• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam dokumen Jurnal No28 Thn16 Juni2017 (Halaman 31-38)

Kondisi Awal Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di Kelas 9D

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan survei awal/pra tindakan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran di Kelas 9D. Selain itu, survei awal juga dilakukan untuk mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Wawancara dengan guru dilaksanakan 5 April 2016 sedangkan observasi dilaksanakan 6 April 2016. Hasil kegiatan observasi pratindakan di atas adalah sebagai berikut.

1. Siswa pasif dan kurang fokus terhadap pembelajaran berlangsung.

Siswa yang aktif selama apersepsi berjum- lah 15 orang siswa. Keaktifan siswa diindikasikan dengan keberanian mengaju- kan pertanyaan, menjawab, dan berpen- dapat. Minat, motivasi, dan perhatian siswa terhadap pembelajaran diindikasikan dengan perhatian dan perilaku yang tidak mengganggu jalannya pembelajaran.

2. Pembelajaran berlangsung secara konven-

sional.

Dalam pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah. Pada awal pembelajaran terkesan komunikasi hanya berjalan satu arah, guru sebagai penyampai dan siswa sebagai penerima materi.

3. Media yang digunakan kurang menunjang

Guru hanya menggunakan media papan tulis, spidol, materi penunjang, dan buku acuan pelajaran Bahasa Indonesia dan buku LKS.

4. Hasil pembelajaran siswa dalam keterampil- an menulis surat pembaca kurang memuaskan. Guru menugasi siswa menulis surat pembaca dengan tema bebas dan hasil penilaian rata-rata kelas mencapai 77,42. Hasil tes pra tindakan menunjukkan, walaupun hasil penilaian rata-rata kelas mencapai 77,42 yang berarti di atas batas ketuntasan yang ditetapkan (71), dari 24 orang siswa, sembilan siswa (37,5%) memperoleh nilai

di bawah 71 dan 15 siswa (62,5%) memperoleh nilai di atas 71. Adapun indikator pencapaian kompetensi meliputi tiga kemampuan, (a) mampu menentukan hal-hal pokok dalam surat pembac, (b) mampu menetukan permasalahan/ usulan/saran yang akan disampaikan dalam surat pembaca, dan (c) mampu menyusun kepaduan kalimat dalam surat pembaca. Pencapaian sertiap indikaor dengan batas ketuntasan nilai 71 adalah: (a) Indikator Pokok- pokok Dalam Menulis Surat Pembaca, telah mencapai hasil sebesar 76,25%; (b) Indikator Isi Dalam Menulis Surat Pembaca sebesar 76,67%; dan (c) Indikator Keterpaduan Dalam Menulis Surat Pembaca sebesar 79,44%.

Data ini menunjukkan, pembelajaran di kelas belum memenuhi batas ketuntasan (71). Kemampuan siswa menulis surat pembaca belum seperti yang diharapkan karena kurang terjadi interaksi antara guru dan siswa atau sebaliknya dan guru hanya menggunakan metode ceramah. Hasil observasi pelaksanaan tindakan menunjukkan, masih banyak siswa yang kurang atau tidak memperhatikan penjelasan guru di kelas karena metode yang digunakan masih kurang menarik. Siswa terlihat kurang aktif terhadap pembelajaran yang disampaikan guru.

Hasil Penelitian Siklus I Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan dalam penerapan metode peta konsep dalam kegiatan menulis surat pembaca. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

1. Peneliti sebagai guru Bahasa Indonesia kelas 9D menganalisis kurikulum dan silabus Bahasa Indonesia 9D materi “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah”

2. Peneliti menyusun lembarbacaan siswa

(wacana) dengan judul “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan sekolah”. 3. Peneliti sebagai guru Bahasa Indonesia

kelas 9 bersama-sama membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model

peta konsep dalam kegiatan menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah.

4. Peneliti mempersiapkan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran berupa papan pemetaan dan gambar dari karton.

5. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan

aktivitas guru dan siswa

6. Peneliti menyiapkan lembar penilaian

karangan siswa.

Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksa- nakan 5x35 menit (2xpertemuan). Pada kegiatan ini, dilakukan kegiatan sebagai berikut.

Pendahuluan (± 10 menit)

1. Guru memberikan motivasi kepada siswa

dengan menunjukkan contoh sebuah surat pembaca tentang lingkungan sekolah.

2. Guru memberikan apersepsi dengan mena-

nyakan pengalaman siswa dalam menulis surat pembaca.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti (± 135 menit) Pertemuan pertama (± 55 menit)

1. Guru menyampaikan topik materi “Menulis

surat pembaca tentang lingkungan sekolah” yang akan dipelajari secara garis besar.

2. Guru memberikan pengarahan mengenai

kegiatan yang akan dilaksanakan dan memberikan wacana kepada siswa yang berkaitan dengan materi “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah” yang akan dipelajari.

3. Siswa diberi waktu yang telah disepakati bersama (± 15 menit) untuk membaca materi “Menulis surat pembaca tentang lingkung- an sekolah” serta mempelajari dan mengingatnya. Selain itu, siswa juga diper- kenankan untuk mencari informasi menge- nai materi “Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah” dari sumber lain.

4. Guru membimbing siswa memperhatikan

keterangan materi menulis surat pembaca yang ditulis pada karton dan dipajang di depan kelas. Guru menguji pemahaman siswa tentang menulis surat pembaca untuk melanjutkan kegiatan menulis surat pembaca.

5. Guru membimbing siswa memperhatikan

gambar yang dipajang di depan Kelas

6. Guru membimbing siswa untuk menemukan

gagasan pokok dari pengamatan gambar yang akan dijadikan gagasan dalam menulis surat pembaca.

7. Guru membimbing siswa untuk memetakan

gagasan pokok menjadi beberapa ide utama dengan teknik pemetaan pikiran melalui media.

8. Siswa menyusun kata-kata yang didapat

dari hasil pemetaan menjadi sebuah kerang- ka surat pembaca.

9. Siswa mengembangkan ide utama dalam

kerangka menjadi surat pembaca secara utuh.

Pertemuan kedua (± 90 menit)

1. Guru membimbing siswa untuk mengingat-

kan kembali mengenai karakteristik surat pembaca.

2. Guru membimbing siswa untuk mengingat

teknik pemetaan pikiran.

3. Guru membimbing siswa menemukan

gagasan pokok yang akan dijadikan ide utama dalam menulis karangan surat pembaca.

4. Siswa melaksanakan kegiatan menulis

karangan dengan teknik pemetaan pikiran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

5. Guru memberikan bimbingan secara khusus

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis surat pembaca.

Guru membimbing siswa untuk melakukan revisi terhadap surat pembaca yang telah ditulisnya dengan memperhatikan karakteristik penulisan surat pembaca sebagaimana disam- paikan pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan penutup (±5 Menit)

1. Guru membimbing siswa menyimpulkan

materi mengenai “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah”

2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya.

3. Guru memajang beberapa hasil karya

4. Refleksi kegiatan dengan meminta siswa menuliskan kesannya pada pembelajaran yang dilaluinya.

Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan tersebut untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Guru BahasaIndonesia Kelas 9D SMPN 2 Singkawang dan teman sejawat peneliti berperan sebagai pengamat. Peneliti sendiri berperan sebagai guru. Pengamat memberikan tanda (“) sebagai penilaian terhadap aspek yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil pengamatan baik guru maupun siswa dan hasil menulis surat pembaca yang dibuat oleh siswa. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi, yaitu dapat diketahui ketercapaian indikator pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi “Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah” dengan menerapkan metode peta

konsepatau pemetaan pikiran sehingga dapat

digunakan sebagai pedoman untuk menyusun perencanaan pada siklus II.

Pembelajaran siswa siklus I terdapat lima (20,8%) orang siswa yang mendapat nilai 70, dan belum mencapai nilai ketuntasan 71, maka harus ditingkatkan. Penyebabnya adalah siswa masih banyak yang bingung dan tidak mengerti dengan tahap-tahap pembelajaran, pemanfaatan

metode mind mapping belum optimal sehingga

siswa belum sepenuhnya memperhatkan pelajaran dengan baik. Adapun hal lain yaitu dalam menulis surat pembaca masih kurang tepat pada indikator pencapaian kompetensi yaitu pokok, isi dan kepaduan pada surat pembaca yang dibuatnya.

Dari data yang diperoleh ternyata belum memenuhi harapan peneliti untuk mencapai

target yang diinginkan yakni tercapainya nilai ketuntasan 71. Berdasarkan tabel siklus I di atas diperoleh: (a) Pada indikator Pokok- pokok dalam menulis surat pembaca, telah mencapai hasil sebesar 83,75%; (b) Pada indikator Isi dalam menulis surat pembaca sebesar 83,92%; dan (c) Pada indikator Keterpaduan dalam menulis surat pembaca sebesar 80,83%. Jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan belum mememenuhi harapan peneliti.

Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II, pembelajaran dilakukan berdasar- kan refleksi siklus sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan pada kegiatan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Langkah kegiatan pada siklus I akan dilakukan kembali pada siklus II dengan penyempurnaan tindakan sebagai perbaikan pada siklus sebelumnya.

Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan dalam penerapan metode peta konsep dalam kegiatan menulis surat pembaca. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diuraikan berikut.

1. Peneliti menganalisis kurikulum dan

silabus Bahasa Indonesia kelas 9 semester II materi “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah”

2. Peneliti bersama-sama menyusun lembar

bacaan siswa (wacana) dengan judul “Menulis Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah”

3. Peneliti bersama-sama membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model

Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam kegiatan menulis surat pembaca.

4. Peneliti mempersiapkan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran berupa papan pemetaan dan gambar-gambar.

5. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan

aktivitas guru dan siswa.

6. Peneliti menyiapkan lembar penilaian

Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan 5x35 menit (2xpertemuan). Pada kegiatan ini, dilakukan kegiatan sebagai berikut.

Pendahuluan (± 10 menit)

1. Guru memberikan motivasi kepada siswa

dengan menunjukkan contoh sebuah surat pembaca tentang lingkungan sekolah.

2. Guru memberikan apersepsi dengan

menanyakan pengalaman anak dalam menulis surat pembaca.

3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti (± 135 menit) Pertemuan pertama (± 55 menit)

1. Guru menyampaikan topik materi “Menulis

surat pembaca tentang lingkungan sekolah” yang akan dipelajari secara garis besar.

2. Guru memberikan pengarahan mengenai

kegiatan yang akan dilaksanakan dan memberikan wacana kepada siswa yang berkaitan dengan materi “Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah” yang akan dipelajari.

3. Siswa diberi waktu yang telah disepakati

bersama (± 15 menit) untuk membaca materi “Menulis surat pembaca” serta mempelajari dan mengingatnya. Selain itu, siswa juga diperkenankan untuk mencari informasi mengenai materi “Menulis surat pembaca” dari sumber lain.

4. Guru membimbing siswa memperhatikan

keterangan materi menulis surat pembaca yang ditulis pada karton dan dipajang di depan kelas.

5. Guru menguji pemahaman siswa tentang

menulis karangan untuk melanjutkan kegiatan menulis surat pembaca.

6. Guru membimbing siswa memperhatikan

gambar yang di pajang didepan kelas

7. Guru membimbing siswa untuk menemukan

gagasan pokok dari pengamatan gambar yang akan dijadikan gagasan dalam menulis surat pembaca.

8. Guru membimbing siswa untuk memetakan

gagasan pokok menjadi beberapa ide utama

dengan teknik pemetaan pikiran melalui media.

9. Siswa menyusun kata-kata yang didapat

dari hasil pemetaan menjadi sebuah kerangka surat pembaca.

10. Siswa mengembangkan ide utama dalam kerangka menjadi karangan utuh tentang surat pembaca.

Pertemuan kedua (± 90 menit)

1. Guru membimbing siswa untuk mengingat-

kan kembali mengenai karakteristik surat pembaca yang dibuat oleh siswa.

2. Guru membimbing siswa untuk mengingat

teknik pemetaan pikiran.

3. Guru membimbing siswa menemukan

gagasan pokok yang akan dijadikan ide utama dalam menulis surat pembaca.

4. Siswa melaksanakan kegiatan menulis

surat pembaca dengan teknik pemetaan pikiran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

5. Guru memberikan bimbingan secara khusus

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis surat pembaca.

6. Guru membimbing siswa untuk melakukan

revisi terhadap surat pembaca yang telah ditulisnya dengan memperhatikan karakte- ristik surat pembaca siswa sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan penutup (±5 menit)

1. Guru membimbing siswa menyimpulkan

materi mengenai “Menulis Surat Pembaca.”

2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya.

3. Guru memajang beberapa hasil karya

terbaik di papan tulis.

4. Refleksi kegiatan dengan meminta siswa

menuliskan kesannya pada pembelajaran yang dilaluinya.

Hasil Siklus II

Pembelajaran siklus II semua siswa (100%) sudah mendapatkan nilai tuntas. Hal ini disebabkan karena seluruh siswa sudah

memahami pelajaran atau materi yang diajarkan dan pada setiap pertemuan guru sudah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap materi menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari silkus II, ternyata sudah memenuhi harapan peneliti untuk mencapai target yang diinginkan yakni tercapainya nilai ketuntasan 71, dengan penjelasan sebagai berikut (a) Pada indikator Pokok- pokok dalam menulis surat pembaca, telah mencapai hasil sebesar 93,33%; (b) Pada indikator Isi dalam menulis surat pembaca sebesar 95,50%; dan (c) Pada indikator Keterpadua dalam menulis surat pembaca sebesar 82,64%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis tes formatif dan hasil wawancara pada siklus I dan siklus II tampak terjadi peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode peta

konsepcukup efektif diterapkan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan daya nalar siswa, kreatifitas dan kemampuan mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain sehingga berdampak pada hasil belajar yang baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roestiyah dkk (2001 : 1) yang menyebutkan bahwa di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik penyajian, atau biasa disebut metode mengajar.

Pada pembelajaran yang menggunakan metode mind mapping, siswa dilatih untuk mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Dalam proses belajar mengajar siswa dibantu untuk mengingat informasi secara jelas melalui kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Siswa dapat menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah sesuai tugas yang diberikan.

Siswa menemukan konsep-konsep baru sehingga mereka menjadi lebih paham dan bersemangat dalam belajar karena mereka mengalaminya sendiri.

Pembelajaran yang menggunakan metode peta konsep, membantu siswa dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkon- sentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imaji- nasi yang tentunya memunculkan kreativitas dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan belajar sesama temannya sehingga keterampilan menulis surat pembaca dapat meningkat.

Sebagaimana juga dikemukakan oleh DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap suatu informasi atau materi pelajaran, peta konsep juga mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai berikut .

1. Fleksibel. Jika guru sedang memberikan

materi pelajaran dan siswa mencatat, tiba- tiba guru menambahkan suatu informasi yang penting tentang suatu materi pelajaran yang telah dijelaskan di awal, maka siswa dapat dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam peta pikiran tanpa harus kebingungan dan takut akan merusak catatan yang sudah rapi.

2. Dapat Memusatkan Perhatian. Dengan peta

pikiran, siswa tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap kata dari guru tetapi siswa dapat berkonsentrasi pada gagasan- gagasannya.

3. Meningkatkan Pemahaman. Dengan peta

pikiran, siswa dapat lebih mudah mengingat materi pelajaran sekaligus dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran tersebut. Karena melalui peta pikiran, siswa dapat melihat kaitan-kaitan antar setiap gagasan.

4. Menyenangkan. Imajinasi dan kreativitas

siswa tidak terbatas sehingga menjadikan pembuatan dan pembacaan ulang catatan menjadi lebih menyenangkan. Teknik peta konsep digunakan dalam proses belajar siswa bukan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga yang membuat catatan dengan teknik peta

konsep adalah siswa dan oleh siswa catatan tersebut di gunakan untuk belajar.

Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 belum mencapai target KKM, karena ada 5 orang siswa yang masih mendapatkan nilai 70 dan merupakan nilai di bawah batas ketuntasan (71). Hal ini disebabkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terihat pasif dan belum berani untuk menyampaikan kesulitan- kesulitan pada lembar kerja yang di bagikan. Pada pertemuan 2 diperoleh kategori baik, dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabkan siswa sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Siklus II, pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti, siswa lebih aktif dalam proses pengambilan data dan dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Selain itu, siswa menjadi lebih paham bagaimana cara mengambil keputusan dan menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 diperoleh kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh peningkatan dari pertemuan sebelumnya, ini menunjukkan aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I terjadi peningkatan pada tiap pertemuan.

Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru dengan kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada tiap pertemuan. Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktivitas guru siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktivitas guru dari siklus I

ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berbagai perlakuan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil analisis tes formatif siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 82,96. Analisis indikator pencapaian kompetensi siswa diperoleh ketuntasan siswa secara klasikal pada aspek kemampuan menentukan hal-hal pokok sebesar 83,75%, pada aspek kemampuan menentukan permasalahan dalam isi surat pembaca sebesar 83,92%, serta kemampuan dalam menyusun keterpaduan kalimat sebesar 80,83% dengan jumlah siswa yang mendapat- kan nilai 70 sebanyak 5 orang. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dilakukan perbaikan pada

siklus II dengan penggunaan metode mind

mapping dan bimbingan kepada siswa. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik, ini terlihat dari peningkatan kemampuan belajar siswa pada siklus II dengan persentase nilai rata- rata siswa mencapai 91,21 dengan ketuntasan siswa mencapai 100%.

Persentase peningkatan kemampuan siswa menulis surat pembaca pada tiap siklus dapat dilihat dari persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 82,96 dan persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus II sebesar 91,21 dengan menggunakan persamaan diperoleh persentase peningkatan kemampuan belajar sebesar 8,25. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan menulis surat pembaca siswa pada tiap siklus.

Penerapan metode peta konsep dapat menghidupkan suasana belajar karena siswa mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas dalam pembelajaran. Suasana belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa dalam belajar. Metode peta konsep, bukan saja membelajarkan siswa tapi juga membelajarkan guru. Guru dituntut untuk bisa sabar dan peka terhadap kesulitan-kesulitan

yang berbeda dari setiap siswa. Guru harus menguasai bahan secara luas dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menyusun soal dan dapat menerima gagasan siswa yang berbeda. Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar karena dapat mengubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir.

Hal ini sebagaimana dikemukakan Mulyasa (2003 :100) bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Sehingga guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat mengkondisikan lingkung- an yang dapat merespon siswa untuk belajar dengan baik.

Hasil akhir berupa penilaian kemampuan menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah diperoleh nilai yang melebihi target peneliti. Dengan demikian hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan hipotesis tindakan yang diajukan yaitu melalui Metode peta konsep dan sesuai dengan psikologi siswa kelas 9D serta diskusi dengan teman kelompoknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis surat pembaca.

Setelah diadakan tindakan pada siklus II maka beberapa aspek pada siklus I yang masih

belum memenuhi harapan peneliti ternyata pada siklus II sudah memenuhi harapan dan semua aspek mengalami peningkatan. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel.

Simpulan

Kesimpulan

Penerapan metode peta konsep dapat menghi- dupkan suasana belajar karena siswa mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas dalam pembelajaran. Suasana belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa dalam belajar. Metode peta konsep bukan saja membelajarkan siswa tapi juga membelajarkan guru. Guru dituntut untuk bisa sabar dan peka terhadap kesulitan-kesulitan yang berbeda dari setiap siswa.

Guru harus menguasai bahan secara luas dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menyusun soal dan dapat menerima gagasan siswa yang berbeda. Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan hasil balajar karena dapat mangubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengar-kan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir.

Penerapan metode peme- taan pikiran dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis surat pembaca pada siswa kelas 9D SMPN 2 Singkawang. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya indikator pencapaian kompetensi siswa dari siklus I diperoleh nilai

Dalam dokumen Jurnal No28 Thn16 Juni2017 (Halaman 31-38)