• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Anak tema 3

2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis.39 Menurut Sumajdi, IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.40

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahawa pembelajaran IPA sangat berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam memecahkan masalah kehidupan, karena pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala alam dan hubungannya dengan kehidupan manusia. IPA sebagai mata pelajaran yang menuntut keterampilan proses, produk dan proyek merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan siswa, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, IPA juga dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mempelajari tentang diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Permen No. 22 Tahun 2006, “mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar adalah untuk membekali peserta didik cara memenuhi kebutuhan manusia dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.”41 Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir

39

Depdiknas, “ Bahan Workshop Penyusunan Model Penilaian dan Kalender Pendidikan Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2009.), h. 56.

40Izzatin Kamala, “Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya”, tersedia online di http://juhji-science-sd.blogspot.com, 2008, diakses pada tanggal 26 Juli 2011.

41

logis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan itu semua, kurikulum di Indonesia, yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merumuskan beberapa tujuan penting yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA SD, yaitu:42

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengambangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan keselarasan tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperasaan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteratuannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pegetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan tujuan tersebut tergambar dengan jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua tujuan di atas, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah diajarkan, yang meliputi pengembangan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian

42

hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melewati serangkaian kegiatan belajar.

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda, yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ . Menurut Alisuf Sabri, “pengertian hasil menunjukkan pada suatu aktivitas yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan yang menjadi hasil belajar.”43

Jadi, hasil belajar adalah suatu perubahan pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar tidak akan diperoleh tanpa melakukan proses pembelajaran.

Hal yang sama juga diungkapkan Woordworth, sebagaimana dikutip Ismiyana, menurutnya, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung.44 Hasil pengukuran belajar inilah, menurutnya, yang akhirnya akan menunjukkan seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran telah dicapai.

Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”45

Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu.

43

Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), h.155.

44

Ismihyana, “Hasil Belajar”, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya), Cet. X, h.22.

45

Nana Sudjana, “Penilaian hasil proses belajar mengajar,” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya), Cet. X, h.22.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.”46

Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati dan Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.”47

Menurut mereka, hasil belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang baik dan buruknya hasil pencapaian dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hasil belajar adalah bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.

46

Ngalim purwanto, “Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran,” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994),cet VII, h. 33

47Dimyati dan Mudjiono, “Belajardan Pembelajaran,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet II, h. 190.

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar

Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu keterampilan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita.48 Sedangkan Gagne membagi hasil belajar ke dalam lima kategori yakni:

1. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi baik secara lisan maupun tertulis, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definis, dan sebagainya.

2. Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam berinteraki dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematik,

3. Strategi kognitif, merupakan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran

4. Kemampuan mengendalikan ingatan sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan.

5. Keterampilan motoris, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu merupakan suatu pencapaian belajar yang diperoleh siswa yang dapat diukur dari beberapa aspek, yang meliputi pengetahuan, pengalaman, maupun perubahan sikap ke arah yang lebih baik dengan proses belajar.

48

Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,” (Jakarta:PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22.

Sementara itu, menurut Moh Surya, hasil belajar akan tampak dalam49:

1. Kebiasaan, misalnya siswa belajar bahasa berkali-kali untuk menghindari penggunaan kata yang keliru, sehingga ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.

2. Keterampilan, dalam halnya menulis dan berolah raga, yang meskipun sifat motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang diteliti dan kesadaran yang tinggi.

3. Pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan dan memberi arti ransangan yang masuk melalui panca indera sehingga peserta didik mampu ,mencapai pengertian yang benar.

4. Berfikir asosiatif, yakni berfikir dengan cara mengaitkan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.

5. Berfikir rasional dan kritis, yakni menggunakan prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti

“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

6. Sikap, yaitu kecenderungan yang relatif menetap untuk bertindak dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.

7. Inhibisi atau menghindari hal yang mubazir. 8. Apresiasi atau menghargai karya-karya orang lain.

9. Perilaku afektif, yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembaira, kecewa, senang, benci, dan sebagainya.

Sedangkan dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

49

Akhmad Sudrajat,“Let’s Talk About Education-Hakikat Belajar”, dari

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.50

Bloom mengatakan, ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual.51 Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, diantaranya:52

1. Pengetahuan atau ingatan 2. Pemahaman

3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Penilaian

Sementara itu, ranah afektif menurutnya, berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu:

1. Penerimaan 2. Jawaban 3. Penilaian 4. Organisasi 5. Interaksi

Sedangkan ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tetentu. Ranah psikomotorik ada enam tingkatan, yaitu:53

50Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 22.

51Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 22.

52

Anas Soedijono, Pengantar Dasar Evaluasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.50-53.

53

Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.26-27.

1. Gerakan refleks 2. Gerakan dasar 3. Gerakan persepsi

4. Gerakan kemampuan fisik 5. Gerakan terampil

6. Gerakan indah dan kreatif

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPA

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Secara global, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:54

1. Faktor internal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dikategorikan faktor biologis antara lain: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dikategorikan faktor psikologis antara lain: kelelahan, suasana hati, minat dan kebiasaan belajar.

2. Faktor eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor dari manusia itu sendiri dan faktor seperti alam, hewan dan lingkungan fisik.

d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA Lilik Nofijanti menyatakan, “

secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab

atau pernyataan yang harus dipilih oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu.55

Tes sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan cara mengerjakannya, yaitu tes tulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan non tes adalah penilaian hasil belajar yang dilakukan tanpa mengadakan pengujian terhadap peserta didik secara langsung. Penilaian dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen yang dapat memberikan informasi terhadap kemajuan belajar siswa.56

Kedua tipe penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahawa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan tehnik non tes. Untuk itu, guru harus dapat memilih alat penilaian yang tepat agar dapat memperoleh data yang akurat dan objektif dalam menilai ketercapaian hasil belajar siswanya.

e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA

Penilaian adalah suatu cara yang sitematis dalam menganalisa suatu pekerjaan sehingga kita mengetahui sampai seberapa jauh pekerjaan itu dapat memperoleh hasil yang memuaskan dengan mempergunakan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Adapun fungsi penilaian itu adalah sebagai berikut:57

55

Lilik Nofijanti, “Evaluasi Pembelajaran,” (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), Paket 1-7 h. 3-5.

56Lilik Nofijanti, “Evaluasi..,” Paket 1-7, h. 2-10 57Nana Sudjana, “Penilaian...,” h. 23.

1. Penentuan kekuatan dan kelemahan serta kesanggupan murid dalam menguasai materi yang telah diterima dalam proses belajar mengajar.

2. Penentuan kekuatan atau kelemahan guru dalam melaksanakan program belajar mengajar.

3. Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan murid secara individual atau kelompok.

4. Untuk mengetahui karakteristik siswa dan tingkat kecerdasannya. 5. Hasil evaluasi dapat memberikan motivasi belajar terhadap

anak-anak.

6. Petunjuk bagi guru, apakah metode dan bahan pelajaran yang diberikannya sudah cukup baik atau tidak.

7. Dengan penilaian hasil belajar, guru dapat memberikan saran-saran kepada para siswa dan orang tua tentang bagaimana cara yang baik dalam belajar dan bekerja.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah dilakukan.

Dokumen terkait