat baik dan dua aspek yang termasuk dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa diskusi berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi lain halnya dengan penilaian psikomotorik siswa yang hanya termasuk dalam kategori baikyang menunjukkan bahwa dari lima aspek psikomotorik siswa yang diamati selama diskusi terdapat empat aspek dalam kategori baik dan satu aspek

dalam kategori cukup. Perbedaan hasil penilaian ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan metode diskusi.

Penilaian aspek psikomotorik yang pertama dinilai yaitu persiapan materi dan bahan diskusi siswa. Materi dan bahan diskusi ini diperoleh melalui pemanfaatan internet sebagai sumber mendapatkan informasi. Pemanfaatan internet juga dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa. Nilai karakter yang dapat ditanamkan diantaranya rasa ingin tahu, bekerjasama, tanggungjawab, kritis, dan percaya diri. Rasa ingin tahu diterapkan dengan pemberian tugas untuk mencari materi diskusi sendiri pada setiap akhir pertemuan pembelajaran sebagai tugas dirumah . Ini sejalan dengan pendapat Mukhtar dan Iskandar (2012) yaitu pembelajaran dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar diharapkan mampu mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah pengetahuan serta wawasan siswa, dan mendidik siswa untuk belajar secara otodidak yang hasilnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Pemberian tugas untuk mencari materi dapat melatih rasa tanggungjawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Sehingga, akan terlihat mana siswa yang bertanggungjawab atau tidak berdasarkan hasil dari tugasnya. Materi yang didapatkan oleh siswa dapat menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi pembelajaran dan lebih percaya diri saat diskusi berlangsung karena sudah mempunyai informasi yang dia butuhkan. Hasil yang diharapkan dalam pemanfaatan internet sebagai sumber pencarian informasi yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

diantaranya Riyanto (2012) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan internet dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh dengan prestasi belajar siswa. Pemanfaatan internet juga menjadikan siswa lebih cakap teknologi, akan tetapi bukan siswa saja yang ditekankan untuk cakap teknologi melainkan seorang guru harus lebih pandai lagi daripada siswanya. Ini sejalan dengan hasil penelitian Surjono dan Gafur (2010) yang menyebutkan pemanfaatan internet juga harus diimbangi dengan SDM yang tinggi dari guru.

Aspek kedua yang diamati yaitu kerjasama. Kerjasama termasuk dalam nilai karakter bekerjasama. Ini dilihat dari keterlibatan siswa selama diskusi berlangsung. Aspek ketiga yang diamati yaitu menyimpulkan hasil diskusi. Karakter yang dapat dilihat dari sini yaitu kerjasama, dengan bekerjasama siswa dapat bertukar pikiran sehingga lebih mudah dalam menyimpulkan hasil diskusi. Aspek keempat yaitu mengkomunikasikan hasil diskusi. Pada aspek keempat ini, karakter yang dapat dilihat yaitu percaya diri. Siswa dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik. Aspek terakhir yang diamati yaitu pengumpulan laporan akhir. Pada aspek ini karakter yang dapat diamati yaitu bertanggungjawab. Siswa yang bertanggungjawab akan mengumpulkan laporan tepat waktu.

Pembelajaran berbasis TIK dengan metode diskusi dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa. Ini dapat terlihat dari banyaknya siswa yang berada pada interval 20–25dengan kategori baik yakni 14 siswa dari 22 siswa. Hal tersebut terbukti dari banyaknya indikator yang tercapai dari nilai-nilai karakter muncul sehingga siswa menjadi lebih berkarakter selama pembelajaran dengan

metode diskusi berbasis teknologi informasi.Ini sejalan dengan penelitian Mustaqim (2013) yang menyatakan bahwa penerapan pendidikan karakter berpengaruh terhadap perkembangan perilaku akademik siswa, yaitu menjadi lebih berkarakter dan pengaruh yang terjadi merupakan pengaruh positif sehingga perilaku akademik siswa menjadi lebih berkarakter. Sukirno (2013) menyatakan bahwa hasil pengkajian menunjukkan bahwa pitutur luhur memengaruhi perilaku peserta didik menjadi lebih berkarakter. Benninga et al (2003) menyatakan bahwa sekolah-sekolahmenanganikarakterpendidikan siswamereka dalamserius, secara terencanacenderungjugamemilikinilai prestasiakademik yang lebih tinggi.

Hasil analisis angket tanggapan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran kimia berbasis TIK dan karakter dengan menggunakan metode diskusi dikatakan berhasil. Siswa menyatakan bahwa: (a) merasa senang, termotivasi, menjadi lebih aktif, dan percaya diri ; (b) membaca dari berbagai sumber sangatlah penting ; (c) dapat lebih terbuka untuk menerima pendapat orang lain.

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes dengan bentuk soal tes pilihan ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil olah data diperoleh rata-rata nilai pretes dan postes yaitu sebesar 34,5 dan 79,1, sehingga selisih nilai postes dan pretes (gain) sebesar 45,5. Ketuntasan hasil belajar klasikal yaitu sebesar 20 siswa mendapatkan nilai tuntas dari 22 siswa. Rata-rata skor hasil belajar psikomorik, diskusi, dan afektif berturut- turut yaitu sebesar 13, 18 dan 31 dengan kategori tinggi. Peningkatan hasil belajar yang diitung dengan ujiN- Gaindapat dikategorikan cukup yaitusebesar 0,68 setelah diberikan pembelajaran dengan metode diskusi yang memanfaatkan internet sebagai

sumbermencari informasi. Peningkatan hasil belajar terjadi secara signifikan yaitu sebesar 9,37.

Indikator keefektifan pembelajaran pada penelitian ini ditinjau dari aspek : (1) Rata-rata hasil belajar kognitif diatas batas nilai minimal yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70, (2) Proporsi ketuntasan belajar siswa telah memenuhi proporsi ketuntasan belajar klasikal sebanyak 85% atau sekurangnya 18 dari 22 siswa, (3) Rata-rata skor psikomotorik dan afektif kelas dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil olah data, didapatkan bahwa: (1) rata-rata hasil belajar kognitif sebesar 79,1, (2) terdapat 20 siswa tuntas dari 22 siswa, (3) rata-rata skor psikomotorik siswa dalam kategori tinggi yaitu sebesar 13 dan 21.Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran efektif terhadap hasil belajar siswa. Keefektifan ini dapat dilihat dari masing- masing indikator keefektifan yang tercapai.Ini sejalan dengan penelitian Rahman et al(2011) yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih efektif daripada metode ceramah sehingga gurudapat memilihmetode diskusidalam pengajaran.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengalami hambatan–hambatan, di antaranya:

1) Pada awal-awal diterapkan pembelajaran, siswa kurang aktif untuk bertanya atau berpendapat,

2) Tidak sesuainya jadwal pertemuan yang direncanakan karena terhambat libur nasional. Pertemuan dilakukan pada hari kamis seminggu satu kali, akan tetapi pada bulan Mei terdapat tiga hari libur nasional untuk hari kamis, sehingga jadwal pertemuan yang dijadwalkan tidak sesuai.

Cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut sebagai berikut:

1) Untuk mengatasi hambatan pertama, guru memotivasi siswa agar siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran (terutama pada saat presentasi hasil diskusi kelas). Karena dengan aktif menyampaikan gagasan, pendapat, pertanyaan, atau sanggahan maka dapat memperkaya ide-ide mereka.

2) Untuk mengatasi hambatan kedua, peneliti menggunakan jam mata pelajaran IPA karena guru pengampunya sama sehingga jam pertemuan yang direncanakan dapat terpenuhi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis TIK dan karakter menggunakan metode diskusi efektif terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil belajar kimia meningkat pada kompetensi konsep mol. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan yaitu nilai karakter bekerjasama, tanggungjawab, rasa ingin tahu, kritis, percaya diri, demokratis, terampil.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia berbasis TIK dan karakter dengan menggunakan metode diskusi efektif terhadap hasil belajar pada pencapaian kompetensi konsep mol, dengan kategori keefektifan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kognitif sebesar 79,1 yang diatas nilai KKM sebesar 70 dengan ketuntasan klasikalsebanyak 20 tuntasdari 22 siswa. Rata- rata skor diskusi, psikomotorik, dan afektif berturut- turut sebesar 18, 13, dan 31.Rata-rata skor karakter yang muncul sebesar 21. Peningkatan hasil belajarN- Gain sebesar 0,68 yang termasuk

Dokumen terkait