• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 MANFAAT PENELITIAN

2.1.3 Kualitas Pembelajaran

2.1.3.3 Hasil Belajar

Menurut Susanto (2014:5), hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Anni dan Rifa’i (2009:85)

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kesulitan belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2012:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012:5-6) hasil belajar berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bahasa, baik secara lisan maupun tertulis

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif

4) Keterampilan motorik yaitu melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otoatisme gerak jasmani

5) Sikap yaitu kemampuan menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Sudjana (2012:22) mengemukakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut adalah dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Ranah Kognitif

Uno dan Mohammad (2011:56) mengungkapkan bahwa kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:6), menyebutkan pada ranah kognitif dari taksonomi Bloom revisi memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan. Berikut ini adalah dimensi proses kognitif berisikan 6 kategori yang terdiri dari:

a. Mengingat, proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas yang lebih kompleks.

b. Memahami, mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran buku, atau layar komputer.

c. Mengaplikasikan, berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

d. Menganalisis, proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya.

e. Mengevaluasi, membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

f. Mencipta, melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. (Anderson dan Krathwohl, 2010:99-128)

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. (Sudjana,2012:30) :

a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Menurut Fitri (2012:40) ada 18 nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil 4 dari 18 karakter tersebut. Adapun indikator serta deskriptor ranah afektif yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

a. Jujur dengan deskriptor meliputi tidak menyontek atau memberi contekan saat mengerjakan soal evaluasi, mengerjakan tugas dengan benar, menegur teman yang berbuat curang, dan mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.

b. Disiplin dengan deskriptor siswa hadir tepat waktu, tertib selama mengikuti pembelajaran, mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, dan menjaga ketertiban kelas.

c. Komunikatif dengan deskriptor yang meliputi tidak membeda-bedakan teman saat diskusi kelompok, mengerjakan tugas bersama dengan anggota kelompok, mengeluarkan pendapat/pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

d. Tanggung jawab dengan deskriptor meliputi mengerjakan tugas dengan baik, mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama, mengerjakan LKS, dan mengerjakan soal evaluasi

3) Ranah Psikomotorik

Sudjana (2012:30) mengemukakan bahwa hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu tujuan dalam pembelajaran yang terdapat aspek-aspek yaitu aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Adapun indikator hasil belajar dalam pembelajaran IPS menggunakan model Reciprocal Teaching dengan media audio visual adalah sebagai berikut :

Ranah Kognitif

1. Menjelaskan pengertian teknologi

2. Mengidentifikasi macam-macam teknologi produksi

3. Membandingkan teknologi produksi masa kini dengan masa terdahulu 4. Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi

5. Mengidentifikasi macam-macam teknologi komunikasi

6. Menjelaskan kegunaan teknologi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari 7. Membandingkan teknologi komunikasi masa kini dengan masa terdahulu 8. Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi

9. Mengidentifikasi macam-macam teknologi transportasi

10. Menjelaskan kegunaan teknologi transportasi dalam kehidupan sehari-hari 11. Membandingkan teknologi transportasi masa kini dengan masa terdahulu

12. Menjelaskan kelebihan teknologi 13. Menjelaskan kekurangan teknologi

Ranah afektif 1. Jujur 2. Disiplin 3. Komunikatif 4. Tanggung jawab Ranah Psikomotorik

1. Membuat bagan alur proses produksi.

2. Membuat bagan perkembangan teknologi komunikasi. 3. Membuat bagan perkembangan teknologi transportasi. 4. Membuat bagan kelebihan dan kekurangan teknologi. 2.1.4 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Dokumen terkait