• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pengolahan dan Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukkan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero),

sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan mutu kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

a. Visi BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang sudah berdiri sejak tahun 1946 mempunyai Visi, yaitu menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja, menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer (PT BNI, 2007a).

b. Misi BNI

Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer, sedangkan value BNI memberikan kenyamanan dan kepuasan.

c. Budaya Perusahaan

1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik. 2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional.

3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai.

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

2. LPPM IPB

Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) dibentuk sejak 6 Nopember 2003 melalui SK Rektor IPB Nomor 180/K13/0T/2003. Lembaga ini merupakan gabungan dari lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) IPB.

IPB yang saat ini berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) sedang menata diri, baik dalam bidang akademik, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. IPB di masa mendatang diarahkan sebagai Universitas Berbasis Riset, dimana kegiatan pendidikan dan pengabdiannya selalu didasarkan atau didukung oleh hasil riset yang dilakukan. Selain itu, komitmen institut untuk senantiasa meningkatkan mutu penyelenggaraan perguruan tinggi (academic excellent). Uraian tentang LPPM IPB (2007) adalah sebagai berikut :

a. Visi

LPPM sebagai lembaga terkemuka dan bermutu internasional dalam penelitian dan pemberdayaan masyarakat berbasis IPTEKS di bidang pertanian tropika.

b. Misi

1) Meningkatkan budaya penelitian dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang menjunjung tinggi nilai etika dan moral, dalam rangka mewujudkan academic excellent.

2) Mengembangkan program-program penelitian di bidang pertanian tropis berkelanjutan yang dapat diterapkan dan didayagunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

3) Mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada hasil penelitian yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan kompetensi IPB.

4) Mendorong, memfasilitasi, meningkatkan dan mengembangkan kerjasama kemitraan dan jaringan kerjasama PPM, baik internal maupun eksternal (Nasional-Internasional) secara efektif, efisien dan terbuka.

c. Tujuan

1) Terciptanya kelembagaan PPM sebagai organisasi yang efektif, efisien dan sehat.

2) Mengembangkan, memutakhirkan dan memanfaatkan IPTEKS secara arif dan bertanggungjawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan mendukung peningkatan mutu pendidikan.

3) Terbentuk dan berkembangnya kemitraan dalam rangka alih IPTEKS ke masyarakat dan terciptanya program PPM berkelanjutan.

4) Mendukung perkembangan institut menjadi Universitas Berbasis Riset.

d. Tugas dan Fungsi

1) Menetapkan arah dan kebijakan PPM bagi terwujudnya Visi, Misi dan Tujuan IPB.

2) Melaksanakan jaminan mutu (quality assurance) penyelenggara PPM oleh pusat-pusat di lingkungan IPB.

3) Menyusun tata cara kelembagaan pusat dan antar pusat. 4) Mengkoordinasikan pelaksanaan program PPM antar pusat.

5) Melakukan koordinasi dengan Dekan berkenaan dengan kegiatan PPM yang dilakukan di departemen.

6) Memfasilitasi administrasi dan kontrak kegiatan PPM yang dilakukan di departemen.

7) Mengevaluasi kinerja tahunan pusat-pusat berkenaan dengan output dan outcome PPM.

8) Menyarankan pendirian, penghapusan dan penggabungan pusat-pusat kepada pimpinan IPB.

Dalam mewujudkan kemudahan akses UKM untuk berhubungan dengan pihak penyandang dana, IPB berperanserta dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan membentuk LP yang berada dalam koordinasi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM). Dasar pembentukan LP tercantum dalam Nota Kesepahaman tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui program kemitraan antara IPB dengan bank BNI yang ditanda-tangani pada tanggal 21 Februari 2006 di Jakarta.

Fungsi LP adalah (a) Memberikan rekomendasi calon mitra binaan untuk mendapatkan pinjaman, (b) Verifikasi kelayakan usaha calon mitra binaan, serta (c) Pembinaan/kunjungan, pelatihan dan pendampingan mitra binaan.

3. Pelaksanaan program kemitraan a. Latar belakang

Latar belakang dilaksanakannya program kemitraan yang dilakukan oleh Bank BNI dengan LPPM IPB sebagai LP berikut :

1) Membangun capacity building masyarakat mikro dan kecil melalui upaya meningkatkan kemampuan akses masyarakat mikro di perbankan dan memperkuat pengelolaan bisnis mikro, agar mampu mengakomodasikan karakter dan dinamika serta kebutuhan masyarakat mikro.

2) Mengupayakan percepatan realisasi technical assistance dalam bentuk mewujudkan lembaga konsultasi dan edukasi, mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pembentukan konsultan keuangan mitra bank yang diinisiasikan Bank Indonesia.

3) Menyalurkan pendanaan dalam bentuk pinjaman yang mengakomodasi kebutuhan usaha kecil dan mikro, yaitu (a) prosedur mudah dipahami, (b) akses ke nasabah mudah dan longgar, (c) maksimum kredit relatif kecil, (d) jangka waktu pendek, (e) agunan rendah/ada agunan alternatif dan (f) tingkat bunga kompetitif.

b. Dasar hukum

1) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003.

2) Surat Edaran Kementrian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003.

3) Peraturan bersama Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia dengan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. KEP-18/MBU/2005 dan 02/SKB/M.UMKM/IV/2005 tanggal 06 April 2005.

4) Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Bogor dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor No. BGC/02/91/R tanggal 21 Februari 2006.

c. Pola penyaluran

1) Penyaluran KKB hanya diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif dan tidak dimaksudkan untuk kegiatan konsumtif.

2) Pola penyaluran adalah langsung kepada end user (mitra binaan), dengan sasaran untuk semua sektor usaha mikro, kecil dan koperasi yang meliputi pertanian, perdagangan, industri, peternakan, perikanan dan jasa-jasa usaha mikro dan kecil lainnya, di antaranya pedagang kaki lima, pedagang pasar, industri rumah tangga, perbengkelan dan jasa lainnya. 3) Pola penyaluran melalui lembaga pendamping dilakukan dengan

memperhatikan hal-hal berikut :

i. Tidak dibenarkan memberikan kredit dalam bentuk fasilitas credit line (pemberian fasilitas kredit kepada lembaga pendamping yang akan disalurkan kembali kepada end user dalam bentuk pinjaman dengan mengambil selisih bunga).

ii. Pemberian kredit melalui lembaga pendamping tetap harus diproses secara individu, walaupun analisa dan persetujuan kreditnya dapat dilakukan secara paket untuk mempercepat pelayanan, namun dalam

hal pemberian Surat Keputusan Kredit (SKK), penandatanganan Perjanjian Kredit (PK), pencairan kredit dan penatalaksanaan rekening pinjaman dilakukan langsung kepada penerima kredit (end

user/mitra binaan).

iii. Fungsional Lembaga Pendamping hanya sebatas mengorganisir mitra binaan atau kelompok usaha mikro dan kecil yang menjadi binaannya, dalam hal :

i) Membantu Bank BNI dalam pelaksanaan kegiatan seleksi, administrasi penyaluran dan kegiatan penagihan.

ii) Mengingatkan mitra binaan atau kelompok usaha mikro dan kecil yang menunggak angsuran.

iii) Memberikan sanksi kepada mitra binaan atau kelompok usaha mikro dan kecil yang telah menunggak angsuran sampai batas maksimal yang diperkenankan.

iv) Menyampaikan laporan perkembangan usaha dan fasilitas kredit dari mitra binaan atau kelompok usaha mikro dan kecil secara triwulanan kepada Bank BNI.

v) Membantu dan memfasilitasi terselenggaranya pelaksanaan program pembinaan yang ditujukan kepada mitra binaan atau kelompok usaha mikro dan kecil.

d. Bentuk hubungan kerjasama

Bentuk hubungan kerjasama antara Bank BNI dengan Lembaga Pendamping dapat dilihat pada Gambar 2, yang melibatkan tiga pihak, yaitu BNI SKC Bogor, LP IPB dan mitra binaan. Adapun fungsi BNI SKC Bogor dan LP IPB adalah :

Gambar 2. Bentuk hubungan kerjasama (PT BNI, 2007b)

1) Bank BNI memberikan fasilitas pinjaman lunak kepada Mitra Binaan yang direkomendasikan oleh LP dengan melalui mekanisme proses persetujuan yang telah ditetapkan, sehingga Bank BNI mempunyai hak untuk menyetujui dan atau menolak permohonan kredit yang telah direkomendasikan dengan tanpa perlu menyebutkan alasannya, tetapi dalam prakteknya bank BNI memberi laporan tertulis ke LP LPPM IPB. 2) LP tidak berkeberatan dan bersedia untuk memberikan jaminan dan

guarantee dalam bentuk :

i. Memfasilitasi dan merekomendasikan permohonan Mitra Binaan atau Kelompok Usaha Mikro dan Kecil yang menjadi binaannya untuk mendapatkan fasilitas KKB, melalui proses seleksi sesuai dengan yang telah ditetapkan Bank BNI.

Pengelolaan (Organizer) - Seleksi Mitra Binaan - Pengusul/memberikan rekomendasi Mitra Binaan - Pemantauan pinjaman dan collecting - Pendamping Mitra Binaan - Technical Assistance Owner Program - Kebijakan -

Penyedia/Penge-lola dana kredit kemitraan - Pemutus kredit - Pemegang

ii. Membantu proses administrasi penyaluran kredit kepada mitra binaannya.

iii. Untuk memberi kepastian, ketenangan, keyakinan dan dampak psikologis dalam berusaha, bagi Mitra Binaan diberikan surat, tanda pengenal/kartu anggota, sertifikasi usaha dan lain-lain sejenisnya, antara lain sebagai contoh, misalnya Mitra Binaan di bawah Institusi Perguruan Tinggi memberikan surat keterangan kelayakan usaha, penggunaan teknologi tepat guna dan lain sebagainya.

iv. Membantu mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penagihan. v. Menyampaikan laporan perkembangan usaha dan fasilitas kredit dari

Mitra Binaan atau Kelompok Usaha Mikro dan Kecil yang menjadi binaannya kepada Bank BNI secara triwulan, sesuai dengan format laporan yang telah ditetapkan.

vi. Dapat memberikan masukan/usulan berkenaan dengan pembinaan yang ditujukan kepada Mitra Binaan dalam segi peningkatan usaha, manajemen dan proses pencatatan/pembukuan sederhana.

vii. Membantu dan memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pembinaan yang ditujukan kepada Mitra Binaan.

viii. Mengingatkan dan menegur Mitra Binaan yang telah menunggak angsuran melalui surat dengan tembusan kepada Bank BNI.

ix. Memberikan sanksi kepada Mitra Binaan yang telah menunggak angsuran sampai batas maksimal yang diperkenankan, antara lain dengan mencabut surat, tanda pengenal/kartu anggota, sertifikasi usaha, surat penunjukkan sebagai penyalur, distributor, agen atau pemasok dan atau memberikan sanksi lainnya yang secara psikologis dapat menekan mitra binaan untuk segera menyelesaikan tunggakan angsurannya.

x. Membantu dan memfasilitasi penyelesaian atas permasalahan-permasalahan yang timbul berkenaan dengan pemberian fasilitas pinjaman KKB kepada mitra binaan.

xi. Dilaksanakan melalui suatu perjanjian kerjasama antara Bank BNI dengan lembaga pendamping, yang didalamnya mengatur hak dan kewajiban para pihak.

e. Persyaratan umum nasabah program kemitraan 1) Prioritas KKB.

i. Ditujukan terutama bagi Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

ii. Lebih diutamakan pelaksanaan penyaluran kredit KKB kepada End

User melalui Lembaga Pendamping.

iii. Dapat diberikan kepada Usaha Mikro, Kecil atau Koperasi yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki keterkaitan usaha dengan Bank.

2) Klasifikasi Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi.

i. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau tempat tinggal.

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

iii. Milik Warga Negara Indonesia.

iv. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

v. Berbentuk usaha orang perorangan, Badan Usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. vi. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun, mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. 3) Bentuk dan Sifat Pinjaman.

Pemberian pinjaman, dalam bentuk pinjaman untuk modal kerja (KMK) dan atau untuk investasi (KI) dalam rangka pembelian barang-barang modal (aktiva tetap produktif) seperti mesin alat produksi, alat

bantu produksi dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan, dengan batas maksimum kredit sampai dengan Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah). Batas maksimum kredit dimaksud merupakan satu kesatuan (keseluruhan jumlah maksimum kredit yang diberikan), apabila KMK dan KI diberikan secara sekaligus (satu paket). Jangka waktu pinjaman ditetapkan sebagai berikut :

i. Untuk Kredit Modal Kerja maksimal 3 (tiga) tahun (Aflopend).

ii. Untuk Kredit Investasi maksimal 5 (lima) tahun termasuk pemberian

Grace Period maksimal 1 (tahun).

4) Tingkat Suku Bunga Pinjaman.

i. Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan dengan batasan seperti yang termuat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat bunga kredit

No. Jumlah Pinjaman

Yang Diberikan Bunga (%) Tingkat

1 s/d Rp. 10.000.000,- 6,00

2 >Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 30.000.000,- 8,00 3 >Rp. 30.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- 10,00 4 >Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,- 12,00

ii. Bunga pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif.

iii. Tingkat suku bunga berlaku sampai dengan berakhirnya masa pinjaman.

iv. Apabila masa pinjaman telah berakhir dan mitra binaan belum melunasi pinjamannya, maka tingkat suku bunga atas sisa pinjaman tersebut tetap mengacu pada tingkat suku bunga di atas.

5) Penatalaksanaan, Biaya Administrasi dan Materai.

i. Calon Mitra Binaan diwajibkan membuka rekening tabungan sebagai sarana untuk pencairan pinjaman dan pembayaran angsuran (rekening afiliasi).

ii. Calon Mitra Binaan wajib memelihara saldo minimal sesuai ketentuan Bank BNI yang berlaku untuk jenis rekening tabungan.

iii. Atas rekening tabungan dimaksud dilakukan pemblokiran sebesar satu kali angsuran pinjaman (pokok dan bunga).

iv. Untuk semua permohonan KKB dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per masing-masing calon Mitra Binaan.

v. Penggunaan materai sesuai keperluan dan menjadi beban calon Mitra Binaan.

6) Jaminan.

i. Pemberian KKB sampai dengan Rp. 30.000.000,- tidak dipersyaratkan adanya jaminan, tetapi diganti dengan agunan alternatif berupa ijazah anak, asli Akte Kelahiran anak, asli SK Pengangkatan Pegawai Negeri dan SK terakhir, Jamsostek dan lain-lain.

ii. Pemberian KKB dari Rp. 30.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- dipersyaratkan adanya agunan yang tidak dapat diikat secara sempurna, seperti halnya tanah dengan status kepemilikan berupa Girik, Petuk, Letter C atau jaminan berupa kendaraan roda empat yang berumur di atas 5 tahun.

iii. Pemberian KKB dari Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,- dipersyaratkan adanya agunan yang dapat diikat secara sempurna, seperti halnya tanah dengan status kepemilikan berupa sertifikat atau jaminan berupa kendaraan roda empat yang berumur di bawah 5 tahun.

iv. Apabila dari hasil skoring dipersyaratkan adanya jaminan tambahan, maka jaminan yang diserahkan berupa agunan yang tidak dapat diikat secara sempurna sebagaimana ketentuan di atas atau jaminan berupa kendaraan roda dua.

v. Pengikatan jaminan dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dan apabila terdapat biaya berkenaan dengan pengikatan tersebut menjadi beban dan tanggungan calon mitra binaan.

7) Asuransi.

i. Penentuan asuransi terhadap jiwa dan barang-barang jaminan tidak diwajibkan.

ii. Apabila calon Mitra Binaan menghendaki adanya penutupan asuransi, maka Bank BNI akan melakukan penutupan sesuai dengan jenis asuransinya pada Maskapai Asuransi yang ditunjuk dan disetujui oleh Bank dengan biaya atas beban calon Mitra Binaan.

iii. Dalam polis asuransi dicantumkan klausula dengan syarat Banker’s

Clause, sehingga jika ada pembayaran ganti rugi dari pihak Maskapai

Asuransi, maka Bank BNI berhak untuk memperhitungkan hasil pembayaran klaim tersebut dengan seluruh kewajiban Mitra Binaan. f. Persyaratan khusus nasabah program kemitraan.

1) Untuk menghindari adanya Double Financing diberlakukan aturan-aturan berikut :

i Dilarang memberikan KKB kepada calon Mitra Binaan yang telah menjadi atau mendapatkan fasilitas dari BUMN pembina lainnya. ii Pemberian KKB kepada beberapa calon Mitra Binaan yang satu

dengan lainnya memiliki hubungan keluarga, dapat diberikan sepanjang :

a) Masing-masing memang mempunyai kegiatan usaha tersendiri. b) Bukan dalam satu susunan keluarga (satu KK) dan atau yang

iii Radius pelayanan untuk setiap unit operasional yang melaksanakan program Kemitraan BUMN tanpa melalui Lembaga Pendamping (langsung kepada User) dibatasi sampai dengan radius 15 kilometer. 2) Usaha Orang Perorangan.

Mitra Binaan yang mempunyai usaha berbentuk orang-perorangan, disyaratkan tambahan berikut :

i. Berusia antara 21 - 60 tahun atau sudah menikah. ii. Telah menjadi penduduk setempat minimal 3 tahun.

iii. Memiliki bukti diri berupa : KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga) dan surat nikah.

iv. Memiliki paling tidak surat keterangan usaha dari Kepala Desa, Dinas pasar atau Otorita setempat dimana Mitra Binaan berusaha. 3) Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum.

Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah Badan Usaha yang berbentuk selain Perseorangan, CV, Perseroan atau Koperasi, antara lain Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Asosiasi dan lain-lain sejenisnya. Pemberian KKB atas Badan Usaha yang tidak Berbadan Hukum, dapat diberikan sepanjang yang bersangkutan memang benar-benar mempunyai kegiatan usaha produktif dan bukan dimaksudkan untuk disalurkan kembali kepada anggotanya dalam bentuk pinjaman dengan mengambil keuntungan atas selisih bunga. Persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain menyampaikan :

i. Neraca dan laba rugi minimal 1 (satu) tahun terakhir. ii. Laporan arus kas (Cash Flow).

iii. Sebagai dasar laporan keuangan yang dianalisa adalah neraca dan laba rugi tahun terakhir, sedangkan tahun sebelumnya dipergunakan sebagai referensi.

iv. Fotocopy akte pendirian beserta perubahannya. v. Fotocopy KTP Pengurus.

vi. Fotocopy Surat Ijin Usaha.

vii. Surat rekomendasi dari Departemen/Instansi Pembina atau Sertifikasi yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

g. Formulir kredit KKB

Formulir pengajuan kredit (Lampiran 2) yang harus diisi oleh calon mitra binaan terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu FAP KKB-1 dan FAP KKB-2 tergantung bentuk usaha yang ditekuni oleh calon mitra binaan dan besarnya jumlah pinjaman.

Tabel 5. Formulir pengajuan KKB

No Jumlah Pinjaman Bentuk Usaha Penggunaan Formulir 1 s/d Rp. 10.000.000,- Perorangan FAP KKB-1

2 > Rp. 10.000.000,- s/d Rp.

30.000.000,- Perorangan FAP KKB-1

3 s/d Rp. 30.000.000,-

Berbadan Hukum FAP KKB-2 Tidak Berbadan

Hukum FAP KKB-2

4 > Rp. 30.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-

Perorangan FAP KKB-2

Berbadan Hukum FAP KKB-2 Tidak Berbadan

Hukum FAP KKB-2

5 > Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-

Perorangan FAP KKB-2

Berbadan Hukum FAP KKB-2 Tidak Berbadan

h. Alur proses kredit KKB melalui LP

Gambar 3. Alur proses kredit KKB Bank BNI (PT BNI, 2005)

Lembaga Pendamping Dokumen Persetujuan Kredit

Permohonan Kredit Analisa kredit Persetujuan Kredit Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen Kebenaran Dokumen Kelengkapan Persyaratan Ditolak Disetujui

Pengembalian Dokumen BNI SKC/STA

Kegiatan adm kredit - Perjanjian kredit - Perjanjian ikutan - Penutupan asuransi - Realisasi kredit - Administrasi kredit lainnya Mitra Binaan Surat Persetujuan Kredit Pendokumentasian Pemantauan dan Penyelamatan

Dokumen terkait