• Tidak ada hasil yang ditemukan

(STUDI KASUS PG RAJAWALI II UNIT JATITUJUH MAJALENGKA) DECISION SUPPORT SISTEM FOR SUGAR CANE TRANSPORTATION SISTEM

1.1 Latar Belakang

Tebu merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia dan termasuk ke dalam jenis tanaman musiman. Kandungan air gula yang terdapat pada tanaman tebu menyebabkan tanaman tersebut dijadikan sebagai bahan baku untuk produksi gula. Dalam proses produksi gula, terdapat tiga aktifitas yang memiliki peranan penting selama proses produksi gula dilakukan, yaitu proses penebangan tebu, pengangkutan tebu, dan pengolahan tebu. Ketiga aktifitas tersebut memiliki keterkaitan antara satu sama lain, dimana apabila terjadi keterlambatan atau gangguan pada salah satu dari ketiga aktifitas tersebut, maka aktifitas lain akan terganggu dan dapat menimbulkan potensi kerugian baik dari sisi kuantitas maupun kualitas rendemen gula yang dihasilkan.

Jumlah rendemen gula yang didapatkan oleh pabrik sangat bergantung dari jumlah tebu yang masuk ke dalam pabrik dan jumlah rendemen yang terdapat pada tebu. Kandungan rendemen gula yang terdapat dalam tanaman tebu adalah sekitar 10% dari semua komponen senyawa yang terdapat pada tebu. Rendemen gula tersebut akan mulai berkurang ketika tebu telah mencapai rendemen gula tertinggi dan akan terus berkurang walaupun tebu tersebut telah ditebang. Berkurangnya jumlah rendemen gula tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dicegah atau kondisi alami yang pasti terjadi pada tanaman tebu, sehingga jumlah dari tebu yang masuk ke dalam pabrik harus sesuai dengan target atau rencana tebang yang telah dibuat agar jumlah rendemen yang diharapkan dapat tercapai.

Melalui hasil observasi data jumlah tebu yang masuk ke dalam pabrik, diketahui bahwa dari 14 hari penebangan tebu dilakukan, banyak frekuensi tercapainya jumlah tebu yang dapat ditebang dan sesuai dengan rencana tebang adalah sebanyak lima kali, sedangkan frekuensi tidak sesuainya jumlah tebu yang ditebang dengan rencana tebang adalah sebanyak delapan kali. Melalui data tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu permasalahan yang seringkali terjadi pada PT. Rajawali II Unit Jatitujuh adalah tidak stabilnya realisasi dari perbandingan jumlah tebu yang masuk ke pabrik dengan rencana tebang yang telah dibuat. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu perbaikan terhadap sistem tebang angkut tebu yang telah dilakukan agar jumlah dari tebu yang masuk ke dalam pabrik atau tebu yang dapat ditebang dapat mencapai target dari rencana tebang yang telah dibuat. Salah satu perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaharui sistem transportasi angkut tebu yang telah dilakukan oleh PG. Rajawali II Unit Jatitujuh.

Sistem transportasi angkut tebu merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam rantai proses produksi tebu karena sistem transportasi merupakan penghubung antara proses penebangan dengan proses pengolahan tebu. Selain itu, besarnya potensi kehilangan rendemen setelah ditebangnya tebu ketika proses pemindahan tebu dari kebun menuju pabrik dilakukan menjadikan sistem transportasi merupakan salah satu sistem yang harus direncanakan dengan sangat baik sehingga produktivitas pabrik pun menjadi semakin meningkat.

Sistem transportasi yang selama ini dilakukan di PG Rajawali II Unit Jatitujuh, Majalengka adalah dengan melakukan alokasi truk dimana setiap truk hanya makan mengangkut tebu dari satu kebun

kebun yang sama. Sistem ini memiliki kekurangan dimana dapat terjadinya kondisi idle, baik terhadap truk maupun tebu yang akan diangkut, yang dapat menambah waktu tunggu tebu untuk segera di proses ke dalam pabrik. Hal ini merupakan masalah yang angat penting karena tebu merupakan salah satu bahan baku yang harus segera di proses ke dalam pabrik setelah selesai ditebang mengingat bahwa sifat dari tebu tersebut adalah perishable dimana rendemen gula yang terdapat di dalam tebu mudah menurun. Terjadinya kondisi idle pada truk dan tebu ketika proses pengangkutan berlangsung menyebabkan tidak sesuainya tebu yang masuk ke dalam pabrik akibat dari waktu menganggur truk yang cukup lama, sehingga tebu tidak terangkut sesuai dengan target rencana tebang pada saat waktu angkut telah mencapai batasnya (menit ke-840). Selain itu, untuk menghindari terbuangnya tebu akibat tidak terangkutnya seluruh tebu yang telah ditebang, beberapa mandor menetapkan suatu sistem dimana para penebang tebu tidak akan menebang tebu sampai dengan truk yang akan mengangkut tebu tersebut sudah sampai di kebun, hal ini sangatlah merugikan dan akan menyebabkan ketidak sesuaian antara realisasi tebang yang akan dilakukan dengan rencana tebang yang telah dibuat apabila ternyata truk yang seharusnya mengangkut tebu di kebun tersebut tidak datang tepat waktu dan mengakibatkan menurunnya produktifitas produksi gula.

Untuk menurunkan waktu idle dan meningkatkan efektifitas penggunaan truk, maka diusulkan suatu perbaikan terhadap sistem transportasi yang saat ini dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan dari koridor – koridor dan ketentuan – ketentuan yang dapat mempengaruhi sistem transportasi. Sistem transportasi yang baik pada dasarnya membutuhkan perencanaan yang baik. Penjadwalan merupakan salah satu bagian penting dalam perencanaan produksi, karena implementasi produksi dilakukan berdasarkan dari penjadwalan yang telah dilakukan. Optimasi transportasi berupa penjadwalan dapat memberikan hasil yang baik dan menguntungkan dari segi sumber daya dan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, penjadwalan transportasi dapat menjadi alternatif untuk sistem transportasi yang akan dibuat. Sistem penjadwalan transportasi yang dibuat akan di implementasikan menjadi sebuah program yang terkomputerisasi untuk memudahkan implementasi sistem serta menambah akurasi dari penghitungan yang akan dilakukan dalam menentukan jadwal transportasi, sehingga efisiensi sistem dan produktivitas perusahaan meningkat.

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi dan melakukan analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan tebu dari perkebunan menuju tempat proses produksi.

b. Menghasilkan model Object Oriented Programing (OOP) untuk penjadwalan transportasi

angkut tebu yang dapat digunakan oleh perusahaan

c. Melakukan analisa terhadap antrian yang terjadi pada stasiun penimbangan untuk menghasilkan sistem penjadwalan yang lebih baik.

d. Menghasilkan suatu prototype sistem penjadwalan tranportasi angkut tebu yang

memberikan output berupa penjadwalan transportasi dan jumlah kebutuhan kendaraan angkut yang akan digunakan dalam bentuk peranti lunak, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat.

Dokumen terkait