• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Dari proses belajar akan di peroleh hasil belajar dalam penilaian

suatu perubahan sikap, pengetahuan, nilai dan keterampilan. Menurut

Hamalik (2001:21) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah tingkah laku

yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian

baru, perubahan dalam sikap, keterampilan, menghargai perkembangan

sifat-sifat social, emosional dan pertumbuhan jasmani”.

Dimyati dan Mudjiono (2002:200) menyatakan bahwa “hasil

belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan

tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata dan

symbol”. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil

belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seorang siswa dalam

mengikuti suatu proses belajar.

b. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Susilo dalam dery(2010:12) hasil belajar yang dicapai

siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

Menurut Susilo (2009:69-76) faktor intern yang berpengaruh

terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu:

(a) Faktor jasmaniah, meliputi tentang faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

(b) Faktor psikologis, meliputi tentang intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

(c) Faktor kelelahan, meliputi tentang kelelahan jasmani yang terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh) dan kelelahan rohani (bersifat psikis) ini

dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan

ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing

sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan

daya untuk bekerja.

Selain faktor diatas ada faktor lain yang mempengaruhi

keberhasilan siswa yaitu, faktor dari dalam diri (internal) dan

faktor dari luar (eksternal). Faktor dari dalam meliputi kondisi

psikologis dan kondisi fisiologis, beberapa kondisi psikologis

yang mempengaruhi adalah kecerdasan (inteligensi), bakat, minat,

2) Faktor yang datang dari luar diri siswa (Ekstern)

Menurut Susilo (2009:77-89) faktor Ekstern yang berpengaruh

terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu:

(a) Faktor keluarga, meliputi tentang cara orang tua mendidik anak,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

(b) Faktor Sekolah, meliputi tentang metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar siswa dan tugas rumah.

(c) Faktor Masyarakat, yang meliputi tentang kegiatan siswa dalam

bermasyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan

masyarakat. Jadi, agar memperoleh hasil belajar yang optimal

seorang siswa harus memilki motivasi belajar yang tinggi.

Motivasi belajar yang tinggi diperoleh dari dalam diri dan dapat

dikembangkan oleh siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar dapat dilihat dari aktivitas

belajarnya, kemampuan bertanya, kemampuan untuk memahami

teori dan rendahnya tingkat kejenuhan dalam belajar.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, selain faktor yang

yang berasal dari luar diri siswa, misalnya perhatian orang tua, keluarga,

guru, dan masyarakat.

c. Pengarauh antara minat belajar dan perilaku belajar terhadap hasil belajar siswa.

Slameto (2003:57) mengatakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

menerus disertai rasa senangnya”. Sedangkan menurut Djaali (2008:121)

minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Minat merupakan keadaan psikologis yang dapat mempengaruhi

proses belajar dan hasil belajar siswa. Kalau seseorang mempelajari

sesuatu dengan penuh minat, maka diharapkan hasilnya akan lebih baik.

Sebaliknya bila tidak memiliki minat jangan diharapkan akan berhasil

dengan baik dalam mempelajari hal tersebut Tim Pengembangan MKDK

IKIP Semarang dalam Siswanto, (2005:5).

Hamalik (2001:33) mengemukakan bahwa ”minat terhadap sesuatu

yang dipelajari akan mempengaruhi proses belajar dan selanjutnya akan

mempengaruhi hasil belajar. Dengan kata lain minat besar pengaruhnya

dengan minat siswa , siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

karena tidak ada daya tarik baginya, sehingga hasil belajar yang

diperolehnya tidak akan maksimal.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas terlihat bahwa minat

sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, karena apabila

dalam melakukan suatu proses pembelajaran tidak memiliki minat maka

siswa tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Selain minat ada

juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu perilaku

belajar siswa.

Sukmadinata (2003:73) mengemukakan bahwa “perilaku kegiatan

individu selalu terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik

lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh, lingkungan konkrit atau

abstrak, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi ataupun lingkungan

psikologis”. Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya

kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu

objek. Siswa yang memiliki perilaku belajar yang efektif menampakkan

keinginan yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas

belajar.

Thantowi (1991:68) mengemukakan bahwa Hasil pendidikan

tergantung kepada bagaimana situasi pendidikan yang ada yang

anak didik didalam menghadapi lingkungan penddikan itu sebagai faktor

internal. Selain itu menurut Risnawati (2004) bahwa peilaku belajar siswa

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Dari pendapat para ahli di atas perilaku belajar juga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa, karena apabila siswa tidak memiliki perilaku

belajar yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran maka pelajaran

yang diberikan oleh guru tidak bisa diterima dengan baik oleh sisiwa.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar dan perilaku belajar

siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

d. Klasifikasi Hasil belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam

Anni (2006:7-12) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual

seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses

berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan

dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya

aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang

kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian,

pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

3) Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang

menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini,

yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan

perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai

dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang

kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive

komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Gagne dan Briggs dalam Susilo (2009:27-28)

mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 yaitu:

1) Keterampilan intelektual ( intellectual skills)

Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat

individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan mulai dari

kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada

ilmiah. Keterampilan teknis itu misalnya menemukan kekuatan

jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.

2) Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)

Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur

perilaku belajar, mengingat dan berfikir seseorang. Misalnya,

kemampuan mengendalikan perilaku ketika membaca yang

dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan

untuk memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada di dalam

strategi kognitif ini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan

masalah secara kreatif

3) Informasi verbal (Verbal Information)

Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh

pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal.

Pembelajar umumnya telah memiliki memori yang umumnya

digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan, hari, minggu,

bilangan, huruf, kota, negara, dan sebagainya. Informasi verbal yang

dipelajari di situasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali

4) Keterampilan motorik (Motor Skills)

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir

mobil, menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukkan

keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah

lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan acapkali

mengabaikan keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik.

5) Sikap (Attitudes)

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk

memilih sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap berbagai

benda, orang dan situasi. Efek sikap ini dapat diamati dari reaksi

pembelajar (positif atau negative) terhadap benda, orang, ataupun

situasi yang sedang dihadapi.

3. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slameto (2003:57) minat adalah “kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senangnya”.

Sedangkan menurut Djaali (2008:121) minat adalah “rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

diri sendiri dengan sesuatu diluar diri semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minatnya. Crow dalam Djaali (2008:121)

menyatakan bahwa minat berhubungan gaya gerak yang mendorong

seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,

pengalaman yang dirangsang oleh kegitan itu sendiri. Jadi minat dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, minat tidak dibawa sejak lahir

melainkan diperoleh kemudian.

Holland dalam Djaali (2008:122) menyatakan minat adalah

“kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu minat tidak timbul sendirian,

ada unsur kebutuhan misalnya minat belajar”. Minat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

tidak ada daya tarik baginya.

Dari pendapat berbagai para ahli di atas dapat diketahui bahwa

seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu objek tertentu cenderung

untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Jadi

minat merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong

seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri

seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian minat harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua

kecenderungan hati seseorang yang terarah terhadap suatu objek tertentu yang

dinyatakan dalam berbagai tindakan, karena adanya suatu perhatian dan

perasaan tertarik pada suatu subjek.

b. Bentuk-Bentuk Minat

Minat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1) Minat Primitif

Minat primitif disebut juga minat yang bersifat biologis,

seperti kebutuhan makan, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada

jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung

dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

2) Minat Kultural

Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu berasal atau

diperoleh dari proses belajar. Jadi kultural disini lebih tinggi

nilainya dari pada minat primitif.

c. Macam-Macam Minat

Ada 3 cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat

antara lain :

1) Minat Yang Diekspresikan / Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya

bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam dan

perangko.

2) Minat Yang Diwujudkan / Manifest Interest

Seseoarang dapat mengungkapkan minat bukan melalui

kata-kata malainkan dengan tindakan atau perbuatan yaitu ikut serta

berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misal : kegiatan pramuka,

drama, dan sebagainya yang menarik minatnya.

3) Minat Yang Diinvestarisasikan / Inventord Interest

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan

menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan

pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan

menggunakan metode angket.

d. Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Minat

Apa bila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek

atau aktivitas, maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau

aktivitas yang menarik perhatiannya itu.

Menurut Natawidjaya (1991:83) faktor-faktor yang

a. kondisi lingkungan

Lingkungan yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan

didukung oleh kerjasama yang profesional, saling tolong menolong,

kondisi seperti ini dapat meningkatkan minat.

b. Sistem pendukung

Dalam belajar sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai

bagi para siswa, sehingga diperoleh hasil yang maksimal, misalnya

perlengkapan belajar yang memadai, kesempatan menampilkan

bakat, penghargaan baik dari guru maupun keluarga. Penghargaan

dari guru sangat perlu untuk meningkatkan semangat belajar siswa

yang nantinya kan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c. Pribadi seseorang

Semangat dalam belajar, pandangan siswa terhadap pelajaran dan

sikap dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan ketiga faktor di atas jelas sangat berpengaruh

terhadap minat belajar seseorang, apabila ketiga faktor tersebut

sudah ada, maka hasil yang diperoleh akan maksimal.

Minat tidak dibawa sejak lahir, tapi diperoleh kemudian yang berasal

dari luar dan dukungan dengan adanya dorongan sehingga minat tidak akan

faktor luar. Crow dan Crow dalam Slameto (1991: 153) menggolongkan

kedalam tiga bagian:

a. faktor dari dalam, merupakan faktor yang berhubungan erat

dengan dorongan fisik yang dapat dirangsang individu untuk

mempertahnkan dirinya.

b. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang dapat

membangkitkan minat untuk melakukan yang diinginkan untuk

menambah kebutuhan sosial.

c. Faktor emosional, merupakan faktor emosi perasaan yang

berkaitan minat terhadap suatu objek. Dimana hasil yang dicapai

sukses akan menimbulkan rasa senang dan puas bagi setiap

individu.

Minat timbul karena pengaruh emosi dari orang yang

bersangkutan,artinya seseorang yang melaksanakan dengan perasaan yang

senang, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus

memperbesar minatnya terhadap suatu kegiatan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat indikator dari minat belajar

a. Perhatian

Dalam belajar hendaknya siswa menaruh minat terhadap pelajaran yang

diikutinya. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila pada pemusatan

terhadap pelajaran itu dengan adanya usaha dalam meningkatkan perhatian maka

siswa tersebut dapat menyatakan pentingnya objek yang dipelajari. Ahmadi

(1993:11) menyatakan “ setelah mulai belajar, hendaknya siswa benar-benar

menaruh minat terhadap pelajaran yang diikutinya. Suatu pelajaran yang

dipelajari dengan baik apabila ada perhatian terhadap pelajaran itu dan minat

merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi itu”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari suatu

objek diperlukan minat. Dengan adanya minat memungkinkan seseorang menaruh

perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajarinya. Perhatian yang besar

akan menumbuhkan kesungguhan dan konsentrasi dalam belajar.

b. Kemauan

Setiap siswa harus yakin bahwa ia memiliki kemauan yang kuat untuk

berhasil dalam studinya, dia harus yakin bahwa ia dapat mengikuti pelajaran yang

baik, secara alamiah kemauan yang ada dalam diri seseorang individu menjadi

suatu kekuatan pribadinya dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan diri

dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang ada dalam

Dapat disimpulkan kemauan yang keras, besar sekali peranannya bagi

kehidupan siswa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Ia tetap siap mental

dan mampu memperhatikan serta melaksanakan pekerjaan yang mungkin tidak

menarik baginya untuk mencapai tujuannya.

c. Rasa senang

Rasa senang mempunyai peranan dalam belajar, diamana rasa senang itu

dapat mendorong semangat belajar siswa. Siswa yang merasa senang dalam

belajar akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi karena pelajaran yang

dipelajari itu disukainya. Dimyati dan Mudjiono (1994:41) mengemukakan

bahwa ”seseorang yang menyukai suatu pelajaran akan merasa senang belajar dan

terdorong untuk lebih giat”.

Dapat disimpulkan siswa yang merasa senang belajar akan berusaha

menguasai dan memahami pelajaran tersebut dengan berbagai kegiatan. Kegiatan

ini dapat berupa mengerjakan soal-soal, membaca buku, atau berdiskusi dengan

teman tentang materi pelajaran serta selalu ingin mengetahui kegunaan dan

manfaat yang ingin dipelajari.

d. Keinginan

Keinginan itu bukan kemauan. Orang yang ingin belum tentu mau, dan

orang yang mau belum tentu ingin. Soemanto (1990:38) mengemukakan bahwa

”kemauan merupakan pengendalian dari keinginan”. Keinginan adalah kekuatan

untuk mendapatkan sesuatu yang menurutnya menyenangkan atau menolak

mengemukakan bahwa “setiap keinginan merupakan ide dari suatu objek,

dibentuk oleh “commosense” didorong oleh rasa senang dan rasa tidak senang,

kemudian menerima atau menolak objek itu menurut ide yang telah terbentuk.

Oleh karena keinginan itu mendorong tindakan untuk mencapai tujuan, akibatnya

kecenderungan untuk menerima atau menolak objek. Di lain pihak tujuan dan

tindakan dapat mengarahkan keinginan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki

keinginan untuk mempelajari pelajaran merasa senang dalam belajar, karena

keinginan tersebut dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam mencapai

hasil belajar yang diinginkan.

Dokumen terkait