• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar Matematika

Dalam dokumen SKRIPSI KONTRIBUSI KECERDASAN DAYA JUANG (Halaman 31-38)

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat penting yang dalam seluruh aspek kehidupan. Setiap orang pasti akan melalui suatu proses belajar dalam kehidupannya karena dengan belajar seseorang akan memiliki suatu kompetensi tertentu yang berguna dalam menjalani kehidupannya. Sudarwan dan Khairil (2011: 93) menyatakan bahwa Belajar merupakan proses menciptakan nilai tambah kognitif, afektif, dan psikomotor bagi siswa. nilai tambah itu tercermin dari perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan.

Menurut Susanto dalam Dian (2014: 18) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa maupun dalam bertindak”. Sedangkan menurut Ari (2009: 39) belajar adalah upaya seseorang menjadi tahu dan paham akan sesuatu. Upaya yang akan menjadikan manusia mendapatkan solusi atas masalah yang dihadapi (kecakapan hidup) dan memperoleh informasi baru serta jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di kepala (memuaskan keingintahuan).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk dapat mencapai suatu perubahan perilaku dan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru melalui upaya-upaya tertentu.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari dalam setiap institusi dan lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan matematika sangat erat hubungannya dengan angka-angka dan rumus-rumus yang kompleks dan beragam yang dapat memudahkan aktivitas tertentu yang menuntut pengaplikasian penghitungan dan angka-angka. Mempelajari matematika sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir, penalaran, maupun logika seseorang dan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan sains dan teknologi demi kemajuan bersama.

Menurut KBBI (2008: 927) “Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yg digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan”. Mata pelajaran matematika yang diimplementasikan dalam kurikulum sekolah dikarenakan matematika sangat dibutuhkan dalam berbagai sendi kehidupan dan memiliki kontribusi yang besar bagi kemajuan sains dan

14

teknologi dan berhubungan erat dengan disiplin ilmu lain seperti fisika, kimia, maupun ekonomi.

Di dalam proses pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk mampu menguasai kompetensi pengetahuan dan keterampilan matematika yang mencakup materi-materi dasar dan lanjutan sesuai kurikulum yang telah disusun secara sistematis oleh institusi pemerintah bidang pendidikan atau Kemendikbud.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses interaksi guru dan siswa dimana guru membelajarkan siswa materi matematika yang berupa ilmu yang berkaitan dengan rasional-kognitif-akal dengan indikator aktivitas siswa dominan sebagai subjek belajar dan guru sebagai penata aktivitas siswa sesuai RPP yang disusun oleh guru (Erman, 2010: 73).

Setiap proses pembelajaran termasuk matematika yang dilakukan di sekolah tentu akan dapat diketahui hasil belajarnya untuk dapat mengukur seberapa jauh penyerapan pengetahuan yang dimiliki seorang siswa. Sri (2014: 19) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Pada dasarnya hasil belajar merupakan nilai akhir atau suatu ukuran pencapaian yang diterima seorang siswa atau peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi pelajaran.

Hasil belajar yang didapat seorang siswa memiliki tolak ukur tertentu. Menurut Sobry (2013: 25) tolok ukur keberhasilan proses belajar antara lain:

(1) Penguasaan materi pelajaran yang dibelajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

(2) Perilaku yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dikatakan sebagai hasil belajar matematika adalah suatu ukuran pencapaian dari seorang siswa yang menunjukkan tingkat pemahamannya terhadap materi matematika terlihat dari kemampuan penguasaan materi pelajaran matematika melalui upaya-upaya dari seorang siswa dalam mengikuti serangkaian proses pembelajaran matematika.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Syah dalam Sari (2014: 11) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.

16

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan menurut Slameto (2010: 54) menyebutkan bahwa secara garis besar terdapat ada dua golongan saja faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Senada dengan pendapat Slameto di atas, Balitbang (2010: 4) mengemukakan bahwa secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut uraiannya.

1) Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri subjek, adapun yang ada didalamnya adalah

a) Faktor fisiologis, yaitu keadaan jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang bukan bersifat bawaan.

b) Faktor psikologis, yaitu keadaan rohani atau psikis yang meliputi faktor-faktor intelektualitas seperti intelegen dan bakat, serta faktor-faktor non intelektualitas seperti, minat, motivasi, dan sikap, percaya diri, maupun disiplin belajar.

c) Faktor kematangan, yaitu kematangan jasmani maupun rohani. 2) Faktor eksternal, yaitu semua faktor yang ada diluar subjek, yang

a) Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

b) Faktor ekonomi, meliputi penghasilan atau pendapatan yang diterima untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.

c) Faktor budaya, meliputi adat istiadat, kesenian, dan sebagainya. d) Faktor lingkungan fisik.

e) Faktor spiritual.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang mencakup faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kondisi fisik, tingkat kecerdasan, motivasi, sikap percaya diri, maupun disiplin belajar serta faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun lingkungan sekitar.

c. Hasil Belajar pada Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Pada perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, hasil belajar atau pencapaian belajar yang didapat dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh pendidik kepada para siswanya umumnya selalu tercakup pada tiga ranah besar yaitu ranah hasil belajar dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini dikarenakan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa diharapkan tidak hanya mencakup satu aspek kognitifnya saja (pengetahuannya saja) akan tetapi ranah afektif atau sikap atau karakter dan ranah psikomotorik atau ranah keterampilan siswa sebagai perhatian

18

khusus untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilalui siswa. Ketiga ranah ini juga diterapkan pada seluruh mata pelajaran sekolah termasuk matematika. Berikut ini adalah penejelasan mengenai ketiga ranah tersebut menurut Latisma (2011: 206-207). 1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah ini berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, kemampuan mengevaluasi dan kemampuan berkreasi. 2) Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah ini mencakup watak dan perilaku siswa dalam belajar seperti minat, emosi diri, konsep diri, nilai-nilai, moral dan lain sebagainya. 3) Ranah Psikomotorik

Ranha psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Ketiga ranah ini sangat penting untuk mendapat perhatian utama. Ini dimaksudkan agar dapat memaksimalkan kompetensi pengetahuan siswa serta pembentukan perilaku yang positif berupa penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. Selain itu ranah psikomotorik atau keterampilan menjadi aspek yang sangat penting pula untuk

dikembangkan pada diri setiap siswa agar memiliki kecakapan hidup (life skill) melalui pengalaman belajar tertentu.

Dalam dokumen SKRIPSI KONTRIBUSI KECERDASAN DAYA JUANG (Halaman 31-38)

Dokumen terkait