• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Instrumen Penelitian

6-10 kali 170 10 32.7 19.3 32.7 19.3 32.7 52 11-20 kali 19 36.5 36.5 88.5 21-30 kali 6 11.5 11.5 100.0 Total 52 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.7 tersebut dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar auditor telah mengikuti diklat sebanyak kurang dari 11-20 kali dengan jumlah 19 auditor persentasenya 36.5%. Sebanyak 17 auditor dengan persentase 32.7% telah mengikuti diklat sebanyak 1-5 kali. Auditor yang telah mengikuti diklat sebanyak 6-10 kali sebanyak 10 auditor dengan persentase 19.3%. Terdapat 6 auditor yang telah mengikuti diklat sebanyak 21-30 kali dengan persentase 11.5%.

B. Hasil Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel-variabel dalam penelitian ini telah diuji menggunakan uji statistik deskriptif. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8.

67 Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

T a

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa variabel pengalaman jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total 39,13 dan standar deviasi 4,512. Pada variabel pengetahuan minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 58, dengan rata-rata total 47,50 dan standar deviasi 5,779. Variabel skeptisme profesional jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 46, dengan rata-rata total 40,50 dan standar deviasi 3,293. Dan yang terakhir adalah variabel pendeteksian kerugian daerah jawaban minimum responden 26 dan maksimum 45, dengan rata-rata total 40,35 dan standar deviasi 3,890.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas data digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor pada masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2005:45).

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TPe 52 27 45 39,13 4,512

TPt 52 32 58 47,50 5,779

TSke 52 27 46 40,50 3,293

TPd 52 26 45 40,35 3,890

68 Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Pengalaman

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pe 1 .586** .000 Valid Pe 2 .607** .000 Valid Pe 3 .245** .080 Tidak Valid Pe 4 .751** .000 Valid Pe 5 .817** .000 Valid Pe 6 .774** .000 Valid Pe 7 .648** .000 Valid Pe 8 .774** .000 Valid Pe 9 .669** .000 Valid Pe 10 .569** .000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 memperlihatkan hasil bahwa variabel pengalaman terdapat satu pertanyaan yang tidak valid yakni pertanyaan no 3 (Pe 3) dengan nilai signifikansi diatas 0,05 namun untuk pertanyaan lain telah valid dengan nilai signifikansi dibawah 0,05. Untuk pertanyaan yang tidak valid akan dilakukan pengujian ulang tanpa memasukkan pertanyaan yang tidak valid.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pengalaman

(Setelah Dikurangi Pertanyaan Yang Tidak Valid)

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pe 1 .624** .000 Valid Pe 2 .640** .000 Valid Pe 4 .753** .000 Valid Pe 5 .827** .000 Valid Pe 6 .768** .000 Valid Pe 7 .623** .000 Valid Pe 8 .802** .000 Valid Pe 9 .658** .000 Valid Pe 10 .593** .000 Valid

69

Tabel 4.10 memperlihatkan hasil bahwa semua pertanyaan telah valid dengan nilai signifikansi dibawah 0,05. Untuk selanjutnya hasil dari pertanyaan tabel 4.10 tersebut yang akan dijadikan sebagai acuan.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pt 1 .703** .000 Valid Pt 2 .678** .000 Valid Pt 3 .436** .000 Valid Pt 4 .547** .000 Valid Pt 5 .629** .000 Valid Pt 6 .776** .000 Valid Pt 7 .717** .000 Valid Pt 8 .699** .000 Valid Pt 9 .698** .000 Valid Pt 10 .641** .000 Valid Pt 11 .583** .000 Valid Pt 12 .506** .000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Ske 1 .553** .000 Valid Ske 2 .451** .001 Valid Ske 3 .643** .000 Valid Ske 4 .448** .000 Valid Ske 5 .715** .000 Valid Ske 6 .551** .000 Valid Ske 7 .516** .000 Valid Ske 8 .609** .000 Valid Ske 9 .389** .004 Valid Ske 10 .466** .000 Valid

70

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel skeptisme profesional memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Pendeteksian Kerugian Daerah

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pd 1 .641** .000 Valid Pd 2 .239** .088 Tidak Valid Pd 3 .551** .000 Valid Pd 4 .775** .000 Valid Pd 5 .794** .000 Valid Pd 6 .814** .000 Valid Pd 7 .503** .000 Valid Pd 8 .767** .000 Valid Pd 9 .509** .000 Valid Pd 10 .617** .000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui terdapat satu item pertanyaan yang tidak valid yakni pertanyaan nomor 2 (Pd 2) dengan nilai siginifikan 0,088 atau di atas 0,05, namun untuk pertanyaan lain telah valid. Untuk pertanyaan yang tidak valid maka akan dilakukan pengujian ulang tanpa memasukkan pertanyaan yang tidak valid.

71 Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Pendeteksian Kerugian Daerah (Setelah Dikurangi Pertanyaan Yang Tidak Valid)

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pd 1 .622** .000 Valid Pd 3 .594** .000 Valid Pd 4 .775** .000 Valid Pd 5 .816** .000 Valid Pd 6 .822** .000 Valid Pd 7 .526** .000 Valid Pd 8 .758** .000 Valid Pd 10 .478** .000 Valid TPd .647** .000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel pendeteksian kerugian daerah memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan setelah dikurangi pertanyaan yang tidak valid dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

72 Tabel 4.15

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s

Alpha

N of items Keterangan

1 Pengalaman .871 9 Reliabel

2 Pengetahuan .855 12 Realibel

3 Skeptisme Profesional .717 10 Realibel

3 Pendeteksian Kerugian daerah

.852 9 Realibel

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pengalaman sebesar 0,871 pengetahuan sebesar 0,855, skeptisme profesional 0,717, pendeteksian kerugian daerah sebesar 0,852. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

73 Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Pengalaman .513 1.948 Pengetahuan .534 1.872 Skeptisme .935 1.070

a. Dependent Variable: Pendeteksian Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,513; 0,534; dan 0,935 serta VIF sebesar 1,948; 1,872; dan 1,070 untuk variabel pengalaman, pengetahuan dan skeptisme profesional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Data yang baik adalah data yang memenuhi asumsi normalitas, yaitu data yang memiliki nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2005:110). Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.

74 Tabel 4.17

Hasil Uji Normalitas

S u m b e r S

Sumber :Data primer yang diolah

Gambar 4.17 memperlihatkan nilai signifikansi data tersebut jauh lebih besar >0,05. Ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau tidak. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2.

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2.60802949 Most Extreme Differences

Absolute .055

Positive .055

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .395

Asymp. Sig. (2-tailed) .998

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

75

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan.

76

4. Uji Koefisien Determinasi (R2

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.18

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,742a ,551 ,552 2,688

a. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengetahuan, Pengalaman b. Dependent Variable: Pendeteksian

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.18 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,552 atau 55,1%. Hal ini variabel pendeteksian kerugian daerah dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman, pengetahuan dan skeptisme profesional adalah 55,1%. Sedangkan sisanya 44,8% (100%-55,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini seperti intuisi dan pelatihan.

5. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.15, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika

77

nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik t

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh pengalaman auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah.

Pada tabel 4.19 variabel pengalaman mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,039. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kerugian daerah karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman dibawah 0,05 ( ≥ 0,05).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Masrizal (2010) dan Emawan,dkk (2014) mengenai pengaruh pengalaman dan pengetahuan auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah dimana hasilnya menunjukkan bahwa pengalaman audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.139 5.266 1.166 .249 Pengalaman .248 .116 .287 2.127 .039 Pengetahuan .288 .089 .428 3.236 .002 Skeptisme .267 .118 .226 2.258 .029 a. Dependent Variable:Pd

78

kerugian daerah. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tub (1992) dalam Noviyani (2002) mengungkapkan bahwa jika seorang auditor berpengalaman, maka: 1. Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan

2. Auditor memiliki salah pengertian lebih sedikit tentang kekeliruan 3. Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim

4. Hal-hal lain yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol.

Peneltian tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi sebagai variabel intervening. Penelitan tersebut dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengalaman berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh pengetahuan auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah.

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.19, dimana variabel pengetahuan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

79

pendeteksian kerugian daerah karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat pemahaman lebih kecil dari 0,05 ( ≤ 0,05). Hubungan antara pengetahuan auditor dan pendeteksian kerugian daerah bersifat positif. Hasil dalam penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Masrizal (2010) dan penelitian yang dilakukan oleh Emawan,dkk (2014). Penelitian tersebut dilakukan pada Inspektorat Aceh dan Inspektorat Kabupaten Klungkung serta Kabupaten Karangasem dimana hasilnya menunjukkan pengetahuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendeteksian kerugian daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2009) dimana hasil penelitian menunjukkan pengetahuan yang dimiliki auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan.

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh skeptisme profesional terhadap pendeteksian kerugian daerah.

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.19, dimana variabel skeptisme profesional mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,29. Hal ini berarti mendukung Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa skeptisme profesional berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kerugian daerah karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tersebut lebih kecil dari 0,05 ( ≥ 0,05).

Hasil penelitian ini memiliki sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) tentang pengaruh sikap

80

skeptisme profesional terhadap pendeteksian kecurangan dimana hasilnya adalah auditor yang mempunyai skeptisme profesional akan cenderung mengumpulkan bukti dan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan auditor yang memiliki skeptisme profesional yang rendah, hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki sikap skeptisme profesional akan lebih dapat mendeteksi terjadinya kecurangan.

Hasil penelitian ini juga memiliki sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2008) yang menunjukkan hasil bahwa auditor yang mempunyai penaksiran resiko kecurangan yang tinggi akan memiliki skeptisme profesional yang tinggi dalam melakukan pendeteksian kecurangan.

b. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.20, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

81 Tabel 4.20

Hasil Uji Statistik F H H a s H H

Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh pengalaman, pengetahuan, dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah.

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.20 dimana nilai F diperoleh sebesar 19,597 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( ≤ 0,05) maka Ha4 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman, pengetahuan, dan skeptisme profesional auditor secara simultan berpengaruh terhadap pendeteksian kerugian daerah. Dengan pengalaman yang dimiliki oleh auditor selama ia menjalankan tugas maka ia akan dapat terus meningkatkan kemampuannya sebagai auditor. Proses peningkatan auditor dapat terus berkembang seiring dengan banyaknya objek pemeriksaan yang mempunya karakteristik yang berbeda pula, hal ini tentunya membutuhkan pemahaman khusus untuk setiap objek pemeriksaan. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor tentunya

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Regression 424,877 3 141,626 19,597 ,000b

Residual 346,893 48 7,227

Total 771,769 51

a. Dependent Variable: Pendeteksian

b. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengetahuan, Pengalaman Sumber : Data Primer Yang Diolah

82

ia dapat mengembangkan teknik dan metodologi dalam melakukan audit untuk memaksimalkan kualitas audit termasuk didalamnya dalam hal pendeteksian kerugian daerah. Pengetahuan auditor dapat diperoleh melalui pendidikan formal, diklat, seminar, lokakarya dan pendidikan berkelanjutan. Selain pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor, skeptisme profesional juga diperlukan ketika auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit agar adanya kekeliruan yang dapat dideteksi tidak hanya yang berasal dari kekeliruan saja namun juga yang berasal dari adanya tindak kecurangan. Sebagaimana yang terdapat pada Standar Audit Pemerintah yang menyatakan bahwa auditor harus menggunakan kecermatan profesionalnya.

82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman, pengetahuan dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian

kerugian daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tubb (1992) dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2009), Masrizal (2010) dan (Emawan, 2014). 2. Pengetahuan auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian

kerugian daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2009), mendukung penelitian yang dilakukan oleh Masrizal (2010) dan penelitian yang dilakukan (Emawan,dkk 2014). 3. Skeptisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

pendeteksian kerugian daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) serta penelitian yang dilakukan oleh (Noviyanti, 2008).

83 4. Pengalaman, pengetahuan, dan skeptisme profesional berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadappendeteksian kerugian daerah.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa pengalaman, pengetahuan, dan skeptisme profesional auditor berpengaruh secara simultan terhadap pendeteksian kerugian daerah. Implikasi pada penelitian ini adalah : 1. Dalam menjalankan tugasnya seorang auditor harus didukung pengalaman

yang dimiliki, dengan pengalaman yang telah dimiliki tentunya hal tersebut akan semakin dapat menunjang kinerja auditor termasuk didalamnya dalam melakukan pendeteksian terhadap adanya kerugian daerah. Dengan semakin banyaknya kerugian daerah yang dapat terdeteksi akan semakin menguatkan peran Inspektorat provinsi sebagai institusi pengawas intern pemerintah daerah. Pengalaman auditor tersebut dapat diperoleh melalui lama bekerja sebagai auditor serta sebarapa banyak kegiatan pemeriksaan yang telah dilakukan terutama terhadap berbagai objek pemeriksaan yang berbeda. Tentunya hal tersebut akan semakin memperkaya pengalaman yang dimiliki oleh auditor.

2. Pengetahuan yang dimiliki oleh auditor tentunya merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki setiap aparat pengawas intern pemerintah yang profesional. Pengetahuan yang dimiliki auditor akan dapat membantunya dalam melakukan kegiatan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Kegiatan pemeriksaan erat hubungannya dengan pendeteksian

84 adanya kerugian daerah, dengan pengetahuan yang dimiliki auditor tentunya akan membuat lebih baik lagi dalam melakukan pendeteksian terhadap kerugian daerah. Pengetahuan auditor dapat diperoleh melalui beberapa hal seperti : pendidikan formal yang dimiliki, diklat, seminar, lokakarya, serta pengetahuan yang diperoleh melalui praktek lapangan sebagai auditor.

3. Skeptisme profesional merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh setiap auditor. Sikap skeptisme profesional mengandung arti bahwa auditor telah mempunyai keyakinan yang memadai terhadap bukti dan informasi yang disajikan oleh manajemen namun bukan berarti bukti dan informasi tersebut tidak perlu dipertanyakan. Untuk itu auditor yang memiliki sikap skeptisme profesional tidak akan menerima begitu saja bukti dan informasi yang diberikan oleh pihak manajemen, melainkan akan terlebih dahulu penelusuran. Dengan sikap skeptisme profesional yang tinggi tentunya auditor tersebut akan semakin mampu dalam mendeteksi adanya kecurangan yang tentunya dapat menimbulkan kerugian bagi daerah.

C.Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian, bukan hanya di Inspektorat provinsi Kalimantan Barat,

85 melainkan bisa dilakukan pada provinsi-provinsi lain sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan instrumen lain

sebagai tambahan seperti wawancara, video, foto dan sebagainya yang dapat meningkatkan kualitas data yang disajikan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel independen lainnya, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor internal auditor. Variabel independen tersebut bisa saja berupa intuisi dan tingkat kehalian.

86

Dokumen terkait