• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERILAKU BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 SAWAHLUNTO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERILAKU BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 SAWAHLUNTO SKRIPSI"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S.Pd) pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Oleh: MAISYARAH

2007/ 88941

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

(2)
(3)
(4)
(5)

Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Di SMP Negeri 5 Sawahlunto. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang. 2012

Pembimbing 1. Dr. Idris, M.Si

2. Dra. Armida, S.M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Pengaruh minat belajar siswa

dalam proses pembelajaran terhadap perilaku belajar IPS Terpadu siswa kelas VII

dan VIII SMP Negeri 5 Sawahlunto. (2) Pengaruh perilaku belajar siswa dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII dan VIII

SMP Negeri 5 Sawahlunto. (3) pengaruh minat belajar dan perilaku belajar terhadap

hasil belajar IPS Terpadu di SMP Negeri 5 Sawahlunto.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 5 Sawahlunto berjumlah 154 orang.

Teknik penarikan sampel proporsional random sampling dengan jumlah sampel

sebanyak 61 orang. Teknik analisis data: analisis deskriptif dan analisis induktif, yaitu: uji normalitas, uji homogenitas, analisis jalur, uji model, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan

antara minat belajar siswa terhadap perilaku belajar IPS Terpadu di SMP Negeri 5

Sawahlunto dengan sig 0,000<α=0,05 (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara

perilaku siswa terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VII dan VIII SMP

Negeri 5 Sawahlunto dengan sig 0,008 < α = 0,05. (3) terdapat pengaruh yang tidak

signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII dan

VIII SMP Negeri 5 Sawahlunto dengan sig 0,848> α = 0,05 dan terdapat pengaruh

yang signifikan antara perilaku belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa

kelas VII dan VIII di SMP Negeri 5 Sawahlunto dengan sig 0,042<α=0,05.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, disarankan kepada siswa agar meningkatkan minat belajar IPS Terpadu supaya siswa lebih memiliki ketertarikan terhadap mata pelajaran tersebut, dan memperbaiki perilaku belajar yang negatif menjadi perilaku belajar yang positif dan lebih baik agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih memuaskan. Kemudian kepada pihak yang menjadi tenaga pengajar agar lebih memotifasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran IPS Terpadu, sehingga siswa mempunyai pandangan atau pengamatan yang positif tentang proses pembelajaran yang akan mempengaruhi minat belajar dan perilaku belajar siswa, serta akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, Salawat tak henti-hentinya penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Minat Belajar dan Perilaku Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Di SMP Negeri 5 Sawahlunto”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlian Ekonomi Koperasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan, petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Idris, M.Si selaku pembimbing I, dan Ibu Dra. Armida, S.M.Si selaku pembimbing II, yang telah memberikan masukan dan saran serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang beserta staf dan

karyawan/ti yang telah memberikan kemudahan dalam administrasinya.

2. Ibu Dra. Armida S, M.Si dan bapak Rino, S.Pd, M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

(7)

4. Majelis Guru serta Karyawan/ti di SMP Negeri 5 Sawahlunto yang telah ikut membantu dalam proses penelitian ini.

5. Ayahanda dan Ibunda beserta keluaga tercinta yang selalu memberikan do’a dan

dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2007 yang senasib dan

seperjuangan dengan penulis yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada siswa/i khususnya kelas VII dan VIII di SMP Negeri 5 Sawahlunto Tahun

Pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia memberikan keterangan sehingga skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan

ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mempunyai arti dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Amin….

Padang, Juli 2012

(8)

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 12 1. Belajar ... 12 2. Hasil Belajar ... 15 3. Minat belajar ... 23 4. Perilaku belajar ... 31

B. Kajian penelitian yang relevan ... 41

C. Kerangka Konseptual ... 42

(9)

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 45

C. Populasi Dan Sampel ... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 46

D. Variabel Dan Data ... 48

E. Jenis dan Sumber Data ... 49

1.Jenis Data ... 49

2.Sumber Data ... 49

F. Teknik Pengambilan Data ... 50

G. Defenisi Operasional Variabel ... 50

H. Instrumen Penelitian ... 52

I. Analisis Uji Coba Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Reliabilitas ... 56

J. Teknik Analisis Data ... 58

1. Analisis Deskriptif ... 58

2. Analisis Induktif ... 62

a. Uji Normalitas ... 62

b. Uji Homogenitas Varians ... 62

3. Analisis Jalur (Path Analysis)... 63

4. Uji Model (Uji F) ... 66

5. Uji Hipotesis (Uji t)... 67

(10)

B. Hasil Penelitian ... 73

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 73

2. Analisis Induktif ... 86

C. Pembahasan ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA………..111

(11)

Tabel Halaman

1. Nilai rata-rata Mid Semester Genap IPS Terpadu Kelas VII Dan VIII

di SMP Negeri 5 Sawahlunto ... 3

2. Sampel Penelitian ... 48

3. Kisi-Kisi Penyusunan Angket Instrumen ... 53

4. Daftar Skor Jawaban Setiap Pernyataan Berdasarkan Sifatnya ... 54

5. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal ... 57

6. Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar ... 57

7. Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Belajar ... 58

8. Distribusi frekuensi Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) Kelas VII dan VIII ... 74

9. Perbandingan Tingkat Ketercapaian Masing-Masimg ... 75

Indikator Variabel Minat Belajar 10.Distribusi Frekuensi Minat Belajar Indikator Perhatian ... 76

11.Distribusi Frekuensi Minat Belajar Indikator Kemauan ... 77

12.Distribusi Frekuensi Minat Belajar Indikator Rasa Senang ... 79

13.Disribusi Frekuensi Minat Belajar Indikator Keinginan ... 80

14.Perbandingan Tingkat Ketercapaian Masing-Masing ... 81

Indikator Variabel Perilaku Belajar 15.Distribusi Frekuensi Perilaku Belajar Indikator Perilaku ... 82

Dalam Mengikuti Pelajaran 16. Distribusi Frekuensi Perilaku Belajar Indikator Perilaku ... 84

Mengerjakan Tugas 17.Distribusi Frekuensi Perilaku Belajar Indikator Perilaku ... 85

Dalam Menghadapi Ujian 18. Uji normalitas ... 86

19. Uji Homogenitas ... 87

20. Koefisien Jalur Variabel Minat Belajar Terhadap ... 89

Perilaku Belajar IPS Terpadu 21. Koefisien Jalur Variable Perilaku Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 91

(12)
(13)

Gambar Halaman

1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 43

2. Hubungan Antara Variabel X1, X2, Terhadap Y ... 65

3. Substruktur 1 ... 66

4. Substruktur 2 ... 66

5. Hasil Analisis Sub Struktur 1 (Pengujian X1 Terhadap X2) ... 90

6. Hasil Analisis Sub Struktur 2 (Pengujian X2 Terhadap Y) ... 93

7. Hasil Analisis Sub Struktur 3 (Pengujian X1,X2 Terhadap Y) ... 95

(14)

Lampiran Halaman

1. Angket Ujicoba Penelitian ... 114

2. Tabulasi Data Uji Angket Variabel X1 ... 120

3. Tabilasi Data Ujicoba angket Variabel X2 ... 121

4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas X1 ... 122

5. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas X2 ... 124

6. Angket Penelitian ... 126

7. Tabulasi Data Penelitian Variabel X1 ... 131

8. Tabulasi Data Penelitian Variabel X2 ... 133

9. Rekapitulasi Data Penelitian Y ... 135

10.Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian (Y) ... 136

11.Tabel Distribusi Frekuensi X1 ... 137

12.Tabel Distribusi Frekuensi X2 ... 138

13.Regression (Jalur X1 terhadap X2) ... 139

14.Regression (Jalur X2 terhadap Y) ... 140

15.Regression (Jalur X1, X2 terhadap Y) ... 141

16.Uji Normalitas ... 142

17.Uji Homogenitas ... 143

18.Tabel Frekuensi Minat Belajar (X1) ... 144

19.Tabel Frekuensi Perilaku Belajar (X2)... 154

20.Tabel Frekuensi Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 163

(15)

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/2003). Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/2003.

Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu hidup

(16)

mandiri ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, tugas sekolah tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar yang mendukung pembentukan dan pengembangan kepribadian siswa yang berbudi luhur serta bertanggung jawab bagi kehidupan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun kenyataannya usaha tersebut belum optimal. Rendahnya mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab semua pihak untuk menanggulanginya, baik dari pihak yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun dari pemerintah.

Pihak yang paling berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar adalah siswa. Tugas siswa tidak hanya menerima pelajaran saja tetapi juga memahami apa yang disampaikan guru karena guru bertangguang jawab untuk memajukan proses pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan adanya kemauan untuk belajar yang bersungguh-sungguh, tentu akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kesungguhan dalam belajar tentunya juga menjadi perhatian dari seluruh siswa, guru, dan semua pihak sekolah termasuk di SMP Negeri 5 Sawahlunto.

Untuk melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 5 Sawahlunto pada tabel 1 disajikan nilai rata-rata mid semester genap IPS

(17)

Terpadu kelas VII dan VIII di SMPN 05 Sawahlunto tahun ajaran 2010/2011 dan persentase ketuntasannya. Dari tabel 1 terlihat bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP Negeri 5 Sawahlunto pada mata pelajaran IPS Terpadu ada beberapa kelas yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70.

Tabel 1. Nilai rata-rata Mid Semester Genap IPS Terpadu kelas VII dan VIII di SMP Negeri 5 Sawahlunto Tahun ajaran 2010/2011

No Kelas

K K M

Nilai Ketuntasan Jumlah

Siswa

Rata-rata Tuntas % Tidak

Tuntas % 1 VII.1 70 79,1 14 73,68 5 26,31 19 2 VII.2 70 73,95 15 71,42 6 28,57 21 3 VII.3 70 57,4 6 30 14 70 20 4 VII.4 70 53,09 5 25 15 75 20 5 VIII.1 70 79,04 21 100 - - 21 6 VIII.2 70 68,09 10 52,63 9 47,36 19 7 VIII.3 70 76,56 12 75 4 25 16 8 VIII.4 70 68,33 10 55,56 8 44,44 18

Jumlah Total Siswa 154

Sumber : Wali kelas VII dan VIII SMPN 05 Sawahlunto

Tabel 1 terlihat adanya perbedaan nilai siswa dimana ada terdapat hasil belajar yang telah mencapai KKM dan ada yang masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam KKM. Hasil belajar siswa di sesuaikan dengan standar yang di tetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dimana setiap mata pelajaran memiliki kriteria ketuntasan minimal yang berbeda.

Kondisi yang ada pada tabel 1 masih jauh dari yang diharapkan dimana terdapat kelas yang hasil belajarnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(18)

(KKM) yaitu kelas VII diantaranya kelas VII.1 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang dengan persentase ketidaktuntasannya sebesar 26,31%, kemudian kelas VII.2 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang dengan persentase ketidaktuntasannya sebesar 28,57%, kelas VII.3 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang sedangkan jumlah siswa yang tuntas hanya sebanyak 6 orang dengan persentase ketuntasannya sebesar 30%, selanjutnya kelas VII.4 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dan jumlah siswa yang tuntas hanya 5 orang dengan jumlah persentase ketuntasannya sebesar 25%.

Begitu juga dengan siswa kelas VIII, diantaranya kelas VII.1 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang memiliki persentase ketuntasannya 100%, kemudian kelas VIII.2 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 orang dengan jumlah persentase ketuntasannya sebesar 52,63%, kemudian jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang dengan jumlah persentase ketidaktuntasannya sebesar 47,36%, selanjutnya kelas VIII.3 drngan jumlah siswa sebesar 16 orang dengan nilai ketidaktuntasannya sebesar 25%, kemudian untuk kelas VIII.4 dengan jumlah siswa sebesar 18 orang dengan nilai ketuntasannya sebesar 55,56%.

Adapun fenomena yang penulis temukan dilapangan bahwa banyak siswa yang minat belajarnya tinggi dan perilaku belajarnya kurang baik namun memperoleh hasil belajar rendah, kemudian ada juga siswa yang memiliki minat

(19)

belajarnya rendah dan memiliki perilaku belajar yang baik namun memperoleh hasil belajar tinggi. Dengan bervariasinya hasil belajar siswa kelas VII, dan VIII di perkirakan karena di pengaruhi adanya minat Belajar dan perilaku Belajar siswa dalam belajar, baik belajar di sekolah maupun di rumah yang rendah sehingga hasil belajar yang kurang optimal.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, tidak hanya minat dan perilaku saja tetapi faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa tersebut seperti minat, bakat, motivasi, dan kematangan itu dilihat dari dalam diri siswa kemudian sekolah, keluarga dan masyarakat dari segi luar diri siswa.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP N 5 Sawahlunto, dengan melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang diduga penyebabnya adalah bervariasinya minat belajar dan perilaku belajar siswa penulis tertarik memilih kedua variabel tersebut yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa, dimana pada dasarnya minat belajar dapat berperan sebagai pendorong bagi siswa untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini siswa yang mempunyai minat belajar yang kuat dalam belajar dapat dikenali dari perhatian, kemauan dan konsentrasi. Sebaliknya siswa yang mempunyai minat belajar rendah juga mudah dikenali, dari tingkah laku yang tidak sungguh-sungguh, cepat bosan, dan berusaha menghindari dari kegiatan-kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat belajar IPS Terpadu berhubungan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Maka dari itu

(20)

melihat hasil belajar siswa di SMP N 5 Sawahlunto.

Fenomena lain yang penulis temukan di lapangan adalah bahwa banyak siswa yang tidak patuh pada aturan yang telah ditetapkan disekolah misalnya banyaknya siswa yang merokok, meribut dan berkelahi didalam kelas, tidak masuk pada jam pelajaran, tidak mengerjakan tugas dirumah, menyontek tugas teman, mengcopy catatan teman ketika mau ujian, ngebut-ngebutan dijalanan pada jam pelajaran dan keluar masuk kelas tanpa seizin guru.

Menurut Dalyono (1997:59)

“Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diklafikasikan kepada dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (extrinsik). Faktor yang ada diluar diri siswa meliputi sosial ekonomi, pendidikan keluarga, karakteristik mengajar, situasi belajar mengajar, karakteristik kurikulum dan lingkungan belajar”.

Minat merupakan keadaan psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka diharapkan hasilnya akan lebih baik. Sebaliknya bila tidak memiliki minat jangan diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.

Minat belajar yang dimaksud disini adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan

(21)

arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai. Indikator dari minat belajar tersebut adalah : a) Perasaan senang (ketertarikan) b) Perhatian siswa c) Kemauan dalam belajar d) Keinginan siswa

Perilaku belajar dapat memberikan sumbangan pada proses pembelajaran dan pada akhirnya menunjukkan hasil atau pencapaian prestasi belajar. Perilaku individu terhadap objek dapat terbentuk melalui interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sukmadinata (2003:73) “perilaku kegiatan individu selalu terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh, lingkungan konkrit atau abstrak, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi ataupun lingkungan psikologis”.

Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek. Siswa yang memiliki perilaku belajar yang efektif menampakkan keinginan yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.

Perilaku belajar adalah tingkah laku dalam bertindak dan dapat dibentuk melalui proses berkesinambungan sehingga siswa pada akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan belajar dan terbiasa dengan cara yang tepat dan efektif. Perilaku belajar siswa juga mempengaruhi hasil belajar, dimana perilaku belajar siswa yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran berjalan tidak efektif dan efesien. Hal ini dapat digambarkan dalam beberapa indikator, masing-masing indikator perilaku belajar dalam observasi

(22)

yang penulis temui dilapangan adalah: a) Perilaku dalam mengikuti pelajaran b) Perilaku dalam mengerjakan tugas c) Perilaku menghadapi ujian

Fenomena rendahnya perilaku belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran salah satu penyebabnya adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru IPS Terpadu belum memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini dapat dilihat pada buku batas pelajaran siswa, absensi siswa, dan buku kasus siswa dari kelas VII, dan VIII,dimana dari setiap kelas terdapat catatan guru yang menyatakan banyaknya siswa yang tidak mengikuti pelajaran IPS Terpadu dengan baik, ada yang keluar masuk kelas tanpa seizin guru pada jam pelajaran berlangsung, berbicara dengan teman ketika guru sedang menyampaikan materi, tidur pada saat pelajaran berlangsung, dan banyak perilaku lain yang diperlihatkan oleh siswa ketika mengikuti pelajaran IPS Terpadu. Hal tersebut diaatas juga dapat dilihat pada tabel 1 bahwa rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan penyebab lain karena kurangnya minat belajar siswa.

Dari hasil observasi awal di SMP N 5 Sawahlunto penulis memperoleh informasi bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran IPS Terpadu. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi tersebut mungkin disebabkan oleh kurangnya minat belajar dan perilaku belajar siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

(23)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, penelitian ini berjudul “Pengaruh Minat Belajar dan Perilaku Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Di SMP Negeri 5 Sawahlunto”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa tidak patuh pada aturan yang telah ditetapkan sekolah.

2. Rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran materi

IPS Terpadu

3. Rendahnya perilaku belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

materi IPS Terpadu

4. Tidak tercapainya nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang telah di

tetapkan yaitu 70 (tujuh puluh).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, dan guna memperoleh ruang lingkup penelitian yang tepat, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh minat belajar dan perilaku belajar IPS Terpadu di SMP Negeri 5 Sawahlunto.

(24)

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang yang di sajikan di atas maka dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana pengaruh minat belajar siswa terhadap perilaku belajar IPS

Terpadu di SMPN 5 Sawahlunto?

2. Sejauhmana pengaruh perilaku belajar siswa terhadap hasil belajar IPS

Terpadu di SMPN 5 Sawahlunto?

3. Sejauhmana pengaruh minat belajar dan perilaku belajar siswa terhadap hasil

belajar IPS Terpadu Di SMPN 5 Sawahlunto

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dan informasi yang diharapkan, maka dalam hal ini peneliti bertujuan untuk melihat:

1. Pengaruh minat belajar siswa terhadap perilaku belajar IPS Terpadu SMP N 5

Sawahlunto.

2. Pengaruh perilaku belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu SMP N 5

Sawahlunto.

3. Pengaruh minat belajar dan perilaku belajar siswa terhadap hasil belajar IPS

Terpadu SMP N 5 Sawahlunto.

F. Manfaat Penelitian

(25)

1. Bagi penulis, sebagai bekal pengetahuan, pengalaman dan juga merupakan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat di jadikan bahan referensi dalam

melakukan penelitian lebih lanjut dan mencoba mengungkapkan aspek-aspek lain yang memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, di harapkan dapat menjadi bahan masukan dalam belajar

sehingga dapat meningkatkan minat belajar, perilaku belajar dan hasil belajar siswa.

4. Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi guru-guru SMP N 5

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku

manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2001:28) “ belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dari lingkungan”. Dalam hal ini pergeseran belajar menitik beratkan pada dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses.

Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa “Belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Belajar menurut Slameto (2010:2) adalah “ suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

(27)

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Soemanto dalam dery (2010:11) dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar namun dari sekian banyaknya factor yang mempengaruhi belajar, hanya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

1) Faktor-faktor stimuli belajar

Stimuli belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.

(28)

2) Faktor-faktor metode belajar

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar, misalnya tentang kegiatan berlatih atau praktek, menghafal atau menginggat, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar.

3) Faktor-faktor individual

Faktor-faktor individual juga sangat besar penggaruhnya terhadap belajar seseorang, misalnya tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, motivasi, kondisi kesehatan.

Jadi dari ketiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa tidak hanya faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa saja yang dapat menimbulkan minat bagi siswa itu namun rangsangan, metode belajar yang diberikan oleh guru, kematangan individu dan pengaruh usia juga memberikan pengaruh kepada proses belajar siswa tersebut.

(29)

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Dari proses belajar akan di peroleh hasil belajar dalam penilaian suatu perubahan sikap, pengetahuan, nilai dan keterampilan. Menurut Hamalik (2001:21) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, keterampilan, menghargai perkembangan sifat-sifat social, emosional dan pertumbuhan jasmani”.

Dimyati dan Mudjiono (2002:200) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata dan symbol”. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar. Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seorang siswa dalam mengikuti suatu proses belajar.

b. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Susilo dalam dery(2010:12) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

(30)

Menurut Susilo (2009:69-76) faktor intern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: (a) Faktor jasmaniah, meliputi tentang faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

(b) Faktor psikologis, meliputi tentang intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

(c) Faktor kelelahan, meliputi tentang kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh) dan kelelahan rohani (bersifat psikis) ini dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.

Selain faktor diatas ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu, faktor dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor dari dalam meliputi kondisi psikologis dan kondisi fisiologis, beberapa kondisi psikologis yang mempengaruhi adalah kecerdasan (inteligensi), bakat, minat, motivasi, emosi dan tingkah laku.

(31)

2) Faktor yang datang dari luar diri siswa (Ekstern)

Menurut Susilo (2009:77-89) faktor Ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: (a) Faktor keluarga, meliputi tentang cara orang tua mendidik anak,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. (b) Faktor Sekolah, meliputi tentang metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar siswa dan tugas rumah. (c) Faktor Masyarakat, yang meliputi tentang kegiatan siswa dalam

bermasyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Jadi, agar memperoleh hasil belajar yang optimal seorang siswa harus memilki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar yang tinggi diperoleh dari dalam diri dan dapat dikembangkan oleh siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dapat dilihat dari aktivitas belajarnya, kemampuan bertanya, kemampuan untuk memahami teori dan rendahnya tingkat kejenuhan dalam belajar.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, selain faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti minat, bakat, juga terdapat faktor

(32)

yang berasal dari luar diri siswa, misalnya perhatian orang tua, keluarga, guru, dan masyarakat.

c. Pengarauh antara minat belajar dan perilaku belajar terhadap hasil

belajar siswa.

Slameto (2003:57) mengatakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senangnya”. Sedangkan menurut Djaali (2008:121) minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Minat merupakan keadaan psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka diharapkan hasilnya akan lebih baik. Sebaliknya bila tidak memiliki minat jangan diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam Siswanto, (2005:5).

Hamalik (2001:33) mengemukakan bahwa ”minat terhadap sesuatu yang dipelajari akan mempengaruhi proses belajar dan selanjutnya akan mempengaruhi hasil belajar. Dengan kata lain minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

(33)

dengan minat siswa , siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, sehingga hasil belajar yang diperolehnya tidak akan maksimal.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas terlihat bahwa minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, karena apabila dalam melakukan suatu proses pembelajaran tidak memiliki minat maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Selain minat ada juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu perilaku belajar siswa.

Sukmadinata (2003:73) mengemukakan bahwa “perilaku kegiatan individu selalu terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh, lingkungan konkrit atau abstrak, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi ataupun lingkungan psikologis”. Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek. Siswa yang memiliki perilaku belajar yang efektif menampakkan keinginan yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.

Thantowi (1991:68) mengemukakan bahwa Hasil pendidikan tergantung kepada bagaimana situasi pendidikan yang ada yang merupakan faktor eksternal masih tergantung pada kondisi tingkah laku

(34)

anak didik didalam menghadapi lingkungan penddikan itu sebagai faktor internal. Selain itu menurut Risnawati (2004) bahwa peilaku belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Dari pendapat para ahli di atas perilaku belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena apabila siswa tidak memiliki perilaku belajar yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran maka pelajaran yang diberikan oleh guru tidak bisa diterima dengan baik oleh sisiwa. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar dan perilaku belajar siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

d. Klasifikasi Hasil belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Anni (2006:7-12) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan kreatifitas.

(35)

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang

kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian,

pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

3) Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang

kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive

komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Gagne dan Briggs dalam Susilo (2009:27-28)

mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 yaitu:

1) Keterampilan intelektual ( intellectual skills)

Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan

(36)

ilmiah. Keterampilan teknis itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.

2) Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)

Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur perilaku belajar, mengingat dan berfikir seseorang. Misalnya, kemampuan mengendalikan perilaku ketika membaca yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada di dalam strategi kognitif ini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif

3) Informasi verbal (Verbal Information)

Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajar umumnya telah memiliki memori yang umumnya digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan, hari, minggu, bilangan, huruf, kota, negara, dan sebagainya. Informasi verbal yang dipelajari di situasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajar.

(37)

4) Keterampilan motorik (Motor Skills)

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir mobil, menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukkan keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan acapkali mengabaikan keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik.

5) Sikap (Attitudes)

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk

memilih sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap berbagai benda, orang dan situasi. Efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negative) terhadap benda, orang, ataupun situasi yang sedang dihadapi.

3. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slameto (2003:57) minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senangnya”. Sedangkan menurut Djaali (2008:121) minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara

(38)

diri sendiri dengan sesuatu diluar diri semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow dalam Djaali (2008:121) menyatakan bahwa minat berhubungan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegitan itu sendiri. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.

Holland dalam Djaali (2008:122) menyatakan minat adalah “kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan misalnya minat belajar”. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Dari pendapat berbagai para ahli di atas dapat diketahui bahwa seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Jadi minat merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian minat harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas. Maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa minat adalah

(39)

kecenderungan hati seseorang yang terarah terhadap suatu objek tertentu yang dinyatakan dalam berbagai tindakan, karena adanya suatu perhatian dan perasaan tertarik pada suatu subjek.

b. Bentuk-Bentuk Minat

Minat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1) Minat Primitif

Minat primitif disebut juga minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

2) Minat Kultural

Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.

c. Macam-Macam Minat

Ada 3 cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat antara lain :

1) Minat Yang Diekspresikan / Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misal : seseorang mungkin mengatakan

(40)

bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam dan perangko.

2) Minat Yang Diwujudkan / Manifest Interest

Seseoarang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata malainkan dengan tindakan atau perbuatan yaitu ikut serta berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misal : kegiatan pramuka, drama, dan sebagainya yang menarik minatnya.

3) Minat Yang Diinvestarisasikan / Inventord Interest

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan metode angket.

d. Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Minat

Apa bila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas, maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktivitas yang menarik perhatiannya itu.

Menurut Natawidjaya (1991:83) faktor-faktor yang

(41)

a. kondisi lingkungan

Lingkungan yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerjasama yang profesional, saling tolong menolong, kondisi seperti ini dapat meningkatkan minat.

b. Sistem pendukung

Dalam belajar sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para siswa, sehingga diperoleh hasil yang maksimal, misalnya perlengkapan belajar yang memadai, kesempatan menampilkan bakat, penghargaan baik dari guru maupun keluarga. Penghargaan dari guru sangat perlu untuk meningkatkan semangat belajar siswa yang nantinya kan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c. Pribadi seseorang

Semangat dalam belajar, pandangan siswa terhadap pelajaran dan sikap dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan ketiga faktor di atas jelas sangat berpengaruh terhadap minat belajar seseorang, apabila ketiga faktor tersebut sudah ada, maka hasil yang diperoleh akan maksimal.

Minat tidak dibawa sejak lahir, tapi diperoleh kemudian yang berasal dari luar dan dukungan dengan adanya dorongan sehingga minat tidak akan timbul dengan sendirinya. Karena minat dibangkitkan oleh faktor dalam dan

(42)

faktor luar. Crow dan Crow dalam Slameto (1991: 153) menggolongkan kedalam tiga bagian:

a. faktor dari dalam, merupakan faktor yang berhubungan erat

dengan dorongan fisik yang dapat dirangsang individu untuk mempertahnkan dirinya.

b. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang dapat

membangkitkan minat untuk melakukan yang diinginkan untuk menambah kebutuhan sosial.

c. Faktor emosional, merupakan faktor emosi perasaan yang

berkaitan minat terhadap suatu objek. Dimana hasil yang dicapai sukses akan menimbulkan rasa senang dan puas bagi setiap

individu.

Minat timbul karena pengaruh emosi dari orang yang

bersangkutan,artinya seseorang yang melaksanakan dengan perasaan yang senang, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus memperbesar minatnya terhadap suatu kegiatan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat indikator dari minat belajar menurut Slameto (dalam Siswanthy, 2002:28) adalah:

(43)

a. Perhatian

Dalam belajar hendaknya siswa menaruh minat terhadap pelajaran yang diikutinya. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila pada pemusatan terhadap pelajaran itu dengan adanya usaha dalam meningkatkan perhatian maka siswa tersebut dapat menyatakan pentingnya objek yang dipelajari. Ahmadi (1993:11) menyatakan “ setelah mulai belajar, hendaknya siswa benar-benar menaruh minat terhadap pelajaran yang diikutinya. Suatu pelajaran yang dipelajari dengan baik apabila ada perhatian terhadap pelajaran itu dan minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi itu”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari suatu objek diperlukan minat. Dengan adanya minat memungkinkan seseorang menaruh perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajarinya. Perhatian yang besar akan menumbuhkan kesungguhan dan konsentrasi dalam belajar.

b. Kemauan

Setiap siswa harus yakin bahwa ia memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil dalam studinya, dia harus yakin bahwa ia dapat mengikuti pelajaran yang baik, secara alamiah kemauan yang ada dalam diri seseorang individu menjadi suatu kekuatan pribadinya dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

(44)

Dapat disimpulkan kemauan yang keras, besar sekali peranannya bagi kehidupan siswa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Ia tetap siap mental dan mampu memperhatikan serta melaksanakan pekerjaan yang mungkin tidak menarik baginya untuk mencapai tujuannya.

c. Rasa senang

Rasa senang mempunyai peranan dalam belajar, diamana rasa senang itu dapat mendorong semangat belajar siswa. Siswa yang merasa senang dalam belajar akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi karena pelajaran yang dipelajari itu disukainya. Dimyati dan Mudjiono (1994:41) mengemukakan bahwa ”seseorang yang menyukai suatu pelajaran akan merasa senang belajar dan terdorong untuk lebih giat”.

Dapat disimpulkan siswa yang merasa senang belajar akan berusaha menguasai dan memahami pelajaran tersebut dengan berbagai kegiatan. Kegiatan ini dapat berupa mengerjakan soal-soal, membaca buku, atau berdiskusi dengan teman tentang materi pelajaran serta selalu ingin mengetahui kegunaan dan manfaat yang ingin dipelajari.

d. Keinginan

Keinginan itu bukan kemauan. Orang yang ingin belum tentu mau, dan orang yang mau belum tentu ingin. Soemanto (1990:38) mengemukakan bahwa ”kemauan merupakan pengendalian dari keinginan”. Keinginan adalah kekuatan untuk mendapatkan sesuatu yang menurutnya menyenangkan atau menolak

(45)

mengemukakan bahwa “setiap keinginan merupakan ide dari suatu objek,

dibentuk oleh “commosense” didorong oleh rasa senang dan rasa tidak senang,

kemudian menerima atau menolak objek itu menurut ide yang telah terbentuk. Oleh karena keinginan itu mendorong tindakan untuk mencapai tujuan, akibatnya kecenderungan untuk menerima atau menolak objek. Di lain pihak tujuan dan tindakan dapat mengarahkan keinginan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki keinginan untuk mempelajari pelajaran merasa senang dalam belajar, karena keinginan tersebut dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

4. Perilaku belajar

Perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon organisme seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan, berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

(46)

Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai perilaku siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, kajian pustaka ini mencoba menggali berbagai aspek perilaku yang memberi sumbangan pada proses belajar mengajar dan pada akhirnya menunjukan hasil atau pencapaian prestasi belajar. Peristiwa belajar terjadi mengikuti kesiapan bereaksi terhadap situasi. Reaksi siswa dalam proses pembelajaran berbentuk partisipasi dan kesungguhan siswa dalam proses belajar.

Untuk melakukan berbagai aktivitas, faktor utama yang harus dimiliki adalah persiapan. Persiapan diri sangat dituntut untuk meraih sukses dalam segala kegiatan belajar, faktor persiapan diri merupakan satu upaya untuk meraih kesuksesan. Seorang siswa yang memiliki persiapan diri yang baik untuk belajar besar kemungkinan mereka akan belajar lebih baik dan tekun serta memperoleh hasil yang baik. Sehubungan dengan ini menurut Prayitno (1991:1) “ hasil belajar yang baik diantaranya akan diperoleh melalui persiapan diri yang baik pula untuk belajar ”

Salah satu faktor untuk memperoleh dan meraih hasil belajar yang baik adalah faktor persiapan diri siswa yang matang untuk melakukan aktivitas belajar. Persiapan diri yang harus dimiliki dan dilakukan oleh setiap siswa untuk belajar, agar belajar menjadi berhasil dan sukses perlu persiapan diri adalah persiapan fisik/ mental dan pesiapan kelengkapan belajar.

(47)

Dalam kegiatan belajar, kegiatan fisik sangat penting sekali. Siswa akan sulit untuk melakukan kegiatan belajar apabila fisiknya kurang fit, salah satu bentuk kesiapan fisik adalah memiliki kesehatan fisik yang baik untuk melakukan aktivitas belajar.

Perilaku individu terhadap objek dapat terbentuk melalui interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sukmadinata (2003:73) “perilaku kegiatan individu selalu terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh, lingkungan konkrit atau abstrak, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi ataupun lingkungan psikologis”.

Perilaku belajar merupakan tingkah laku dalam bertindak dan dapat bertindak melalui proses berkesenambungan sehingga siswa pada akhirnya dapat melakukan kegiatan belajar dan terbiasa belajar dengan baik. Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek. Siswa yang memiliki perilaku belajar yang efektif menampakkan keinginan yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.

Sukmadinata (2003:65):

Perilaku adalah segala manifestasi hayati atau manifestasi hidup individu, dimana perilaku meliputi hal-hal yang disadari dan tidak disadari. Perilaku atau kegiatan individu juga mencangkup

(48)

aspek kognitif yaitu pemikiran atau penggunaan resiko, aspek afektif seperti perasaan, keinginan, kemauan, sikap, dan nilai.aspek psikomotor yang mencangkup segala pernyataan aktivitas hidup, baik disadari maupun tidak disadari Sedangkan perilaku belajar menurut Syah (2005:106) adalah peristiwa ikatan secara stimulus, respon dan melibatkan proses kognitif.

Beberapa perilaku anak didik yang penting dalam proses pembelajaran, menurut Thonthowi (2000:68) adalah :

a. Motif

Motif sering dikatakan tndakan yang sadar yang dilakukan oleh anak didik.tindakan belajar yang bermotif dikatakan juga sebagai tindakan yang dirasakannya. Banyak aktivitas yang dilakukan anak didik, akan tetapi tidak sering biasa dilakukannya. Hal ini tergantung pada ada atau tidaknya motif atau tergantumg pada faktor kuat atau lemahnya motif tersebut.

b. Berfikir

Berfikir adalah sebagi proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dari siatu bagian pengetahuan. Sebagai bentuk aktivitas ini berhubungan dengan pengertian hal-hal kontent.

(49)

c. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan umum yang senantiasa ikiut serta dalam setiap tindakan seseorang. Tingkah laku yang intelegensi adalah tingkaha laku yang dilaksanakan dalam memecahkan masalah

d. Perasaan emosi

Perasaan adalah sebagai suatu pengalaman yang bersifat efektif, yang dihayatu sebagai suka atau ketidaksukaan karena adanya perangsang-perangsang tertentu. Diantara sifat-sifat perangsang yang penting adalah a) senantiasa bersangkut paut dengan tingkah laku yang lain misalnya: minat, perhatian, keinginan, pengamatan dan sebagainya. b) sangat bersifat perseorangan artinya objek yang sama dapat menimbulkan tingkat perasaan yang berbeda dengan yang lainnya. Sedangkan emosi adalah perasaan yang telah meningkat pada tataran tertentu. Jadi emosi bagian dari perasaan, sehingga perasaan belum tentu emosi. Adapun macam- macam emosi seperti marah, duka cita, rasa nikmat, iri hati, riang gembira, suka cita, benci, terkejut dan lain sebagainya.

Menurut Gagne dalam Tohirin (2005:74):

bentuk perilaku mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks adalah: 1) mengenal tanda isyarat 2) menghubungkan stimulus dengan respon 3) merangkai respon 4) asosiasi verbal 5) diskriminasi yaitu menghubungkan respon yang berbeda kepada stimulus yang sama 6) mengenal konsep yaitu menempatkan beberapa stimulus yang tidak sama dala kelas

(50)

yang sama 7) mengenal prinsip yaitu membuat hububunganantara 2 konsep atau lebih 8) pemecahan masalah yaitu menggunakan prinsip – prinsip untuk merancang respon.

Sedangkan perwujudan perilaku belajar menurut Syah dalam yusniati (2010:31) adalah sebagai berikut:

a. Kebiasaan

Setiap peserta didik yang telah mengalami prose pembelajaran, kebiasaan-kebiasaan akan tampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang dalam proses pembelajaran. Pembiasaan tugas meliputi pengurangan perilaku yang tidak diberlakukan, karena proses pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku yang baru dan relatif menetap. Contoh: siswa yang belajar hitungan dalam belajar ekonomi secara berkali-kali dengan menghindari kecendrungan pencarian yang salah atau keliru. Akhirnya dengan terbiasa menyelesaikan soal-soal yang diberikan kecendrungan akan berkurang. Jadi perhitungan yang dilakukan dalam mengerjakan soal ekonomi dengan baik, telah termasuk pada perwujudan perilaku belajar siswa

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang lazim tampak dalam kegiatan jasmani seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya.

(51)

Menurut Rebber dalam Tohirin (2005:86):

Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan menurut The Liang Gie (1994:13) adalah berbagai sistem, metode, dan teknik yang baik dalam usaha menuntut ilmu secara tangkas. Beberapa contoh keterampilan siswa adalah mencatat,

bertanya dan menjawab pertanyaan, merespon atau

mengemukakan pendapat dan menghindari diri dari pengaruh yang menganggu konsentrasi belajar.

c. Pengamatan

Sujanto dalam Tohirin (2005:87) mengatakan “pengamatan adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan menberikan arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata (pengamatan visual), rasa (pengamatan tekstual), dan telinga (pengamatan auditif)”. Menurut Suryabrata (2005:19) menyatakan “bahwa pengamatan adalah cara mengenal objek dengan melihat, mendengar, membau dan merasakan. Dengan pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh pengertian”.

(52)

d. Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat

Berfikir asspsiatif adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Berfikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon.

Daya ingat merupakan perwujudan belajar sebab merupakan dalam berfikir asosiatif. Jadi siswa yang telah mengalami proses pembelajaran akan ditandai dengan dengan bertambahnya simpanan materi

(pengetahuan) dalam memori, serta meningkatnya kemampuan

menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang siswa hadapi.

e. Berfikir Rasional atau Kritis

Berfikir rasional adalah perwujudan perilaku belajar, terutama yang

bertalian dengan pemecahan masalah (problem solving). Dalam berfikir

rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalis, menarik kesimpulan dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum. Selanjutnya dalamberfikir kritis adalah membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.

(53)

f. Sikap

Sikap adalah pandangan atau kecendrungan mental atau

kecendrungan yang relatif menetapkan untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang tertentu.

g. Inhibisi

Inhibisi merupakan upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya prosese respon yang sedang berlangsung. Dalam kaitannya dengan belajar, inhibisi bermakna kesanggupan siswa untuk untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik, ketika berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan siswa dalam melakukan inhibisi ini umumnya diperoleh melalui proses pembelajaran. Karena itu makna dan perwujudan perilaku belajar serang siswa akan kelihatan juga dalam kemampuannya melakukan inhibisi

h. Apresiasi

Apresiasi adalah suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapannya, apresiasi serring diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap suatu objek. Tingkat apresiasi siswa tergantung kepada tingkat pengalaman belajarnya.

(54)

i. Tingkah Laku Efektif

Tingkah laku efektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, senang. Benci dan lain sebagainya. tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengalaman belajar. Oleh karena itu tingkah laku dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.

Berdasarkan pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar siswa dapat terwujud dalam beberapa hal yaitu motif, intelegensi, perasaan, emosi, mengenal tanda syarat, menghubungkan stimulus, merangkai respon, asosiasi verbal, diskriminasi, mengenal konsep dan prinsip, pemecahan masalah. Selain hal ini perilaku belajar siswa terwujud dalam kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir, sikap, inhibisi, apresiasi, dan berbagai tingkah laku efektif.

Perilaku siswa Dalam menghadapi setiap mata pelajaran di sekolah merupakan cerminan dari minat dan sikap siswa. Sikap dan perilaku siswa mempunyai peranan penting bila dikaitkan dengan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat indikator dari perilaku belajar yaitu:

(55)

a. Perilaku dalam mengikuti pelajaran, persiapan sebelum belajar, pavrtisipasi dalam belajar, mencatat materi pelajaran, suasana belajar, membaca dan memantapkan pelajaran

b. Perilaku mengerjakan tugas-tugas rumah, meliputi persiapan

mengerjakan tugas, cara mengerjakan tugas, kerjasama atau diskusi kelompok

c. Perilaku menghadapi ujian yaitu meliputi persiapan untuk mengikuti

ujian, suasana dalam ujian dan cara mengerjakan ujian.

B. Kajian penelitian yang relevan

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Silvia Anggraini (2010) dengan judul Pengaruh Perilaku Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di SMP Negeri 2 Sawahlunto, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara perilaku belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa di SMPN 2 Sawahlunto.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rika Afriani (2012) yang berjudul tentang Pengaruh Motivasi, Minat Belajar Dan Penyediaan Fasilitas Belajar Dirumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Di SMAN 4 Padang menyimpulkan bahwa Secara parsial motivasi ektrinsik, minat belajar, dan penyediaan fasilitas belajar dirumah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X di SMAN 4 Padang.

(56)

Beda penelitian ini dengan penelitian diatas adalah variabel bebasnya dua yaitu minat belajar dan perilaku belajar, dan variabel terikatnya hasil belajar siswa IPS Terpadu di SMPN 5 Sawahlunto. Disamping itu tempat dan waktu penelitian juga berbeda. Penelitian ini mengambil tempat di SMPN 5 Sawahlunto dan waktunya adalah pada semester genap 2011/2012.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan kerangka konseptual dan model hubungan antara masing-masing variabel yang terlibat dalam penelitian ini.

Pada dasarnya hasil belajar siswa (Y) dipengaruhi oleh minat belajar

siswa pada proses pembelajaran (X1) dan perilaku belajar siswa sebagai

variabel intervening atau variabel perantara (X2). Jadi dapat disimpulkan

bahwa minat belajar siswa pada proses pembelajaran dengan perilaku belajar siswa sebagai variabel intervening memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Secara lebih jelas kerangka konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut:

(57)

Gambar 1.Kerangka Konseptual Penelitian

Dari gambar 1 dijelaskan bahwa minat belajar siswa pada proses pembelajaran dengan perilaku belajar sebagai variabel perantara merupakan dua faktor dari sekian banyak faktor yang dapat mendorong siswa untuk mencapai suatu kebutuhan yang akan dicapai yaitu hasil belajar yang maksimum.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas maka penulis mengajukan hipotesa penelitian sebagai berikut :

1. Minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku

belajar siswa.

2. Perilaku belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap

hasil belajar siswa. Minat Belajar Siswa (X1) Hasil Belajar (Y) Perilaku Belajar (X2)

(58)

3. Minat belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar melalui perilaku belajar siswa sebagai variabel intervening secara bersama dan positif terhadap hasil belajar siswa.

(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah serta tujuan penelitian, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Sedangkan menurut Arikunto (2000:239) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu perilaku siswa dan minat belajar siswa dengan variabel terikat yaitu hasil belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 05 Sawahlunto, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012.

C. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 05 Sawahlunto yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 8 lokal yang berjumlah 154 orang

(60)

2) Sampel

Sampel adalah sebagian populasi, dimana sampel harus representif artinya segala karakteristik populasi tercermin dalam sampel yang diambil, sehingga sampel yang di ambil menggambarkan sifat keadaan populasi. Teknik

pengambilan sampel ini dilakukan dengan secara proporsional random sampling,

karena dalam penelitian ini anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel.

Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Umar (1999:77):

n = 2 1 Ne N  ……… (1) Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel (10%)

n =

( , ) = 60,62

(61)

Berdasarkan perhitungan tersebut maka untuk penelitian ini diambil sampel yang berjumlah 61 orang siswa. Pengambilan sampel sebanyak 61 orang siswa terdiri dari 8 kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu dengan undian dari

populasi yang ada atau secara proporsional kelas. Masing – masing kelas dapat diperoleh sampel sebesar 61/154x100% = 39,61%. Jumlah sampel perkelas yang diambil dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut:

Kelas VII.1 = 61 = 7 Kelas VII.2 = 61 = 9 Kelas VII.3 = 61 = 8 Kelas VII.4 = 61 = 8 Kelas VIII.1 = 61 = 9 Kelas VIII.2 = 61 = 7 Kelas VIII.3 = 61 = 6 Kelas VIII.4 = 61 = 7

Jumlah sampel perkelas yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(62)

Tabel 2. Sampel Penelitian

No. Kelas Populasi % Sampel

1 VII.1 19 39,61 7 2 VII.2 21 39,61 9 3 VII.3 20 39,61 8 4 VII.4 20 39,61 8 5 VIII.1 21 39,61 9 6 VIII.2 19 39,61 7 7 VIII.3 16 39,61 6 8 VIII.4 18 39,61 7 Jumlah 154 61

Sumber :Pengolahan Data Primer 2012

D. Variabel dan Data

1. Variabel

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent atau terikat. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah minat belajar siswa (X1) dan

perilaku belajar siswa sebagai variabel intervening (X2)

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi suatu akibat adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y).

Gambar

Tabel 1. Nilai rata-rata Mid Semester Genap IPS Terpadu kelas VII dan VIII  di SMP Negeri 5 Sawahlunto Tahun ajaran 2010/2011
Gambar 1.Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 2. Sampel Penelitian
Tabel 6: Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS DEBIT BANJIR KALA ULANG SUNGAI KALI SAPI (Studi Kasus Keruntuhan Jembatan Kali

Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan

The acquisition of vocabulary is essential for successful second language use, because without an extensive vocabulary, we will not be unable to use the structure

Kegiatan/Paket : PERENCANAAN FASILITASI PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DASAR PEMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT KECAMATAN RUPAT UTARA WILAYAH I Kualifikasi : KECIL.. Nilai HPS (Rp)

Penelitian ini dilakukan secara analitis dengan menggunakan metode elemen hingga dan metode Equivalent Diagonal Struts untuk mengetahui perilaku portal dengan

Pada artikel ini akan diuraikan pem- bahasan tentang: (1) perbedaan hasil belajar Praktik Pengukuran Listrik antara mahasiswa yang diberikan responsi pra praktikum dengan

agro Indomas Terawan Estate, ialah famili Scarabaeidae dengan indeks dominansi 0,531 dan tertinggi kedua pada famili Chrysomelidae, dengan total 0,073 pada wilayah