KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
4. Perilaku belajar
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon organisme seseorang
terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai
aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut
rangsangan, berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena
adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai perilaku siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, kajian pustaka ini mencoba menggali
berbagai aspek perilaku yang memberi sumbangan pada proses belajar
mengajar dan pada akhirnya menunjukan hasil atau pencapaian prestasi
belajar. Peristiwa belajar terjadi mengikuti kesiapan bereaksi terhadap situasi.
Reaksi siswa dalam proses pembelajaran berbentuk partisipasi dan
kesungguhan siswa dalam proses belajar.
Untuk melakukan berbagai aktivitas, faktor utama yang harus dimiliki
adalah persiapan. Persiapan diri sangat dituntut untuk meraih sukses dalam
segala kegiatan belajar, faktor persiapan diri merupakan satu upaya untuk
meraih kesuksesan. Seorang siswa yang memiliki persiapan diri yang baik
untuk belajar besar kemungkinan mereka akan belajar lebih baik dan tekun
serta memperoleh hasil yang baik. Sehubungan dengan ini menurut Prayitno
(1991:1) “ hasil belajar yang baik diantaranya akan diperoleh melalui
persiapan diri yang baik pula untuk belajar ”
Salah satu faktor untuk memperoleh dan meraih hasil belajar yang
baik adalah faktor persiapan diri siswa yang matang untuk melakukan
aktivitas belajar. Persiapan diri yang harus dimiliki dan dilakukan oleh setiap
siswa untuk belajar, agar belajar menjadi berhasil dan sukses perlu persiapan
Dalam kegiatan belajar, kegiatan fisik sangat penting sekali. Siswa
akan sulit untuk melakukan kegiatan belajar apabila fisiknya kurang fit, salah
satu bentuk kesiapan fisik adalah memiliki kesehatan fisik yang baik untuk
melakukan aktivitas belajar.
Perilaku individu terhadap objek dapat terbentuk melalui interaksi
dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sukmadinata
(2003:73) “perilaku kegiatan individu selalu terjadi dalam interaksi dengan
lingkungan, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang jauh,
lingkungan konkrit atau abstrak, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi
ataupun lingkungan psikologis”.
Perilaku belajar merupakan tingkah laku dalam bertindak dan dapat
bertindak melalui proses berkesenambungan sehingga siswa pada akhirnya
dapat melakukan kegiatan belajar dan terbiasa belajar dengan baik.
Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya
kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek. Siswa yang
memiliki perilaku belajar yang efektif menampakkan keinginan yang besar
dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.
Sukmadinata (2003:65):
Perilaku adalah segala manifestasi hayati atau manifestasi hidup individu, dimana perilaku meliputi hal-hal yang disadari dan tidak disadari. Perilaku atau kegiatan individu juga mencangkup
aspek kognitif yaitu pemikiran atau penggunaan resiko, aspek afektif seperti perasaan, keinginan, kemauan, sikap, dan nilai.aspek psikomotor yang mencangkup segala pernyataan aktivitas hidup, baik disadari maupun tidak disadari Sedangkan perilaku belajar menurut Syah (2005:106) adalah peristiwa ikatan secara stimulus, respon dan melibatkan proses kognitif.
Beberapa perilaku anak didik yang penting dalam proses
pembelajaran, menurut Thonthowi (2000:68) adalah :
a. Motif
Motif sering dikatakan tndakan yang sadar yang dilakukan oleh
anak didik.tindakan belajar yang bermotif dikatakan juga sebagai tindakan
yang dirasakannya. Banyak aktivitas yang dilakukan anak didik, akan
tetapi tidak sering biasa dilakukannya. Hal ini tergantung pada ada atau
tidaknya motif atau tergantumg pada faktor kuat atau lemahnya motif
tersebut.
b. Berfikir
Berfikir adalah sebagi proses menentukan hubungan-hubungan
secara bermakna antara aspek-aspek dari siatu bagian pengetahuan.
Sebagai bentuk aktivitas ini berhubungan dengan pengertian hal-hal
c. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan umum yang senantiasa ikiut
serta dalam setiap tindakan seseorang. Tingkah laku yang intelegensi
adalah tingkaha laku yang dilaksanakan dalam memecahkan masalah
d. Perasaan emosi
Perasaan adalah sebagai suatu pengalaman yang bersifat efektif,
yang dihayatu sebagai suka atau ketidaksukaan karena adanya
perangsang-perangsang tertentu. Diantara sifat-sifat perangsang yang
penting adalah a) senantiasa bersangkut paut dengan tingkah laku yang
lain misalnya: minat, perhatian, keinginan, pengamatan dan sebagainya. b)
sangat bersifat perseorangan artinya objek yang sama dapat menimbulkan
tingkat perasaan yang berbeda dengan yang lainnya. Sedangkan emosi
adalah perasaan yang telah meningkat pada tataran tertentu. Jadi emosi
bagian dari perasaan, sehingga perasaan belum tentu emosi. Adapun
macam- macam emosi seperti marah, duka cita, rasa nikmat, iri hati, riang
gembira, suka cita, benci, terkejut dan lain sebagainya.
Menurut Gagne dalam Tohirin (2005:74):
bentuk perilaku mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks adalah: 1) mengenal tanda isyarat 2) menghubungkan stimulus dengan respon 3) merangkai respon 4) asosiasi verbal 5) diskriminasi yaitu menghubungkan respon yang berbeda kepada stimulus yang sama 6) mengenal konsep yaitu menempatkan beberapa stimulus yang tidak sama dala kelas
yang sama 7) mengenal prinsip yaitu membuat hububunganantara 2 konsep atau lebih 8) pemecahan masalah yaitu menggunakan prinsip – prinsip untuk merancang respon.
Sedangkan perwujudan perilaku belajar menurut Syah dalam yusniati
(2010:31) adalah sebagai berikut:
a. Kebiasaan
Setiap peserta didik yang telah mengalami prose pembelajaran,
kebiasaan-kebiasaan akan tampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena
proses penyusunan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus
yang berulang-ulang dalam proses pembelajaran. Pembiasaan tugas
meliputi pengurangan perilaku yang tidak diberlakukan, karena proses
pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku yang baru dan
relatif menetap. Contoh: siswa yang belajar hitungan dalam belajar
ekonomi secara berkali-kali dengan menghindari kecendrungan pencarian
yang salah atau keliru. Akhirnya dengan terbiasa menyelesaikan
soal-soal yang diberikan kecendrungan akan berkurang. Jadi perhitungan yang
dilakukan dalam mengerjakan soal ekonomi dengan baik, telah termasuk
pada perwujudan perilaku belajar siswa
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot-otot yang lazim tampak dalam kegiatan jasmani seperti
Menurut Rebber dalam Tohirin (2005:86):
Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan menurut The Liang Gie (1994:13) adalah berbagai sistem, metode, dan teknik yang baik dalam usaha menuntut ilmu secara tangkas. Beberapa contoh keterampilan siswa adalah mencatat, bertanya dan menjawab pertanyaan, merespon atau mengemukakan pendapat dan menghindari diri dari pengaruh yang menganggu konsentrasi belajar.
c. Pengamatan
Sujanto dalam Tohirin (2005:87) mengatakan “pengamatan adalah
proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Pengamatan
artinya proses menerima, menafsirkan, dan menberikan arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera seperti mata (pengamatan visual), rasa
(pengamatan tekstual), dan telinga (pengamatan auditif)”. Menurut
Suryabrata (2005:19) menyatakan “bahwa pengamatan adalah cara
mengenal objek dengan melihat, mendengar, membau dan merasakan.
Dengan pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai
d. Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berfikir asspsiatif adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan yang lainnya. Berfikir asosiatif merupakan proses
pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon.
Daya ingat merupakan perwujudan belajar sebab merupakan dalam
berfikir asosiatif. Jadi siswa yang telah mengalami proses pembelajaran
akan ditandai dengan dengan bertambahnya simpanan materi
(pengetahuan) dalam memori, serta meningkatnya kemampuan
menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang
siswa hadapi.
e. Berfikir Rasional atau Kritis
Berfikir rasional adalah perwujudan perilaku belajar, terutama yang
bertalian dengan pemecahan masalah (problem solving). Dalam berfikir
rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk
menentukan sebab akibat, menganalis, menarik kesimpulan dan bahkan
juga menciptakan hukum-hukum. Selanjutnya dalamberfikir kritis adalah
f. Sikap
Sikap adalah pandangan atau kecendrungan mental atau
kecendrungan yang relatif menetapkan untuk bereaksi dengan baik atau
buruk terhadap orang tertentu.
g. Inhibisi
Inhibisi merupakan upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya
suatu respon tertentu karena adanya prosese respon yang sedang
berlangsung. Dalam kaitannya dengan belajar, inhibisi bermakna
kesanggupan siswa untuk untuk mengurangi atau menghentikan tindakan
yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang
lebih baik, ketika berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan siswa
dalam melakukan inhibisi ini umumnya diperoleh melalui proses
pembelajaran. Karena itu makna dan perwujudan perilaku belajar serang
siswa akan kelihatan juga dalam kemampuannya melakukan inhibisi
h. Apresiasi
Apresiasi adalah suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai
sesuatu. Dalam penerapannya, apresiasi serring diartikan sebagai
penghargaan atau penilaian terhadap suatu objek. Tingkat apresiasi siswa
i. Tingkah Laku Efektif
Tingkah laku efektif adalah tingkah laku yang menyangkut
keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, senang.
Benci dan lain sebagainya. tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari
pengalaman belajar. Oleh karena itu tingkah laku dianggap sebagai
perwujudan perilaku belajar.
Berdasarkan pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku belajar siswa dapat terwujud dalam beberapa hal yaitu motif,
intelegensi, perasaan, emosi, mengenal tanda syarat, menghubungkan
stimulus, merangkai respon, asosiasi verbal, diskriminasi, mengenal
konsep dan prinsip, pemecahan masalah. Selain hal ini perilaku belajar
siswa terwujud dalam kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir,
sikap, inhibisi, apresiasi, dan berbagai tingkah laku efektif.
Perilaku siswa Dalam menghadapi setiap mata pelajaran di sekolah
merupakan cerminan dari minat dan sikap siswa. Sikap dan perilaku siswa
mempunyai peranan penting bila dikaitkan dengan hasil belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat indikator dari perilaku
a. Perilaku dalam mengikuti pelajaran, persiapan sebelum belajar,
pavrtisipasi dalam belajar, mencatat materi pelajaran, suasana belajar,
membaca dan memantapkan pelajaran
b. Perilaku mengerjakan tugas-tugas rumah, meliputi persiapan
mengerjakan tugas, cara mengerjakan tugas, kerjasama atau diskusi
kelompok
c. Perilaku menghadapi ujian yaitu meliputi persiapan untuk mengikuti
ujian, suasana dalam ujian dan cara mengerjakan ujian.