• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percaya Diri

Dalam dokumen SKRIPSI KONTRIBUSI KECERDASAN DAYA JUANG (Halaman 58-69)

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

4. Percaya Diri

a. Pengertian Percaya Diri

Rasa percaya diri sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu khususnya siswa agar memiliki keyakinan pada kemampuan diri dan keberanian dalam melakukan berbagai perilaku nyata. Maka dari itu percaya diri dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang baik dan positif tentang diri sendiri. Pandangan yang positif ini akan sangat bermanfaat bagi seseorang untuk dapat menunjukkan dan menampilkan potensi diri yang ada sehingga tujuan-tujuan yang dimiliki oleh seseorang akan tercapai sebagaimana seorang siswa atau pembelajar tentu sangat ingin meraih tujuannya dalam belajar yaitu mencapai prestasi akademik yang baik.

Setiap individu pada dasarnya memiliki potensi masing-masing. Potensi yang dimiliki seseorang tentu berbeda antara satu dan lainnya. Namun agar dapat mengembangkan potensi diri perlu adanya keberanian untuk mengaktualisasikan diri dan mampu menampilkan diri dalam berbagai kesempatan supaya potensi yang dimiliki dapat terasah dengan

40

baik. Dalam pengaktualisasian diri tentu tidak terlepas dari rasa percaya diri karena dengan adanya rasa percaya diri seseorang akan memiliki keberanian dalam menampilkan kemampuan diri yang dimiliki.

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak (Dadang, 2014). Sementara itu Mardatillah (2008: 174) berpendapat bahwa pengertian dari percaya diri adalah “Suatu bentuk penghargaan akan kemampuan dan potensi diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku nyata dengan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan profesinya”.

Sementara itu Hakim dalam Sari (2014: 25) mengatakan bahwa: Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tesebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan optimis didalam melakukan aktivitasnya dan mempunyai tujuan yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Menurut Lie dalam Nina ( 2015: 24) menyebutkan pengertian dari percaya diri adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Sedangkan Muchlas dan Hariyanto (2013: 130) mendefinisikan percaya diri merupakan suatu sikap mental yang percaya sepenuhnya kepada kemampuan atau kecakapan diri sendiri dan bergantung pada kemampuan sendiri.

Dari uraian beberapa definisi percaya diri di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah suatu perasaan percaya akan kemampuan diri sendiri, dengan melihat potensi yang dimiliki dan diwujudkan dalam bentuk keberanian bertindak nyata untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dengan keyakinan bahwa tujuan tersebut akan berhasil diraih tanpa bergantung kepada bantuan orang lain.

b. Karakteristik Percaya Diri

Terdapat berbagai aspek yang dapat memperlihatkan karakteristik kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang. Mardatillah (2008: 176) menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki sikap percaya diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mengenal diri

Seseorang yang telah mengenal dirinya sebaik mungkin tentunya akan dapat menilai kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga tidak mungkin seseorang yang percaya diri berharap yang tidak mungkin tercapai. 2) Introspeksi diri

Saat seseorang mengalami suatu ketidakberhasilan dan kegagalan maka orang yang percaya diri akan lebih banyak melakukan introspeksi diri sendiri dibanding mencari-cari kelemahan seseorang sehingga dikemudian hari ia akan mampu menunjukkan keberhasilannya.

42

3) Mampu mengatasi rasa cemas dan tekanan

Individu yang memiliki sikap percaya diri terkadang mengalami rasa tertekan, kecewa, ketidakberhasilan maupun hal-hal lain yang negatif. Namun individu yang percaya diri tersebut akan mampu mengatasi rasa negatif tersebut dan akan segera bangkit menghadapi kesulitan hidup yang dialaminya.

4) Tenang

Individu yang memiliki rasa percaya diri sering terlihat begitu tenang dalam menjalani dan menghadapi segala sesuatunya, walaupun mungkin di benaknya terlihat bingung dan khawatir namun ia tidak memperlihatkannya pada orang lain, karena ia memiliki keyakinan dalam menghadapi apapun yang terjadi.

5) Berpikir positif

Individu yang memiliki rasa percaya diri akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik akan segala sesuatu, ini tidak hanya memberikan kekuatan untuk melangkah kedepan tetapi sebagai dasar agar selalu berperilaku positif walau dalam perjalanannya tidak selalu hal positif yang diterima namun ia selalu memberi semangat untuk terus percaya diri.

6) Pantang menyerah

Individu yang memiliki percaya diri akan terus maju pantang mundur dalam menjalani kehidupan. Ia tidak akan mudah menyerah dan menjadikan kejadian yang telah berlalu sebagai pelajaran sekaligus

penyemangat baginya untuk terus maju menghadapi setiap permasalahan.

Aspek-aspek dalam percaya diri juga diungkapkan oleh Lauster dan Guilford (Sari, 2014: 40) bahwa hal-hal yang dapat menjadi ciri atau indikator dari kepercayaan diri seseorang adalah:

1) Menghargai diri sendiri 2) Keberanian

3) Mandiri

4) Pantang Menyerah

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang dapat menjadi indikator dari percaya diri adalah: 1) Mengenal diri, 2) Introspeksi diri, 3) Mampu mengatasi rasa cemas dan tekanan, 4) Tenang, 5) Berpikir positif, 6) Pantang menyerah, 7) Berani, dan 8) Mandiri.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri

Berbagai teori dan penelitian yang dilakukan mengungkap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi karakter percaya diri seseorang. Menurut Hakim dalam Sari (2014: 29) Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang adalah sebagai berikut: 1) Keluarga

Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang.

44

Rasa percaya diri bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil jika seseorang berada di lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. 2) Pendidikan Formal

Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi anak dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga dirumah. Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekspresikan rasa percaya dirinya terhadap teman-teman sebayanya.

3) Pendidikan Non Formal

Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yan berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Kemampuan atau keterampilan dibidang tertentu bisa didapatakan melalui pendidikan non formal misalnya: mengikuti khursus bahasa asing, bermain alat musik, seni vokal, pendidikan dan keagamaan dan lain sebagainya sebagai penunjang timbulnya rasa percaya diri pada diri individu yang bersangkutan.

Disisi lain Mustofa (2008: 21) menerangkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat rasa percaya diri yang dimiliki seseorang antara lain: 1) Pola Asuh, 2) Sekolah, 3) Teman Sebaya, 4) Masyarakat, dan 5) Pengalaman penjelasannya adalah sebagai berikut.

1) Pola Asuh

Faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentuk rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai dimata orang tuanya. Sehingga meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orang tua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun juga karena eksistensinya. Dikemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap dirinya, seperti orang tuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya.

2) Sekolah

Dalam lingkungan sekolah, guru adalah panutan utama bagi siswanya. Perilaku dan kepribadian seorang guru berdampak besar bagi pemahaman gagasan dalam pikiran siswa tentang diri mereka. Salah satu segi dalam pendidikan di sekolah, baik secara tertutup atau terbuka persaingan antar siswa dalam berbagai bidang telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan akademik mereka. Setiap kompetensi pasti ada pihak yang menjadi pemenang dan pihak yang

46

kalah. Siswa yang kerap menang dalam setiap kompetensi akan mudah mendapatkan kepercayaan diri dan harga diri.

3) Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga. Dimana mereka terbiasa bergaul dan mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka pada orang lain. Dalam interaksi sosial yang dilakukan, populer atau tidaknya seseorang individu dalam kelompok teman sebaya tersebut sangat menentukan dalam pembentukan sikap percaya diri.

4) Masyarakat

Sebagai anggota masyarakat, kita harus berperilaku sesuai dengan norma dan tata nilai yang sudah berlaku. Kelangsungan berlakunya norma tersebut pada generasi penerus disampaikan melalui orang tua, teman sekolah, teman sebaya, sehingga norma tersebut menjadi bagian dari cita-cita individu. Semakin kita mampu memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, semakin lancar harga diri kita berkembang. Disamping itu perlakuan masyarakat pada diri kita juga berpengaruh pada pembentukan harga diri dan rasa percaya diri.

5) Pengalaman

Setiap individu pasti pernah merasakan pengalaman gagal dan berhasil. Perasaan gagal akan membentuk gambaran diri yang buruk dan sangat merugikan perkembangan harga diri individu. Sedangkan pengalaman keberhasilan tentu menguntungkan perkembangan harga

diri yang akan membentuk gambaran diri yang baik sehingga akan timbul rasa percaya diri dalam diri individu. Berdasarkan beberapa faktor percaya diri diatas, jelas terlihat bahwasanya percaya diri sangat ditentukan oleh lingkungan sosialnya yaitu: orangtua, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan pengalaman-pengalaman pribadinya.

d. Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri yang tinggi sangat penting sekali untuk dimiliki oleh setiap orang karena dapat menyebabkan seseorang meraih keberhasilan dan mencapai tujuan hidupnya. Sedangkan orang yang kurang percaya diri tentu akan terlihat cenderung minder dan tidak memiliki keberanian dalam berbuat sesuatu dan suka menyalahkan diri sendiri. Memang pada umumnya seseorang yang memiliki kepercayaan diri rendah adalah karena berbagai faktor kekurangan diri yang dimiliki seseorang. Namun pada hakikatnya semua orang pasti memiliki kekurangan, yang membedakan adalah bagaimana seseorang itu menyikapinya. Jika seseorang memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka ia akan mampu bersikap positif dan optimistis meskipun memiliki berbagai kekurangan yang manusiawi, begitu pula sebaliknya jika seseorang memiliki kepercayaan diri yang rendah maka ia akan selalu berfikir negatif dan tidak yakin akan kemampuan dirinya serta cenderung pesimistis.

48

Menurut Mardatillah (2008: 180) seseorang harus memiliki beberapa modal dasar untuk dapat mencapai rasa percaya diri yang tinggi diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Meyakini bahwa kita memiliki kemampuan dan potensi yang dapat ditunjukkan kepada orang lain sebagai bentuk kebanggan diri kita dan penghargaan atas diri sendiri bahwa kita mampu melakukannya. 2) Berpikir, berperasaan dan bertindak positif. Saat kita telah yakin akan

kemampuan dan potensi diri maka kita harus memiliki juga pemikiran, perasaan dan berperilaku yang positif sehingga secara tidak langsung memberikan kekuatan dalam melakukan sesuatu yang akhirnya kita lebih percaya diri akan kemampuan yang kita miliki. 3) Segera perbaiki kekurangan yang kita miliki dan tunjukkan bersama

dengan kelebihan yang kita miliki. Ini bermakna saat seseorang gagal itu merupakan suatu hal yang manusiawi namun bagaimana terus bangkit dan melangkah ke depan untuk terus menghadapi permasalahan dengan rasa percaya diri.

4) Selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukan hal tersebut, dengan melakukan hal yang terbaik, jika belum berhasil coba dan coba lagi.

5) Selalu mulai melakukan hal terkecil dan sepele namun kita benar-benar percaya diri melakukannya lalu secara bertahap meningkatkan ke hal-hal yang lebih baik sehingga kita akan menyadari bahwa hidup adalah suatu proses yang mesti dialami dan dinikmati.

Dilain pihak, Nuni (2013: 97) mengatakan ada beberapa strategi untuk dapat meningkatkan kepercayaan dalam diri siswa diantaranya. 1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil, yaitu dengan

memperbanyak pengalaman berhasil bagi siswa sejak awal karena dari awal merupakan materi-materi mudah hingga sukar sehingga siswa dapat memahami dengan mudah.

2) Menyusun pembelajaran dalam bagian-bagian yang lebih kecil sehingga siswa tidak dituntut mempelajari terlalu banyak konsep. 3) Meningkatkan harapan untuk berhasil yaitu dengan menyampaikan

berbagai kriteria keberhasilan yang akan dicapai.

4) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa itu sendiri. 5) Mengatakan hal yang positif kepada siswa bahwa siswa dianggap

telah memahami konsep dengan baik dengan tujuan memotivasi. 6) Memberi umpan balik yang konstruktif selama belajar agar siswa

mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini. B. Penelitian Relevan

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tino Dwi Prasetiyo pada tahun 2010 dengan judul “Hubungan Daya Juang dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Angkatan 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya” diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara daya juang dengan prestasi akademik dimana terdapat nilai korelasi sebesar 0,389 pada taraf signifikan 5%.

50

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Riana pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Belajar dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri 1 Pucakwangi Pati Tahun Ajaran 2012/2013” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika dengan nilai Fhitung = 28,338 > Ftabel = 3,20. Jadi, kedisiplinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar matematika seorang siswa.

3. Dari penelitian yang dilakukan oleh Aan Andriyani pada tahun 2012 melalui skripsinya berjudul “Pengaruh Percaya Diri Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa di Kelas VII MTs PUI Ciwedus Timbang Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dengan hasil uji t dimana thitung = 7,815 > ttabel = 1,697.

Dalam dokumen SKRIPSI KONTRIBUSI KECERDASAN DAYA JUANG (Halaman 58-69)

Dokumen terkait