• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Hasil belajar

Hasil belajar adalah suatu perubahan yang dialami oleh siswa, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, 2013:5). Munurut Sulihin B. Sjukur (2012:372) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh masing-masing siswa setelah proses belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan

pemahaman siswa, hingga dapat memberikan dampak yang lebih baik pada diri siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1989:22) hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa setelah proses belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan tingkah laku yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut Ahmad Susanto (2013:6) hasil belajar dibagi menjadi 3 aspek yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai aspek pengetahuan. Menurut Bloom (dalam Ahmad Susanto, 2013:6) pengetahuan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa untuk memahami arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pengetahuan, guru dapat melakukan penilaian hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (1989:3) penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai kepada siswa terhadap hasil belajar yang dicapai dengan kriteria tertentu. Instrument penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (non tes). 1. Tes

Tes sebagai alat penilaian adalah beberapa pertanyaan yang diberikan kepada siswa guna untuk memperoleh jawaban dari siswa dalam berbagai bentuk baik lisan, tulisan, atau perbuatan. Tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Pada aspek pengetahuan

tes digunakan untuk mengetahui penguasaan bahan pengajaran apakah telah sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Penggolongan tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Ditinjau dari penyusunanya maka tes digolongkan menjadi dua macam yaitu tes baku dan tes tidak baku (buatan guru). Tes baku adalah tes yang memerlukan percobaan dan analisis dari segi validitas dan reliabilitas. Tes tidak baku atau biasa disebut tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru bidang studi yang bersangkutan dan digunakan untuk mengukur hasil belajar di sekolah. Tes buatan guru biasanya tidak dilakukan pengujian di lapangan tetapi langsung digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Ditinjau dari fungsinya, tes dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal yang dikenal dengan istilah pre-test dan tes akhir dikenal dengan istilah post-test. Pre-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran. Sedangkan post-test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang sudah diajarkan telah dikuasai siswa.

Tes sebagai alat penilaian hasil belajar siswa memiliki sifat power test (mengutamakan kekuatan) dan speed test (mengutamakan kecepatan). Pada umumnya tes uraian termasuk ke dalam power test dan tes objektif termasuk ke dalam speed test. Tes uraian memberikan pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis. Tes objektif memiliki

beberapa bentuk soal yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda. Pada soal-soal bentuk objektif, kecuali bentuk jawaban singkat kemunkinan jawaban yang benar telah disediakan.

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang jawabanmya hanya dapat bernilai nilai benar atau salah dan jawaban yang diharapkan dalam bentuk kata, bilangan, kalimat maupun simbol. Bentuk soal benar salah merupakan bentuk tes yang soalnya terdiri dari sebagian pernyataan yang bernilai benar dan pernyataan yang bernilai salah. Bentuk soal menjodohkan terdiri dari kelompok pernyataan yang pararel, artinya kedua kelompok pernyataan berada dalam satu kesatuan. Sedangkan bentuk soal pilihan ganda merupakan bentuk tes yang hanya memiliki satu jawaban yang benar. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri dari stem, option, kunci dan distractor (pengecoh). Stem merupakan pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan. Option merupakan sejumlah pilihan atau alternatif jawaban yang disediakan. Kunci merupakan jawaban yang benar atau paling tepat dan distractor (pengecoh) merupakan jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.

Pada bentuk soal pilihan ganda, selain bentuk pilihan ganda biasa terdapat bentuk soal pilihan ganda lainnya. Bentuk soal pilihan ganda lainnya yaitu, bentuk soal hubungan antarhal (HAH) dan bentuk soal pilihan ganda kompleks (PGK). Pada bentuk soal HAH, siswa dituntut untuk mengidentifikasi sebab-akibat antara pernyataan pertama yang merupakan akibat dan pernyataan kedua yang merupakan sebab. Kedua

pernyataan tersebut dapat benar, salah atau dapat pula pernyataan yang satu benar dan yang satunya salah. Pada bentuk soal PGK hampir sama dengan bentuk pilihan ganda biasanya, namun cara menjawabnya lebih kompleks. Pada bentuk soal ini diberikan pernyataan atau pertanyaan dan disediakan beberapa jawaban yang bernilai benar dan bernilai salah. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan pernyataan atau pertanyaan yang diberikan (dapat lebih dari satu jawaban yang bernilai benar dan dapat lebih dari satu jawaban yang bernilai salah).

2. Non Tes

Penilaian hasil belajar tidak hanya dinilai oleh tes bentuk uraian maupun bentuk objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Instrumen non tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui gambaran dari kondisi siswa serta digunakan untuk mengetahui kualitas proses dan hasil dari sutu penelitian. Penilaian hasil belajar non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif, artinya tidak hanya digunakan untuk menilai pada aspek pengetahuan, melainkan dapat digunakan untuk menilai siswa pada aspek keterampilan dan sikap. Berikut adalah instrument non tes yang dapat digunakan sebagai alat mengukur:

1) Wawancara

Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, dan lain-lain sebagai hasil belajar. Cara yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan

kepada siswa secara lisan. Menurut jenisnya, wawancara terbagi menjadi dua yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur kemungkinan jawaban dari siswa telah disediakan sehingga tinggal mengkategorikan dalam alternatif jawaban yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur siswa bebas dalam memberikan jawaban atau pendapat secara pribadi.

2) Kuisoner

Kuisoner memiliki fungsi yang sama dengan wawancara, namun pertanyaan yang diajukan dijawab oleh siswa secara tertulis. Bentuk pertanyaan dalam kuisoner dapat berupa uraian maupun objektif. 3) Skala

Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian. Skala disusun dalam bentuk pertanyaan dan dinilai oleh siswa. Hasil dari skala dalam bentuk rentang nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

4) Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengetahui tingkah laku individu atau siswa dalam proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi dapat dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat juga digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi dan partisipasi siswa.

Instrumen penilaian hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes tertulis. Hal tersebut dikarenakan dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti merupakan hasil belajar siswa yang meliputi aspek pengetahuan. Tes akan dilaksanakan diakhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya Learning Management System (LMS) Google Classroom.

Dokumen terkait