• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai kelayakan usaha jamur tiram dilakukan di CV. Megah Makmur Sentosa Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha jamur tiram putih yang dilakukan oleh CV. Megah Makmur Sentosa merupakan salah satu usaha budidaya jamur tiram di Bekasi yang mana pelaku usaha memiliki potensi besar dalam meningkatkan kapasitas produksi usaha budidaya jamurnya salah satunya adalah rencana perusahaan untuk membangun kumbung baru berkapasitas 30.000 log.

Penelitian mengenai nilai tambah pengolahan jamur tiram putih menjadi produk jamur crispy dan nugget jamur dilakukan di D’Jamur Lqiang dan Jogget’s Nugget. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha pengolahan jamur tiram menjadi produk jamur crispy dan nugget jamur telah dilakukan di kedua home industry ini yang bertempat di Bekasi. Kedua penelitian yang dilakukan, baik mengenai kelayakan usaha maupun nilai tambah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan, para karyawan CV. Makmur Megah Sentosa, pedagang, pengumpul, plasma serta masyarakat sekitar. Adapun perihal wawancara langsung dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan mengenai penerimaan dan biaya sarana produksi usaha, termasuk biaya investasi, biaya operasional, biaya umum, jumlah produksi yang dihasilkan, tingkat harga, sumber permodalan, dan sebagainya.

Data sekunder diperoleh dari laporan yang telah dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan yang bersumber dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan seperti Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian dan kehutanan kabupaten Bekasi, Perpustakaaan LSI IPB, penelitian terdahulu, media massa, jurnal, artikel, buku-buku, internet, serta literatur lain yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Penentuan Responden

Dalam memperoleh data primer, responden ditentukan pada pihak internal maupun pihak eksternal. Kedua pihak, baik internal maupun eksternal, penentuan responden dilakukan menggunakan teknik purposive. Purposive merupakan metode penentuan responden dimana subyek dipilih berdasarkan tujuan peneliti yang disesuaikan dengan keahliannya dalam bidang yang diteliti. Responden yang terpilih dari pihak intenal perusahaan yakni pemilik sekaligus pengelola CV. Megah Makmur Sentosa, kepala produksi, karyawan bagian pemasaran, karyawan bagian keuangan, dan pekerja lainnya. Sedangkan untuk pihak eksternal adalah masyarakat sekitar dimana informasi yang didapatkan seputar pengaruh CV. Megah Makmur Sentosa terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan

Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

Data dan informasi yang didapatkan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabulasi yang digunakan

untuk mengatur data dengan pengelompokkan dan pengklasifikasian data yang ada, selain itu untuk memudahkan dalam menganalisis data. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran usaha (keragaan usaha) jamur tiram putih di tempat penelitian dari berbagai aspek, yaitu aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen. Aspek pasar meliputi bentuk pasar yang diharapkan dan potensi pasar. Aspek teknis dan teknologi meliputi teknologi, kuantitas dan kualitas tenaga teknis serta faktor non ekonomis.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan nilai uang untuk mengkaji kelayakan usaha jamur tiram putih di CV. Megah Makmur Sentosa. Analisa kuantitatif dilakukan dengan bantuan kalkulator dan komputer program Microsoft Excel 2007. Analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan nilai uang yang diperoleh pada masa kini dan masa yang akan datang melalui analisis finansial dengan melihat nilai NPV, Net B/C Rasio, IRR serta tingkat pengembalian investasi (Discounted Payback Period). Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas untuk melihat kepekaan usaha produksi dalam menghadapi beberapa perubahan.

Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dalam usaha jamur CV. Megah Makmur Sentosa dilakukan berdasar perhitungan secara kuantitatif. Kegiatan yang dianalisis adalah yaitu rencana pembangunan kumbung baru dengan kapasitas 30.000 baglog. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha budidaya jamur pada CV. Megah Makmur Sentosa, digunakan alat ukur kelayakan finansial melalui pendekatan Net Present Value (NPV), Incremental Net Benefit, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), dan Discounted Payback Period (DPP). Analisis berdasar kriteria investasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha dilihat dari segi finansial pelaku usaha. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui dampak dari suatu perubahan dari suatu hasil analisis. Sedangkan ketika dilakukan analisis switching value, maka untuk mengetahui sejauh mana perubahan dapat ditoleransi dengan anggapan usaha tetap layak untuk berjalan.

Net Present Value (NPV)

Net Present Value dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present value) dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika menghasilkan NPV lebih besar dari nol. Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut:

Keterangan :

NPV = Net Present Value (Rp)

Bt = Penerimaan (benefit) bruto pada tahun ke-t (Rupiah)

Ct = Biaya (cost) bruto pada tahun ke-t (Rupiah)

t = Umur usaha (Tahun)

Terdapat tiga penilaian kriteria investasi, berdasarkan metode NPV. Jika NPV suatu bisnis lebih besar dari nol (NPV>0) berarti usaha tersebut layak dilakukan atau dilanjutkan, hal itu mengadung arti bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika NPV usaha kurang dari nol (NPV <0), maka usaha tersebut tidak layak dilakukan atau dilanjutkan, hal itu mengandung arti bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Apabila NPV sama dengan nol (NPV=0) maka manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan, dimana usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi.

Pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Namun, Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

Internal Rate of return (IRR)

Internal Rate of Return menunjukkan tingkat suku bunga yang berlaku ketika biaya yang dikeluarkan untuk usaha sama dengan manfaat yang diperoleh perusahaan. IRR merupakan tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol (NPV=0). Suatu usaha dianggap layak secara finansial ketika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan discount rate yang berlaku. Apabila nilai IRR lebih kecil dari discount rate yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. IRR dihitung dengan metode IRR yang diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan :

IRR = Tingkat pengembalian internal (%)

i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Kerangka keputusan berdasar IRR yang dihasilkan yaitu :

 Apabila IRR = tingkat diskonto maka usaha tidak mendapat keuntungan maupun kerugian.

 Apabila IRR < tingkat diskonto maka usaha tidak layak untuk dilakukan.

 Apabila IRR > tingkat diskonto maka usaha layak untuk dilakukan.

 Pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara manual. Namun, Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

Gambar 3 Hubungan antara NPV dan IRRa

a

Sumber : Nurmalina et al, 2009

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menunjukkan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Jika net B/C>1, artinya manfaat yang diberikan oleh proyek lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan, sehinggga proyek layak dilaksanakan. Sedangkan Net B/C < 1, artinya usaha tidak layak dilaksanakan secara finansial. Rumus yang digunakan adalah : ∑ ∑ Keterangan :

Bt = Benefit proyek pada tahun ke-t

Ct = Biaya proyek pada tahun ke-t

t = Umur usaha (Tahun) i = Tingkat suku bunga (%)

Discounted Payback Period (DPP)

Discounted Payback period menunjukkan masa pengembalian investasi yang dikeluarkan oleh proyek setelah memperhitungkan nilai waktu uang, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, bulan dan hari. Nilainya dapat dicari dengan menggunakan nilai sekarang dari total manfaat bersih, sebagai berikut:

Keterangan : I = Jumlah modal investasi

Ab discounted = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode

Setelah mendapatkan nilai sekarang dari keuntungan bersih maka akan dapat ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi dapat tertutupi oleh keuntungan. Masa pengembalian investasi ditunjukkan pada saat proyek mulai

Bt-Ct > 0 Bt-Ct < 0 NPV NPV 0 NPV’

mengalami nilai present value yang positif. Semakin kecil angka yang dihasilkan berarti semakin cepat tingkat pengembalian investasi suatu usaha, maka akan semakin baik jika usaha itu dilaksanakan (Tabel 8).

Analisis Sensitivitas

Cashflow merupakan hasil pengolahan yang bersifat statik. Informasi keuangan usaha jamur tiram yang dituangkan kedalam cashflow hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan harga input, perubahan harga output dan tingkat produksi seringkali menjadi variabel utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan investasi pengusahaan jamur tiram ini. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap usaha jamur tiram guna mengatisipasi perubahan tersebut.

Switching value adalah suatu nilai dimana pada nilai tersebut dicapai NPV=0, Net B/C=1 dan IRR=i, yaitu untuk mencari nilai maksimal peningkatan harga input ataupun nilai maksimal penurunan harga output yang nantinya akan menjadi batas minimal bagi perusahaan sehingga dapat dikatakan sebagai usaha yang layak. Cara mencari switching value yaitu dengan trial dan error.

Laporan Laba Rugi

Analisa laba rugi digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha CV. Megah Makmur Sentosa terdiri dari pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya penyusutan, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional dan biaya penyusutan. Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan.

Analisis Nilai Tambah

Metode yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai tambah adalah Metode Hayami.

Faktor konversi pada Tabel 5 menunjukkan banyaknya produk olahan yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku. Pada variabel koefisien tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu satuan input. Selanjutnya nilai output pada tabel merupakan nilai produk yang dihasilkan dari satu satuan input yang digunakan. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode hayami antara lain (Hayami 1987) :

a. Membuat arus komoditi yang menunjukkan bentuk-bentuk komoditi, lokasi, lama penyimpanan, dan berbagai perlakuan terhadap komoditi yang bersangkutan.

b. Mengidentifikasi setiap transaksi yang terjadi menurut perhitungan keuangan. c. Memilih dasar perhitungan, dimana dalam penenlitian ini didasarkan pada per

satuan input utama atau bahan baku.

Prosedur perhitungan nilai tambah metode hayami dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Prosedur analisis nilai tambah metode hayamia

No. Variabel Nilai

I. Output, Input dan harga

1. Output (Kg) A

2. Bahan baku (Kg) B 3. Tenaga kerja (HOK/bulan) C 4. Faktor konversi D = A/B 5. Koefisien tenaga kerja (HOK) E = C/B 6. Harga output (Rp/Kg) F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) G II. Penerimaan dan keuntungan

8. Harga bahan baku (Rp/Kg) H 9. Sumbangan input lain (Rp/Kg) I 10. Nilai output (Rp/Kg) J = D x F 11. a. Nilai tambah (Rp/Kg) K = J – I – H

b. Rasio nilai tambah (%) L% = (K/J) x 100% 12. a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/Kg) M = E x G

b. Pangsa tenaga kerja (%) N% = (M/K) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) O = K – M

b. Tingkat keuntungan P% = (O/K) x 100% III. Balas jasa dari masing-masing faktor produksi

14 Marjin (Rp/Kg) Q = J – H a. Pendapatan tenaga kerja(%) R% = (J-H) x 100% b. Sumbangan input lain (%) S% = (I-Q) x 100% c. Keuntungan (%) T% = (O-Q) x 100%

a

Sumber : Hayami dalam Sudiyono (2002)

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini, diantaranya :

a. Baglog adalah media tanam jamur yang terdiri dari bahan-bahan seperti serbuk gergaji, tepung kanji, tepung jagung, kapur, dan lain-lain yang dibungkus plastik.

b. Sterilisasi yaitu proses memanaskan baglog dalam alat pemanas, seperti steamer.

c. Inokulasi yaitu proses penanaman bibit dengan memasukkan bibit spora ke dalam baglog lalu diratakan, kemudian disumbat dengan kapas atau koran dan diikat kembali dengan plastik atau karet

d. Inkubasi yaitu proses pemutihan yang mana terjadi penyebaran bibit spora dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya.

e. Kumbung adalah ruang pertumbuhan jamur konstruksi bangunanya terbuat dari tiang-tiang bambu, biasanya dinding dan atapnya terbuat dari bilik bambu. Dalam kumbung terdapat rak-rak bambu sebagai tempat baglog jamur.

Asumsi Dasar yang Digunakan

Perhitungan kelayakan usaha pada penelitian yang dilakukan pada CV. Megah Makmur Sentosa didasarkan pada asumsi berikut :

1. Umur bisnis diasumsikan selama 5 tahun, hal ini didasarkan pada umur teknis bangunan kumbung (kumbung bambu) yang digunakan dalam kegiatan produksi jamur tiram putih di CV. Megah Makmur Sentosa.

2. Perhitungan umur usaha dilakukan mulai tahun ke-1, hal ini berdasarkan persiapan usaha hanya membutuhkan waktu kurang dari satu tahun sehingga dalam periode tahun pertama sudah bisa memanen jamur. Persiapan usaha dilakukan pada bulan 1-6, sehingga di bulan ke 7-12 sudah bisa berproduksi, Pada tahun pertama perusahaan berproduksi selama 6 bulan dan di tahun ke-2 berproduksi selama 12 bulan.

3. Sumber penerimaan berasal dari penjualan jamur tiram, baglog, dan bibit jamur.

4. Kumbung yang dibangun berkapasitas 30.000 baglog. Hal ini didasarkan kepada ukuran kumbung 24x15 meter berisi 60 buah rak setinggi 5 tingkat. Setiap tingkat mampu menampung 100 buah log. Sehingga satu rak mampu menampung sebanyak 500 media log.

5. Hasil panen diasumsikan 0,4476 kg/baglog. Hal ini didasarkan kepada produktivitas rata-rata yang dihasilkan per baglog jamur. Data ini diperoleh secara empirik berdasar keadaan saat turun lapang, yaitu saat panen jamur selama tahun 2012.

6. Tingkat kegagalan produksi jamur tiram diasumsikan sebesar 6,12 persen. Hal ini didasarkan pada kegagalan produksi yang di alami oleh CV. Megah Makmur Sentosa dalam melakukan budidaya jamur tiram putih yaitu selama proses inkubasi dan pemeliharaan jamur pada bulan Desember 2012. Data ini diperoleh saat penelitian berlangsung.

7. CV. Megah Makmur Sentosa menargetkan produksi jamur tiram putih sebanyak 12.606 kg/periode. Hal ini didasarkan pada produksi rata-rata yang mampu dicapai perusahaan dari pembangunan kumbung berkapasitas 30.000 baglog dengan produktivitas per baglog adalah 0,4476 kg dan tingkat kegagalan produksi sebesar 6,12 persen. Produksi jamur tiram diasumsikan tetap hingga akhir umur bisnis.

8. Harga jual jamur tiram putih yang ditetapkan adalah harga rata-rata berdasarkan persentase penjualan ke masing-masing konsumen CV. Megah Makmur Sentosa, yaitu sebesar Rp 9.605,50. Sementara Harga baglog jamur tiram yang berlaku di lokasi penelitian sebesar Rp 2.400,00 per baglog dan harga bibit jamur di lokasi penelitian sebesar Rp 4.500,00 per botol bibit. Harga yang ditetapkan adalah konstan sepanjang umur bisnis.

9. Satu periode diasumsikan selama 6 bulan. Hal ini didasarkan pada pola budidaya jamur yang biasa dilakukan CV. Megah Makmur Sentosa. Sehingga dalam waktu lima tahun dapat dilakukan 9 kali periode budidaya jamur. 10. Usaha yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri yaitu modal

pemilik CV. Megah Makmur Sentosa, Bapak Paryanto.

11. Tingkat diskonto yang ditetapkan sebesar 5 persen. Nilai ini diperoleh berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Mandiri pada tahun 2013, dimana modal yang digunakan adalah modal sendiri.

12. Pajak penghasilan yang digunakan adalah sebesar 25 persen. Hal ini berdasarkan ketetapan Pajak Penghasilan Badan yang diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a. Pajak sudah berlaku sejak tahun pajak 2010.

13. Analisis sensitivitas dalam penelitian ini menggunakan metode switching value, dengan adanya perubahan pada penurunan jumlah produksi jamur tiram, baglog, dan bibit jamur. Analisis juga akan dilakukan terhadap penurunan harga jual output jamur tiram dan kenaikan biaya variabel berupa harga bahan bakar gas LPG.

Dokumen terkait