• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen JESP Edisi 4 Vol 1 Tahun 2012 (Halaman 110-115)

Periode Tahun 2007-2009

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sekunder dalam bentuk runtun waktu (time series) dengan menggunakan data bulanan periode tahun 2007-2009. Dalam penelitian ini suku bunga yang digunakan adalah suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dengan menggunakan data bulanan dalam satuan persentase (%), periode tahun 2007-2009 yang bersumber dari Statistik Ekonomi Keuangan (SEKI) Bank Indonesia. Sedangkan nilai emisi obligasi yang digunakan adalah nilai emisi obligasi umum milik perusahaan (swasta) dan pemerintah Indonesia dengan menggunakan data bulanan dalam satuan triliun rupiah, periode tahun 2007-2009 yang bersumber dari Statistik Ekonomi Keuangan (SEKI) Bank Indonesia.

Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif Error Correction Model

(ECM). Dengan menggunakan teknik ini dapat dianalisis hubungan jangka panjang dan jangka pendek antar variabel.

HASIL PENELITIAN

Uji Akar Unit (Unit Root-T est)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji akar unit-unit terhadap data awal menunjukkan data sudah berada pada kondisi stasioner secara keseluruhan. Karena nilai hitung mutlak ADF dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis mutlak Mc Kinnon pada tingkat α =5%. Hal ini berarti bahwa distribusi (t) mengarah pada kondisi yang signifikan dengan menggunakan uji stasioneritas metode ADF.

Model Koreksi Kesalahan (ECM)

Berdasarkan fungsi persamaan menunjukkan model koreksi kesalahan diatas sudah valid karena telah memenuhi beberapa kriteria kevaliditan ECT. Seperti hasil dari koefisien ECT sebesar 0.096648 berada pada nilai 0 sampai dengan 1, selain itu nilai dari t-Statistic ECT sebesar 2.934732 bertanda positif yang artinya signifikan dan probabilitas ECT sebesar 0.0062 signifikan pada α=1%. Ini menunjukkan bahwa model ECM sudah valid dan dapat menjelaskan fungsi persamaan estimasi dengan benar.

Untuk hasil analisis regresi model statis diperoleh bahwa variabel suku bunga SBI (DLSBI) dalam jangka pendek sebesar -0.096794 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.4433, menunjukkan tidak adanya pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak signifikan karena nilai probabilitas lebih besar dari α=5%.

Sedangkan LSBI (-1) dalam jangka panjang sebesar - 0.174254 dengan nilai

109 probabilitas sebesar 0.0101, memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dari α=5%.

R-squared sebesar 0.237888 menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruhnya (variabel indipenden terhadap dependen) adalah sebesar 23,78%. Sedangkan sisanya sebesar 76,22% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Untuk hasil analisis regresi model statis dapat dilihat dari tabel 2 Dinamis Regresi bahwa variabel suku bunga SBI (DLSBI) dalam jangka pendek sebesar -0.096794 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.4433, menunjukkan tidak adanya pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak signifikan karena nilai probabilitas lebih besar dari α=5%.

Sedangkan LSBI (-1) dalam jangka panjang sebesar - 0.174254 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0101, memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dari α=5%.

Uji Normalitas

Nilai Jarque-Bera adalah 1.115937 (suku bunga SBI) dan 1.392604 (nilai emisi obligasi) yang artinya lebih kecil dari 2 dan nilai probabilitasnya adalah 0.347160 (suku bunga SBI) dan 0.498425 (nilai emisi obligasi) yang artinya lebih dari 5% (0,05) maka dapat diketahui bahwa kedua variabel berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Dari tampilan uji multikolinieritas terlihat bahwa antara semua variabel bebasnya tidak terjadi multikolinieritas, karena tidak memiliki nilai Correlation Matrix lebih dari 0,8.

Uji Heteroskedasitas

Nilai Obs*R-squared adalah 31.63 dan nilai probabilitasnya adalah 0.000 (lebih besar dari α=5%) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedasitas.

Uji Autokorelasi

Hasil analisis output:

1. H0 : tidak ada serial

correlations/autokorelasi

H1 : ada serial corelation/autokorelasi

2. α = 5%, tolak H0 jika Obs*R-square > X2 df = 3 atau P-V alue < α

3. Karena P- V alue (probabilitas) = 0.111614 > 0.05 maka terima H0

4. Kesimpulan adalah tidak mengandung autokorelasi

PEMBAHASAN

Pengaruh Suku Bunga SBI dalam jangka pendek terhadap Nilai Emisi Obligasi di Indonesia

Koefisien variabel suku bunga SBI (DLSBI) dalam jangka pendek adalah sebesar

-0.096794 dengan nilai probabilitas sebesar 0.4433, memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak signifikan karena nilai probabilitas lebih besar dari α=5%. Koefisien DLSBI sebesar 0.0967 artinya setiap kenaikan 1 % suku bunga SBI maka akan menyebabkan nilai emisi obligasi turun sebesar Rp 0.0967 triliun.

110

Dalam penelitian ini, sejalan dengan penelitian oleh Siahaan (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam Rangka Rekapitulasi Perbankan”. Dimana penelitian yang dilakukan oleh penulis memberikan hasil bahwa variabel suku bunga SBI dalam jangka pendek tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak berpengaruhnya variabel suku bunga SBI terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia bisa dikarenakan oleh 2 hal. Alasan yang pertama adalah jumlah sampel dan variabel yang diambil penulis terlalu sedikit dan alasan yang kedua disebabkan karena kenaikan tingkat bunga SBI pada tahun 2007-2009 tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Sekalipun terjadi inflasi yang tinggi pemerintah tidak langsung menaikkan tingkat suku bunga SBI secara langsung namun pemerintah menaikkan tingkat suku bunga SBI secara bertahap dengan kenaikan yang tidak terlalu besar.

Pengaruh Suku Bunga SBI dalam jangka panjang terhadap Nilai Emisi Obligasi di Indonesia

Koefisien variabel suku bunga SBI (LSBI(-1)) dalam jangka panjang adalah sebesar -0.174254 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0101, memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia. Signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dari α=5%. Koefisien DLSBI sebesar -0.1742 artinya setiap kenaikan 1 % suku bunga SBI maka akan menyebabkan nilai emisi obligasi turun sebesar Rp 0.1742 triliun.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Nilai

Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia”.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hubungan antara suku bunga SBI dengan nilai emisi obligasi tidak berpengaruh secara langsung. Tingkat suku bunga SBI akan direspon oleh suku bunga simpanan. Bila tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan, maka suku bunga simpanan akan mengalami kenaikan. Hal ini akan diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman kepada para debitur. Jika suku bunga simpanan cenderung mengalami kenaikan terus-menerus maka akan mendorong investor memindahkan dana dari pasar modal ke perbankan. Bila hal ini terjadi maka nilai emisi obligasi akan mulai merespon lambat dan perlahan akan mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya.

Dalam pengaruh jangka panjang selain suku bunga SBI terdapat faktor makro ekonomi lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini namun ikut mempengaruhi investor untuk menanamkan investasinya di pasar modal khususnya obligasi. Perubahan faktor makro ekonomi tidak akan dengan seketika mempengaruhi tetapi perlahan dalam jangka panjang. Ketika perubahan faktor makro ekonomi itu terjadi, investor akan mengkalkulasi dampaknya baik yang positif maupun negatif, kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau menjual obligasi yang bersangkutan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai emisi

111 obligasi Indonesia selama kurun waktu

2007-2009.

2. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka panjang memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi Indonesia selama kurun waktu 2007-2009.

SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu:

1. Pemerintah harus berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga sektor-sektor yang mendukung kesempatan berinvestasi agar tercipta kelebihan dana di masyarakat yang nantinya dapat digunakan untuk berinvestasi.

2. Bank Indonesia dalam hal sebagai pembuat kebijakan moneter haruslah menjaga tingkat suku bunga SBI di tingkat yang normal karena tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan berdampak pada nilai emisi obligasi baik dalam jangka pendek maupun panjang. Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang dalam menentukan kebijakan tingkat suku bunga SBI mengingat dampaknya terhadap iklim investasi dan perekonomian secara umum.

3. Para emiten selaku menerbitkan obligasi harus menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Hal ini akan memberikan kepercayaan kepada investor bahwa obligasi merupakan salah satu alternatif investasi yang cukup menarik.

4. Perkembangan pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya harus diperhatikan agar tetap stabil peningkatannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Para pengamat ekonomi

Indonesia harus lebih jeli melihat peluang-peluang dalam rangka meningkatkan PDB dengan cara memperluas lapangan kerja sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya meningkatan kesejahteraan rakyat.

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Desember 2007. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Desember 2008. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Desember 2009. Jakarta: Bank

Indonesia.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo.

Hamdy, Hady. 2001. Ekonomi Internasional: T eori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Hasibuan, M. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Komaruddin, Rudi. 2001. Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, M. Suhardjono. 2002.

Manajemen Perbankan T eori dan Aplikasi Edisi Pertama. Y ogyakarta: BPFE-Y ogyakarta. Lubis, Richard Noviandi. 2009. “Analisis

Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia”.

112

Mankiw, G. 2004. T eori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Manurung, Rahardja. 2004. Uang,

Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nopirin, Ph.D. 2007. Ekonomi Moneter Buku I Edisi Keempat. Y ogyakarta: BPFE.

Pangau, Desmon. 2006. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Maturitas dan Peringkat terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporat yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya”.

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal& Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Samuelson, Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Siahaan, Tomy. 2008. “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam Rangka Rekapitulasi Perbankan” .

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Makro Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Tendelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE-Y ogyakarta.

Universitas Negeri Malang. 2010. Buku Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. Malang : Universitas Negeri Malang. Wardhani, Kusuma. 2007. “Pengaruh Suku

Bunga, Inflasi dan Kurs Rupiah terhadap Harga Saham”

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.Y ogyakarta: YKPN.

__________________________________________ Alamat Korespondensi :

Irawan Rahardjo, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT. Gedung BPPT II, Lantai 20, Jl. MH. Thamrin, 8, Jakarta

Email : irawanrahardjo@yahoo.com

Pengembangan Sistem Kelistrikan Microgrid Baron Technopark

Dalam dokumen JESP Edisi 4 Vol 1 Tahun 2012 (Halaman 110-115)