• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

4) Hasil Belajar Afektif

Observasi hasil belajar ranah afektif siswa dilakukan oleh observer. Pada saat siswa mulai pembelajaran kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok masing-masing hingga proses diskusi kelompok berlangsung sampai selesainya presentasi kelompok. Adapun hasil pengamatan beberapa kelompok sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Afektif Siswa Siklus I

B

Berdasarkan hasil observasi seperti pada tabel diatas, pada siklus I sebanyak 9 siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 40,90%, kemudian 13 siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 59,09%.

Kategori Aktivitas

Siswa Jumlah Siswa Persentase

Sangat Rendah - -

Rendah - -

Sedang - -

Tinggi 9 40,90%

63

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi tindakan dilakukan untuk mendiskusikan hasil observasi dan evaluasi siklus I. Berdasarkan observasi dan evaluasi diperoleh persentase motivasi awal siswa 95,44%. Hasil tesebut menunjukkan bahwa siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan sudah memiliki motivasi yang cukup baik sebelum pelaksanaan tindakan. Kemudian untuk hasil pre test sebelum tindakan menunjukan hasil kognitif siswa dengan nilai rata-rata 17,5 atau 0% yang mencapai KKM. Hasil ini menunjukkan bahwa secara kemampuan awal siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan belum maksimal pada materi Biologi Gerak Pada Tumbuhan.

Untuk hasil belajar kognitif setelah tindakan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 58,75 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 18,18%. Hal ini belum memenuhi target yaitu 75% tuntas. Hasil belajar ranah afektif pada siklus I diperoleh 22 siswa dengan persentase kategori minimal tinggi sebanyak 40,90% dan 59,09% dalam kategori sangat tinggi. Persentase tersebut sudah memenuhi target penelitian.

Dalam proses tindakan siklus I terdapat beberapa kendala yaitu masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang memperhatikan, beberapa juga ada yang bermain sendiri ketika diskusi dilaksanakan dan ketika penjelasan diberikan. Guru bidang studi memberikan evaluasi pada pertemuan pertama untuk lebih tegas menegur siswa jika

siswa tidak serius memperhatikan, pada pertemuan berikutnya di siklus I peneliti melakukan saran yang diberikan guru bidang studi, namun tetap saja siswa mengulangi hal yang sama kembali. Kemudian waktu untuk mengajarkan materi secara lengkap dirasa masih kurang.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Awal (Planning)

Pada umumnya tahap perencanaan pada siklus II hampir sama seperti pada tahap perencanaan siklus I, yang membedakan hanyalah perubahan anggota kelompok dan jumlah anggota kelompok yang semula di siklus I dipilih oleh siswa sendiri sedangkan di siklus II ini anggota kelompok didalam diskusi dipilih oleh guru. Hal ini dilakukan agar siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih dapat menyebar, siswa juga dapat bekerja secara kooperatif dengan teman lainnya selain dengan teman yang akrab saja dan mengurangi ketidakseriusan dalam kelompok, selain itu siswa juga dilatih untuk bekerja pada suasana yang baru. Pada siklus II peneliti membagi siswa dalam 6 kelompok dengan anggota yang berbeda.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti bertindak sebagai guru didampingi oleh observer yang mengamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tahap awal peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran maupun instrumen pengambilan data yang akan digunakan selama

65

tindakan. Peneliti menyapa siswa dan mengecek siapa yang tidak hadir dengan melakukan presensi terlebih dahulu. Sembari peneliti melakukan presensi, teman-teman observer membantu peneliti untuk memasang viewer dan mengatur pemasangan speaker. Peneliti mengecek kesiapan siswa kemudian memulai pelajaran dengan apersepsi lalu dilanjutkan dengan membagi siswa dalam kelompok.

Pada tahap ini, setiap kelompok menerima LKS, kemudian guru menayangkan video dan meminta siswa untuk memperhatikan. Guru bertanya kepada siswa untuk menggali pemikiran siswa tentang video yang ditayangkan. Selanjutnya siswa melakukan diskusi bersama kelompoknya masing-masing untuk menjawab LKS. Selesai menjawab LKS, guru memanggil nomor kepala secara acak dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang nomor kepalanya dipanggil, pada saat siswa yang nomor kepalanya dipanggil dan mempresentasikan jawabannya kesiapan siswa dalam menguasai bahan yang di diskusikan bersama kelompoknya dapat terlihat. Nomor kepala akan dipanggil sampai semua mendapat giliran dan semua pertanyaan telah habis terjawab.

Setelah selesai presentasi dan semua pertanyaan telah terjawab habis, guru memberikan klarifikasi dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, namun pada saat ini siswa hanya sedikit yang bertanya dan sebagian besar mengatakan mereka sudah paham.

Gambar. 4.2 Siswa Berdiskusi dan Siswa yang Nomor Kepalanya Dipanggil Menjawab Pertanyaan yang Diberikan Oleh Guru dan

Mempresentasikannya

Pada tahap akhir pelajaran, guru mengajak siswa merangkum butir-butir penting dalam pokok bahasan yang telah dipelajari, kemudian menutup pelajaran dengan menyampaikan apa yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya dan memberi salam.

c. Observasi (Observation) 1) Motivasi Belajar Siswa

Kuisioner motivasi belajar akhir siswa diberikan pada akhir siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh dari 22 siswa dengan data lengkap, diperoleh hasil motivasi sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Motivasi Belajar Akhir

Kategori Persentase Jumlah Siswa

Sangat rendah - -

Rendah - -

Sedang 9,09% 2

Tinggi 77,27% 17

67

Dari data diatas sebanyak 20 siswa memiliki kategori motivasi tinggi keatas dengan jumlah persentase 90,91% kemudian 2 siswa memiliki kategori motivasi sedang dengan persentase 9,09%.

2) Hasil Belajar Kognitif

Data hasil belajar ranah kognitif siklus II menunjukkan 5 siswa mencapai nilai tuntas dan 17 siswa dengan nilai tidak tuntas. Nilai rata-ratanya adalah 56,93% dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 22,72%. Persentase tersebut lebih besar dibandingkan persentase pada siklus I.

Tabel 4.6 hasil Post Test Siklus II

Aspek Pencapaian Hasil Belajar

Jumlah Siswa Tuntas 5

Jumlah Siswa Tidak Tuntas 17

Nilai Rata-Rata 56,93%

Persentase Ketuntasan Klasikal 22,72%

3) Hasil Belajar Afektif

Observasi terhadap hasil belajar ranah afektif dilakukan oleh observer pada setiap pertemuan di siklus II. Berikut tabel hasil observasi pada siklus II :

Tabel 4.7 Hasil Afektif Siswa Siklus II Kategori Aktivitas

Siswa Jumlah Siswa Persentase

Sangat Rendah - -

Rendah - -

Sedang - -

Tinggi 22 100%

Sangat Tinggi - -

Tabel diatas menunjukkan pada siklus II sebanyak 22 siswa termasuk dalam tinggi dengan persentase 100%.

d. Refleksi (Reflection)

Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II ternyata mengalami perbaikan namun tidak begitu signifikan pada hasil belajar kognitif siswa yang meningkat hanya 4,54% siswa yang mampu mencapai KKM, dimana pada siklus I 18,18% menjadi 22,72% pada siklus II, hasil ini masih belum memenuhi target yang diharapkan. Peneliti juga telah melaksanakan masukan yang diberikan oleh guru bidang studi pada saat refleksi pada siklus I namun tetap saja masih banyak siswa yang bermain-main atau mengobrol sendiri meski sudah ditegur. Pada saat peneliti mengajak siswa merangkum butir-butir penting pelajaran siswa bisa menyebutkan dengan baik apa saja yang menjadi inti pelajaran dan

point-point pentingnya, ketika diminta untuk bertanya siswa juga tidak banyak yang bertanya, sebagian besar mengatakan sudah paham.

69

Ketika dilihat dari daftar nilai yang diperoleh beberapa siswa juga ada yang mencapai skor 65 – 74, namun dikarenakan KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Biologi adalah 75 maka siswa yang mendapatkan skor <75 tetap saja dikatakan tidak tuntas. Sebelum melaksanakan post test peneliti pada pertemuan sebelumnya selalu mengingatkan siswa untuk belajar agar hasil post test maksimal, namun terlihat dari beberapa siswa pada saat pelaksanaan post test

mengeluh belum belajar karena belajar untuk ulangan mata pelajaran yang lainya. Pada pertemuan sebelumnya sudah diumumkan bahwa akan diadakan post test sehingga peneliti tetap melaksanakan post test

pada waktu yang telah ditetapkan.

Fungsi PTK sendiri adalah untuk memperbaiki masalah yang ada dalam pembelajaran. Siklus pada penelitian ini sebenarnya ingin dilanjutkan ke siklus III untuk memperbaiki hasil belajar yang belum mencapai target yang di inginkan, namun waktu yanng diberikan sekolah sudah tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan ke siklus berikutnya mengingat masih ada 2 pokok bahasan terakhir yang harus di ajarkan guru bidang studi di kelas VIII B dan waktunya sangat sedikit sebelum jadwal ulangan kenaikan kelas dilaksanakan. Maka dari itu siklus dihentikan hanya sampai siklus II saja.

Dokumen terkait