• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggerek Batang (Stem Borer)

Penggerek batang merupakan hama paling menakutkan pada pertanaman padi, karena seringnya menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Di lapang kehadiran hama ini dtandai dengan kehadiran ngengat ( kupu-kupu) dan kematian tunas padi, kematian malai, dan ulat penggerek batang.

Hama ini merusak tanaman pada semua fase tumbuh baik pada saat pembibitan, fase anakan maupun fase berbunga. Bila serangan terjadi pada apembibitan sampai fase anakan (vegetatif) larva memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, berubah warna menjadi coklat, kering mati hama ini disebut sundep, dan jika terjadi pada saat berbunga/fase generative (setelah gabah terbentuk) maka malai berubah warna menjadi putih dan hampa disebut beluk. Faktor pendukung serangan penggerek batang padi adalah ratun tanaman dan sisa jerami

Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang. Oleh karena itu gejala serangan hama ini perlu diwaspadai, terutama pada pertanaman musim hujan. Hindari pertanaman pada musim Desember-Januari, karena suhu kelembaban dan curah hujan sangat cocok untuk perkembangan penggerek batanag. Sementara tanaman yang baru ditanam sangat sensitif pada hama in i. Tindakan pengendalian harus segera dilakukan kalau > 10% rumpun memperlihatkan sundep atau beluk.

Ada empat jenis penggerek batang padi yang sering dijumpai di lapangan yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek

batang padi merah jambu, dan penggerek batang padi bergaris. Jenis-jenis penggerek batang padi ini memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman serta kerusakan yang ditimbulkannya.

Semua spesies penggerek batang padi dalam siklus hidupnya memiliki masa metamorphose sempurna dimulai dari fase telur, larva, pupa, dan ngengat. Fase larva adalah yang berperan menjadi hama karena dalam hidupnya memperoleh makanannya dengan cara menggerek tanaman padi dan menimbulkan kerusakan.

Pengendalian hama penggerek batang padi 1. Pengaturan Pola Tanam

a. Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber makanan bagi penggerek batang padi dapat dibatasi.

b. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama.

c. Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek secara masal.

d. Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi.

e. 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama.

f. Dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya.

2. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik a. Cara fisik

1) Penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen

2) Singkal dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati b. Cara mekanik

Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan menggunakan lampu perangkap (light trap)

3. Pengendalian hayati, dengan pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator maupun pathogen.

4. Pengendalian Secara Kimiawi

a. Pengendalian dilakukan berdasarkan populasi ngengat: b. Ambang kendali 1 ekor ngengat yang terpantau pada light trap c. Semprot pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat d. 1 ekor ngengat hidup 5 hari = 5 kel telur x 150 ulat = 750 ulat e. 1 ulat makan 6 tanaman : 750 x 6 = 4500 tanaman rusak f. Jadi dari 1 ekor ngengat bisa merusak 4500 tanaman padi

g. Apabila diperlukan sebagai alternatif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/ m2 atau intensitas serangan rata-rata 5%. Pengendalian dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan insektisida berbahan aktif fipronil (contoh: Regent 0.3 GR, yang digunakan untuk pengendalian penggerek batang fase vegetatif), dengan cara aplikasi seperti berikut:

Sasaran Dosis/konsentrasi

formulasi

Cara dan waktu pemakaian

Penggerek batang 10 kg Ditabur merata di

pertanaman atau dicampur pupuk pada umur 15-20 HST Tabel 2.Cara Aplikasi Insektisida Untuk Pengendalian Penggerek Batang 2. Wereng Hijau. (green leafhopper)

Beberapa jenis dari wereng hijau diantaranya adalah Nephottetix virescens, N. Nigropictus, N. Cinticeps, N. Malayanus. Peran wereng hijau (WH) dalam sistem pertanaman padi menjadi penting karena WH merupakan vektor penyakit tungro, yang merupakan salah satu virus terpenting di Indonesia. Kemampuan WH dalam menghambat sistem pertanian oadi sangat tergantung pada virus tungro.

Sebagai hama, WH banyak ditemukan pada sistem sawah irigasi teknis, ekosistem tadah hujan, tetapi tidak lazim pada ekosistem padi gogo. WH

menghisap cairan dari dalam daun bagian pinggir, tidak menyukai pelepah, atau daun daun bagian tengah. WH menyebabkan daun daun padi menjadi berwarna kuning sampai kuning orange, penurunan jumlah anakan, dan pertumbuhan tanaman yang terhambat/ memendek. Pemupukan unsur nitrogen yang tinggi sangat memicu perkembangan WH.

Gejala penularan wereng hijau:

a. Tertular penyakit virus seperti tungro, kerdil kuning, daun kuning- oranye/yellow-orange leaf yang menyebabkan tanaman padi menguning sementara (transitory yellowing)

b. Tanaman kerdil dan vigor menurun c. Jumlah anakan produktif sedikit d. Tanaman layu atau mengering

Faktor yang mendukung perkembangan wereng hijau:

a. Adanya rumput dekat saluran irigasi dan tanggul/galengan. b. Ratun tanam padi.

c. Curah hujan rendah dan suhu tinggi.

d. Lingkungan tadah hujan dan irigasi lahan basah. e. Penggunaan pupuk nitrogen berlebihan

Pengendalian wereng hijau:

a. Penggunaan varietas tahan wereng hijau dan tahan tungro.

b. Kurangi indeks pertanaman padi menjadi dua kali pertahun dan tanaman serempak dalam satu hamparan untuk mengurangi populasi wereng hijau dan serangga vektor lainnya.

c. Tanam lebih awal, terutama pada kemarau, untuk mengurangi resiko penyakit yang ditularkan oleh vektor-serangga.

d. Hindari penanam selama puncak populasi wereng hijau (dapat diketahui dari catatan historis) untuk menghindari serangan. Perangkap cahaya dapat digunakan untuk mengetahui populasi wereng hijau.

e. Gunakan pupuk nitrogen sesuai kebutuhan tanaman (berdasarkan pada bagan warna daun – BWD).

f. Kendalikan gulma, baik di sawah maupun pematang, untuk memusnahkan rumput inang wereng hijau dan meningkatkan vigor tanaman.

g. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan padi selama musim kemarau untuk mengurangi inang alternatif penyakit.

h. Aplikasi insektisida diperlukan jika terdapat lebih dari 5 ekor wereng hijau per rumpun. Namun jika ada tungro, walaupun ada dua wereng hijau per rumpun dapat merusak pertanaman padi. Penggunaan insektisida harus mempertimbangkan resiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Beberapa insektisida yang efektif, terutama yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenfroks, imidakloropid, karbofuran, MIPC, pimetrozin, tiametoksam.

Dokumen terkait