Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Malang Tahun 2005 - 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sektor Basis Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Malang
Analsis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor basis dari Kabupaten Malang, dilihat dari perbandingan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Provinsi Jawa Timur. Apabila hasil perhitungan Location Quotient (LQ) pada salah satu sektor menunjukkan hasil lebih dari satu maka sektor tersebut merupakan sektor basis di Kabupaten Malang. Dan apabila hasil perhitungan Location Quotient
(LQ) pada salah satu sektor menunjukkan hasil kurang dari satu maka sektor tersebut merupakan sektor non-basis di Kabupaten Malang. Hasil analisis Location Quotient
(LQ) Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :
T abel 2 :Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur T ahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 44.700.984,17 46.486.277,60 47.942.973,38 49.437.137,68 50.208.896,71 Pertambangan dan penggalian 5.024.241,99 5.455.159,57 6.024.793,19 6.582.743,28 7.104.816,81 Industri Pengolahan 70.635.868,95 72.786.972,17 76.163.917,97 79.508.936,42 83.299.893,42 Listrik, gas dan Air bersih 4.429.541,76 4.610.041,67 5.154.634,88 5.314.747,16 4.361.515,81
Kontruksi 8.903.497,41 9.030.294,53 9.139.600,65 9.387.403,83 10.307.883,76
Perdagangan, Hotel dan restoran
74.546.735,68 81.715.963,35 88.570.614,49 95.894.415,49 95.983.867,09
Pengangkutan dan
Komunikasi 14.521.814,32 15.504.939,79 16.710.214,85 17.912.846,08 22.781.527,67 Keuangan, persewaan dan
Jasa Perusahaan 12.666.393,27 13.611.228,97 14.763.619,88 15.952.445,08 17.395.393,53 Jasa-jasa 20.945.649,24 22.048.439,04 23.343.814,62 24.808.291,41 29.417.374,11
TOTAL 256.374.726,79 271.249.316,69 287.814.183,91 304.798.966,43 320.861.168,91 Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang
T abel 3 : Location Quotient Kabupaten Malang T ahun 2005 – 2009
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 1,83 1,83 1,85 1,88 1,94
pertambangan dan penggalian 1,32 1,31 1,28 1,25 1,23
Industri Pengolahan 0,61 0,65 0,68 0,70 0,71
Listrik, gas dan Air bersih 0,91 0,92 0,86 0,89 1,13
Kontruksi 0,43 0,46 0,51 0,55 0,54
Perdagangan, Hotel dan restoran 0,81 0,79 0,78 0,76 0,80
Pengangkutan dan Komunikasi 0,80 0,78 0,77 0,75 0,61
Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan 0,78 0,77 0,75 0,74 0,71
Jasa-jasa 1,67 1,65 1,63 1,60 1,41
Sumber : Data Sekunder Diolah
Dari hasil perhitungan Location Quotient (LQ), beberapa sektor yang masih
berpotensi untuk diekspor di Kabupaten Malang berasal dari sektor yang nilai
146
kontribusinya tidak begitu besar terhadap pembetukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Hal ini berarti dalam perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Malang pada tahun 2005-2009, Kabupaten Malang mempunyai kemampuan lebih besar daripada Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan dan mempunyai potensi untuk diekspor.
Sektor–sektor dari hasil perhitungan
Location Quotient (LQ) yang bernilai lebih dari rata–rata lebih besar dari satu tersebut adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa–jasa. Kegiatan yang cukup signifikan memberikan kontribusi dalam pertumbuhan sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan makanan yang meliputi padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, sayuran dan buah-buahan. Hal ini ditandai dengan fokusnya Pemeritah mengembangkan program agropolitan di Kabupaten Malang, akan tetapi tidak hanya menyentuh subsektor tanaman bahan makanan di sektor pertanian, karena saat ini di subsektor pertanian, pemerintah lebih fokus untuk program penganekaragaman jenis tanaman di Kabupaten Malang. Pemerintah Kabupaten Malang selalu berusaha agar sektor pertanian dapat bertahan menjadi sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Malang, untuk mendukung tujuan tersebut belum lama ini subsektor perikanan di
Kabupaten Malang juga sedang
dikembangkan melalui program
minapolitan untuk meningkatkan nilai kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang.
Sektor selanjutnya yang menunjukkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) yang bernilai lebih dari rata– rata lebih dari satu adalah sektor pertambangan dan penggalian, akan tetapi di Kabupaten Malang hanya melakukan kegiatan ekonomi di sektor penggalian saja, karena tidak tersedianya sumber daya alam
di sektor pertambangan. Sektor Penggalian merupakan sektor yang masih berpotensi untuk diekspor di Kabupaten Malang, hal ini bisa dilihat dari sektor penggalian yang nilai kontribusinya tidak begitu besar terhadap pembetukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang, tetapi menjadi sektor basis karena hasil perhitungannya lebih dari satu, ini menandakan bahwa sektor penggalian di
Kabupaten Malang mempunyai
kemampuan lebih besar daripada Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan dan berpotensi untuk diekspor. Sektor penggalian di Kabupaten Malang meliputi hasil tambang golongan C, yaitu seperti batu gunung, batu kapur, batu kerikil, tanah liat, marmer dan pasir. Berdasarkan luas area, secara berurutan komoditas unggulan di sektor penggalian Kabupaten Malang adalah batu gunung, batu kerikil, pasir, dan batu kapur. Berdasarkan perkembangan penyerapan tenaga kerja komoditas pasir merupakan komoditas yang menyerap banyak tenaga kerja dibandingkan komoditas lainnya di sektor penggalian Kabupaten Malang.
Sektor selanjutnya yang
menunjukkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) yang bernilai lebih dari rata– rata lebih dari satu adalah sektor jasa–jasa. Tidak jauh berbeda dengan sektor pertambangan dan penggalian, sektor jasa– jasa juga merupakan sektor yang masih berpotensi untuk diekspor di Kabupaten Malang, hal ini bisa dilihat dari sektor jasa– jasa yang nilai kontribusinya tidak begitu besar terhadap pembetukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang, tetapi menjadi sektor basis karena hasil perhitungannya lebih dari satu, ini menandakan bahwa sektor jasa– jasa di Kabupaten Malang mempunyai kemampuan lebih besar daripada Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan dan berpotensi untuk diekspor. Sektor jasa–jasa terbagi dalam dua subsektor yaitu pemerintahan umum dan swasta, di dalam sektor jasa–jasa subsektor swasta
147 merupakan subsektor yang mendominasi
pertumbuhan sektor jasa–jasa di Kabupaten Malang. Subsektor swasta sendiri terbagi dalam tiga indikator, yaitu jasa di bidang sosial kemasyarakatan, jasa di bidang hiburan dan kebudayaan, serta jasa perorangan dan rumah tangga. Secara berurutan kontribusi ketiga indikator tersebut dari yang terbesar sampai yang terkecil terhadap subsektor swasta adalah jasa perorangan dan rumah tangga, jasa di bidang sosial kemasyarakatan, dan jasa di bidang hiburan dan kebudayaan.
Pada indikator jasa perorangan dan rumah tangga merupakan indikator yang paling mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan subsektor swasta di sektor jasa–jasa, jenis kegiatan jasa pada indikator ini pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga yang terdiri dari jasa perbengkelan, jasa reparasi, jasa pembantu rumah tangga, serta jasa perorangan lainnya. Pada indikator jasa sosial dan kemasyarakatan mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, dan rumah ibadah. Kegiatan–kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan hanya terbatas dikelola di luar pemerintah, sedangkan kegiatan sejenis yang dikelola pemerintah termasuk dalam subsektor pemerintahan umum. Pada indikator yang terakhir yaitu jasa hiburan dan kebudayaan meliputi taman rekreasi, televisi swasta, radio swasta, dan obyek wisata daerah.
Ketiga sektor yang disebutkan di atas merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar dan merupakan sektor potensial yang secara signifikan berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Akan tetapi bukan berarti sektor– sektor yang lain tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tetapi kontribusinya lebih kecil dan pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
ketiga sektor basis di atas. Seperti contohnya pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kontribusi dua sektor ini cukup besar berpengaruh terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang, akan tetapi pada tahun 2005-2009 pertumbuhannya lambat.
Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) keenam sektor yang menunjukkan hasil perhitungan kurang dari satu adalah sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Jika dilihat dari tabel keenam sektor ini hanya menghasilkan angka kurang dari satu, akan tetapi khusus pada sektor listrik dan air bersih di Kabupaten Malang menunjukkan rata–rata perhitungan lebih dari satu pada tahun 2009. Hal ini berarti pada tahun 2009 sektor listrik dan air bersih di Kabupaten
Malang memiliki kemampuan
dibandingkan sektor listrik dan air bersih di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. Untuk kelima sektor yang hasil perhitungannya kurang dari satu berarti kelima sektor di Kabupaten Malang tersebut hanya mempunyai kemampuan bersifat lokal, lokal disini berarti kegiatan sektor non–basis hanya memfokuskan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri, oleh karena itu pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut (Teori Basis Richardson), dalam penelitian wilayah tersebut adalah Kabupaten Malang. Pentingnya peran pihak swasta dalam upaya peningkatan pendapatan daerah akan mampu membetuk sumber keuangan daerah melalui optimalisasi sektor basis.
148
Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Malang Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) untuk menentukan sektor basis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat sektor basis pada hasil perhitungan rata–rata pada tahun 2009, yaitu sektor pertanian; sektor penggalian; sektor jasa–jasa; dan sektor listrik dan air bersih. Dimana sektor pertanian merupakan sektor basis dan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Malang, sedangkan tiga sektor basis lainnya merupakan sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten
Malang. Akan tetapi jika dilihat dari sektor basis di Kabupaten Malang saja kurang bisa dikatakan potensial jika tidak melihat potensi sektor yang bersangkutan di wilayah nasional (Jawa Timur). Maka dari itu dilanjutkan dengan analisis Shift Share
(SS) dengan tujuan untuk memudahkan kita melihat pertumbuhan sektor tersebut di Jawa Timur dilihat dari komponen
Proportional Shift (Pr) dan melihat daya saing sektor tersebut dilihat dari komponen
Differential Shift (Dr). Untuk lebih jelasnya hasil analisis Shift Share (SS) di dalam menentukan sektor ekonomi potensial di Kabupaten Malang tahun 2005-2009 dapat dilihat dalam Tabel 3,4, 5, 6 dan 7 berikut ini :
T abel 4 : Analisis Shift Share Komponen Ns Kabupaten Malang T ahun 2005-2009
No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009
1 PERTANIAN 202955,2587 222791,8446 224506,7288 209279,9007
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 16434,10148 18648,95465 19443,04139 18500,14394
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 107882,3619 123053,1104 130253,532 126030,1588
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 10059,5089 11151,468 11191,48118 10623,17413
5 KONSTRUKSI 9515,279642 10931,07746 11671,00205 11561,52507
6 PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 150017,0651 168223,0498 174029,8156 164765,6352
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 28800,64419 31791,69631 32369,86044 30128,18193
8
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN 24680,7297 27569,0143 28010,02381 26460,93311
9 JASA-JASA 87113,08927 95333,1023 95872,15573 89537,82349
JUMLAH 637458,0389 709493,3178 727347,641 686887,4764
Sumber : Data Sekunder Diolah
T abel 5 : Analisis Shift Share Komponen Pr Kabupaten Malang T ahun 2005-2009
No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 1 PERTANIAN -63246,69104 -108471,3555 -105942,1522 -147283,8084 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 7859,943853 13238,75607 11068,88384 9342,357897 3 INDUSTRI PENGOLAHAN -51256,2668 -29567,72429 -33316,22467 -12001,03388
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -2994,297221 10420,02019 -5300,786615 -46779,0097
5 KONSTRUKSI -7179,668607 -8764,440095 -6308,839152 9951,047171
6
PERDAGANGAN,HOTEL DAN
RESTORAN 98647,90852 62847,52666 69820,17318 -161849,0826
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4805,638763 8676,186248 7107,078785 125263,6181
8
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN 7050,838212 10652,19436 10209,98897 18958,01862
9 JASA-JASA -8061,148045 -3617,699635 6046,893266 226131,6405
JUMLAH -14373,74237 -44586,53601 -46614,98456 21733,74777
149
T abel 6 : Analisis Shift Share Komponen Dr Kabupaten Malang T ahun 2005-2009
No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 1 PERTANIAN 10416,43235 10443,99437 15029,11281 41431,8576 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -2171,925335 -2097,208247 -6666,571886 -6969,83103 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 98932,21491 130844,9136 117151,8954 69249,81028
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2156,628318 -401,7335082 4214,952871 344,6547387
5 KONSTRUKSI 12657,53896 16224,69745 18806,91425 14592,99941 6 PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN -79673,20361 -70558,20651 -105996,6456 -131388,4126 7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -9418,72295 -7311,358498 -13938,23072 -13922,35633 8 KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN -5680,50791 -10475,31813 -7919,859363 -10319,48006 9 JASA-JASA -19434,11123 -18674,72387 -11044,09068 -18071,66933 JUMLAH 7784,343498 47995,05666 9637,477009 -55052,42729
Sumber : Data Sekunder Diolah
T abel 7 : Analisis Shift Share Komponen ∆Yr Kabupaten Malang T ahun 2005-2009
No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 1 PERTANIAN 150125 124764,4835 133593,6895 408483,1729 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 22122,12 29790,50247 23845,35334 75757,97581 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 155558,31 224330,2997 214089,2027 593977,8124
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9221,84 21169,75468 10105,64743 40497,24212
5 KONSTRUKSI 14993,15 18391,33482 24169,07714 57553,56196 6 PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 168991,77 160512,3699 137853,3431 467357,483 7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 24187,56 33156,52406 25538,70851 82882,79257 8 KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 26051,06 27745,89053 30300,15342 84097,10395 9 JASA-JASA 59617,83 73040,6788 90874,95831 223533,4671 JUMLAH 630868,64 712901,8384 690370,1334 2034140,612
Sumber : Data Sekunder Diolah
Berdasarkan analisis Proportional Shift (Pr) dari tahun ke tahun tidak sedikit sektor–sektor ekonomi di Kabupaten Malang yang mengalami perubahan, ini ditunjukkan dari hasil perhitungan Proportional Shift (Pr) yang bernilai positif, pada tahun berikutnya bernilai negatif dan sebaliknya. Dari analisis data Proportional Shift (Pr) terdapat empat sektor ekonomi di Kabupaten Malang yang mengalami perubahan dari tahun ke tahun yaitu sektor listrik dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel, dan restoran; dan jasa– jasa. Pada analisis Proportional Shift (Pr) sektor listrik dan air bersih bernilai positif
pada tahun 2006–2007 artinya sektor ini di Kabupaten Malang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, akan tetapi pertumbuhannya kembali lebih lambat dibandingkan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2007–2009 karena menunjukkan hasil analisis Pr < 0. Pada analisis Proportional Shift (Pr) sektor konstruksi di Kabupaten Malang, pada tahun 2005–2008 tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, akan tetapi sektor ini tumbuh lebih cepat pada tahun 2008-2009 karena menunjukkan hasil analisis Pr > 0. Pada analisis
150
Proportional Shift (Pr) sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kabupaten Malang pada tahun 2005–2008 tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, akan tetapi pada analisis tahun 2008–2009, sektor ini tumbuh lebih lambat karena menunjukkan hasil analisis Pr < 0. Pada analisis Proportional Shift (Pr) sektor jasa–jasa di Kabupaten Malang, pada tahun 2005–2007 tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, akan tetapi sektor ini tumbuh lebih cepat pada tahun 2007–2009, karena menunjukkan hasil analisis Pr > 0.
Sedangkan lima sektor lainnya menunjukkan nilai analisis Proportional Shift (Pr) yang stagnan dari tahun ke tahun yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; pengangkutan dan komunikasi; dan keuangan persewaan, dan jasa perusahaan. Pada sektor–sektor ekonomi yang nilai pertumbuhannya stagnan dari tahun ke tahun, terbagi dua macam yakni sektor ekonomi dengan Pr > 0 dan Pr < 0 atau sektor ekonomi yang bernilai positif dan negatif. Untuk sektor ekonomi yang bernilai positif adalah sektor pertambangan dan penggalian; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, ini berrati sektor tersebut adalah sektor di Kabupaten Malang yang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan, sedangkan untuk sektor ekonomi yang bernilai negatif adalah sektor pertanian dan industri pengolahan, ini berarti sektor tersebut adalah sektor di Kabupaten Malang yang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan.
Jika dilihat dari analisis Differential Shift (Dr) terbagi dalam dua jenis, yakni hasil analisis sektor–sektor ekonomi yang bernilai positif yang berarti sektor tersebut memiliki daya saing dan hasil analisis sektor–sektor ekonomi yang bernilai negatif
yang berarti sektor tersebut kurang memiliki daya saing. Berdasarkan analisis data Differential Shift (Dr) rata–rata, sektor–sektor ekonomi di Kabupaten Malang yang menunjukkan hasil analisis yang bernilai positif (Dr > 0) adalah sektor pertanian; industri pengolahan; listrik dan air bersih; dan konstruksi. Khusus untuk sektor listrik gas dan air bersih, mengalami pertumbuhan yang lambat pada analisis tahun 2006–2007 (Dr < 0), akan tetapi memiliki daya saing lebih baik dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan berdasarkan analisis tahun 2007–2009 (Dr > 0). Sedangkan sektor–sektor ekonomi di Kabupaten Malang yang menunjukkan hasil analisis yang bernilai negatif (Dr < 0) adalah sektor pertambangan dan penggalian; perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan sektor jasa–jasa, sektor–sektor tersebut kurang memiliki daya saing lebih bila dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan, karena hanya memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal di Kabupaten Malang.
Dari analisis data Proportional Shift (Pr) dan Differential Shift (Dr), jika Kabupaten Malang mempunyai sektor yang tergolong tumbuh lebih cepat di Provinsi Jawa Timur dan sektor tersebut merupakan sektor basis di Kabupaten Malang, maka bisa dikatakan bahwa sektor tersebut tergolong potensial dan sektor tersebut memiliki peluang yang bagus untuk dikembangkan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sektor potensial yang bagus untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan sektor jasa–jasa. Pada sektor pertanian merupakan sektor potensial yang baik untuk dikembangkan, agar pertumbuhannya bisa cepat dan tetap memiliki daya saing. Untuk tahun 2005-2009 sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten
151 Malang, dimana sektor pertanian mampu
bersaing dengan daerah lainnya di Provinsi Jawa Timur, akan tetapi pertumbuhannya lambat. Atas dasar tersebut maka bisa dikatakan bahwa sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peluang bagus untuk lebih dikembangkan. Tidak jauh berbeda dengan sektor pertanian, sektor industri pengolahan juga merupakan sektor yang berpotensi untuk lebih dikembangkan, karena mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Sektor industri pengolahan memiliki daya saing dibandingkan dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan, akan tetapi pertumbuhannya lambat pada tahun 2005-2009. Berikutnya khusus untuk sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa–jasa juga merupakan sektor potensial yang bagus untuk lebih dikembangkan, karena dua sektor ini dapat tumbuh cukup cepat pada tahun 2005– 2009, akan tetapi masih belum bisa bersaing dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. Dari penjelasan diatas menyatakan bahwa pentingnya perhatian pemerintah dan peranan pihak swasta akan menjadi faktor penting untuk lebih meningkatkan pertumbuhan dan kontribusi kedua sektor ini terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang di tahun berikutnya.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kabupaten Malang memiliki tiga sektor basis setelah dilihat dari analisis Location Quotient (LQ) rata–rata yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor jasa–jasa. Sektor basis pertama adalah sektor pertanian, yang merupakan sektor unggulan karena memiliki nilai
kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Sektor basis kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian, dimana di Kabupaten Malang hanya memiliki sektor penggalian, walaupun nilai kontribusinya tidak besar, akan tetapi sektor ini merupakan sektor potensial yang memilki peluang untuk diekspor. Sektor basis ketiga adalah sektor jasa– jasa, tidak berbeda jauh dengan sektor penggalian, sektor jasa–jasa juga merupakan sektor potensial yang memilki peluang untuk diekspor, walaupun nilai kontribusinya tidak besar. 2. Kabupaten Malang memiliki empat sektor potensial dilihat dari analisis Shift Share (SS) yang tercantum dalam analisis dilihat dari Proportional Shift (Pr) dan Differential Shift (Dr). Empat sektor potensial di Kabupaten Malang adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa– jasa. Pada sektor pertanian menunjukkan hasil analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0) dan Dr bernilai positif (Dr > 0), maka sektor pertanian di Kabupaten Malang memiliki daya saing yang kuat, hanya saja pertumbuhannya lambat. Pada sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan hasil analisis Pr bernilai positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif (Dr < 0), maka sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Malang mempunyai potensi untuk berkembang karena pertumbuhannya cepat, hanya saja daya saingnya lemah. Pada sektor industri pengolahan menunjukkan hasil analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0) dan Dr bernilai positif (Dr > 0), maka sektor industri pengolahan di Kabupaten Malang mempunyai daya saing yang kuat, hanya saja pertumbuhannya lambat. Dan pada sektor jasa–jasa menunjukkan hasil analisis Pr bernilai positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif (Dr < 0), maka sektor jasa–jasa di
152
Kabupaten Malang pertumbuhannya cepat, hanya saja daya saingnya lemah.
Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pada hasil penelitian tersebut adalah :
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Malang khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam rangka mengoptimalkan pembangunan wilayah di Kabupaten
Malang melalui pendekatan
pembangunan sektoral dan regional
perlu memperhatikan dan
mengembangkan sektor basis dan potensial di Kabupaten Malang, khususnya sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa– jasa. Maka akan diperoleh kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi dan potensi tiap sektor, serta lebih memberikan prioritas pada tiap sektor yang kurang berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah Kabupaten Malang.
2. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat masih banyak faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, serta masih adanya analisis data yang lebih mendalam dan yang belum digunakan, maka hal itu bisa dijadikan pertimbangan dengan memperhatikan faktor–faktor seperti tenaga kerja, sumber daya alam, teknologi, modal dan faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi wilayah
khususnya Kabupaten Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlis, Imam (Ed.). 2011. Ekonomi Pembangunan. Tulungagung : Cahaya Abadi
Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Y ogyakarta : Graha Ilmu
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Y ogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Sukirno, Sadono.2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.2010. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2004 – 2009. Kabupaten Malang : Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.2010.Kabupaten Malang Dalam Angka 2009. Kabupaten Malang : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.2011. Hasil – Hasil
Pelaksanaan Pembangunan
Kabupaten Malang Tahun 2008 – 2010. Kabupaten Malang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pusat Statistik.2011. Jawa Timur Dalam Angka 2010. Kota Malang: Badan Pusat Statistik.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malan
_________________________________________ Alamat korespondensi:
Ratna Dwi Imawati, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Y uli Soesetio,Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Email : arjunaja@gmail.com