• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Indentifikasi Penyakit Pada Tanaman Padi a Hawar Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.2. Hasil Indentifikasi Penyakit Pada Tanaman Padi a Hawar Daun

Gambar 6. Padi yang Terkena Hawar Daun

b. Bercak Coklat

Gambar 7. Daun yang Terkena Bercak Coklat 4.2 Pembahasan

1. Burung

Burung menjadi hama bagi tanaman padi karena memakan biji-biji padi. Dalam penelitian yang dilakukan hanya ditemukan burung yang sudah menjadi bangkai karena terjebak dalam perangkap berupa jaring yang dibentangkan di hamparan tanaman padi.

a. Ciri-Ciri Hama :

 Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna merah coklat  Lehernya hitam

 Perut putih  Mata coklat

 Paruh hitam dan ekor b. Gejala Pada Tanaman

 Burung ini biasanya memakan biji baik yang masih muda maupun yang sudah tua, hingga menyebabkan biji koso

Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan menmbentangkan jaring pada hamparan padi yang sudah mulai muncul malai. Kemudian dengan menggunakan padi yang mempunyai daun bendera bersudut kecil agar malai dapat tertutupi oleh daun bendera yang tumbuh keatas sehingga burung tersebut mengira padi belum berbuah.

2. Walang Sangit

Walang sangit menyerang tanaman padi pada fase pemasakan. Mekanismenya dengan menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Apabila terjangkit hama walang sangit pertumbuhan gabah akan kecil dan menciut, gabah akan hampa dan cacat. Karena letak areal pertanaman padi dekat dengan hutan dengan area rumput yang luas serta rumput liar terdapat di ddekat kanal maka sangat mendukung bagi perkembangan walang sangit.

a. Ciri-ciri Hama

 Bentuknya memanjang,  Berukuran sekitar 2cm,  Berwarna merah dan hitam b. Gejala Pada Tanaman

 Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga (panicule) sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan melemah.

Pengendaliannya bisa dilakukan dengan sanitasi, tanam serempak, penangkapan secara mekanik, pengendalian hayati menggunakan musuh alami seperti kumbang dan laba-laba, dan apabila perkembangan terus meningkat alternatif terakhir adalah penggunaan insektisida tepat dosis.

3. Penggerek Batang

Penggerek batang menyerang pada saat berbunga/fase generative (setelah gabah terbentuk) maka malai berubah warna menjadi putih dan hampa disebut beluk.Faktor pendukung serangan serangan ini adalah ratun tanaman dan sisa jerami.

a. Ciri-ciri Hama

 Jumlah telur 170 - 260 butir/kelompok

 Diletakkan dipermukaan atas daun atau pelepah  Mirip telur penggerek batang padi kuning

 Ditutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan  Stadium telur 4 - 9 hari

b. Gejala Pada Tanaman

Pada tanaman muda (fase vegetative), larva memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, berubah warna menjadi coklat, kering mati/ sundep.

Bila kerusakan terjadi pada fase generative (setelah gabah terbentuk) maka malai berubah warna menjadi putih yang disebut dengan beluk

Pengendaliannya bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan memperhatikan pengaturan pola tanam seperti penanaman serempak, pergiliran tanaman, pengelompokan persemaian, dan pengaturan waktu tanam. Selain itu bisa dilakukan pengendalian secara fisik yaitu penyabitan serendah mungkin dan singkal dan penggenangan air setinggi 10 serta secara mekanik dengan menggunakan light trap. pengendalian hayati menggunakan musuh alami dan pengendalian secara kimiawi sesuai dosis.

4. Belalang Hijau

Belalang dikatakan sebagai hama karena memakan daun tanaman padi sehingga menjadi berlubang-lubang. Lubang pada daun ini menyebabkan gangguan dalam keberlaangsungan proses fotosintesis fotosintesis.

a. Ciri-ciri Hama

 Umumnya berwarna hijau kecoklatan  Memilki 3 pasang tungkai

 Memiliki kepala tunggal

 Tubuh terdiri dari thoraks, caput dan abdomen  Antena pendek

b. Gejala Pada Tanaman  Daun mudah rebah  Daun berlubang

 Terdapat bekas gigitan

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penangkapan secara mekasnik, pengendalian hayati menggunakan musuh alami seperti

burung pemangsa hewan, dan alternatif terakhir dengan insektisida tepat dosis.

5. Ulat Grayak

Ulat grayak memakan daun padi juga memotong bibit muda dari pangkal tanaman atau pangkal malai. Ulat grayak makan di bagian aras kanopi padi pada saat cuaca berawan atau malam hari. Ulat grayak betina bertelur 800-1.000 butir setiap minggu.

a. Ciri-ciri Hama

Ulat grayak memakan daun padi juga memotong bibit muda dari pangkal tanaman atau pangkal malai. Ulat grayak makan di bagian aras kanopi padi pada saat cuaca berawan atau malam hari. Ulat grayak betina bertelur 800-1.000 butir setiap minggu

b. Pengendalian ulat grayak:

 Menggenangi pertanaman padi untuk menekan populasi karena ulat tidak dapat bertahan pada air yang tergenang.

 Pembibitan jauh dan bebas dari gulma.

 Mengendalikan gulma di luar dan di dalam sawah.

 Mempertahankan musuh alami ulat grayak (misalnya tawon dan laba-laba)

 Tidak menggunakan insektisida.

 Gali lubang atau parit sebagai tempat bagi ulat grayak berlindung dari sinar matahari, larva dapat dengan mudah berkumpul pada lubang tersebut.

 Parit penuh-abu juga dapat berfungsi sebagai penghalang ulat grayak keluar dari persemaian selama outbreak. Tempatkan ranting di sekeliling sawah sebagai tempat bagi ulat grayak untuk berkumpul.

 Penggunaan insektisida kimia harus menjadi pilihan terakhir untuk mengendalikan ulat grayak. Pilihan insektisida bergantung pada ketersediaan peralatan aplikasi, biaya insektisida, adanya ikan di sawah (minipadi), atau perlunya melestarikan musuh alami. Penggunaan insektisida ini dapat mengganggu pengendalian secara biologis sehingga dapat mengakibatkan resugensi dan outbreak hama.

 Bila diperlukan gunakan insektisida yang berbahan aktif etofenproks (contoh: Trebon) atau bahan aktif MIPC (contoh: Mipcin, Sidacin).

6. Hawar Daun

Pada tanaman yang sudah menua luka berkembang sebagai rembesan air hingga bergaris berwarna oranye-kuning pada helaian daun atau pada ujung daun. Luka yang sudah tua berubah warna dari kuning menjadi putih keabu-abuan dengan bintik hitam. Angin yang kencang dan hujan lebat serta kemungkinan adanya inang alternative seperti gulma, tunggul jerami dan ratun yang terinfeksi, dan kemungkinan adanya bakteri pertanaman padi pada saluran irigasi menjadi pendukung perkembangan hawar daun bakteri.

a. Ciri-ciri Hama

 Daun bercak jingga b. Gejala Pada Tanaman

 Awal gejala penyakit berupa bercak kecil berwarna jingga, yang timbul pada helaian daun.

 Terbentuk gejala hawar mirip gejala yang ditimbulkan oleh hawar daun bakteri (BLB).

 Mekanisme penurunan hasil karena hawar daun jingga serupa Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengguanaan varietas tahan, pemupukan yang berimbang terutama nitrogen, penggunaan pupuk K, tidak menggunakan benih tanaman yang terinfeksi,jarak tanama tidak terlalu rapat, penanaman jajar legowo,sawah diberakan, perbaikan drainase, pertanaman bersih dari gulma inang, tunggul padi jerami ratun tanaman.

7. Bercak Coklat

Dijumpai bercak-bercak coklat kemerahan sempit memanjang sejajar tulang daun. Penyakit sangat dipengaruhi oleh jenis padi. Varietas IR64 dan keturunannya rentan terhadap bercak coklat sempit. Kandungan unsur hara terutama nitrogen dan kalium sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit ini.

a. Ciri-ciri

 Daun kuning

 Malai bercak oval berwarna coklat b. Gejala Pada Tanaman

 Bercak daun terjadi pada fase anakan hingga tanaman dewasa dengan gejala luka pada daun, berwarna coklat tua kemudian berubah menjadi coklat-ungu.

 Gejala luka pada daun dalam bentuk melingkar sampai oval dengan warna coklat muda hingga abu-abu

 Gejala luka pada pelepah daun hampir sama dengan di daun  Gluma dan cabang malai yang terinfeksi memiliki bercak oval

berwarna coklat tua atau hitam atau terjadi perubahan warna pada seluruh permukaan daun

Pengendaliaan yang dapat dilakukan adalah denagn menanam varietas tahan, pemberian pupuk nitrogen dan kalium secara berimbang, penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif metiram seperti Policom.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari laporan observasi ini dapat disimpulkan bahwa hama pada penyakit tanaman padi yang kami ada observasi ada 5 yaitu hama burung, belalang hijau, walang sangit, ulat grayak, dan penggerek batang. Sedangkan untuk penyakit pada tanaman padi yang diobservasi, kami hanya menemukan 2 penyakit yaitu penyakit hawar daun dan bercak coklat pada daun padi.

Petani tanaman padi yang kami observasi tidak melakukan konsep PHT dengan alasan efeknya lama dan petani lebih baik mencegah daripada

mengobati. Pada observasi ini tidak menggunakan ambang ekonomi dan aras luka ekonomi tidak terjadi.

5.2 Saran

Dari laporan identifikasi hama dan penyakit pada tanaman padi ini kami menyarankan :

a. Sebaiknya diadakan penyuluhan kepada petani tentang cara penanganan hama dan penyakit tanaman padi yang tepat

b. Sebaiknya dalam penggunaan pestisida menggunakan takaran dan dosis agar kerja pestisida bisa maksimal.

c. Sebaiknya petani mulai menggunakan konsep PHT untuk menjaga keseimbangan dan ekosistem yang ada di daerah tanaman tersebut.

Dokumen terkait