• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

46 Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Pada penelitian ini validitas dapat diukur dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor variabel. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner telah sesuai mengukur konsep yang dimaksud dengan uji korelasi Pearson. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable, jika jawaban responden terhadap pertanyaan selalu konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

47 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, artinya pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunually, 1994) dalam (Ghozali, 2011:48).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji mulitikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011:105). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel

48 independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen tersebut lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi data penelitian kita mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Suatu variabel dikatakan normal jika mempunyai pola seperti distribusi normal jika mempunyai probabilitas signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2011:34).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau tidak. Uji heterokdastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heterokedasrisitas (Ghozali, 2011:139). 4. Koefisien Determinasi

49

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ e

Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil menggambarkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Jika nilai mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

5. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2009:211). Variabel independen terdiri dari pengalaman, pengetahuan, dan skeptisme profesional. Sedangkan variabel dependennya adalah pendeteksian kerugian daerah.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

50 Y : Pendeteksian Kerugian Daerah

a : Konstanta (harga Y, bila X=0)

b1-3 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)

X1 : Pengalaman X2 : Pengetahuan

X3 : Skeptisisme Profesional e : error

Pengujian selanjutnya dalam menganalisis regresi berganda dengan menggunakan :

a. Uji Statistik t

Uji Statistik t dapat menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Selain itu uji statistik t juga digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel secara individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2011:98). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan uji statistik t adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (sig ≤

0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

51 2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (sig

≥ 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji Statistik F

Uji statistik F dapat menunjukkan apakah semua variabel independen pada penelitian yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau tidak. Uji statistik F juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen yang di uji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011:98). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan uji statistik F adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (sig ≤

0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya semua variabel independen pada penelitian tersebut mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (sig

≥ 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian variabel independen pada penelitian tersebut tidak mempunyai pengaruh yang hasilnya adalah sama terhadap variabel dependen.

52 Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

a. Pengalaman (X1)

Pengalaman adalah masa kerja auditor pada suatu institusi dalam melakukan aktivitas audit. Auditor yang memiliki banyak jam terbang, maka kemampuannya dalam mengaudit dapat meningkat. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang dibuat oleh Batubara (2009) dan Masrizal (2010) ditambah dengan pengembangan pertanyaan oleh peneliti terhadap pertanyaan yang dirasa peneliti perlu. Terdiri dari 10 (sepuluh) item pertanyaan dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3) setuju (4) sampai sangat setuju (5).

b. Pengetahuan (X2)

Pengetahuan auditor dapat diperoleh melalui tingkat pendidikan dan berbagai kegiatan pelatihan yang diikuti oleh auditor tersebut. Variabel ini diukur menggunakan instrumen pertanyaan yang dibuat oleh Masrizal (2010) ditambah pengembangan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan skala interval. Setiap responden diminta untuk menjawab 12 (dua belas) item pertanyaan dengan 5 poin penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3) setuju (4) sampai sangat setuju (5).

53 Skeptisme profesional merupakan sikap kritis audior yang selalu mempertanyakan secara kritis setiap bukti audit yang diperoleh. Variabel ini menggunakan instrumen pertanyaan yang dibuat oleh Noviyanti (2008) dengan pengembangan pertanyaan oleh peneliti dan diukur dengan menggunakan 10 (sepuluh) item pertanyaan. Peneliti menggunakan skala interval (likert) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3) setuju (4) sampai sangat setuju (5)

d. Pendeteksian Kerugian Daerah (Y)

Pendeteksian kerugian daerah merupakan upaya yang dilakukan oleh auditor terhadap suatu indikasi. Indikasi tersebut merupakan suatau tindakan kecurangan dan berpotensi melawan hukum Sedangkan untuk instrumen pertanyaannya peneliti menggunakan 10 (sepuluh) pertanyaan yang dibuat oleh Masrizal (2010) yang telah dikembangkan. dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3) setuju (4) sampai sangat setuju (5).

54

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Bersambung ke halaman berikutnya

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Overasionalisasi Variabel Penelitian

Pengalaman (X1) (Batubara,2009) dan Masrizal (2010)

Lama Kerja Lama keja sebagai auditor

1

Interval Intensitas Penugasan dan

pengembangan karir

Menghasilkan temuan yang lebih baik 2 Meningkatkan karir sebagai auditor 3 Meningkatkan

kualitas temuan audit 4 Kemampuan kerja Mampu mengetahui

kekeliruan dan kecurangan 5 Mampu mengatasi permasalahan 6 Dapat mendeteksi kecurangan 7 Dapat membuat keputusan Mampu membuat keputusan 8 Banyak Pengalaman Meningkatkan

kemampuan dalam mendeteksi kerugian

10

Pendidikan formal Menunjang karir 1 Interval Lebih terampil 2 Pengetahuan mengenai audit Sertifikasi Penjenjangan Auditor 3

55

Variabel Sub Variabel Indikator No. Skala

Pengetahuan (X2) (Masrizal, 2010) Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai tugas pemeriksaan 4 Interval Memiliki pengetahuan lain seperti komputer, komunikasi, psikologi, hukum, dll 5 Mengikuti berbagai Diklat, Bimtek Seminar,dan Lokakarya yang pernah diikuti

Menunjang keterampilan audit 6 Mengetahui Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) 7 Meningkatkan kemampuan teknis 8 Memiliki keahlian khusus 9 Mendukung Tugas Audit 10 Seluruh pengetahuan audit Bermanfaat bagi pelaksanaan audit 11 Memahami karakteristik objek pemeriksaan Dilakukan sebelum melakukan kegiatan audit 12

Bersambung ke halaman selanjutnya

Tabel 3.1 (lanjutan)

56

Variabel Sub variabel Indikator No Skala

Skeptisme Profesional (X3) (Noviyanti,2008)

Evaluasi bukti audit Pikiran yang penuh pertanyaan

1 Interval Memiliki

penilaian kritis

2 Tidak cepat dalam mengambil keputusan 3 Memahami penyedia bukti Memahami antar perseorangan 4 Mengambil tindakan Bersikap percaya

diri

5 Memiliki

keteguhan hati

6 Sikap skeptis Memperluas

lingkup pencarian informasi 7 Menemukan bukti audit yang kontradiktif 8 Melihat solusi alternatif 9 Meningkatkan kecermatan 10 Pendeteksian kerugian daerah (Y) (Sumber: Masrizal, 2010)

Masa Audit Kecukupan waktu untuk audit secara mendalam 1 Interval Peluang waktu yang sedikit difokuskan pada penyimpangan anggaran 2 Senang terhadap seluruh aspek yang menjadi sasaran kegiatan pemeriksaan 3

Banyaknya kegiatan yang diaudit

Banyaknya obrik pemeriksaan

4

Bersambung ke halaman berikutnya

Tabel 3.1 (lanjutan)

57

Variabel Sub Variabel Indikator No Skala

Senantiasa Mencari berbagai

penyimpangan

5

Nilai temuan yang diperoleh Menekankan penyimpangan terhadap keuangan 6 Interval Mendeteksi kerugian daerah berdasarkan besar kecilnya nilai keuanga 7 Mengangkat temuan baik besar maupun kecil 8 Penyebab penyimpangan yang dilakukan Tetap mengangkat penyimpangan yang disebabkan lemahnya pengendalian internal 9 Mencari penyebab penyimpangan keuangan daerah 10

58

BAB IV

Dokumen terkait