• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAYAM MERAH (Halaman 48-68)

Hasil

Hasil pengamatan dan pengukuran selama masa pemeliharaan yang diperoleh terdiri atas FCR (Feed Corvention Ratio), pertambahan berat ikan, pertambahan panjang ikan, survival rate, peningkatan warna ikan, serta kualitas air media pemeliharaan ikan mas koki.

FCR (Feed Convertion Ratio)

Data konversi pakan ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Konversi Pakan Ikan Mas Koki

Perlakuan Konversi Pakan Minggu ke- Total Keseluruhan

1 2 3 4 5 6

K 0,21 0,26 0,33 0,37 0,42 0,44 2,05

PB 0,26 0,32 0,34 0,37 0,40 0,45 2,13

PJ 0,21 0,24 0,32 0,33 0,36 0,44 1,90

PC 0,22 0,26 0,31 0,35 0,37 0,41 1,93

Keterangan :

K : Pakan pelet Takari (kontrol)

PB : Penambahan tepung bayam merah 3%

PJ : Penambahan tepung jagung 3%

PC : Penambahan tepung bayam merah 1,5% dan tepung jagung 1,5%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa konversi pakan ikan mas koki setiap minggunya hanya berkisar antara 0,21 – 0,45. Di mana konversi pakan terbesar berasal perlakuan kontrol (K), yaitu sebesar 2,05. Sedangkan konversi pakan terkecil berasal dari perlakuan penambahan tepung jagung (PJ), yaitu sebesar 1,90.

Data konversi pakan ikan mas koki yang diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis Ragam (ANOVA) Konversi Pakan Ikan Mas Koki

Keterangan : n.s. = Tidak berpengaruh nyata

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung dari konversi pakan ikan mas koki adalah sebesar 2,056 dengan signifikansi 0,185 dan lebih besar dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan pakan komersil (kontrol), perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah, perlakuan dengan penambahan tepung jagung, serta perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan ikan mas koki.

Nilai rata-rata dan standart error konversi pakan ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata dan Standart Error Konversi Pakan Ikan Mas Koki

Pakan M1 M2 M3 M4 M5 M6

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata konversi pakan ikan mas koki berkisar antara 0,21 – 0,45. Konversi pakan terkecil berasal dari

perlakuan kontrol (K) dan perlakuan dengan penambahan tepung jagung pada minggu ke 1 pemeliharaan. Sedangkan untuk konversi pakan terbesar berasal dari perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah (PB) pada minggu ke 6 pemeliharaan.

Gambaran hasil konversi pakan ikan mas koki dari setiap perlakuan selama penelitian, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Konversi Pakan Ikan Mas Koki

Pertambahan Berat Ikan

Data pertambahan berat ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pertambahan Berat Ikan Mas Koki

Perlakuan Berat Awal (g)

Pertambahan Berat (g) Minggu ke- Total Pertambahan

Berat (g)

1 2 3 4 5 6

K 2,77 3,67 4,57 5,43 6,30 7,20 8,17 5,40 PB 3,00 3,77 4,50 5,30 6,10 7,00 7,90 4,90 PJ 2,83 3,73 4,80 5,73 6,77 7,90 8,93 6,10 PC 2,83 3,67 4,57 5,47 6,40 7,40 8,43 5,60

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pertambahan berat terbesar ikan mas koki adalah pada perlakuan penambahan tepung jagung (PJ) sebesar

6,10 g. Sedangkan pertambahan berat terkecil ikan mas koki adalah pada perlakuan penambahan tepung bayam merah (PB) sebesar 4,90 g.

Data pertambahan berat ikan mas koki yang diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Ragam (ANOVA) Pertambahan Berat Ikan Mas Koki

Sum of

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung dari pertambahan berat ikan mas koki adalah sebesar 1,071 dengan signifikansi 0,414 dan lebih besar dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan pakan komersil (kontrol), perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah, perlakuan dengan penambahan tepung jagung, serta perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat ikan mas koki.

Nilai rata-rata dan standart error pertambahan berat ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata dan Standart Error Pertambahan Berat Ikan Mas Koki

Pakan M1 M2 M3 M4 M5 M6

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata pertambahan berat ikan mas koki berkisar antara 0,73 – 1,13 g. Pertambahan berat terkecil berasal dari perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah (PB) pada minggu ke 2 pemeliharaan. Sedangkan untuk pertambahan berat terbesar berasal dari perlakuan dengan penambahan tepung jagung (PJ) pada minggu ke 5 pemeliharaan.

Gambaran hasil pertambahan berat ikan mas koki dari setiap perlakuan selama penelitian, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pertambahan Berat Ikan Mas Koki

Pertambahan Panjang Ikan

Data pertambahan panjang ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pertambahan Panjang Ikan Mas Koki

Perlakuan

Panjang Awal

(cm)

Pertambahan Panjang (cm) Minggu ke-

Total Pertambahan Panjang (cm)

1 2 3 4 5 6

K 5,07 5,27 5,57 5,79 6,14 6,43 6,76 1,69

PB 4,93 5,18 5,47 5,69 5,98 6,26 6,52 1,59 PJ 5,22 5,41 5,62 5,90 6,19 6,52 6,84 1,62 PC 4,81 5,12 5,49 5,73 6,04 6,35 6,68 1,87

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pertambahan panjang terbesar ikan mas koki adalah pada perlakuan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung (PC) sebesar 1,87 cm. Sedangkan pertambahan panjang terkecil ikan mas koki adalah pada perlakuan penambahan tepung bayam merah (PB) sebesar 1,59 cm.

Data pertambahan panjang ikan mas koki yang diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Analisis Ragam (ANOVA) Pertambahan Panjang Ikan Mas Koki Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Between Groups 0,109 3 0,036 1,685 0,247 n.s.

Within Groups 0,173 8 0,022

Total 0,282 11

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung dari pertambahan panjang ikan mas koki adalah sebesar 1,685 dengan signifikansi 0,247 dan lebih besar dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan pakan komersil (kontrol), perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah, perlakuan dengan penambahan tepung jagung, serta perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang ikan mas koki.

Nilai rata-rata dan standart error pertambahan panjang ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata dan Standart Error Pertambahan Panjang Ikan Mas Koki

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata pertambahan panjang ikan mas koki berkisar antara 0,19 – 0,36 cm. Pertambahan panjang terkecil berasal dari perlakuan dengan penambahan tepung jagung (PJ) pada minggu ke 1 pemeliharaan. Sedangkan untuk pertambahan panjang terbesar berasal dari perlakuan dengan penambahan campuran tepung bayam merah dan tepung jagung (PC) pada minggu ke 2 pemeliharaan.

Gambaran hasil pertambahan panjang ikan mas koki dari setiap perlakuan selama penelitian, dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pertambahan Panjang Ikan Mas Koki

Survival Rate

Data tingkat kelulushidupan ikan mas koki selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat Kelulushidupan Ikan Mas Koki

Perlakuan

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat kelulushidupan ikan mas koki berbeda-beda. Terdapat ikan yang mengalami kematian selama melakukan penelitian, yaitu pada perlakuan penambahan tepung bayam merah (PB) sebanyak 2 ekor, perlakuan penambahan tepung jagung (PJ) sebanyak 1 ekor, dan perlakuan penambahan campuran dari tepung bayam merah dan tepung jagung (PC) sebanyak 2 ekor.

Nilai Fhitung dari tingkat kelulushidupan ikan mas koki yang diuji berdasarkan analisis ragam (ANOVA) diperoleh sebesar 0,611 dengan signifikansi 0,627 (Lampiran 18) dan lebih besar dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan pakan komersil (kontrol), perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah, perlakuan dengan penambahan tepung jagung, serta perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelulushidupan ikan mas koki.

Hasil tingkat kelulushidupan ikan mas koki dari setiap perlakuan selama penelitian, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Tingkat Kelulushidupan Ikan Mas Koki

Peningkatan Warna Ikan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh perubahan warna tubuh ikan mas koki yang diukur oleh 5 orang panelis. Tingkat perubahan warna tubuh ikan mas koki dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Peningkatan Warna Ikan Mas Koki

Perlakuan Kategori peningkatan warna selama penelitian. Peningkatan warna tersebut dikarenakan pemberian pakan berkarotenoid. Persentase peningkatan warna terbesar terjadi pada perlakuan penambahan tepung bayam merah (PB), sedangkan persentase peningkatan warna terkecil terjadi pada akuarium kontrol (K).

Nilai Fhitung dari peningkatan warna ikan mas koki yang diuji berdasarkan analisis ragam (ANOVA) diperoleh sebesar 15,913 dengan signifikansi 0,001 (Lampiran 21) dan lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan pakan komersil (kontrol), perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah, perlakuan dengan penambahan tepung jagung, serta perlakuan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung berpengaruh nyata terhadap peningkatan warna ikan mas koki. Sehingga dapat dilakukan uji lanjutan.

Hasil persentase peningkatan warna ikan mas koki dari setiap perlakuan selama penelitian, dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Persentase Peningkatan Warna Ikan Mas Koki

Kualitas Air

Kualitas air merupakan salah satu faktor pendukung kehidupan organisme air. Data kualitas air media pemeliharaan ikan mas koki yang diukur selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Kualitas Air Media Pemeliharaan Ikan Mas Koki

Perlakuan

Kualitas Air Media Pemeliharaan

Suhu (oC) DO (ppm) pH

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

K 25,12 25,24 6,44 6,38 7,09 7,04

PB 25,36 25,49 6,56 6,51 7,11 7,04

PJ 25,63 25,72 6,39 6,32 7,02 7,08

PC 25,19 25,27 6,74 6,67 7,08 7,14

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kualitas air media pemeliharaan ikan mas koki, seperti suhu, DO, dan pH yang diukur selama penelitian berada pada kisaran optimum untuk pertumbuhan ikan mas koki. Data kualitas air yang digunakan adalah data rata-rata dari hasil pengukuran kualitas air setiap minggunya baik sebelum maupun sesudah perlakuan.

Pembahasan

FCR (Feed Convertion Ratio)

Pakan merupakan kebutuhan pokok setiap organisme untuk dapat hidup, tumbuh, dan berkembang. Pakan yang diberikan pada ikan mas koki selama penelitian adalah pakan dengan kandungan gizi yang baik. Pemberian pakan dilakukan dengan memperhitungkan berat ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustin et al. (2014), bahwa pakan merupakan sumber energi yang dibutuhkan organisme untuk dapat hidup, tumbuh, dan berkembang. Pada kondisi lingkungan yang optimal, pertumbuhan ikan ditentukan oleh jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi. Pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai harga yang murah dan mutu yang baik.

Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan mas koki dibagikan dengan pertambahan berat badan ikan mas koki selama penelitian.

Sehingga diperoleh hasil konversi pakan ikan mas koki setiap minggunya hanya berkisar antara 0,21 – 0,45. Berdasarkan Fitro et al. (2015), konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dalam waktu tertentu. Dengan kata lain, nilai konversi pakan dapat dinyatakan sebagai ukuran efisiensi pakan yaitu menggambarkan tingkat kemampuan organisme untuk mengubah pakan menjadi sejumlah produksi dalam satuan tertentu.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa konversi pakan ikan mas koki yang terbesar yaitu pada perlakuan kontrol (K) sebesar 2,05 yang berarti tingkat pemanfaatan pakan oleh ikan mas koki cukup efisien.

Sedangkan konversi pakan ikan mas koki yang terkecil yaitu pada perlakuan penambahan tepung jagung (PJ) sebesar 1,90 yang berarti tingkat pemanfaatan pakan oleh ikan mas koki tidak cukup baik. Hal ini sesuai dengan Iskandar dan Elrifadah (2015), yang menyatakan bahwa konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah bobot ikan yang dihasilkan. Semakin kecil nilai konversi pakan, berarti tingkat efisiensi pemanfaatan pakan lebih baik. Begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, konversi pakan menggambarkan tingkat efisiensi pemanfaatan pakan yang dicapai.

Pertambahan Berat Ikan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran sel suatu makhluk hidup.

Pertumbuhan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pertumbuhan berat dan pertumbuhan panjang. Pertambahan berat dan pertambahan panjang yang dialami ikan mas koki selama penenilitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini

dikarenakan kualitas pakan yang diberikan berbeda-beda pula. Hal ini sesuai dengan Effendie (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan adalah perubahan dimensi sel organ maupun makhluk hidup yang mengakibatkan pertambahan bobot atau panjang dalam waktu tertentu.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa berat ikan mengalami penambahan dari berat awalnya. Ikan yang mengalami pertambahan berat terbesar adalah ikan yang dipelihara di akuarium yang diberi pakan tambahan berupa tepung jagung (PJ), yaitu sebesar 6,10 g. Sedangkan pertambahan berat terkecil adalah ikan yang dipelihara di akuarium yang diberi pakan tambahan berupa tepung bayam merah (PB), yaitu sebesar 4,90 g (Lampiran 8). Kandungan nutrisi yang baik pada pakan merupakan salah satu penyebab perbedaan pertambahan berat ikan mas koki. Kordi (2006), menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan nutrisi yang dikandung dalam pakan ikan yang diberikan. Kandungan nutrisi pakan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.

Pemberian pakan tambahan pada ikan mas koki dilakukan dengan menggunakan bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik.

Hal ini dikarenakan kandungan nutrisi yang baik dapat mempengaruhi kehidupan ikan. Murtidjo (2001), menyatakan bahwa pemberian pakan jagung dapat menyebabkan pertumbuhan pada ikan dikarenakan jagung mengandung cukup gizi dan serat kasar serta zat-zat lainnya yang membantu dalam pertumbuhan.

Pertambahan Panjang Ikan

Selain pertambahan berat, ikan mas koki juga mengalami pertambahan panjang selama penelitian. Ikan mas koki yang mengalami pertambahan panjang

terbesar adalah ikan yang dipelihara di akuarium yang diberi pakan tambahan dari campuran tepung bayam merah dan tepung jagung (PC), yaitu sebesar 1,87 cm.

Sedangkan pertambahan panjang terkecil adalah ikan yang dipelihara di akuarium yang diberi pakan tambahan berupa tepung bayam merah (PB), yaitu sebesar 1,59 cm (Lampiran 12). Jenis dan ukuran pakan yang diberikan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan mas koki. Fajarwati (2006), menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi faktor dalam dan luar. Akan tetapi, di daerah tropis, makanan adalah faktor yang lebih penting.

Selain dari kandungan nutrisi, sifat dari pakan yang diberikan juga mempengaruhi kualitas pakan tersebut. Pemberian pakan dengan jenis, ukuran, dan kandungan nutrisi yang tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan mas koki. Sugiarto (2016), menyatakan bahwa kualitas pakan tidak hanya sebatas pada nilai gizi yang dikandungnya melainkan pada sifat fisik pakan, seperti kelarutannya, ketercernaanya, warna, bau, rasa, dan anti nutrisi yang dikandung.

Kualitas pakan juga dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemberian pakan ikan mas koki dilakukan secara optimal. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari berat tubuh ikan per hari (Lampiran 3). Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan tersebut kemudian yang mempengaruhi pertambahan berat dan panjang ikan mas koki. Hal ini sesuai dengan Saleh (2015), mengatakan bahwa fungsi dari makanan utamanya itu sendiri yaitu untuk pemeliharaan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang rusak, menunjang aktivitas metabolisme, serta untuk pertumbuhan secara reproduksi.

Survival Rate

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat kelulushidupan ikan mas koki berbeda-beda tergantung pada jenis pakan yang diberikan. Selain dari segi pakan, tingkat kelulushidupan ikan juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, yakni umur, genetik, maupun kemampuan beradaptasi di lingkungan. Menurut Fajarwati (2006), pertumbuhan merupakan proses biologis yang kompleks di mana banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dipengaruhi faktor dalam dan luar. Faktor dalam diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin dan umur. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi antara lain:

makanan dan suhu.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat ikan yang mengalami kematian selama melakukan penelitian, yaitu pada akuarium yang diberi pakan tambahan tepung bayam merah (PB), pada akuarium yang diberi pakan tambahan tepung jagung (PJ), dan pada akuarium yang diberi pakan tambahan dari campuran tepung bayam merah dan tepung jagung (PC), sehingga persentase kelulushidupan ikan mas koki berkisar antara 90,48-100%. Hal ini diduga karena ikan memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan dan kemampuan mencerna makanan yang cukup baik. Hidayat et al. (2013), menyatakan bahwa faktor makanan dan suhu perairan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan protein dalam pakan, sebab protein berfungsi membentuk jaringan baru untuk pertumbuhan dan menggantikan jaringan yang rusak.

Pemberian pakan juga harus diperhatikan, baik dari segi ukuran maupun kualitas pakan yang diberikan. Ukuran pakan yang tidak sesuai dengan bukaan

mulut ikan serta kulitas pakan yang kurang baik merupakan salah satu faktor penyebab kematian ikan. Jumlah pemberian pakan yang berlebih juga dapat menyebabkan kematian ikan. Hal ini dikarenakan terjadinya pengendapan dari sisa-sisa pakan sehingga membuat kualitas air menjadi buruk. Berdasarkan Liviawaty dan Afrianto (1990), ukuran dari makanan buatan harus disesuaikan dengan lebar mulut mas koki. Mas koki kecil umumnya diberi makanan berupa larutan, semakin besar ukurannya semakin bertambah besar pula ukuran makanan buatan yang diberikan.

Peningkatan Warna Ikan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ikan mas koki diberi pakan komersil berupa pelet Takari dan pakan tambahan berupa tepung bayam merah dan tepung jagung. Kedua jenis pakan tambahan tersebut dipilih karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan kandungan karotenoid untuk membantu meningkatkan warna tubuh ikan. Hal ini sesuai dengan Said et al. (2005), yang menyatakan bahwa warna merupakan salah satu parameter dalam penentuan nilai ikan. Semakin cerah warna suatu jenis ikan, maka semakin tinggi nilainya.

Perubahan warna yang sering terjadi adalah karena adanya perubahan jumlah sel pigmen.

Penambahan tepung bayam merah dan tepung jagung pada pakan dipercaya dapat meningkatkan kualitas warna ikan mas koki. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemilihan bayam merah dan jagung sebagai sumber karotenoid alami karena bayam merah dan jagung memiliki kandungan karoten yang dapat mencerahkan warna tubuh ikan. Mengacu pada pernyataan Saputra et al. (2017), bayam merah dapat digunakan sebagai sumber ß-karoten

yang kemudian diintegrasikan ke dalam pakan untuk membentuk karakteristik warna dan meningkatkan gradasi warna pada ikan mas koki.

Peningkatan warna yang dialami ikan mas koki diantaranya dari kuning – jingga menjadi jingga – merah. Persentase peningkatan warna sebesar 16,67%, 63,33%, 36,67%, dan 53,33%. Peningkatan warna terbesar yaitu pada akuarium yang diberi pakan tambahan tepung bayam merah (PB) dengan persentase sebesar 63,33%. Sedangkan peningkatan warna terkecil yaitu pada akuarium kontrol (K) dengan persentase sebesar 16,67%. Satyani (2015), menyatakan bahwa warna yang indah pada ikan terjadi karena jumlah dan letak sel pigmen (kromatofor) pada lapisan epidermis. Ikan memiliki sel khusus penghasil pigmen, yaitu iridrosit dan kromatofor. Tinggi dan rendahnya konsentrasi dan jumlah sel pigmen akan mempengaruhi tegas dan kaburnya warna.

Ikan mas koki yang digunakan pada penelitian memiliki rata-rata warna awal kuning – jingga dan mengalami peningkatan warna menjadi jingga, yaitu pada perlakuan kontrol (K) dan merah – jingga, yaitu perlakuan penambahan tepung bayam merah (PB), penambahan tepung jagung (PJ), dan penambahan campuran tepung bayam merah dan tepung jagung (PC). Peningkatan warna tersebut memiliki persentase yang berbeda-beda pada setiap perlakuannya.

Perbedaan persentase peningkatan warna pada ikan mas koki dikarenakan pakan yang diberikan memiliki kandungan karotenoid yang berbeda-beda sehingga pigmentasi yang dialami ikan mas koki pun berbeda-beda pula. Mengacu pada pernyataan Afrianto dan Liviawaty (2005), bahwa ada dua jenis pigmen yang berperan dalam pembentukan warna tubuh ikan, yaitu karoten dan melanin.

Karoten membentuk warna kuning, oranye, dan merah, sedangkan melanin

membentuk warna coklat sampai hitam. Sholichin et al. (2012), menyebutkan bahwa ikan hanya dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih. Sedangkan warna merah, oranye, dan kuning tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan sehingga pembentukan warna pada ikan mas koki sangat bergantung pada jumlah karatenoid yang ada pada pakan seperti jagung.

Kualitas Air Suhu

Suhu merupakan salah satu parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian. Tinggi rendahnya suhu air dapat mempengaruhi kehidupan ikan mas koki. Sehingga dilakukan pengukuran suhu secara berkala setiap tujuh hari sekali.

Praditia (2009), menyatakan bahwa suhu menjadi faktor pembatas bagi kegiatan budidaya karena mampu mempengaruhi berbagai reaksi fisika dan kimia di lingkungan dan tubuh ikan. Suhu terkait pula dengan parameter air lainnya, diantaranya adalah oksigen terlarut. Pada level suhu yang meningkat, kandungan oksigen berkurang karena proses metabolisme lebih cepat. Lubis (2015), menyatakan bahwa suhu adalah variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik karena suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan, metabolisme, gas (oksigen) terlarut, dan proses reproduksi ikan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa suhu air media hidup ikan mas koki berkisar antara 25,18 – 25,67 oC. Kisaran suhu tersebut berada pada kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan ikan mas koki.

Hal ini sesuai dengan Noviyanti (2014), yang menyatakan bahwa peningkatan suhu dapat mempengaruhi metabolisme ikan sehingga terjadi pemecahan karotenoprotein menjadi protein dan karoten yang kemudian menghasilkan

pigmen warna merah (Latscha, 1990 dalam Indarti et al., 2012). Suhu ideal bagi ikan hias tropik berkisar antara 25 sampai 32 oC (Boyd, 1990). Fluktuasi perubahan suhu direkomendasikan tidak lebih dari 5 oC, terutama dalam proses pergantian air atau proses transportasi.

DO (Dissolved Oxygen)

Kandungan oksigen terlarut di air juga dapat mempengaruhi kehidupan ikan mas koki. Jumlah ikan yang digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan banyaknya air yang digunakan. Selain dari proses difusi oksigen, penggunaan aerator juga bertujuan agar meningkatkan kandungan oksigen di air sehingga kebutuhan oksigen ikan mas koki dapat tercukupi. Rendahnya kandungan oksigen terlarut dapat menghambat kehidupan ikan mas koki. Praditia (2009), menyatakan bahwa kebutuhan oksigen mempengaruhi laju pertumbuhan, nafsu makan, serta konversi pakan. Kandungan oksigen rendah dapat menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan rendah dan konversi pakan tinggi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kandungan oksigen media air pemeliharaan ikan mas koki berkisar antara 6,38 – 6,68 ppm.

Kondisi tersebut berada pada kualitas optimum untuk pertumbuhan ikan mas koki.

Paramitha (2014), menyatakan pengaruh oksigen terlarut terhadap fisiologis air terutama adalah dalam proses respirasi. Konsentrasi oksigen terlarut hanya

Paramitha (2014), menyatakan pengaruh oksigen terlarut terhadap fisiologis air terutama adalah dalam proses respirasi. Konsentrasi oksigen terlarut hanya

Dalam dokumen PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAYAM MERAH (Halaman 48-68)

Dokumen terkait