• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi dan Kualitas Tumbuhan Pakan Preferensial Rusa timorensis

di TNUK Preferensi pakan

Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa dari 91 jenis hijauan pakan rusa di Pulau Peucang ternyata ditemukan sebanyak 11 jenis yang diktahui sebagai jenis yang disukai atau yang paling sering dikonsumsi oleh rusa jantan dewasa fase ranggah muda. Hasil uji statistik (Chi Square -χ²) terhadap tingkat kesukaan (preferensi) jenis-jenis tumbuhan pakan yang dikonsumsi tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P < 0.05) (Tabel 3.2). hal ini menandakan bahwa dari ke-11 jenis hijauan pakan yang ditemukan paling sering dikonsumsi rusa jantan dewasa fase ranggah muda ternyata setiap jenis memiliki tingkat preferensi yang berbeda-beda. Hasil perhitungan indeks Neu –w (Neu et al, 1974) untuk menentukan jenis-jenis yang memiliki tingkat preferensi tertinggi menunjukkkan bahwa dari ke-11 jenis tersebut ternyata ada lima jenis yang memiliki tingkat preferensi tertinggi atau paling disukai dengan indeks Neu w >1 berturut-turut rumput lapang, ketapang, waru, kanyere laut dan bungur (Tabel 3.3).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum rusa timor memiliki preferesni lebih tinggi terhadap rumput sebagai pakan utamanya dengan indeks preferensi tertinggi (w=1.3706)dibandingkan dengan jenis-jenis tumbuhan pakan

lainnya. Di Queenland rusa timor lebih menyukai habitat padang rumput yang berdekatan dengan semak belukar yang lebat atau hutan yang memungkinkan dapat beristirahat pada waktu siang hari. Rusa timor bersifat grasser, namun juga dapat bersifat sebagai browser tergantung pada musim dan ketersediaan pakan (Tucwell 1988).

Tabel 3.2 Hasil uji perbedaan (χ²) pemilihan jenis pakan oleh rusa timor jantan dewasa fase ranggah muda di Pulau Peucang TN Ujung Kulon

No Jenis Pakan Frekuensi

(a) Proporsi (p) Observasi (Oi) Harapan (Ei) (Oi-Ei)2/ Ei

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Rumput lapang Axonopus compressus 35 0.15 35 24.15 4.87 2 Ketapang Terminalia catapa 35 0.15 34 24.15 4.02 3 Waru Hibiscus tiliaceus 30 0.13 27 20.93 1.76 4 Kanyere Laut Dendrolobium umbellatum 19 0.08 17 12.88 1.32 5 Bungur Lagerstroemia speciosa 15 0.06 11 9.66 0.19 6 Kikampak Hernsdia peltata 17 0.07 9 11.27 0.46 7 Kituak Canarium asperum 8 0.03 4 4.83 0.14 8 Tongtolop Pterocymbium tinctorium 15 0.06 7 9.66 0.73 9 Lame peucang Alstonia scholaris 18 0.08 7 12.88 2.68 10 Butun Baringtonia asiatica 12 0.05 4 8.05 2.04 11 Melinjo/tangkil Gnetum gnemon 20 0.09 6 14.49 4.97

Jumlah 224 161 23.19

Hasil penelitian ini dapat dikatakan kembali menegaskan bahwa secara umum rusa timor memang tergolong sebagai pemakan rumput (grasser) sebagaimana dinyatakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu. Semiadi & Nugraha (2004) mendapatkan bahwa rusa timor lebih dominan mengkonsumsi rerumputan dengan aktivitas di alamnya lebih cenderung mengarah ke padang savanah. Wirdateti et al. (2005) menemukan rusa timor lebih menyukai jenis rumput dan legum dengan lebih besar proporsi waktunya untuk aktvitas merumput (31.17%), sebagaimana hasil penelitian Spaggiari &Wichatitsky (2006) bahwa rusa lebih menyukai padang rumput dengan proporsi keberadaannya 0.652. Sunarno (2006) juga menemukan bahwa rusa timor lebih menyukai rumput jukut pait (Axonophus compressus) dengan indeks palatabilitas 0,875, sebagaimana juga ditemukan oleh Hasnawati (2006) pada rusa totol (Axis axis).

Tabel 3.3 Preferensi pakan rusa timorensis berdasarkan indeks Neu (Neu et al,

1974) No Jenis pakan

a p n u w b

Nama lokal Nama ilmiah

1 Rumput lapang Axonopus compressus 35 0.15 35 0.21 1.3706 0.1440 2 Ketapang Terminalia catapa 35 0.15 34 0.20 1.3314 0.1399 3 Waru Hibiscus tiliaceus 30 0.13 27 0.16 1.2335 0.1296 4 Kanyere Laut Dendrolobium umbellatum 19 0.08 17 0.10 1.2263 0.1288 5 Bungur Lagerstroemia speciosa 15 0.06 11 0.06 1.0051 0.1056 6 Kikampak Hernsdia peltata 17 0.07 9 0.05 0.7256 0.0762 7 Kituak Canarium asperum 8 0.03 4 0.02 0.6853 0.0720 8 Tongtolop Pterocymbium tinctorium 15 0.06 7 0.04 0.6396 0.0672 9 Lame peucang Alstonia scholaris 18 0.08 7 0.04 0.5330 0.0560 10 Butun Baringtonia asiatica 12 0.05 4 0.02 0.4569 0.0480 11 Melinjo/tangkil Gnetum gnemon 20 0.09 6 0.04 0.4112 0.0432

Jumlah 224 161 9.61851 1.01039

a=perjumpaan jenis pakan, p=proporsi perjumpaan pakan, n=perjumpaan pakan dimakan, u=proporsi perjumpaan pakan dimakan, w=indeks preferensi pakan, b= indeks preferensi distandarkan

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa selain dominan sebagai pemakan rumput (grasser) sebenarnya rusa timor juga diketahui mengkonsumsi semak (browser), karena selain dominan melakukan aktivitas merumput di

padang rumput (grazing area), ada juga rusa yang diketahui melakukan aktivitas di dalam hutan dengan mengkonsumsi semak belukar diduga karena adanya persaingan didalam pemanfaatan padang rumput sebagai areal merumput utama (main feeding ground). Hasil pengamatan di Pulau Handeuleum Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menunjukkan bahwa rusa jantan dewasa fase ranggah muda lebih menyukai padang rumput sebagai areal merumput sepanjang hari, sementara di Pulau Peucang TNUK diduga karena terjadi persaingan dengan rusa-rusa jantan fase ranggah keras dan terbatasnya areal padang rumput (hanya 0.5 ha) maka rusa jantan dewasa fase ranggah muda selain memanfaatkan padang rumput juga cenderung memanfaatkan areal berhutan untuk aktivitas makan dengan mengkonsumsi semak.

Kualitas pakan preferensial

Gambaran kualitas pakan rusa timor di TNUK dari kandungan nutrisi utama dan kandungan mineral makro dan mikro yang dianalisis dari 11 jenis tumbuhan pakan yang diketahui disukai (preferensial) seperti disebutkan di atas (Tabel 3.3). Rataan kandungan nutrisi hasil analisis proksimat dari kesebelas jenis tumbuhan pakan yang disukai (preferensial) disajikan pada Tabel 3.3

Gambaran kondisi nutrisi dari jenis-jenis pakan preferensial tersebut di atas dapat dinyatakan tidak terlalu berbeda dengan formula pakan komersial untuk rusa di Korea terutama dilihat dari kandungan bahan kering dan protein kasar namun relatif lebih tinggi untuk kandungan abu dan serat kasar, sementara kandungan P (P) lebih rendah. Adapun formula pakan komersial untuk rusa Korea terdiri dari bahan kering 87.8%, protein kasar 16.2%, abu 5.2 %, serat kasar 5.2 %, Ca 0.15 - 0.99 %, dan P 0.50 – 1.50 % (Kwak et al. 1994). Kualitas pakan preferensi rusa timor di TN Ujung Kulon dapat dinyatakan jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan kandungan nutrisi dari pakan campuran yang terdiri dari enam jenis tumbuhan pakan yang pernah diberikan kepada rusa timor di Hutan Penelitian Bogor (Takandjandji 2009) yakni dengan kandungan bahan kering 39.74%, protein kasar 7.1 %, serat kasar 19.23 %, BETN 19.28 %, abu 4,29 mineral Ca 0.39% dan P 0.22 %

Tabel 3.4 Rataan jumlah kandungan nutrisi dari sebelas jenis tumbuhan pakan preferensial rusa timor di Taman Nasional Ujung Kulon

No Kategori Nutrisi Jumlah Kandungan

(x ± sd) Kisaran Nutrisi utama 1. Bahan Kering (BK) (%) 86.86 ± 2.12 83.42 – 89.70 2. Abu (%) 10.04 ± 5.13 6.61 – 19.53 3. Protein Kasar (%) 14.99 ± 5.54 6.11 – 21.20 4. Serat Kasar (%) 25.18 ± 5.99 14.95 – 33.25 5. Lemak Kasar (%) 2.65 ± 0.44 2.05 – 2.97

6. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) (%) 34.02 ± 11.37 18.79 – 53.34 Mineral Makro 7. Phospor (P) (%) 0.2 ± 0.1 0.1 – 0.34 8. Kalium (K) (%) 1.2 ± 0.8 0.36 – 1.82 9. Kalsium (Ca) (%) 1.4 ± 0.9 0.15 – 5.94 10. Magnesium (Mg) (%) 0.4 ± 0.2 0.28 – 0.71 11. Natrium (Na) (%) 0.13 ± 0.10 0.05 – 0.40 Mineral Mikro 12. Mangan (Mn) (ppm) 53 ± 51 12 - 129 13. Cuprum (Cu) (ppm) 6 ± 4 2 - 16 14. Zing (Zn) (ppm) 14 ± 9 7 – 48 15. Brom (B) (ppm) 43 ± 18 13 – 74 16. Aluminium (Al) (ppm) 153 ± 188 7 - 602

Pada Rusa Sambar konsumsi 2.43 kg bahan kering 0.66 kg protein kasar 2.15 kg bahan organik 0.37 kg serat kasar (Afzalani et al. 2008). Kebutuhan protein kasar optimal 19.5 % , total kebutuhan harian kecernaan protein kasar 315 g kecernaan protein kasar /hari (Gao et al. 2003),Konsumsi bahan kering ransum pada rusa dengan kandang model terbuka dan kandang model panggung masing-masing sebesar 1.570 kg dan 1.440 kg (Gersetiasih 2007), kecukupan kandungan protein pakan untuk pemeliharaan dan produksi adalah 4 – 9% dan 16 – 22 % (Dryden 2011)

Kualitas Produk Ranggah Muda Rusa timorensis di TN Ujung Kulon Ukuran Berat dan Panjang Ranggah Muda Rusa timorensis pada Umur

Panen Berbeda

Hasil pengukuran produk ranggah muda rusa timor di TN Ujung Kulon pada umur panen 55 hari, 60 hari dan 65 hari menunjukkan bahwa semakin lama umur panen maka ukuran semakin berat dan lebih panjang. Nilai rataan umum untuk berat ranggah sebesar 1032 ± 222.5 g dan panjang ranggah 35 ± 8 cm (Tabel 3.5). Jeon et al. (2008) juga menyatakan bahwa berat dan panjang ranggah muda rusa yang dipanen pada umur ranggah muda 60 hari lebih besar daripada ukuran ranggah yang dipanen pada umur panen 40 hari.

Tabel 3.5 Rataan berat dan panjang ranggah muda rusa timor pada umur panen berbeda diTN Ujung Kulon

Umur panen ranggah muda (hari)

Ukuran Ranggah Muda

Berat (kg) Panjang (cm) Diameter (cm)* lingkar ranggah (cm)

55 0.850 ± 0.007 29 ± 4 3.3 ± 0.7 10.4

60 1.005 ± 0.007 37 ± 11 3 ± 0.7 9.4

65 1,450 ± 0.0 43 ± 0 3.1 ± 0 9.7

Rerata 1.032 ± 0.249 35 ± 8 3.1 ± 0.5 9.7

*) Rataan diameter ujung, tengah dan bawah ranggah muda utama

Apabila dikaitkan dengan standar ukuran ranggah muda yang dikategorikan baik (grade A) yakni dengan panjang ranggah sekitar 45 cm (ranggah muda grading New Zealand Industry Agreed), maka untuk mendapatkan strandar produk ranggah muda rusa timor di TN Ujung Kulon yang mendekati strandar grade E berdasarkan lingkar ranggah muda rusa merah. Ranggah muda rusa timor TNUK dipanen pada umur minimum 60 hari (2 bulan) didapatkan hasil rataan berat optimum 1.45 kg dan rataan panjang ranggah muda 36.75 ± 10.96 cm. Drajat (2005) menyatakan bahwa untuk keperluan pemanfaatan bahan aktif yang terkandung di dalam ranggah muda rusa timor, maka umur panen ranggah dibatasi waktu tidak lebih 2 bulan atau dengan over growth 0.5 cm. Semiadi dan Nugraha (2004) menyatakan bahwa kriteria pemanenan ranggah mengikuti bentuk bagian ujung ranggah utama (main beam) yaitu sebelum terjadi percabangan ranggah atau bila mulai terjadi percabangan tidak lebih dari 5 mm. Pemanenan ranggah muda yang melebihi jangka waktu 2 bulan akan mengurangi kualitas.

Hasil analisis korelasi Pearson antar parameter morfometri rusa dengan ranggah muda menunjukkan ada hubungan yang kuat antara berat ranggah muda dengan umur rusa (r = 0.892) dan antara berat ranggah muda terhadap umur

ranggah muda panen (r = 0.939), antara panjang ranggah muda dengan lingkar dada (r = 0.945) (Tabel 3.6).

Tabel 3.6 Hubungan antara parameter morfometrik rusa dan ranggah

Berat RM (kg) Panjang RM (cm) Diameter RM (mm) Umur rusa (th) Umur RM (bln) Berat rusa (kg) Panjang badan (cm) Lingkar dada (cm) PR (cm) KP 0.671 DR(mm) KP -0.035 -0.447 UR (th) KP 0.892* 0.859 -0.107 Ur (hr) KP 0.939* 0.713 -0.222 0.922* BB (kg) KP 0.084 -0.276 0.791 -0.127 -0.243 PB (cm) KP 0.784 0.822 0.068 0.963** 0.796 -0.015 LD (cm) KP 0.786 0.945* -0.431 0.827 0.749 -0.110 0.738 TB (cm) KP 0.784 0.817 -0.517 0.873 0.931* -0.536 0.738 0.786

RM=ranggah muda, PR=panjang ranggah muda, DR=diameter ranggah muda, UR=umur rusa, Ur=Umur ranggah muda, BB=bobot badan, PB=panjang badan, LD=lingar dada, TB=tinggi badan

Hubungan yang kuat antara berat ranggah panen dengan umur ranggah panen, mengindikasikan bahwa semakin lama ranggah muda di panen memiliki kecenderungan semakin berat ranggah panen. Namun untuk pemanenan yang optimal dilakukan pada umur ranggah 2 bulan atau 60 hari sebagaimana dikemukakan oleh Drajat (2005), Semiadi dan Nugaraha (2004), Jeon et al. (2008) dan Tseng et al.(2012)

Kandungan Mineral dan Asam Amino Ranggah Muda Rusa Timorensis pada Umur Panen Berbeda

Hasil analisis kandungan mineral (makro dan mikro) dan asam amino dari ranggah muda rusa timor di TN Ujung Kulon yang dipanen pada umur panen berbeda masing-masing disajikan pada Tabel 3.7

Pada Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa secara relatif kandungan mineral makro dan mikro dari ranggah muda rusa timor di TN Ujung Kulon menunjukkan ada perbedaan pada umur panen berbeda meskipun hasil analisis statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P> 0.05).

Tabel 3.7 Mineral makro dan mikro pada ranggah muda utuh Rusa timorensis

pada umur panen berbeda di TN Ujung Kulon

Umur Panen Ranggah (hari) Mineral Makro (%) P Ca Mg S 55 7.08 ± 1.75a 13.68 ± 4.55a 0.39 ± 0.14a 0.19 ± 0.08a 60 6.43 ± 1.69a 13.30 ± 2.12a 0.34 ± 0.03a 0.16 ± 0.06a 65 5.47 ± 2.79a 14.97 ± 2.41a 0.43 ± 0.06a 0.13 ± 0.08a Mineral Mikro (ppm) Fe Mn Cu Zn 55 324 ± 244.45a 3 ± 2.71a 3.25 ± 1.89a 70.5 ± 13.63a 60 235 ± 65.59a 1.8 ± 0.96a 2 ± 0.82a 82 ± 15.64a 65 157 ± 58.69a 1 ± 0.0a 1.5 ± 0.71a 73.5 ± 7.78a Huruf superskrip pada kolom yang sama menunjukkan tidak nyata ( p > 0.05).

Gambaran kualitas ranggah tersebut menunjukkan bahwa secara relatif kandungan mineral makro yakni P dan S cenderung menurun dengan bertambahnya umur panen, sementara kandungan Ca cenderung meningkat dengan bertambahnya umur panen sedangkan Mg bersifat fluktuatif. Pola yang relatif sama juga terlihat pada kandungan mineral mikro yakni berkurang dengan bertambahnya umur panen. Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Gibbs (2006) bahwa pemanenan ranggah yang melebihi jangka waktu 2 bulan (60 hari) mengurangi kualitas, karena terjadinya peningkatan kadar Ca dan P dan menurunkan kadar bahan aktif yang terkandung di dalam ranggah. Artinya kualitas ranggah dipengaruhi oleh waktu pemotongan atau umur panen.

Dilihat dari kadar Ca dan besi (Fe) ranggah muda, hasil penelitian ini menunjukkan kadar Ca pada umur panen 55 hari, 60 hari dan 65 hari berturut-turut sebesar 13.7%, 13.3% dan 14.97 % atau cenderung meningkat dengan bertambahnya umur panen, sedangkan kadar Fe berturut-turut pada umur panen 55 hari 324.25 ppm, umur 60 hari = 235.25 ppm, dan 65 hari= 156. 5 ppm atau cenderung menurun sejalan bertambahnya umur panen ranggah. Apabila rataan kandungan Ca dan Fe ini digunakan sebagai acuan dalam penggunaannya untuk uji kilinis anti oksidan, maka umur panen ranggah yang dipandang optimum adalah umur 55-60 hari atau tidak lebih dari dua bulan, sesuai hasil penelitian Tseng et al. (2012) yang menggunakan produk ranggah muda rusa dengan kombinasi darah dengan rataan kadar Ca 13.2% dan Fe 434 ppm ternyata diketahui efektif untuk uji anti oksidan pada mencit.

Tabel 3.8 Kandungan asam amino ranggah muda Rusa timorensis

pada umur panen berbeda di TN Ujung Kulon No

Asam amino

Umur Panen Ranggah Muda (hari)

55 60 65

1 Alanine (Ala) 2 ± 0.4b 2 ± 0.4b 3 ± 0.2a

2 Arginine (Arg)*) 3 ± 0.7a 4 ± 0.7a 4 ± 0.7a

3 Aspartic acid (Asp) 8 ± 2b 9 ± 2b 12 ± 2a

4 Glutamic acid (Glu) 15 ± 2c 17 ± 1b 22 ± 2a

5 Glysine (Gly) 4 ± 0.7a 4 ± 0.7a 5 ± 1a 6 Histidine (His)*) 2 ± 0.4b 3 ± 0.4b 3 ± 0.5a 7 Isoleucine (Ile)*) 4 ± 0.6c 5 ± 0.7b 7 ± 0.2a 8 Leucine (Leu)*) 4 ± 0.6c 5 ± 0.6b 7 ± 0.1a 9 Lysine (Lys)*) 3 ± 0.3c 3 ± 0.3b 4 ± 0.3a 10 Methionine (Met)*) 2 ± 0.2c 2 ± 0.1b 3 ± 0.4a 11 Phenylalanine (Phe)*) 3 ± 0.2c 3 ± 0.3b 4 ± 0.3a 12 Proline (Pro) 4 ± 0.6c 5 ± 0.5b 7 ± 0.5a 13 Serine (Ser) 3 ± 0.5b 3 ± 0.4b 4 ± 0.6a 14 Cystein (Sis) 2 ± 0.2c 2 ± 0.2b 2 ± 0.1a 15 Threonine (Thr)*) 3 ± 0.9a 7 ± 0.9a 4 ± 0.6a 16 Tryptophan (Tyr) 2 ± 0.5c 3 ± 0.4b 3 ± 0.2a 17 Valine (Val)*) 2 ± 0.4b 2 ± 0.4b 3 ± 0.1a

Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (p> 0.05).

Drajat (2005), juga menyatakan bahwa untuk keperluan pemanfaatan kandungan bahan aktif ranggah, maka waktu pemanenan ranggah yang optimum dibatasi tidak lebih 2 bulan (60 hari) atau dengan over growth 0.5 cm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar mineral pada ranggah yang berumur 65 hari tidak berbeda nyata dengan umur ranggah yang lebih muda, artinya di alam

kondisi over growth hingga 5 cm masih dapat dimanfaatkan meskipun Dradjat (2000) dan Semiadi dan Nugraha (2004) juga memberikan batasan maksimum over growth adalah 0.5 cm. Berdasarkan uraian tersebut maka umur panen ranggah muda rusa timor yang dipandang optimum untuk menghasilkan kandungan mineral dan/atau bahan aktif yang baik dan efektif adalah umur panen 55-60 hari dengan batasan maksimum over growth 0.5 cm.

Dilihat dari kandungan asam amino (Tabel 3.8), hasil analisis 17 asam amino yang terkandung di dalam ranggah muda rusa timor hampir semuanya menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) pada umur panen berbeda, dengan pola hubungan semakin tinggi umur panen ranggah maka secara relatif semakin tinggi pula kandungan asam aminonya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Jeon et al. (2008) yang menyatakan kandungan protein kasar lebih tinggi pada umur panen ranggah 40 hari dibanding pada umur panen 60 hari, demikian juga halnya dengan komponen asam aminonya. Perbedaan ini terjadi karena selang waktu yang digunakan berbeda, penelitian ini hanya berselang 5 hari, sedang penelitian Jeon et al. 2008 selang waktu 20 hari.

Hubungan antara Kualitas Pakan Preferensial dengan Kualitas Produk Ranggah Muda Rusa timorensis di TN Ujung Kulon

Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan kualitas pakan preferensial dengan kualitas produk ranggah muda, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis hubungan antara kandungan mineral dan asam amino pakan dengan kandungan mineral dan asam amino ranggah muda rusa timor. Hasil analisis selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Hubungan Mineral Pakan Preferensial dengan Mineral Ranggah Muda

Rusa timorensi

Hasil korelasi pearson antara mineral pakan dengan mineral ranggah menunjukkan bahwa hanya P yang memiliki korelasi positif cukup tinggi (r = 0.708) sedang mineral lain tidak memiliki hubungan yang kuat, sedang mineral mikro Mg, Mn, dan Cu pada pakan preferensial memiliki korelasi yang sangat kecil terhadap mineral mikro pada ranggah panen. Hasil ini menandakan bahwa pakan prefernsial yang diambil sebagai contoh analisis proksimat dan mineral masih belum cukup menentukan terhadap besaran kandungan mineral ranggah atau terdapat jenis pakan lain yang tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak, namun menentukan komposisi mineral pada ranggah panen. Gambaran korelasi antara mineral pada pakan preferensial dengan mineral pada ranggah panen disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hubungan antara mineral pakan dengan mineral ranggah

Mineral Pakan Ranggah muda

antler korelasi (r) Phosphor (P) 0.19 ± 0.08 6.6 ± 1.65 0.708 Calcium (Ca) 1.9 ± 1.60 13.7 ± 3.16 0.434 Magnesium (Mg) 0.2 ± 0.42 0.1 ± 0.32 -0.167 Mangan (Mn) 41.7 ± 36.4 2.1 ± 1. 85 -0.110 Cuprum (Cu) 6.9 ± 4.63 2.4 ± 1.43 -0.195 Zink (Zn) 22.1 ± 13.7 75.7 ± 13.45 0.299

Hubungan Kandungan Protein Pakan Preferensial dengan Kandungan Asam Amino Ranggah Muda Rusa timorensis

Hasil analisis menunjukkan bahwa protein kasar (PK) pada pakan memiliki korelasi yang rendah terhadap asam amino pada ranggah, ini diduga karena pakan preferensial belum mewakili jenis pakan yang mampu merepresentasikan kandungan asam amino pada ranggah.

Tabel 3.10 Hubungan antara Protein Kasar pada pakan dengan Asam amino ranggah muda rusa timor di habitat alami

Umur

55 60 65

Protein kasar Pearson Correlation -,516 -,510 -,532

Sig. (2-tailed) ,295 ,301 ,277

55 Pearson Correlation 1,000** ,997**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

60 Pearson Correlation ,996**

Sig. (2-tailed) ,000

**. Korelasi signifikan pada taraf 0.01

SIMPULAN

1. Ditemukan sebelas jenis tumbuhan pakan yang diidentifikasi sebagai jenis yang disukai dengan lima jeni diantaranya tergolong paling disukai yakni dua jenis termasuk rerumputan yaitu Axonopus compressus dan Cynodon dactylon, dan tiga jenis tergolong non rumput yaitu Hibiscus tiliaceus, Dendrolobium umbellatum, Lagerstroemia. Jenis-jenis tumbuhan pakan tersebut menunjukkan kualitas nutrisi berbeda.

2. Terdapat hubungan nyata antara umur panen ranggah dengan berat ranggah dimana semakin tinggi umur semakin tinggi pula berat ranggah. Lingkar dada memiliki hubungan kuat dengan panjang ranggah muda panen dan

3. Kandungan mineral ranggah muda menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata (P>0.05) pada umur panen berbeda, sedangkan untuk kandungan asam amino menunjukkan ada hubungan nyata (P<0.05) yakni semakin tinggi umur panen semakin tinggi pula kandungan asam aminonya.

4. Hasil ini menunjukkan bahwa umur panen ranggah muda optimum adalah 60 hari dengan toleransi over growth 5 cm atau pada umur panen maksimum 65 hari. Semakin tinggi umur panen (>65 hari) maka semakin rendah kualitas ranggah muda rusa timor.

5. Terdapat hubungan nyata antara mineral P dan protein esensial pakan preferensial dengan kandungan mineral dan asam amino pada ranggah muda rusa timor. Protein kasar pada pakan belum cukup mewakili kandungan protein pada ranggah panen.

4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PRODUK RANGGAH MUDA RUSA TIMOR (Rusa timorensis) DI PENANGKARAN

PENDAHULUAN

Upaya pengembangan pemanfaatan rusa timor sebagai komoditas ekonomi di luar habitat alami (ex situ) melalui usaha penangkaran rusa terus digalakkan. Mempertimbangkan potensi dan prospek ekonominya terutama sebagai penghasil daging, maka sejak akhir tahun 1990an pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertanian Republik Indonesia telah menetapkan rusa sebagai satwa harapan untuk dikembangkan sebagai hewan ternak. Kementerian Kehutanan sebagai pemegang otoritas pengelolaan (management authority) rusa sebagai satwa liar juga telah mengambil kebijakan pemanfaatan rusa timor menjadi lebih mudah dengan melimpahkan kewenangan pemberian ijin pemanfaatannya kepada Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dan pemerintah daerah.

Pada saat sekarang rusa berstatus sebagai satwa dilindungi dengan kondisi populasi yang cenderung terus menurun dari waktu ke waktu bahkan diperkirakan mencapai 10% dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, maka upaya pengembangan pemanfaatannya berupa daging dengan cara membunuhnya mulai dikurangi. Ranggah muda merupakan salah satu produk alternatif rusa yang mempunyai prospek eknomi tinggi yang dapat dimanfaatkan tanpa harus membunuh rusa. Santosa et al. (2012) melaporkan bahwa penjualan ranggah muda rusa diperkirakan dapat memberikan keuntungan sebesar 164.46%.

Di Australia, New Zealand, Cina, Korea, dan Jepang usaha pengembangan penangkaran rusa dengan tujuan menghasilkan produk ranggah muda sebagai komoditas ekonomi utamanya terus berkembang. Hal ini terjadi karena ranggah muda diketahui memiliki khasiat sebagai bahan obat untuk berbagai jenis pengobatan penyakit pada manusia, baik orang dewasa maupun anak-anak. Hasil penelitian Chen et al. (2012) melaporkan dengan memberikan serbuk dari ranggah muda rusa Elk secara terus menerus pada indukan mencit ternyata dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan fisik dan syaraf pada mencit turunannya. Kuo et al. (2012) melaporkan bahwa pemberian serbuk ranggah muda rusa sambar ternyata berdampak positif mengurangi gejala asma pada orang yang mengkonsumsinya. Tuckwell (2003) dan Lee et al.(2007) menyatakan bahwa saat ini ranggah muda sangat penting digunakan sebagai suplemen untuk meningkatkan prestasi atletik dan anti penuaan terutama karena diketahui memiliki kandungan Insulin Like Growth Factor (IGF-1),

Glycosaminoglycans (GAGs), vitamin A dan E, mineral, asam uronat, dan asam sialat. Tseng et al. (2012) juga melaporkan bahwa hasil analisis ranggah muda dan darah ranggah muda mengandung protein, GlycoInsulin-like growth factor-1, cholesterol Ca dan besi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sementara Kawtikwar et al.(2010) menyatakan bahwa didalam ranggah muda terkandung mineral Ca, P, Na, Mg, Mn, Se, dan Fe, mengandung 8 jenis asam amino esensial dan 15 asam amino bebas non esensial.

Hasil penelitian pada beberapa jenis rusa seperti rusa merah (Cervus elaphus), rusa Sika (Cervus nippon), Fallow (Dama dama), Wapiti (Cervus elaphus sp) yang dipelihara di lingkungan empat musim menunjukkan bahwa kualitas produk ranggah muda rusa dipengaruhi oleh dan/atau berhubungan

dengan banyak faktor baik internal rusa maupun eksternal rusa atau faktor lingkungan seperti kualitas pakan rusa. Gibbs (2006) melaporkan bahwa kualitas produk ranggah muda dipengaruhi beberapa faktor seperti umur rusa, genetik, kematangan, ukuran badan, waktu pemotongan, strain atau seleksi, dan derajat hibridisasi. Bartos et al (2007) menyatakan bahwa secara genetik, karakter kelamin sekunder yang kuat juga akan menjamin kualitas ranggah secara turun temurun (herediter), sedang Jeon et al. (2011) menyatakan kualitas ranggah muda sangat kuat dipengaruhi tahap perkembangan ranggah. Menurut Estevez et al.

(2008) komposisi ranggah menggambarkan jenis pakan yang dikonsumsinya. Diketahui kandungan protein, Na, Mg, dan K pada ranggah muda dapat berbeda dengan pakan yang berbeda, meskipun untuk total Ca, Fe dan Zn diketahui tidak berbeda.

Menurut Scmidt et al. (2001) dan Jeon et al. (2006) pada rusa merah (Cervus elaphus), panjang ranggah tahunan dapat digunakan sebagai penduga ketersediaan dan kualitas nutrisi, serta kondisi populasi. Diketahui pula bahwa ukuran ranggah berkaitan dengan umur, kesehatan dan genetik rusa jantan. Kecukupan nutrisi dan managemen populasi yang baik akan menjamin kesehatan rusa jantan yang berimplikasi terhadap hasil produk ranggah muda. Stewart (2001) bahkan menyatakan bahwa rasio berat ranggah terhadap berat badan berkorelasi positif terhadap umur rusa.

Mengacu pada uraian di atas, timbul pertanyaan apakah fenomena yang ditemukan pada rusa-rusa luar negeri tersebut juga berlaku pada rusa timor sebagai rusa tropis. Atau timbul pertanyaan penelitian : Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas produk ranggah muda rusa timor di penangkaran ? Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : (a) mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat konsumsi tiga paket ransum pada umur dan ukuran bobot badan rusa yang berbeda, (b) hubungan antara tingkat asupan nutrien, mineral pakan dan umur rusa terhadap kandungan mineral dan asam amino ranggah muda, dan (c) mengetahui ada tidaknya hubungan umur rusa dengan berat dan panjang ranggah muda panenan.

BAHAN DAN METODE

Dokumen terkait