• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian

4.2.1.1 Hasil Analisis Variasi Mengajar

Variasi dalam mengajar dianggap penting untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan pada siswa. Menurut Hasibuan (2012:64) variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan, secara keseluruhan variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori baik dengan perolehan skor rata-rata sebesar 80,57. Dari 95 responden, sebanyak 42% (40 siswa) menganggap variasi mengajar guru sangat baik, dan 58% (55 siswa) menganggap variasi mengajar guru baik. Hal tersebut didukung pula dengan hasil observasi dengan skor rata-rata 75,78 dan wawancara yang dilakukan peneliti menunjukkan variasi mengajar guru dalam kategori baik. Variasi

mengajar guru dalam kategori baik karena dianggap telah memenuhi indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, perubahan posisi, variasi penggunaan alat bantu dan variasi pola interaksi.

Apabila dilihat pada setiap indikator, variasi suara guru dengan skor rata-rata angket 89,01 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator variasi suara guru termasuk dalam kategori sangat baik. Ditunjukkan dengan guru selalu memvariasikan suaranya pada saat proses pembelajaran. Suara guru terdengar jelas pada saat menjelaskan, guru juga menjelaskan materi dengan lancar dan tidak terbata-bata, kecepatan bicara guru pada saat menjelaskan juga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hasil tersebut sesuai dengan tolok ukur variasi suara yang diungkapkan Sardiman (2012:202-203) menyatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian suara ialah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara dan kelancaran bicara.

Indikator pemusatan perhatian siswa dengan perolehan skor rata-rata angket 86,75 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator pemusatan perhatian siswa yang dilakukan guru termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang selalu berusaha menarik perhatian siswa agar memperhatikan penjelasan dari guru. Pemusatan perhatian siswa yang dilakukan guru terlihat dari bagaimana guru menarik perhatian siswa dengan perkataan lisan maupun

dengan berbagai perbuatan yang dilakukan. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Anitah (2008:7.41) yang menyatakan bahwa pemusatan perhatian dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya.

Indikator kesenyapan dengan perolehan skor rata-rata angket 77,50 didukung skor observasi 84,37 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator kesenyapan termasuk dalam kategori baik. Hasibuan (2012:66) menyatakan bahwa pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan guru yang sering memberikan waktu senyap saat pembelajaran berlangsung. Pemberian waktu senyap dilakukan guru saat kelas mulai tidak kondusif dan pada saat akhir penjelasan materi untuk memberi waktu apabila ada siswa yang ingin mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami.

Indikator mengadakan kontak pandang dengan perolehan skor rata- rata angket 89,64 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator mengadakan kontak pandang termasuk dalam kategori sangat baik. Menurut Usman (2013:85) kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru selalu mengadakan kontak pandang secara menyeluruh kepada siswa-siswanya. Pandangan guru

pada saat pembelajaran merata ke semua siswa dan tidak membeda-bedakan antara siswa satu dengan siswa yang lain.

Indikator gerakan badan dan mimik dengan perolehan skor rata-rata angket 82,36 didukung skor observasi 78,12 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator gerakan badan dan mimik termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang selalu memvariasikan gerakan badan dan mimik wajahnya menyesuaikan materi saat pembelajaran berlangsung. Guru senantiasa menunjukkan semangat dalam mengajar, dan guru juga menjelaskan materi disertai gerakan-gerakan yang membantu memperjelas penjelasan materi seperti mengangkat tangan atau menunjuk suatu benda. Sesuai dengan pendapat Usman (2013:85) yang menyatakan bahwa variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi.

Indikator perubahan posisi guru dengan perolehan skor rata-rata angket 68,81 didukung skor observasi 65,62 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator perubahan posisi guru termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang sering melakukan perubahan posisi pada saat mengajar. Perubahan posisi guru dilakukan pada saat menjelaskan materi guru tidak hanya di depan kelas, kadang juga dengan berjalan, duduk di kursi guru, atau mendekat ke siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Anitah (2008:7.43) yang menyatakan bahwa sebagai seorang guru, selama mengajar guru tidak seharusnya terpaku di satu tempat.

Indikator variasi penggunaan alat bantu pengajaran dengan perolehan skor rata-rata angket 66,57 didukung skor observasi 59,37 dan hasil wawancara menunjukkan bahwa indikator variasi penggunaan alat bantu pengajaran termasuk dalam kategori baik. Menurut Hasibuan (2012:66) variasi di dalam setiap jenis media atau variasi antarjenis media perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Berkaitan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru sering menggunakan alat bantu pengajaran pada saat mengajar di kelas. Penggunaan alat bantu yang dilakukan guru, meskipun dalam kategori baik namun pelaksanaannya masih belum optimal karena alat bantu yang digunakan masih terbatas.

Indikator variasi pola interaksi dengan perolehan skor rata-rata angket 66,97 didukung skor observasi 56,25 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator variasi pola interaksi termasuk dalam kategori baik. Menurut Aqib (2013:87) pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru sering memvariasikan pola interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru terlihat sudah berusaha untuk melakukan pembelajaran dua arah dengan melibatkan partisipasi siswa. Pola interaksi yang sudah dilakukan guru yang lain yaitu dengan menerapkan pembelajaran berkelompok untuk melatih kerja sama siswa.

Dengan adanya variasi mengajar yang dilakukan guru akan dapat memberikan semangat belajar bagi siswa. Variasi mengajar yang direspon baik oleh siswanya akan membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti

proses pembelajaran sehingga akan mampu menumbuhkan sikap positif terhadap guru serta dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa.

4.2.1.2 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus

Dokumen terkait