• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis kelayakan perencanaan pembangunan kumbung baru oleh CV. Megah Makmur Sentosa dikaji melalui aspek non finansial, yaitu terdiri atas aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian terhadap berbagai komponen tersebut akan memengaruhi layak atau tidaknya usaha pembangunan kumbung baru.

Aspek Pasar

Salah satu aspek rencana bisnis yang perlu dikaji kelayakannya adalah aspek pasar. Aspek pasar menempati urutan pertama dalam studi kelayakan. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, prospek ke depan pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar. Dalam usaha jamur tiram putih, aspek pasar yang akan di analisis mencakup peluang pasar, permintaan, penawaran, dan bauran pemasaran produk.

Potensi Pasar

Peluang pasar terhadap jamur tiram putih didukung oleh berkembangnya pola hidup sehat masyarakat dimana masyarakat menginginkan keinginan hidup seimbang dengan konsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi. Jamur tiram putih sebagai salah satu produk hortikultura bergizi baik dianggap sebagai makanan yang dapat dikonsumsi sebagai layaknya lauk. Aneka produk olahan jamur dapat dinikmati dengan beragam pilihan rasa yang menarik untuk dikonsumsi sehari- hari.

Peluang pasar bagi produk jamur juga didukung dengan banyaknya makanan khas yang menawarkan produk olahan jamur. Tabel 6 merupakan data penduduk yang bekerja di sektor perdagangan dan restoran di Bekasi pada tahun 2006-2007. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bekasi yang dihimpun dari penerimaan negara dalam bentuk Produk Dometik Bruto (PDB) menurut lapangan kerja di sektor perdagangan, hotel, dan restaurant memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB Indonesia, hal itu berarti sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang berkembang dan menjanjikan untuk dikembangkan dimana terdapat peluang pasar dari peningkatan jumlah produsen yang mengolah panganan berupa olahan jamur. Hal ini secara kuantitatif terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor perdagangan, hotel dan restaurant di Kota Bekasi.

Banyaknya produk olahan jamur berupa makanan berat maupun makanan ringan seperti halnya kerupuk jamur, jamur crispy, nugget jamur, baso jamur, dan sebagainya. Kota Bekasi, merupakan kota yang berada dalam lingkup megapolitan di Jabodetabek dan menjadi kota besar ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban. Untuk itu, merupakan daerah potensial untuk memenuhi permintaan penduduk berupa pangan. Pemenuhan produk berupa pangan menawarkan aneka potensi usaha di bidang kuliner, seperti restaurant, depot, dan katering.

Tabel 6 Data jumlah penduduk yang bekerja di sektor perdagangan, hotel dan restaurant di Kota Bekasi Tahun 2006-2007a

Tahun Jumlah penduduk di sektor perdagangan, hotel dan restoran

Persentase

2006 172.121 23,53

2007 186.323 22,16

a

Sumber : BPS Kota Bekasi, 2007

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga ke tahun 2007. Angka jumlah penduduk pada tahun 2007 tersebut meningkat hampir 15 ribu tenaga kerja dari tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah penduduk pada sektor kuliner di Kota Bekasi dari tahun ke tahun memiliki prospek yang cerah dimana terdapat suatu peluang yang sangat baik yang dapat di manfaatkan dalam proses pemasaran produk jamur tiram putih.

Permintaan masyarakat di wilayah Bekasi terhadap produk jamur tiram putih pada CV. Megah Makmur Sentosa sampai akhir tahun 2012 masih relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan permintaan dari pengepul, pedagang pasar, maupun rumah makan serta katering. produk jamur yang didistribusikan kepada konsumen melalui pedagang pasar selalu habis terjual, begitupun permintaan dari penduduk sekitar yang menunjukkan minat yang tinggi terhadap produk jamur. Dengan kapasitas produksi saat ini adalah 5.500 kilogram per periode atau berkisar 30 kilogram per hari, sedangkan permintaan distributor mencapai 331 kilogram per hari, menunjukkan pemenuhan permintaan jamur hanya mampu dipenuhi sebesar 9,06 persen. Terdapat gap antara permintaan dan

penawaran mengindikasikan potensi pasar yang masih besar dan sangat prospek untuk dicapai. Pada permintaan bibit serta baglog, diindikasikan jika masih terdapat gap yang besar dari permintaan bibit dan baglog jamur tiram yang belum mampu dipenuhi dari beberapa perusahaan budidaya jamur di daerah dan kota- kota lain seperti daerah Nyosog, Tangerang dan Indramayu. Produk jamur tiram terus meningkat permintaannya dan memiliki prospek pasar yang besar dan menjanjikan. Adapun daftar permintaan jamur tiram putih pada CV. Megah Makmur Sentosa oleh pengepul dan pedagang dapat dilihat pada Tabel 7.

Rencana pembangunan kumbung baru didasarkan pada minimnya produksi yang dihasilkan per periode produksi. Ketidakmampuan perusahaan memenuhi permintaan di beberapa lokasi yang potensial peningkatan permintaannya menyebabkan perusahaan lebih menyalurkan produknya ke beberapa pedagang di sekitar lokasi usaha. Rencana usaha budidaya jamur tiram dengan pembangunan kumbung baru berkapasitas 30.000 log di wilayah Desa Nyosog, Bekasi berlatar belakang keinginan pemilik untuk meningkatkan penjualan secara signifikan serta memenuhi permintaan yang masih belum dapat dipenuhi baik dari pedagang dan pengepul jamur, maupun mitra yang membeli produk bahan baku berupa bibit dan baglog jamur untuk kegiatan budidaya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan untuk kedepannya dan semakin memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar.

Tabel 7 Daftar permintaan pengepul dan pedagang terhadap produk jamur tiram putih CV. Megah Makmur Sentosa per haria No. Pengepul/Pedagang Lokasi Jumlah Permintaanb

1. Daryono Bantar Gebang 35

2. Teguh Bantar Gebang 25

3. Makmur Setu 20

4. Miftah PU 50

5. Sunyo Pondok Gede 50

6. Fitrah Cileungsi 100

7. Encim Bantar gebang 5

8. Nanda Bantar Gebang 3

9. Rajiman Bantar Gebang 5

10. Pedurenan Bekasi 30

11. Kriuk Jamrud 8

a

Sumber : CV. Megah Makmur Sentosa 2013 b

Satuan dalam Kilogram

Rencana pembangunan kumbung baru di wilayah Desa Nyosog turut mendorong terbukanya peluang pasar lebih luas. Rencana pembangunan kumbung baru sebagai tempat budidaya juga direspon positif oleh warga Desa Nyosog. Rencana budidaya yang akan dilakukan perusahaan mendorong pemasaran yang lebih luas dalam produk yang diusahakan yakni jamur tiram segar, bibit, dan baglog. Untuk permintaan produk jamur tiram, terdapat kejelasan pasar yaitu pedagang sekitar yang sempat bernegosiasi dengan pemilik untuk melakukan kerja sama memasarkan jamurnya, yaitu pedagang lokal dan pengepul yang berada sekitar lokasi desa dan beberapa pedagang di kawasan Bekasi. Selanjutnya, untuk produk bibit dan baglog yang diusahakan, permintaan yang besar didapat

dari beberapa mitra yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Apabila perusahaan membangun produksi jamur dan produk bibit serta baglog di wilayah ini, maka tidak akan menutup kemungkinan apabila terdapat kerjasama yang semakin baik dengan beberapa mitra perusahaan yang masih dalam satu kawasan Bekasi, khususnya mitra di Desa Nyosog.

Informasi di atas sangat penting untuk melakukan perkiraan kapasitas produksi jamur yang akan diusahakan per periode produksi. Perhitungan kapasitas produksi yang akan diusahakan diupayakan mampu memenuhi permintaan jamur dari beberapa konsumen yang sebagian besar adalah pedagang. Berdasarkan potensi pasar jamur tiram putih baik dari pasar lokal maupun luar daerah. Pak Paryanto sangat yakin bahwa produk yang akan di produksi akan terserap oleh pasar, baik untuk memenuhi pasar lokal maupun luar daerah.

Pemasaran

Pemasaran sebagai salah satu hal terpenting dari kegiatan bisnis yang harus di perhatikan dalam analisis kelayakannya. Bisnis yang diajalankan harus memiliki pasar yang mampu menyerap produk yang dihasilkan. Analisis pemasaran mencakup bauran pemsaran dan strategi pemasaran.

Bauran Pemasaran

Bauran pemsaran sebagai variabel inti dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Pengkajian bauran pemasaran meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bauran pemasaran perusahaan. 1. Produk

Produk yang akan diusahakan produksinya adalah bibit jamur tipe F2, baglog jamur dan jamur tiram. Bibit jamur tahap F2 dan baglog jamur merupakan bahan dan media yang digunakan untuk menghasilkan output jamur tiram. Produk bibit jamur tahap F2 yang dihasilkan merupakan kualitas terbaik, hal itu dipastikan perusahaan karena dapat menghasilkan jamur tiram segar yang tidak layu dengan ukuran jamur yang besar serta tebal. Berbagai macam pilihan bahan dan media yang dihasilkan membuat konsumen terutama para investor maupun petani jamur dapat dengan mudah membeli bahan baku untuk produksinya melalui perusahaan. Selain itu, produk jamur yang dihasilkan terjamin kualitasnya sebagai jamur super.

2. Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Harga merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh, selain itu harga juga akan mempengaruhi keinginan konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan. Harga jual bibit F2 yang akan ditawarkan perusahaan adalah Rp 4.500,00 per botol bibit hal itu berdasarkan kualitas bibit yang super, sedangkan harga jual baglog ditetapkan sebesar Rp 2.400,00 per baglog. Harga penjualan jamur tiram segar berkisar Rp 6.000,00 hingga Rp 10.000,00 per kilogram jamur. Harga jual yang ditetapkan dalam perhitungan

penerimaan dari produk jamur tiram putih adalah harga rata-rata berdasarkan persentase penjualan ke masing-masing konsumen yaitu sebesar Rp 9.605,50. 3. Promosi

Promosi merupakan komunikasi pemasaran suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Tujuan promosi diharapkan dapat meningkatkan omzet penjualan produk. Pada rencana pembangunan kumbung baru, diperlukan sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan usaha jamur kepada konsumen. Strategi promosi yang akan diterapkan oleh manajemen perusahaan adalah melalui social media antara lain facebook dan twitter. Manajemen dapat memberikan informasi mengenai kualitas jamur super yang dihasilkan dengan beragam kegiatan usaha budidaya jamur yang dilakukan perusahaan. Sehingga konsumen dapat secara langsung mengetahui proses pembudidayaan jamur di lokasi usaha. Hal ini tentunya akan merangsang minat masyarakat untuk berkecimpung dalam budidaya jamur bahkan berinvestasi dalam usaha budidaya jamur dengan mengetahui return yang dihasilkan.

Kegiatan promosi yang akan dilakukan dalam memperkenalkan produknya dari budidaya jamur di kumbung yang akan dibangun juga dilakukan melalui pemanfaatan media internet melalui blog. Pembuatan blog diharapkan berperan efektif untuk memberitakan usaha yang dilakukan ini dalam produk jamur tiram, dimana hal itu diharapkan dapat merangsang sejumlah orang baik investor maupun orang umum untuk datang ke lokasi usaha untuk mengetahui secara langsung usaha jamur yang dilakukan CV. Megah Makmur Sentosa.

Selain itu, promosi juga akan dilakukan secara langsung dari mulut ke mulut kepada beberapa pedagang pasar di Bekasi dengan mempromosikan produk yang dihasilkan dengan kualitas jamur super, serta mengefektifkan penyanggupan terhadap permintaan yang belum dapat dipenuhi. Kegiatan promosi tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan kontiyuitas permintaan. Perusahaan nantinya akan memperluas kegiatan promosi melalui promosi secara langsung ke restoran atau rumah makan yang menjual makanan berbahan baku jamur tiram.

4. Distribusi

Distribusi adalah suatu proses penyaluran produk dari produsen ke tangan konsumen. Strategi distribusi sangat penting di terapkan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam hal ketepatan dan kecepatan penyaluran produk.

Saluran pemasaran untuk produk yang dihasilkan meliputi produk bibit jamur tahap F2, baglog, serta jamur tiram. Distribusi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jalur pembelian secara langsung dapat dilakukan di tempat produksi. Konsumen dapat secara langsung mendatangi lokasi produksi jamur untuk melakukan pembelian beragam produk yang dihasilkan yaitu di wilayah Desa Nyosog, Bekasi.

Sistem penjualan yang diterapkan pada produk bibit dan baglog jamur tiram adalah menerima retur produk baik bibit dan baglog jamur, dimana pembelian bibit dan baglog dengan tingkat risiko kegagalan kerusakan akan ditanggung oleh produsen. Penjualan dilakukan ketika bibit dan baglog jamur siap dipasarkan yaitu bibit dan baglog telah mencapai masa inkubasi, proses ini dapat terlihat ketika baglog telah dipenuhi oleh miselia. Penjualan bibit dan baglog dapat dilakukan setiap waktu berdasarkan kapasitas produksi yang dihasilkan

perusahaan. Sedangkan penjualan jamur tiram putih segar dapat dilakukan setiap hari, hal itu dikarenakan panen dilakukan setiap hari. Alur distribusi secara langsung produk jamur dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Alur distribusi langsung produk jamur tiram

Pembelian produk melalui alur distribusi langsung pada produk bibit dan baglog akan dilakukan melalui beberapa mitra yang akan dijaring untuk bekerjasama membudidayakan produk jamur. Salah satu mitra tetap perusahaan diantaranya adalah mitra di Daerah Nyosog, yang mana memiliki kedekatan dengan kumbung yang akan di bangun oleh perusahaan. Alur produksi secara langsung bibit jamur tahap F2 dan baglog dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Alur distribusi langsung produk bibit dan baglog

Pada pembelian tidak langsung pada produk jamur tiram akan dilakukan melalui mitra penjualan yaitu pengepul dan pedagang pasar. Pedagang dan pengepul melakukan pembelian untuk disalurkan kepada konsumen melalui pasar sekitar. Alur distribusi tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Alur distribusi tidak langsung CV. Megah Makmur Sentosa

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran terdiri dari penentuan segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. Berikut ini adalah penjelasan mengenai strategi pemasaran CV. Megah Makmur Sentosa.

a. Segmentasi pasar (segmentation)

Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar menjadi kelompok- kelompok tertentu dengan strategi pemasaran yang berbeda-beda. Pembangunan kumbung baru memiliki segmen pasar masing-masing untuk beberpa produk yang diusahakannya. Untuk produk bibit dan baglog, segmen yang akan dimasuki adalah perusahaan jamur yang belum mampu mengusahakan bibit dan baglognya secara mandiri di Kota-kota di Indonesia. Sedangkan untuk produk jamur tiram, segmen yang akan dimasuki adalah konsumen lokal baik berupa warung-warung, rumah-rumah, pedagang, pengepul pasar di wilayah Bekasi.

b. Target pasar (targetting)

Target pasar adalah suatu proses menentukan segmentasi pasar yang akan dimasuki perusahaan. Target pasar dipilih setelah mengidentifikasi segmentasi perusahaan. Menurut pemaparan pemilik usaha jamur tiram, target

Produsen (CV. MMS) Mitra

Produsen (CV. MMS) Konsumen Akhir

Produsen (CV. MMS)

Mitra Penjualan (Pedagang

pasar yang akan dibidik pada produk bibit dan baglog adalah beberapa perusahaan jamur di Bekasi sedangkan pada produk jamur tiram yaitu pedagang dan pengepul jamur di Bekasi.

c. Posisi pasar (positioning)

Posisi pasar adalah menetapkan posisi perusahaan agar mendapatkan tempat yang berbeda dalam benak konsumen sasarannya. Posisi pasar yang dilakukan perusahaan pada produk jamur tiramnya adalah sebagai produk jamur dengan kualitas super. Kualitas jamur super yang akan ditawarkan merujuk pada jamur hasil produksi yang berukuran besar dan tebal pada daging jamurnya.

Perkiraan Penjualan

Hal yang harus dilakukan perusahaan adalah peningkatan produksi jamur per periode produksi. Terdapat suatu peluang pasar yang masih terbuka lebar. Peluang pasar yang harus diraih sesuai dengan rencana perusahaan untuk mencapai peningkatan kapasitas produksi yaitu pembangunan kumbung baru. Untuk itu, harus dianalisis perkiraan penjualan berdasar data perkembangan penawaran jamur tiram putih di Bekasi. Hal ini dikarenakan terget pemasaran langsung mencakup wilayah Bekasi. Oleh karena itu, data perkembangan penawaran industri yang digunakan berdasar data penawaran jamur di Kota Bekasi. Adapun perkembangan penawaran jamur di Bekasi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Perkembangan produksi jamur di Bekasi tahun 2007-2012a

Tahun Produksib 2007 25.157 2008 35.239 2009 161.620 2010 122.624 2011 91.365 2012 48.910 Jumlah 484.915 a

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat (2011)

b

Satuan dalam Kilogram

Proyeksi produksi pada tahun 2013 dapat diperoleh melalui analisis deret waktu berupa metode kuadrat terkecil dengan persamaan :

Y = α + bX a dimana, dan

a

Sumber : Umar (2007)

Berdasarkan perhitungan proyeksi produksi jamur dengan metode analisis deret waktu, maka diperoleh persamaan Y= 80.819 + 5.161 X, sehingga proyeksi produksi pada tahun 2013 (X=7) sebesar 116.946 kg. Perolehan proyeksi penjualan tersebut dapat digunakan untuk menganalisis marketshare dari CV. Megah Makmur Sentosa ketika dilakukan pembangunan kumbung baru (Tabel 9).

Tabel 9 Perhitungan proyeksi perkembangan jamur di Bekasi Tahun X Y X2 XY 2007 -3 25.157 9 -75.471 2008 -2 35.239 4 -70.478 2009 -1 161.620 1 -161.620 2010 1 122.624 1 122.624 2011 2 91.365 4 182.730 2012 3 48.910 9 146.730 Jumlah 484.915 28 144.515

Nilai market share dapat diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut : Market share :

x 100%

Market share yang dimiliki perusahaan saat dilakukan pembangunan kumbung baru kapasitas 30.000 baglog adalah :

Market share

Perhitungan market share yang diterima pada usaha jamur tiram putih adalah 21,56 persen. Hal ini didasarkan pada kemampuan produksi sebanyak 12.606 kilogram jamur tiram per periode produksi yaitu enam bulan atau sebanyak 25.212 kilogram jamur tiram per tahun. Perhitungan market share berdasarkan penjualan yang rutin akan dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar di Bekasi.

Hasil Analisis Aspek Pasar

Pemaparan diatas mengindikasikan bahwa usaha jamur tiram putih yang akan dilakukan sangat layak untuk direalisasikan. Hal ini terlihat dari sisi permintaan CV. Megah Makmur Sentosa yang memiliki potensi pasar yang cukup besar. Rencana ini diharapkan mampu menunjang sistem pemasaran langsung dalam produk bibit maupun baglog kepada para mitra yang merupakan perusahaan budidaya jamur tiram. Peluang pasar yang sangat potensial masih sangat terbuka akan menunjang terlaksananya rencana usaha jamur tiram putih dengan pembangunan kumbung berkapasitas besar.

Aspek Teknis

Analisis kelayakan berdasarkan aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin-mesin yang akan digunakan (Kasmir dan Jakfar 2009). Analisis dalam aspek teknis usaha jamur tiram putih meliputi lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, layout dan pemilihan jenis teknologi. Berikut ini hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis.

Lokasi Usaha

Pemilihan lokasi usaha sebagai tempat pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasaran sangat penting dimana diupayakan agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan efektif serta efisien. Lokasi tempat pembangunan kumbung baru sebagai tempat usaha budidaya jamur tiram putih ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Lokasi kumbung yang akan dibangun berada pada Desa Nyosog, Bekasi. Hal itu ditetapkan berdasarkan pertimbangan aspek teknis yang lebih efektif dalam mendukung agroekosistem usaha jamur tiram. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik, maka perusahaan akan membangun kumbung baru di Desa Nyosog, Bekasi. Bangunan di lokasi tersebut selain digunakan sebagai produksi bibit dan baglog juga terdapat kumbung sebagai tempat tumbuhnya jamur. Adapun layout lokasi dalam usaha jamur tiram putih dapat dilihat pada Lampiran 4.

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah: 1. Ketersediaan bahan baku

Proses produksi jamur tiram menggunakan bahan baku antara lain serbuk gergaji, kapur, bekatul, dan gypsum. Adapun bahan baku untuk pembuatan bibit jamur yang diusahakan terdiri atas serbuk gergaji, tepung jagung, kapur serta dedak. Semua bahan baku yang digunakan mengandung proporsinya masing-masing. Dedak yang digunakan dipilih atas dasar kualitas terbaik.

Di lokasi yang akan dilakukan budidaya, ketersediaan bahan baku produksi jamur tiram sangat berlimpah. Bahan baku berupa serbuk gergaji dapat di temukan dengan mudah di sekitar desa yang mana terdapat banyak perusahaan gergajian di sekitar. Perusahaan dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan kayu disekitar wilayah desa untuk dapat memasok serbuk gergajian. Selain itu, bahan baku yang melimpah juga ditemui pada bahan baku bekatul, kapur dan gypsum dimana perusahaan sudah memiliki pemasok khusus dan dapat dibeli dengan harga murah di lokasi kumbung baru, di Nyosog, Bekasi. Bekatul yang digunakan dalam campuran bahan untuk produksi jamur akan dipilih dengan kualitas yang terbaik. Perusahaan dapat memperoleh bekatul khusus di tempat penjualan bahan makanan ternak. Sedangkan pembelian bahan baku kapur serta gypsum diperoleh di toko material di sekitar lokasi desa.

2. Tenaga listrik dan air

Untuk kebutuhan listrik, Perusahaan dapat memperoleh secara mudah dan tercukupi. Desa Nyosog sudah dilengkapi dengan askes listrik dari pemerintah daerah yaitu berupa PLN. Maka, untuk mendapatkan tenaga listrik, CV. MMS dapat memperolehnya dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Instalasi listrik pun dapat dilakukan dengan mudah. Begitu pula dengan kondisi air di daerah lokasi yang akan dibangun kumbung baru, air yang tersedia merupakan aliran air tanah yang mana perlu di lakukan pantek sumur pompa untuk menghasilkan air yang tercukupi.

3. Supply tenaga kerja

Perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi tenaga kerja. Supply tenaga kerja dapat diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Dimana kebanyakan tenaga kerja yang ada merupakan pengangguran dan orang tua yang sudah tidak bekerja lagi. Tenaga kerja sangat dibutuhkan

pada setiap proses budidaya yang dilakukan, antara lain pengadukan dan loging, pemeliharaan, pemasaran dan keuangan. Sementara itu, tenaga kerja dalam proses pembibitan diharuskan mempunyai keahlian dan pengetahuan yang mendalam mengenai pembibitan jamur.

Rencana pembuatan kumbung baru di Desa Nyosog, Bekasi membutuhkan karyawan sejumlah sebelas orang. Untuk menghasilkan produksi yang efektif dan efisien, dengan kapasitas kumbung 30.000 baglog maka perusahaan membutuhkan beberapa karyawan. Karyawan akan direkrut

Dokumen terkait