• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAYAM MERAH (Halaman 40-48)

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2019 di Laboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm sebanyak 12 buah, aerator, selang sifon, ember, nampan, serokan, timbangan digital, penggaris, Toca Color Finder (TCF) yang telah dimodifikasi, termometer, DO meter, pH meter, dan kamera.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas koki dengan ukuran panjang rata-rata 4 cm dan berat rata-rata 2 gram sebanyak 84 ekor, pakan buatan berupa pelet ikan hias (Takari), tepung bayam merah, tepung jagung, progol, dan air bersih.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol masing-masing diulang sebanyak 3 kali, yaitu :

K : Pakan pelet Takari (kontrol)

PB : Penambahan tepung bayam merah 3%

PJ : Penambahan tepung jagung 3%

PC : Penambahan tepung bayam merah 1,5% dan tepung jagung 1,5%

Rancangan ini digunakan karena kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang digunakan adalah homogen atau letak/posisi masing-masing unit tidak mempengaruhi hasil-hasil percobaan, dan percobaan ini dilakukan dalam kondisi

terkendali atau setiap unit percobaan secara keseluruhan memiliki peluang yang sama besar untuk menempati pot-pot percobaan (Hanafiah, 2012).

Prosedur Penelitian Persiapan Alat

Alat yang digunakan seperti akuarium, aerator, ember, nampan, dan serokan yang digunakan dicuci bersih terlebih dahulu. Setelah dicuci bersih, alat-alat tersebut dijemur selama 1 hari di bawah sinar matahari. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau memutus rantai bibit penyakit pada alat-alat yang digunakan.

Persiapan Air Media Pemeliharaan

Dalam pemeliharaan ikan, air sebagai media hidup ikan sangat perlu diperhatikan. Sehingga diperlukan persiapan air media yang baik sebelum dilakukan pengamatan. Air yang akan digunakan dalam pengamatan ini adalah air dari sumur gali yang dinaikkan melalui pompa, ditampung dalam bak penampungan, kemudian didiamkan selama 1 hari untuk mengendapkan kotoran-kotoran serta za-zat berbahaya dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam akuarium dan diaerasi selama 1 hari.

Persiapan Wadah

Akuarium yang telah dibersihkan kemudian diisi dengan air bersih sekitar 75% dari volumenya. Masing-masing akuarium diberikan label perlakuan serta diberikan aerasi selama pemeliharaan.

Penebaran Ikan Uji

Ikan yang digunakan adalah ikan mas koki yang berukuran panjang rata-rata 4 cm dan berat rata-rata-rata-rata 2 gram. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam akuarium, ikan difoto dan diukur panjang dan berat awalnya, kemudian dilakukan aklimatisasi agar ikan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Aklimatisasi dilakukan selama 2 hari. Selama aklimatisasi, ikan diberi pakan pelet. Kemudian ikan dimasukkan ke dalam akuarium masing-masing sebanyak 7 ekor per akuarium.

Persiapan Pakan

Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan pelet ikan hias Takari untuk K. Sedangkan untuk PB, pakan yang digunakan berupa campuran pakan pelet ikan hias Takari dengan tepung bayam merah 3%. Untuk PJ, pakan yang digunakan berupa campuran pakan pelet ikan hias Takari dengan tepung jagung 3%. Dan untuk PC, pakan yang digunakan berupa campuran pakan pelet ikan hias Takari dengan tepung bayam merah 1,5% dan tepung jagung 1,5%.

Bayam merah dan jagung yang digunakan berupa tepung dalam bentuk kering. Kemudian ditambahkan sesuai dosis dengan pakan ikan hias. Adapun tahap pembuatan tepung bayam merah dan jagung adalah : bayam merah dan jagung dipotong kecil-kecil dan dicuci bersih. Kemudian bayam merah dan jagung dikeringkan dengan suhu ruangan. Setelah kering, bayam merah dan jagung disusun di loyang, upayakan tidak terlalu menumpuk. Kemudian loyang dimasukkan ke dalam lemari pengering dan didiamkan selama 3-4 hari. Setelah itu, bayam merah dan jagung dihaluskan menggunakan blender. Simpan tepung bayam merah dan tepung jagung di wadah tertutup.

Kemudian tahapan pencampuran pakan adalah : tepung bayam merah dan tepung jagung sesuai dosis terlebih dahulu dicampur dengan progol (2-3 g/kg pakan) dalam satu wadah dan diaduk sampai merata. Kemudian tambahkan air sebanyak 150 ml/kg pakan dan dibiarkan sampai 10 menit. Selanjutnya pakan ikan hias Takari dituang ke dalam wadah campuran tadi. Lalu campuran tersebut diaduk hingga tercampur sempurna. Kemudian campuran tersebut dikeringkan selama 30-60 menit. Jika selama pengeringan terjadi perubahan warna dan bau, makan pakan tersebut harus dibuang dan dibuat kembali.

Pemeliharaan Ikan

Pemeliharaan ikan mas koki dengan ukuran panjang rata-rata 4 cm dan berat rata-rata 2 gram dilakukan dengan pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari pada pukul 09.00 WIB dan 16.00 WIB dengan jumlah pemberian pakan per perlakuan sebanyak 5% dari berat ikan.

Sistem kontrol air dilakukan setiap hari dengan cara penyifonan.

Kemudian dilakukan pengukuran kualitas air untuk mengetahui kondisi air.

Parameter yang diukur adalah suhu, DO, dan pH. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 7 hari sekali selama penelitian.

Perubahan warna ikan uji diukur melalui pengurangan data akhir ikan setelah pengamatan dan data awal warna ikan sebelum diberi perlakuan.

Penentuan tingkat warna ini dilihat dari kertas TCF yang menunjukkan nilai dari warna tubuh ikan. Pengamatan perubahan warna dilakukan setiap 42 hari sekali selama pengamatan.

Pengumpulan Data

FCR (Feed Convertion Ratio)

FCR (Feed Convertion Ratio) digunakan untuk mengetahui jumlah pakan yang habis dikunsumsi ikan. Konversi pakan dihitung secara matematis dengan menggunakan rumus menurut Edjeng dam Kartasudjana (2006), yaitu :

Keterangan :

FCR = Feed Convertion Ratio Jumlah konsumsi pakan (g) Pertambahan berat badan (g)

Pertambahan Berat Ikan

Pengukuran berat ikan dilakukan menggunakan timbangan analitik. Berat ikan yang telah ditimbang kemudian dicatat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari.

Pengukuran dilakukan pada seluruh ikan uji dan pada setiap wadah percobaan.

Pertambahan berat ikan dihitung menggunakan rumus pertambahan berat menurut Razak et al. (2016), yaitu :

Keterangan :

Pertambahan Berat Badan (g)

Berat Badan1 = Berat pada pengukuran ke-1 (g) Berat Badan0 = Berat awal (g)

Pertambahan Panjang Ikan

Pada budidaya ikan, salah satu faktor penanda pertambahan ikan adalah pertambahan panjang ikan yang merupakan salah satu parameter penting dalam budidaya ikan. Pengukuran panjang dilakukan setiap 7 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara ikan diletakkan di atas nampan dan kemudian diukur menggunakan penggaris, lalu panjang ikan kemudian dicatat. Pengukuran panjang ikan menggunakan rumus pertambahan panjang menurut Jaya et al. (2013), yaitu :

Keterangan :

Pertambahan Panjang (cm)

TL1 = Panjang pada pengukuran ke-1 (cm) TL0 = Panjang awal (cm)

Survival Rate

Survival rate (tingkat kelulushidupan ikan) diamati berdasarkan jumlah total ikan mas koki pada saat awal hingga akhir pemeliharan yang dilakukan pada setiap perlakuan. Tingkat kelulushidupan ikan diukur dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1979), yaitu :

Keterangan :

SR = Kelulushidupan ikan (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

Peningkatan Warna Ikan

Peningkatan warna ikan digunakan untuk mengetahui kategori warna tubuh ikan. Pengukuran warna tubuh ikan dilakukan setiap 42 hari. Pengukuran dilakukan dengan mencocokkan warna ikan dengan Toca Color Finder (TCF) yang telah dimodifikasi. Pengukuran dilakukan oleh 5 orang panelis yang tidak memiliki gangguan penglihatan (buta warna dan rabun).

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah berdiskusi di antara anggota-anggotanya (Arbi, 2009).

Tabel 3. Kategori Panelis

Panelis Keterangan

1 Pecinta ikan hias

2 Pecinta ikan hias

3 Pecinta ikan hias

4 Pecinta ikan hias

5 Masyarakat umum

Gambar 3. Toca Color Finder (TCF) yang Telah Dimodifikasi

Tabel 4. Kategori Warna Berdasarkan Toca Color Finder (TCF)

Kategori Warna Level Warna

Pudar 1-5

Kuning – Jingga 6-11

Jingga 12-18

Jingga – Merah 19-30

Kualitas Air

Parameter kualitas air media pemeliharaan ditentukan dengan mengukur kualitas air selama penelitian. Parameter tersebut terdiri dari parameter fisika dan kimia yang telah ditentukan yaitu suhu, DO, dan pH.

Pengukuran suhu, DO, dan pH air dilakukan setiap 7 hari sekali dengan menggunakan termometer, DO meter, dan pH meter.

Analisis Data

Data pertambahan berat ikan, pertambahan panjang ikan, tingkat kelulushidupan ikan, peningkatan warna ikan, dan kualitas air media pemeliharaan ikan yang akan diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis, meliputi analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95% yang digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh terhadap kelulushidupan, pertambahan berat, dan pertambahan panjang ikan. Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) serta analisis deskripsi yang digunakan untuk menjelaskan parameter kerja, peningkatan warna, dan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan ikan mas koki selama pengamatan.

Dalam dokumen PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAYAM MERAH (Halaman 40-48)

Dokumen terkait