• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 2.1 Kerucut Pengalaman Dale

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan model Reciprocal Teaching dan penelitian menggunakan media audio visual. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain :

Sariyasa, dkk (volume 4 tahun 2014) dalam penelitiannya yang berjudul

Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD”, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa rata-rata skor pemahaman konsep Matematika siswa yang mengikuti model reciprocal teaching (kelompok eksperimen) lebih tinggi yaitu 48,37 dari rata-rata skor pemahaman konsep Matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (kelompok kontrol) yaitu 39,37. Sedangkan nilai rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang mengikuti model reciprocal teaching (kelompok eksperimen) juga lebih tinggi yaitu 87,44 dari rata-rata motivasi belajar matematika siswa kelompok kontrol yaitu 74,92.

Tastra, dkk (volume 2, no. 1, tahun 2014) dalam penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Semester I SD

Negeri 7 Tianyar”. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa

Indonesia mengalami peningkatan dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. Hal ini dapat dilihat dari tes prasiklus rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,40 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 22,92% mengalami peningkatan setelah dilakukan siklus 1, yaitu 68,13 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 77,08%. Tetapi persentase ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan, sehingga dilakukan siklus II. Pada siklus II siswa sudah menunjukkan peningkatan yang diharapkan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,29 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100%.

Penelitian Amir (Volume 1, Nomor 1, Tahun 2011) dengan judul

PKn”. Dari penelitiannya dapat dilihat bahwa penggunaan model Reciprocal Teaching dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas dari tes awal yaitu 54,51 meningkat pada siklus I yaitu 72,42, dan pada siklus II naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,96% dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%.

Setiawan (volume 1, nomor 2, tahun 2013) dengan judul penelitian

“Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD”.

Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Rata-rata persentase keaktifan siswa pada siklus I 53,84% dan meningkat menjadi 76,91% pada siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 65,42 dan meningkat menjadi 79,11 pada siklus II.

Penelitian Freihat (volume 2, nomor 5, tahun 2012) yang diterbitkan dalam

jurnal internasional dengan judul penelitian “The Effect of the Reciprocal Teaching Procedure (RTP) on Enhancing EFL Students Reading Comprehension Behavior in a University Setting”, dalam penelitiannya mengatakan bahwa dengan model Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan data rata-rata nilai pre test yaitu 34,25 meningkat menjadi 48,26 pada nilai post test.

Penelitian Aderonke (volume 1, nomor 8, tahun 2013) yang diterbitkan

dalam jurnal internasional dengan judul penelitian “Effectivemess of Reflective-Reciprocal Teaching on Pre-Service Teacher’s Achievement and Science Process

keterampilan proses dengan menggunakan reciprocal teaching rata-rata nilainya lebih tinggi yaitu 57,50 dari model Reciprocal peer tutoring yaitu 49,28 dan juga kelompok kontrol yaitu 47,04.

Dari hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan peneliti bahwa penerapan model Reciprocal Teaching dengan media audio visual merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya akan meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran dengan menerapkan model Reciprocal Teaching memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya.

2.3 KERANGKA BERFIKIR

Pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang masih Teacher Centered. Penggunaan media oleh guru belum dapat menarik perhatian siswa secara penuh. Guru belum dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik. Selain itu guru kurang melibatkan siswa selama pembelajaran. Guru juga kurang mengkondisikan siswa agar bekerjasama dalam kelompok.

Dari segi siswa, pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru. Siswa lebih banyak bercerita sendiri dengan temannya. Siswa juga kurang aktif pada saat proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari masih banyak siswa yang kurang berminat untuk bertanya seputar materi pelajaran yang kurang dipahami.

Aktivitas siswa yang rendah mengakibatkan hasil belajar siswa rendah pula. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 67. Dari 23 siswa di kelas IVA hanya 5 siswa (21,74%) yang nilainya mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan, sedangkan 18 siswa (78,26%) belum tuntas.

Berdasarkan uraian di atas mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran IPS yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar pada siswa kelas IVA SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang masih rendah.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari segi keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa, peneliti menerapkan model Reciprocal Teaching dengan media audio visual dalam proses pembelajaran IPS. Di bawah ini akan disajikan kerangka berpikir mengenai kondisi awal pembelajaran, pemberian tindakan serta kondisi akhir yang dicapai:

Kondisi Awal

Kualitas pembelajaran masih rendah ditunjukkan dengan:

1. Keterampilan guru dalam mengajar masih teacher centered, penggunaan media belum menarik perhatian siswa, belum mengembangkan model pembelajaran yang menarik, kurang melibatkan siswa selama pembelajaran.

2. Siswa kurang memperhatikan guru, kurang aktif saat pelajaran, kurang minat bertanya seputar materi.

3. Hasil belajar IPS rendah ditunjukkan dengan 78,3% siswa mendapat nilai di bawah KKM (67)

Tindakan

Menerapkan model Reciprocal Teaching dengan media audio visual dalam pembelajaran IPS dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siswa mengamati video melalui media audio visual.

2. Siswa membuat pertanyaan tentang video yang diamati. (Questioning)

3. Siswa membuat prediksi mengenai materi yang sedang dibahas. (Predicting)

4. Guru menjelaskan materi melalui media audio visual.

5. Siswa secara berkelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan guru dan menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain.

6. Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang belum dipahami siswa. (Clarifying)

7. Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) secara berkelompok.

8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

9. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari kegiatan diskusi. (Summarizing)

Kondisi Akhir

Kualitas pembelajaran meningkat ditunjukkan meningkatnya keterampilan guru dengan kriteria minimal baik (18 ≤

skor < 27,5), aktivitas siswa dengan kriteria minimal baik (14 ≤ skor < 21,5), dan hasil belajar siswa meningkat di atas KKM (67)

Dokumen terkait