• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Hasil dan Pembahasan

1. Aspek Historis pada Permainan Tradisional Benthik

Permainan tradisional benthik merupakan permainan yang cukup popular dan hanya dikenalkan atau diajarkan oleh orangtua secara turun temurun pada saat itu. Namun, cukup banyak sekali anak-anak yang pandai dalam memainkannya. Berdasarkan hasil wawancara DE.3.a, permainan tradisional benthik merupakan suatu kebudayaan yang harus dilestarikan.

Pada hasil wawancara DE.5.a, permainan tradisional benthik telah ada pada tahun 1939 bahkan sejak jaman kerajaan Mataram Baru dan jaman kerajaan Majapahit. Menurut narasumber, tidak ada catatan yang memberitahukan bagaimana awal terbentuknya permainan tradisional benthik. Dari data tersebut dikatakan bahwa kamus Jawa yang diterbitkan tahun 1939, karya W.J.S Poerwadraminta yang bertuliskan “gathuk sarta nywara thik(tmr.bala pecah lsp); ar.dolanan” memiliki arti yaitu permainan yang menghasilkan suara thik.

Asal mula nama benthik sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti benturan. Dimana penamaan tersebut merupakan hasil dari suara yang saling berbenturan ketikan permainan dilakukan. Permainan ini merupakan permainan tradisional yang dapat ditemui dimana saja walaupun berbeda penamaan.

Menurut hasil penelitian Rafika Said (2015), benthik merupakan salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia. Dalam permainan ini menggunakan dua alat yang saling berbenturan sehingga menimbulkan bunyi. Sehingga, permainan ini disebut benthik.

Seiring berjalannya waktu, permainan tradisional benthik mengalami perkembangan dan memiliki berbagai macam aturan yang diterapkan dalam melakukan aktivitas bermain. Namun untuk sistem sendiri tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Permainan benthik yang ada di Yogyakarta sendiri tentunya memiliki filosofi yang berbeda dengan

permainan benthik yang ada di kota lain. Berdasarkan data hasil wawancara DE.8.b, permainan tradisional benthik memiliki makna yaitu:

a. Dapat memahami alam dan lingkungan sekitar. Hal itu dapat dilihat ketika dalam melakukan aktivitas penentuan jenis alat dan bahan yang digunakan.

b. Dapat memporsikan diri untuk dapat bersosial dan saling berinteraksi.

2. Aktivitas Fundamental Matematis pada Permainan Tradisional Benthik

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh, terdapat enam aktivitas fundamental sebagai berikut :

a. Counting

Pada aktivitas fundamental matematis counting terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Dalam menentukan jumlah pemain dan poin mengandung unsur membilang/mencacah.

Dalam permainan tradisional benthik terdapat aktivitas membilang atau mencacah. Aktivitas tersebut dapat dilihat pada aturan bermain pada data DC.1.a yaitu permainan benthik terbagi ke dalam dua kelompok. Selain itu, aktivitas mencacah atau membilang pada data DC.5.b yaitu setiap pemain memiliki percobaan pemukulan sebanyak 3 kali. Aktivitas mencacah atau

membilang yang dapat dilihat lainnya adalah pada data DC.4.a yaitu terdapat 3 tahapan poin yang harus dilalui pada pemain yaitu 50,100,200.

Gambar 4. 1 Banyak pemain yang terbagi ke dalam dua kelompok

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=vUPS7JNosGY&t=604s dan https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

2) Menghitung banyaknya poin yang diperoleh selama proses bermain Aktivitas operasi bilangan bulat pada permainan tradisional benthik terdapat pada kegiatan penentuan poin. Berdasarkan data DC.5a terdapat kegiatan penambahan poin yang dilakukan apabila janak tidak dapat ditangkap oleh lawan atau lawan akan mendapatkan poin apabila janak berhasil ditangkap. Misalkan pada tahap awal setiap kelompok belum memiliki poin, ketika kelompok berhasil mendapatkan poin dan memenangkan permainan maka setiap kelompok akan mendapatkan penambahan poin. Selama

2 pemain

6 pemain

1 orang main (Tim A)

1 orang jaga (Tim B)

3 orang main 3 orang jaga

proses permainan, aktivitas operasi bilangan bulat ini selalu dilakukan.

Gambar 4. 2 Tim jaga mendapat poin karena dapat menangkap janak dengan dua tangan

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=vUPS7JNosGY&t=604s

Gambar 4. 3 Tim yang bermain mendapat poin karena tim lawan tidak dapat menangkap janak / tidak dapat mengenai tongkat

pemukul saat melempar janak

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=vUPS7JNosGY&t=604s

b. Locating

Pada aktivitas fundamental matematis locating terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan posisi jarak pemain pada permainan tradisional benthik

Berdasarkan data yang telah diperoleh, pada topik R6 tabel 4.7, posisi pemain dan penjaga saling berhadapan serta berlawanan.

Penjaga berada tepat didepan pemain dengan jarak yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 4. 4 Posisi pemain

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=vUPS7JNosGY&t=604s

2) Menentukan posisi arah gerakan tangan pada permainan tradisional benthik

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada topik R7 tabel 4.7, pada tahap pertama bagian mencutat, posisi tangan miring ke depan seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.5. a Tahap 1

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg Gambar 4. 5

Pada topik R8 tabel 4.7, tahap kedua bagian meninting, posisi tangan miring ke atas dan ke depan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.5. b Tahap 2

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Pada topik R9 tabel 4.7, tahap ketiga bagian mematok, posisi tangan menghadap ke bawah dan ke depan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.5. cTahap 3

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

c. Measuring

Pada aktivitas fundamental matematis measuring terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Mengukur panjang alat yang digunakan pada permainan tradisional benthik

Pada permainan tradisional benthik terdapat ketentuan ukuran alat yang digunakan. Pada topik R10 tabel 4.7, ukuran alat yang digunakan berukuran 70 cm untuk tongkat dan 15-30 cm untuk janak.

Berikut dapat dilihat alat yang digunakan dalam permainan tradisional benthik :

Gambar 4. 6 Tongkat pemukul dan janak

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=vUPS7JNosGY&t=604s

2) Mengukur luas dan keliling lapangan dan luwokan pada permainan tradisional benthik

Permainan tradisional benthik juga memiliki ketentuan ukuran lapangan dan luwokan yang digunakan dalam proses bermain. Pada topik R12 tabel 4.7, ketentuan ukuran lapangan yang digunakan yaitu 10x30 𝑚2 atau dapat berbentuk sudut 90°.

Gambar 4. 7 Lapangan yang digunakan pada saat bermain

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Selain ketentuan ukuran lapangan, ukuran kedalaman luwokan juga dipengaruhi. Pada topik R13 tabel 4.7, ukuran kedalaman luwokan yang digunakan sekitar 10 cm. Berikut dapat dilihat pada gambar ukuran lapangan dan luwokan yang digunakan dalam permainan tradisional benthik :

Gambar 4. 8 Lubang Luwokan

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

3) Mengukur jarak pada permainan tradisional benthik

Setiap pemain dan penjaga memiliki jarak. Pada topik R11 tabel 4.7, jarak antar pemain dan penjaga adalah kurang lebih sejauh 2 meter.

Gambar 4. 9 Jarak antar pemain yang bermain dan berjaga

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

4) Mengukur jarak sebagai perolehan poin dengan menggunakan alat yang digunakan

Pada aktivitas permainan tradisional benthik juga terdapat kegiatan perhitungan jarak dan poin dengan menggunakan alat yang digunakan pada proses bermain. Jarak posisi pemain dan penjaga dapat diukur dengan menggunakan tongkat permainan.

Jarak posisi janak juga dapat diukur dengan menggunakan tongkat dari titik awal yang berada pada luwokan hingga titik akhir janak jatuh.

Selain itu, perhitungan poin juga dapat dihitung dengan menggunakan tongkat yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan topik R14 pada table 4.7. Misalkan penjaga tidak berhasil menangkap janak yang dilemparkan pemain, maka perolehan poin dapat diukur dengan menggunakan jarak dari titik awal ke titik akhir dengan menggunakan ukuran tongkat yaitu 1 poin untuk satu ukuran tongkat.

Gambar 4. 10 Perhitungan poin dengan tongkat pemukul

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

5) Mengukur lamanya waktu bermain yang dilakukan dalam permainan tradisional benthik

Dalam proses bermain, adanya satuan waktu yang digunakan oleh para pemain. Satuan waktu ini merupakan lamanya proses bermain yang dilakukan. Pada data DM.11.b tabel 4.2, waktu yang diperlukan selama satu permainan kurang lebih 20 menit. Dan

untuk satu kelompok membutuhkan waktu 5 menit setiap tahapannya.

d. Designing

Pada aktivitas fundamental matematis designing terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Bentuk bangun datar pada lapangan yang digunakan pada permainan tradisional benthik

Permainan tradisional benthik memiliki berbagai macam-macam bentuk bangun datar salah satunya dapat dilihat pada kedalaman luwokan permainan tersebut dan bentuk lapangan yang digunakan pada permainan tersebut. Pada data DD.4.a tabel 4.4, bentuk luwokan yang digunakan berbentuk elips dan lingkaran dengan diameter 20 cm dan kedalaman sekitar 5 cm.

Gambar 4. 11

Data DD.5.a tabel 4.4, lapangan yang digunakan pada permainan tradisional benthik berbentuk persegi atau persegi panjang.

Gambar 4.11. a Lapangan

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

2) Bentuk sudut pada posisi pemain permainan tradisional benthik Bentuk sudut yang terdapat pada permainan tradisional benthik terdapat berbagai macam. Salah satu bentuk sudut yang dapat

ditemui dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Gambar 4.12. aBentuk Sudut Tumpul pada Posisi Tangan dan Posisi Kaki Pemain di tahapan Nyuthat

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Tidak hanya pada saat nyuthat, pada tahapan lain juga dapat ditemui sudut tumpul dan sudut lancip pada posisi Gerakan tangan , seperti gambar dibawah :

Gambar 4.12. bBentuk Sudut Tumpul dan Sudut Lancip pada posisi Gerakan Tangan di tahapan Namplek

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Pada tahapan Nuthuk, terdapat juga sudut tumpul ketika posisi tangan pemain hendak memukul dan sudut siku-siku pada posisi kaki ketika pemain memukul janak, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.12. cBentuk Sudut Tumpul pada Posisi Tangan dan Sudut Siku-siku pada Posisi Kaki Pemain di Tahapan Nuthuk

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Ketika proses bermain dilakukan, posisi badan pemain dan lawan yang ingin menangkap janak membentuk sudut siku-siku, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.12. dBentuk Sudut Siku-siku pada Posisi Badan Pemain dan Lawan ketika Ingin Menangkap Janak

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Dalam proses perhitungan poin dengan menggunakan tongkat apabila lawan tidak dapat menangkap janak, posisi badan pemain membentuk sudut lancip dan posisi kaki pemain membentuk sudut tumpul, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.12. e Bentuk Sudut Lancip pada Badan Pemain dan Sudut Tumpul pada Kaki Pemain

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

3) Adanya penerapan transformasi geometri pada permainan tradisional benthik

Pada aktivitas permainan tradisional benthik terdapat penerapan trasnformasi geometri yaitu translasi. Pada proses permainan terdapat unsur translasi. Berdasarkan data DD.2.b permainan terbagi ke dalam tiga tahapan. Pada tahap 1 yang disebut nyutat, janak diletakkan pada luwokan, kemudian pemain melemparkan janak dan dipukul sejauh mungkin. Pada proses tersebut terjadi perpindahan janak dari titik A ke titik B. Tidak hanya pada tahap 1, pada tahap 2 dan tahap 3 terjadi proses translasi, dimana pemain melemparkan janak dari titik A ke titik B.

Gambar 4.13. a Perpindahan janak pada tahap 1

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Gambar 4.13. b Perpindahan janak pada tahap 2

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Gambar 4.13. c Perpindahan janak pada tahap 3

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

Gambar 4.13. d Perpindahan janak saat tim jaga melempar janak untuk mengenai tongkat pemukul

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JaQxsrNzpRg

e. Playing

Pada aktivitas fundamental matematis playing terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Terdapat aturan-aturan pada permainan tradisional benthik

Aturan-aturan yang berlaku pada permainan tradisional benthik merupakan aturan yang ada di Yogyakarta. Aturan-aturan yang berlaku meliputi aturan mengenai alat dan bahan serta proses bermain yang digunakan. Alat dan bahan yang digunakan memiliki aturan yang yang telah ditetapkan yaitu perbandingan 2:1 dengan ukuran tongkat harus lebih panjang dari janak. Tidak hanya alat saja, luas lapangan yang digunakan pun memiliki aturan yaitu harus berbentuk sudut 90° atau berbentuk persegi maupun persegi

panjang. Kedalaman luwokan yang digunakan pun haruslah disesuaikan dengan ukuran kedalaman 10 cm. Tujuannya adalah untuk dapat menghasilkan suatu permainan yang baik.

2) Terdapat aturan-aturan poin yang digunakan pada permainan tradisional benthik

Dalam permainan tradisional benthik tidak hanya terdapat aturan alat dan bahan yang digunakan, aturan poin juga menjadi sebuah aturan yang dapat digunakan. Perhitungan poin pada permainan tradisional benthik sendiri biasanya dapat ditetapkan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing team.

Poin tersebut bertujuan untuk menentukan team tersebut dapat melanjutkan permainan ke tahap selanjutnya.

3) Terdapat strategi yang digunakan pada permainan tradisional benthik

Tidak hanya aturan saja yang digunakan dalam permainan tradisional benthik tetapi strategi juga sangat dibutuhkan dalam memainkan permainan tradisional ini. Pada data DP.4.b tabel 4.5, pemain melakukan pukulan dengan cara melambungkan janak terlebih dahulu, kemudian melebarkan sejauh mungkin sehingga tidak dapat dijangkau oleh pemain lawan. Tujuannya dari strategi ini adalah untuk mengalihkan perhatian lawan agar tidak dapat menangkap janak yang telah dilambungkan. Sehingga, pemain dapat mendapatkan poin dan memenangkan permainan.

Pada data DP.4.b tabel 4.5, setiap tahapan memiliki strategi berbeda yang digunakan dalam memainkan permainan tradisional benthik. Tahap 1 yang disebut nyutat, pada tahapan ini janak diletakkan di luwokan secara melintang dan kemudian diangkat atau dicutat sejauh mungkin. Tahap 2 disebut namplek, pada tahapan ini hampir sama dengan tahapan 1, namun yang membedakan adalah janak diangkat atau dilempar ke atas kemudian di pukul sejauh mungkin. Tahap 3 disebut patel lele, dimana janak diletakkan di luwokan dengan posisi miring kurang lebih sekitar 46 derajat, kemudian ujungnya dipukul sehingga janak itu melambung ke atas dan dipukul lagi ke arah lawan sejauh mungkin hingga lawan tidak mampu menangkap.

f. Explaining

Pada aktivitas fundamental matematis explaining terdapat beberapa aktivitas yang ditemui dalam permainan tradisional benthik yaitu sebagai berikut :

1) Penentuan alat yang digunakan dalam permainan tradisional benthik

Setiap daerah tentulah memiliki nama dan aturan yang berbeda. Walaupun sebagian besar cara bermain maupun teknik bermainnya sama, ada aturan khas yang membedakan antar satu

daerah dengan daerah lain tergantung dengan kesepakatan kelompok atau kalangan tersebut.

Salah satu aturan yang membedakan yaitu penentuan alat yang digunakan. Jenis alat yang digunakan di Yogyakarta adalah dua batang kayu yang dapat dijumpai di lingkungan sekitar dan dibentuk sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 1:2. Hal ini dikarenakan masyarakat dahulunya diminta untuk lebih memahami alam itu sendiri. Misalnya saja, dapat dilihat pada pemilihan kayu yang digunakan haruslah disesuaikan dengan berbagai indikator seperti kekuatan dan presisi dari kayu tersebut.

2) Perkembangan permainan tradisional benthik

Pada data DE.3.a permainan benthik merupakan permainan tradisional masa kecil. Salah satu keuntungan dalam memainkan permainan ini adalah tidak mengeluarkan uang. Permainan benthik sendiri telah ada sejak kerajaan Mataram Baru bahkan sebelum itu pun telah ada. Permainan benthik telah ada sejak tahun 1939.

Menurut data DE.5.a tabel 4.6, permainan tradisional benthik telah diterbitkan di kamus W.J.S Poerwadraminta.

Benthik memiliki arti benturan atau bentur yang akan menghasilkan suara “tik”. Sehingga, dalam bahasa jawa permainan ini dinamakan benthik. Dari masa ke masa, permainan ini tentulah mengalami perkembangan yang tidak terlalu signifikan. Secara keseluruhan aturan dan proses bermain yang dilakukan sama.

3) Proses pada setiap tahapan permainan tradisional benthik

Makna permainan tradisional benthik menurut data DE.7.b adalah permainan yang mengutamakan kekompakan dan kerja sama antar team. Pada tiap tahapan memiliki makna yang berbeda-beda. Tahapan mencutat memiliki makna dimana seseorang harus dapat melihat situasi. Dalam hal ini, setiap pemain harus bisa melihat situasi agar dapat memenangkan permainan. Dimana setiap pemain harus bisa menangkap atau melempar janak ke arah yang akan dituju.

Pada tahap meninting menunjukkan makna tentang gerakan tipuan. Dimana setiap pemain berhak mengatur kesiap-siagaan antar pemain team. Itu dapat dikatakan sebagai strategi yang digunakan dalam permainan benthik dan salah satu bentuk untuk mencapai kemenangan.

3. Permasalahan Kontekstual Matematika pada Permainan Tradisional Benthik

Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah aturan dan proses bermain. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, terdapat aspek matematis yang berkaitan dengan permasalahan kontesktual matematika pada permainan tradisional benthik. Dapat dilihat pada tabel 4.10, terdapat beberapa aspek matematis yang dapat ditemukan yaitu operasi hitung bilangan, pola barisan dan deret, jarak, transformasi geometri,

satuan waktu, bangun datar, garis dan sudut, peluang, penyajian data dan statistika.

a. Bilangan

Berdasarkan hasil analisis, materi bilangan terdapat pada aturan bermain. Pada tabel 4.11 terdapat permasalahan kontekstual mengenai bilangan pada permainan tradisional benthik :

Tabel 4. 11 Permasalahan Kontekstual tentang Bilangan Aspek Aturan Permainan benthik

merupakan permainan tradisional yang dimainkan dalam sebuah tim yang terdiri dari 5 orang.

Tentukan jika:

a. Berapa kali percobaan pemukulan yang dapat dilakukan oleh satu tim jika setiap anak hanya memiliki kesempatan 3 kali.

b. Berapa kali total percobaaan setiap tim memukul hingga selesai apabila pada tahap I,

kali, pada tahap II diberikan kesempatan memukul sebanyak 4 kali, pada tahap III diberikan kesempatan memukul 3 kali.

Penyelesaian : Diketahui :

- Satu tim terdiri dari 5 pemain.

-Satu orang memiliki kesempatan memukul sebanyak 3 kali.

-Pada tahap I, diberikan kesempatan memukul sebanyak 2 kali, pada tahap II diberikan kesempatan memukul sebanyak 4 kali, pada tahap III diberikan kesempatan memukul 3 kali.

Ditanya :

a. Berapa kali percobaan pemukulan yang dilakukan dalam tim tersebut?

b. Berapa kali percobaan setiap tim memukul hingga permainan selesai?

Jawab: memukul hingga akhir permainan sebanyak 45 kali percobaan.

Seorang anak A memukul janak ke arah anak B sejauh 7. Kemudian, anak B memukul janak ke arah anak A sejauh 4.

Berapakah selisih jarak

Sekolah

keduanya ketika memukul janak?

Penyelesaian : Diketahui : Jarak A ke B = 7 Jarak B ke A = 4

Ditanya : Jarak keduanya

Jawaban :

7 – 4 = 3

Jadi, selisih jarak kedua anak adalah 3.

atau hasil bagi dua bilangan cacah.

0 1 2 3 4 5 6 7 A B

Selisih

b. Jarak

Berdasarkan hasil analisis, materi jarak terdapat pada aturan dan proses bermain. Pada tabel 4.13 terdapat permasalahan kontekstual mengenai jarak pada permainan tradisional benthik : Aspek melemparkan janak dan berakhir pada posisi B sejauh 6 satuan ke arah timur kemudian berbelok 8 satuan ke arah utara dari luwokan tersebut. Hitunglah jarak janak dari titik A ke

Jawaban :

AB = √𝐴𝐶2+ 𝐵𝐶2 AB = √32+ 22 AB = √9 + 4 AB = √13

Jadi, jarak posisi awal pemain dan titik akhir posisi janak adalah √13.

c. Satuan Waktu

Berdasarkan hasil analisis, materi satuan waktu terdapat pada proses bermain. Pada tabel 4.14 terdapat permasalahan kontekstual mengenai bilangan pada permainan tradisional benthik :

Aspek Proses Waktu yang dibutuhkan

dalam memainkan satu tahapan tidak sama. Pada tahapan mencutat waktu yang dibutuhkan sekitar 2 menit 30 detik.

Pada tahapan meninting, waktu yang dibutuhkan sekitar 3 menit 10 detik.

Pada tahapan mematok, waktu yang dibutuhkan sekitar 4 menit. Berapa

Tahap mematok = 4 menit

Sekolah

Ditanya :

Total waktu bermain (dalam detik)

Jawab :

Tahap mencutat 2 menit 30 detik

= (2 x 60) + 30

= (120) + 30

= 150 detik

Tahap meninting 3 menit 10 detik

= (3 x 60) + 10

= (180) + 10

= 190 detik

Tahap Mematok 4 menit

= 4 x 60

= 240 detik

Total = 150 + 190 + 240 = 580 detik.

Jadi total waktu yang dibutuhkan dalam permainan tersebut adalah 580 detik.

Anak-anak diberikan waktu Kelas III :

bermain selama 2,5 jam.

Jika pada tahap mencutat waktu yang dihabiskan sekitar 30 menit, tahap meninting sekitar 25 menit, dan tahap mematok sekitar 40 menit. Berapa lamakah waktu istirahat yang dibutuhkan oleh anak-anak?

Penyelesaian : Diketahui :

Waktu yang diberikan = 2,5 jam

Tahap mencutat = 30 menit Tahap meninting = 25 menit Tahap mematok = 40 menit

Ditanya :

Lama waktu yang dibutuhkan untuk anak-anak beristirahat.

Jawab :

2,5 jam = 2,5 x 60 menit = 150 menit

Lama waktu istirahat

= 150 – ( 30 + 25 + 40)

= 150 – (95)

= 55

Sekolah Dasar

4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan lama waktu suatu kejadian

berlangsung.

Jadi, lama waktu istirahat yang dibutuhkan oleh anak-anak adalah 55 menit.

d. Bangun Datar

Berdasarkan hasil analisis, materi bangun datar terdapat pada aturan dan proses bermain. Pada tabel 4.15 terdapat permasalahan kontekstual mengenai bilangan pada permainan tradisional benthik : Aspek Aturan Lapangan yang digunakan

dalam bermain permainan benthik berbentuk persegi mempunyai keliling 340 m.

Berapakah panjang sisi lapangan tersebut?

340

4 = sisi 85 = sisi

Jadi, panjang sisi lapangan tersebut adalah 85 m.

persegipanjang,

Perhatikan gambar di bawah ini :

Jika diketahui A merupakan posisi pemain, B merupakan posisi penjaga, C merupakan batas lapangan dan g merupakan batas lapangan pemain dan penjaga.

Tentukan bangun datar yang ada pada gambar tersebut dan sebutkan sifat-sifat dari bangun datar tersebut!

Penyelesaian :

Berdasarkan gambar di atas, bangun datar yang

terbentuk adalah persegi panjang dan segitiga.

Sifat – sifat Persegi Panjang:

1. Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang AB = DC dan AD || BC 2. Sudut-sudut yang

berhadapan sama besar.

3. Jumlah sudut semuanya adalah 360˚.

4. Tiap sudutnya sama besar yaitu 90 ˚.

5. Diagonal-diagonal saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.

Sifat-sifat Segitiga :

1. Memiliki tiga sisi yang sama panjang.

2. Memiliki tiga sudut yang sama besar.

3. Memiliki tiga sumbu simetri.

4. Jumlah sudutnya 180 ˚.

e. Garis dan Sudut

Berdasarkan hasil analisis, materi garis dan sudut terdapat pada aturan dan proses bermain. Pada tabel 4.16 terdapat permasalahan kontekstual mengenai bilangan pada permainan tradisional benthik :

Aspek yang Diamati

Permasalahan Kontekstual Jenjang Sekolah

Permasalahan Kontekstual Jenjang Sekolah

Dokumen terkait