• Tidak ada hasil yang ditemukan

a Proses Pengangkutan Tebu

4.5 Hasil Desain Sistem Transportas

4.5.1 Hasil Desain Basis Data

Basis data didefinisikan sebagai kumpulan dari data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah. Basis data dapat dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Secara sederhana basis data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat menentukan kembali data (data yang dicari) dengan mudah dan cepat.

a.

CDM (Conceptual Data Model)

CDM adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas

itu. CDM Biasanya juga direpresentasikan dalam bentuk EntityRelationshipDiagram. Sebuah CDM mewakili keseluruhan struktur logis dari database, yang independen dari perangkat lunak apapun atau struktur penyimpanan data. Sebuah model konseptual sering mengandung objek data yang belum diimplementasikan dalam database fisik. Ini memberikan representasi formal dari data yang diperlukan untuk menjalankan suatu perusahaan atau kegiatan bisnis. Model data konseptual dapat dilihat pada Lampiran 8 dimana model data konseptual yang dibuat meruapakan hasil generate dari diagram kelas menggunakan Sybase Power Designer 16.0.

b.

PDM (Physical Data Model)

PDM dapat dibuat dari hasil generate CDM (conceptual data model). PDM merupakan model yang menggunakan sejumlah Tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap Tabel memiliki sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik. PDM merupakan perancangan basis data secara fisik, tipe data yang digunakan juga bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi sebenarnya dari basis data (Halimsetiawan., 2009). Diagram data fisik ini menghasilkan Tabel-Tabel yang digunakan dalam mengimplementasi aplikasi. Untuk lebih jelasnya model data fisik dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari PDM yang dibuat kemudian dapat digeneralisasi menjadi suatu susunan basis data yang siap pakai di PHP My Andmin

4.5.2 Tampilan Antarmuka Sistem Transportasi

Perancangan antarmuka sistem transportasi merupakan proses konversi dari model konseptual menjadi suatu aplikasi prototipe dengan melalui proses pengkodean. Dalam proses ini dibuat desain antar muka sebagai suatu manajemen dialog antara sistem dengan pengguna. Desain antarmuka

Canetrans V.01 ini dibuat dengan menggunakan peranti lunak Dreamweaver CS 5 dan bahasa

pemrogaman PHP. Bahasa pemrogaman PHP merupakan bahasa pemrogaman yang bekerja dalam sebuah webserver. Script – script PHP yang dibuat harus tersimpan dalam sebuah server dan dieksekusi atau diproses dalam server tersebut. Pemilihan pemrogaman berbasis web ini digunakan karena kemudahan dari pengguna untuk mengakses program transportasi ini melalui aplikasi browser seperti Internet Explorer, Google Chrome, dan Mozilla Firefox.

Untuk melakukan penjadwalan, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan pengguna program, yaitu melakukan input rencana tebang terlebih dahulu setelah itu pengguna baru dapat melakukan penjadwalan transportasi. Subsistem input tebang dan penjadwalan transportasi merupakan halaman yang dapat diakses oleh sinder dan Departemen Penebangan yang bertugas untuk menentukan lokasi kebun yang akan ditebang, mandor, jumlah tebang, serta jumlah tenaga tebang yang akan digunakan untuk penebangan besok. Subsistem input tebang ini terdiri dari dua submenu, yaitu input tebang dan cari input tebang. Gambar 22 merupakan halaman dari submenu input tebang program Canetrans.

Gambar 22. Halaman Submenu Input Tebang Program Canetrans

Submenu cari input tebang digunakan untuk mencari hasil dari input tebang yang telah di input sebelumnya. Submenu cari tebang ini digunakan apabila pengguna ingin melakukan perubahan (update) dari rencana tebang yang telah di input atau menghapus rencana tebang yang sudah ada. Gambar 23 merupakan halaman dari submenu cari input tebang.

Gambar 23. Halaman Submenu Cari Input Tebang Program Canetrans

Subsistem penjadwalan transportasi merupakan subsistem yang hanya dapat diakses oleh Kepala Departemen Penebangan. Submenu input lokasi merupakan tahap awal yang dilakukan oleh pengguna untuk mengetahui jumlah dari lokasi kebun yang akan di tebang serta jumlah truk mula – mula yang akan digunakan. Gambar 24 merupakan halaman dari submenu input lokasi tebang.

Gambar 24. Halaman Submenu Input Lokasi

Syarat dari proses input lokasi ini adalah jumlah inisiasi truk yang di input minimal harus sama dengan jumlah kebun yang akan ditebang. Setelah dilakukan input inisiasi jumlah truk yang digunakan, program akan melakukan penjadwalan dengan penambahan truk sampai dengan jumlah truk yang telah ditambahkan dapat mengangkut semua tebu yang tersedia di kebun.

Setelah melakukan input berapa jumlah dari kebun yang akan ditebang dan jumlah inisiasi, pengguna akan masuk ke halaman berikutnya yang masih termasuk ke dalam bagian submenu input lokasi. Pada halaman tersebut, pengguna akan memilih lokasi kebun yang akan ditebang. Pemilihan lokasi kebun tersebut harus sama dengan rencana tebang yang telah dibuat oleh sinder pada halaman subsistem input tebang. Jumlah kebun yang akan dipilih akan sama dengan jumlah dari kebun yang telah diinputkan pada halaman sebelumnya. Sebagai contoh, apabila pada submenu input lokasi telah diinput jumlah kebun sebanyak tiga kebun, maka pada halaman selanjutnya akan muncul pilihan kebun yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kebun pada halaman input lokasi. Gambar 25 merupakan halaman lanjutan dari submenu input lokasi.

Gambar 25. Halaman Lanjutan dari Submenu Input Lokasi

Setelah pemilihan kebun dilakukan, program akan melakukan pengecekan apakah kebun yang telah dipilih pada halaman input lokasi terdapat pada kebun Tabel input_tebang yang telah disimpan pada database, apabila kebun yang dipilih tidak ada pada database maka jumlah dari tebu yang akan di tebang tidak akan ditampilkan pada hasil penjadwalan dan hasil penjadwalan akan menjadi salah. Apabila kebun yang telah dipilih terdapat pada Tabel input tebang di database, maka jumlah tebu yang

akan ditebang pada kebun serta hasil penjadwalan akan ditampilkan oleh program pada halaman selanjutnya. Gambar 26 merupakan contoh dari halaman hasil penjadwalan.

Gambar 26. Halaman Hasil Penjadwalan

Melalui Gambar 31, dapat dilihat bahwa hasil penjadwalan yang telah dilakukan oleh program terdiri dari informasi mengenai jumlah inisiasi truk yang dilakukan, jumlah truk hasil penghitungan program yang disarankan, lokasi kebun dan jumlah tebu yang akan diangkut di kebun tersebut serta Tabel yang berisi hasil model penjadwalan yang berupa alokasi truk di setiap kebun. Tabel hasil penjadwalan tersebut terdiri dari informasi hasil model penjadwalan yang telah dilakukan oleh program, yaitu :

a. Nomor truk

Kode dari truk yang akan digunakan untuk mengangkut tebu.

b. Jeda

Tenggang waktu yang dialami oleh truk ketika truk tersebut sedang menunggu truk pertama selesai memuat tebu. Jeda tersebut hanya berlaku apabila tedapat lebih dari satu truk yang akan mengangkut tebu pada suatu kebun.

c. Kebun

Memuat informasi lokasi kebun yang akan diangkut tebunya.

d. Waktu tempuh

Memuat informasi mengenai waktu tempuh dari kebun menuju pabrik.

e. Total waktu tempuh

Memuat informasi mengenai jumlah waktu yang telah dihabiskan oleh truk untuk mengangkut tebu dari mulain menit ke-0

f. Sisa tebu

Memuat informasi berupa jumlah dari tebu yang belum terangkut pada kebun tertentu. Melalui Tabel ambilan pertama (trip 1) pada Gambar 31, dapat dilihat bahwa program mengurutkan kebun berdasarkan dari jumlah tebu terbanyak sampai dengan jumlah tebu paling sedikit, hasil tersebut memperlihatkan bahwa hasil model penjadwalan yang telah dilakukan oleh program sesuai dengan metodologi penjadwalan yang diterapkan. Selain itu pada Tabel tersebut ditampilkan juga jeda setiap truk yang akan mengangkut di setiap kebun. Jeda yang yang terdapat pada Tabel disesuaikan

dengan banyaknya truk yang sedang menunggu untuk mengangkut tebu. Sebagai contoh, apabila terdapat tiga truk yang sedang mengangkut tebu pada kebun pertama, maka jeda waktu yang dialami oleh truk pertama adalah 0 menit, truk kedua adalah 25 menit, dan truk ketiga adalah 75 menit. Waktu jeda tersebut kemudian akan ditambahkan dengan waktu tempuh dari kebun tersebut dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada kolom total tempuh kumulatif pada setiap Tabel ambilan.

Pada Tabel ambilan kedua (trip 2) truk yang menyelesaikan angkutan tebu tercepat akan dialokasikan menuju kebun dengan jumlah tebu terbanyak. Pada Tabel ambilan dua di Gambar 31, terlihat bahwa truk yang paling cepat menyelesaikan pengangkutan tebu yaitu truk 2 dan truk 4 dengan waktu selesai mengangkut pada menit ke-128. Pada program ini, apabila terdapat lebih dari satu truk dengan waktu menyelesaikan angkutan dalam waktu yang bersamaan, program akan memilih secara acak truk mana yang akan dialokasikan terlebih dahulu menuju kebun selanjutnya. Pada Gambar 31, program memilih truk 4 sebagai truk tercepat yang akan dialokasikan menuju kebun dengan sisa tebu terbanyak, yaitu Kolak Aren Utara 78. Hal ini menunjukan bahwa hasil dari output model penjadwalan transportasi dan penentuan rute sesuai dengan hasil yang diharapkan pada penelitian ini.

Waktu merupakan variabel yang sangat menentukan dalam program ini, karena waktu menjadi salah satu variabel yang menyebabkan suatu alokasi truk atau penjadwalan menjadi terhenti karena telah melebihi batas waktu angkut tebu, yaitu 840 menit. Selain itu, terdapat juga variabel lain yang menyebabkan berhentinya suatu penjadwalan atau alokasi truk, yaitu kondisi ketika sisa tebu di setiap kebun sama dengan nol atau telah habis terangkut. Oleh karena itu, program melakukan rekap jumlah waktu yang telah dihabiskan oleh setiap truk untuk mengangkut tebu selama satu hari serta jumlah tebu yang telah ditebang di setiap kebun. Gambar 27 menunjukan hasil rekap waktu dan sisa tebu yang telah dihitung oleh program.

Gambar 27. Hasil Rekap Waktu Penjadwalan

Dokumen terkait