• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA MEDAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghuni dalam Memilih Rumah a. Faktor Ekonomi

Beberapa penghuni rumah memilih rumah berdasarkan peluang yang dapat diperoleh untuk mendukung pengadaan kesempatan usaha, pemasukan tambahan, dan investasi hari tua. Pada wawancara yang dilakukan di perumahan terencana, hasil yang diperoleh adalah terdapat peluang untuk membuat rumah sewa, kos-kosan, rumah toko dan rumah untuk dijual di masa depan.

b. Faktor Lokasi

Beberapa penghuni rumah memilih rumah di perumahan terencana yang letaknya strategis, mudah dijangkau, jauh dari keramaian dan kebisingan kota, dan memiliki akses yang mudah menuju fasilitas-fasilitas kota. Dari hasil wawancara yang dilakukan, rumah yang mengutamakan faktor lokasi adalah rumah pribadi, rumah sewa, rumah keluarga harmonis, rumah komunal, rumah dinas, kos-kosan, dan rumah toko.

c. Faktor Keamanan

Beberapa penghuni rumah memilih rumah di perumahan terencana yang mengutamakan faktor keamanan. Hal ini diharapkan dapat menjaga keamanan dan ketenangan penghuni dalam menghuni rumah. Dari hasil wawancara, rumah yang mengutamakan faktor keamanan adalah rumah pribadi, rumah dinas, rumah sewa, kos-kosan, rumah keluarga harmonis, rumah orang yang belum menikah, rumah keluarga bercerai, rumah komunal, rumah toko, dan rumah singgah. d. Faktor kebutuhan hunian, beberapa penghuni rumah memilih rumah di

perumahan terencana yang mengutamakan kebutuhan hunian mereka. Mereka memilih rumah berdasarakan jumlah penghuni, aktivitas penghuni, dan kebiasaan penghuni. Hal ini akan menjadi pertimbangan penting bagi mereka dalam memilih rumah.

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 381

Temuan-Temuan

Tabel 1. Persentase Hasil Wawancara

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa responden rata-rata menganggap makna rumah, yaitu sebagai tempat bernaung dan sebagai investasi.

a. Rumah sebagai tempat bernaung 1. Rumah Dinas

Penghuni rumah dinas adalah Ibu Dame Rajagukguk di Perumahan Dosen Universitas Sumatera Utara. Ibu Dame dan keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut sangat memperhatikan kebersihan dan keawetan rumah yang dihuni. Rencana terhadap rumah belum bisa ditentukan karena status kepemilikan rumah belum jelas dari pemerintah. Seperti pernyataan Ibu Dame berikut ini,

“Rumah dinas ini berstatus belum jelas, dulunya pada tahun 70-an rumah ini mulai dihuni dengan syarat membayar iuran perbulan, tidak dihuni secara gratis. Karena merasa cocok dan nyaman dengan rumah ini maka saya dan suami memutuskan untuk mengajukan permohonan perubahan status kepemilikan rumah dinas dari hak pakai menjadi hak milik. Pada tahun 1990, kami mendapat persetujuan dari pemerintah untuk mengurus perubahan status kepemilikan rumah dengan syarat kami harus membayar panjar rumah ini sekian juta dan cicilan rumah dibayar dengan memotong gaji suami sekian rupiah selama 20 tahun. Nah, setelah 20 tahun keluarlah surat pernyataan persetujuan dari pemerintah pusat yang menyatakan bahwa rumah ini sudah menjadi hak milik, tetapi sampai sekarang sertifikat kepemilikan rumah ini belum juga keluar. Ada kendala berupa pertanyaan kenapa beberapa rumah dinas dijual dan diganti status kepemilikannya. Masalah itulah yang membuat kami enggan untuk merenovasi rumah secara besar-besaran, untuk apa merenovasi besar-besaran kalau sertifikat hak milik belum jelas. Nah, arti rumah menurut saya adalah tempat keluarga berlindung, berkumpul bersama, dan tempat melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat.”

Variabel Jumlah % Investasi 10 25% Tempat Berlindung 26 65% Warisan Budaya 1 2.50% Membentuk Kebiasaan dan Mengembangkan Kepribadian 3 7.50%

382 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Tetapi Ibu Dame sudah melakukan beberapa renovasi terhadap rumah yang dihuni tersebut, seperti merenovasi luas rumah dengan menambah luas bagian samping dan belakang rumah.

2. Rumah Pribadi

Penghuni rumah pribadi adalah Bapak Kompol Darwin Sitepu, SH. Di Perumahan Royal Sumatra. Keluarga Bapak Darwin selalu memperhatikan kenyamanan dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Darwin yakni:

“Kategori rumah yang saya inginkan sama dengan selera istri dan anak-anak saya, saya dan keluarga menyukai rumah yang besar, sedikit sekat yang membatasi antaruang, dapur dan taman yang luas. Kami kemudian membeli rumah jadi di Perumahan Royal Sumatera ini. Alasan kami memilih rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar yang nyaman karena kami berpikir dalam rumah ini kami bisa berkegiatan dengan nyaman dan bahagia. Saya sendiri suka rumah yang berada di sudut seperti ini dan menghadap kea rah pepohonan bukan berarti saya tidak suka bertetangga, tetapi karena saya senang dan betah dengan keasrian alam. Saya dan istri berpikir untuk kenyamanan jangka panjang. Dan inilah rumah yang tepat untuk saya dan keluarga, rumah kan adalah tempat tinggal ternyaman untuk masa tua bersama dengan keluarga besar.”

Rencana terhadap rumah adalah merenovasi bagian kamar dan ruang tengah rumah agar lebih luas lagi untuk tempat berkumpul keluarga besar yang datang berlibur.

3. Rumah Penyewa

Penghuni rumah sewa adalah keluarga K. Siagian di Perumahan Nirwana Garden Tj. Sari. Penghuni rumah lebih memperhatikan kebersihan dan keutuhan bangunan rumah karena rumah tersebut adalah rumah yang disewa selama beberapa tahun saja. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Karel Siagiaan berikut ini :

“Menurut saya, rumah hanya fasilitas yang menaungi keluargadalam melakukan kegiatan internal maupun eksternal. Rumah memberikan ruang yang layak untuk kami dalam melakukan berbagai aktivitas. Jadi kami tidak terlalu masalah dengan status rumah sewa ataupun rumah pribadi. Karena rumah ini adalah rumah sewa, maka kami tidak boleh mengubah bentuk rumah, mengecat, maupun mengganti properti yang sudah disediakan pemilik rumah. Jadi rumah yang kami tempati ini sama saja dari tahun ke tahun.”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rumah menjadi bagian penting bagi penghuni hanya sebagai fasilitas pendukung penyelenggaraan kehidupan. Rencana untuk rumah tidak ada karena rumah berstatus rumah sewa.

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 383

4. Rumah Komunal

Penghuni rumah komunal adalah Ibu Dame dan keluarga Bapak Rudy Aritonang di Perumahan Dosen Universitas Sumatera Utara. Keluarga ini lebih memperhatikan kebersihan dan keawetan dari rumah tersebut karena kedua keluarga ini menghuni rumah dinas pemerintah. Ibu Dame berkata :

“Sebenarnya tidak ada pengaruh yang begitu besar dari rumah yang dihuni bersama oleh dua keluarga atau lebih. Di rumah ini ada dua rumah tangga yang tinggal, saya dengan anak dan menantu saya, tidak ada peraturan yang begitu ketat di rumah ini. Saya memberi kebebasan pada anak maupun menantu saya untuk mengubah bentuk bagian dalam maupun luar rumah selama perubahan itu masih bisa diterima. Ketika di rumah, kami bebas-bebas saja dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan masing-masing, cucu tidak terlalu berisik atau tidak terlalu mengganggu pekerjaan saya, anak saya, dan menantu saya. Hal ini justru menyenangkan karena suasana di rumah menjadi ramai dan saya jadi selalu ingat masa-masa ketika anak-anak saya masih kecil.”

Rencana untuk rumah ini belum bisa ditentukan karena status kepemilikan rumah belum jelas. Tetapi rumah ini sudah direnovasi bagian luas rumah dengan menambah luas bagian samping dan belakang rumah.

b. Rumah sebagai investasi 1. Rumah Sewa

Pemilik rumah sewa adalah keluarga Bapak P. Sianturi di Perumahan Namorambe. Menurut pemilik rumah arti rumah sewa adalah sebagai investasi untuk menambah penghasilan keluarga. Pemilik rumah mengungkapkan alasan mereka menyewakan rumah mereka yaitu :

“rumah ini dibeli pada awal tahun 2015, kami membeli rumah di perumahan ini karena ada saudara yang kasih info ada rumah dijual murah di perumahan Delitua. Karena harga rumah saat itu tergolong murah, maka saya dan keluarga sepakat untuk membeli rumah tesebut. Nah kebetulan ada saudara yang baru menikah dan belum mampu membeli atau membangun sebuah rumah, maka kamipun menawarkan mereka untuk menghuni rumah tersebut. Karena saudara saya tidak mau menghuni secara gratis, maka kami sepakat untuk menyewakan saja rumah itu kepada mereka. Saya berpikir ada bagusnya juga saya beli rumah ini jadi saya bisa menambah penghasiilan dalam keuarga. Sekalian membantu saudara yang masih pengantin baru, saya juga dapat keuntungan dari uang sewa rumah tiap tahunnya.”

Sejauh ini, kebersihan dan perawatan rumah diserahkan kepada penyewa rumah. Rencana renovasi terhadap rumah belum terlalu perlu karena rumah masih disewakan.

2. Kos-kosan

Pemilik kos-kosan adalah keluarga Ibu Devi di Perumahan Prima Setia Budi. Keluarga Ibu Devi mengutamakan kebersihan, kenyamanan, keamanan, dan

384 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

keawetan bangunan karena banyak anak kost yang membutuhkan keadaan kost yang memberikan hal baik dalam kegiatan mereka. Seperti yang diungkapkan Ibu Devi yaitu :

“Saya membuka kos-kosan yang saya usahakan senyaman dan seaman mungkin untuk anak-anak kos di sini. Saya berpikir, saya harus tinggal di tempat yang layak untuk saya bisa menjalani hidup karena tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap kebetahan kita. Saya membuka kos-kosan yang berada satu bangunan dengan rumah saya agar saya bisa mengontrol dan memastikan anak-anak yang kos di sini dalam keadaan yang baik. Saya membuka kos-kosan sejak tahun 2013, saya memilih lokasi tempat tinggal di perumahan yang sudah terjamin keamanannya. Kemudian saya merenovasi rumah ini sebagai kos-kosan karena selain saya ingin rumah saya ramai, saya juga memandang peluang yang baik untuk menambah penghasilan. Sebagai pemilik rumah kos-kosan, menurut saya arti rumah adalah untuk menambah pemasukan keuangan, rumah kos merupakan peluang investasi yang besar dan bisa memperamai lingkungan sekitar rumah.” Rencana terhadap rumah kost adalah menambah jumlah tingkat lantai rumah menjadi 3 lantai agar semakin banyak anak kost yang tinggal di rumah kost tersebut dan semakin meramaikan komplek perumahan tersebut.

3. Rumah Toko

Pemilik rumah toko adalah keluarga Ibu Ina di Perumahan The Prime Residence Simpang Selayang. Perlakuan terhadap rumah lebih diutamakan pada kebersihan dan keutuhan bangunan. Karena rumah toko ini menjadi sumber pemasukan tambahan bagi pemilik. Seperti yang dikatakan Ibu Ina dalam wawancara yaitu :

“Saya tinggal di rumah ini hanya berdua dengan anak saya, saya pikir rumah bertingkat seperti ini lumayan dimanfaatkan untuk membuka usaha. Saya membagi rumah menjadi dua fungsi yaitu bagian depan lantai satu rumah sebagai tempat membuka usaha, sedangkan bagian belakang rumah lantai satu sampai lantai tiga sebagai tempat untuk tinggal. Kebetulan letak perumahan ini sangat strategis untuk membuka usaha. Jadi menurut saya, rumah toko adalah sebagai sarana berusaha untuk menambah penghasilan keluarga.”

Rencana terhadap rumah toko ini tidak ada karena rumah toko sudah memiliki ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

4. Rumah untuk dijual di masa depan

Pemilik rumah adalah keluarga W. Sihombing di Perumahan Prima Setia Budi. Pemilik rumah lebih mengutamakan kebersihan dan keutuhan bangunan karena rumah tersebut masih dihuni oleh anak-anak mereka maka kebersihan dan keutuhan rumah masih tetap dijaga. Seperti yang dikatakan Ibu Sihombing dalam wawancara yaitu :

“Rumah ini dihuni sejak tahun 2013, saya memilih rumah di perumahan ini karena dekat dengan kampus, keamanan terjamin, rumah diperumahan ini sudah banyak dihuni, dan jauh dari kebisingan lalu lintas sehingga lebih nyaman.

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 385

Rumah ini dihuni secara tetap oleh kedua anak saya yang sedang kuliah di sini. Saya hanya datang sekali sebulan karena kami masih bekerja dan tinggal di Riau. Karena rumah ini dihuni hanya sementara sampai anak-anak saya lulus kuliah, maka rumah ini akan dijual. Meski begitu, saya tetap menganjurkan anak-anak saya untuk memperhatikan kebersihan, kerapian, dan keutuhan rumah ini agar mereka tetap nyaman tinggal di rumah ini. Rumah ini rencana dijual karena kami semua akan kembali lagi ke Riau. Daripada rumah menganggur tidak ada yang huni jadi kami berpikir untuk menjual rumah ini saja sekalian uangnya bisa dipakai untuk hal yang lain. Tentunya harga rumah semakin lama akan semakin naik. Jadi tidak ada ruginya. Ini juga sudah didiskusikan secara baik.”

Rencana terhadap rumah, rumah akan sedikit direnovasi dengan menambah luas rumah di bagian belakang agar ruang makan dan dapur tidak terlalu sempit.

c. Rumah sebagai tempat membentuk kebiasaan dan mengembangkan kepribadian

1. Rumah dengan keluarga harmonis

Pemilik rumah ini adalah keluarga Bapak R. Damanik di Perumahan Mekarsari Delitua. Keluarga Bapak R. Damanik lebih mengutamakan kebersihan dan kenyamanan rumah karena hal ini sangat membantu dalam mengembalikan semangat dan ketenangan pada keluarga ini.

“Arti rumah adalah tempat untuk menghabiskan sebagian waktu dengan keluarga, tempat menghabiskan sisa waktu yang masih tersisa dalam satu hari karena rumah merupakan tempat menghilangkan penat setelah pulang kantor. Karena itu kami menciptakan suasana dan tataruang rumah senyaman mungkin sehingga rileks kembali saat tiba di rumah. Karena kami hanya hidup berdua di rumah ini maka kamilah yang harus menciptakan kebahagiaan dalam rumah. Menurut saya, dalam rumah kita memulai semuanya, menjalankan semuanya, mendapatkan semuanya, dan mengakhiri pun tentu dalam rumah. Keberadaan dan kondisi suatu rumah sangat berpengaruhi pada suasana hati, kebiasaan, mental, dan sikap kita. Hal inilah yang membuat kami mengolah rumah senyaman mungkin.”

Perlakuan terhadap rumah lebih difokuskan pada desain rumah, perletakan perabot rumah, dan kebersihan rumah. Penghuni memiliki rencana terhadap rumah yaitu menambah jumlah tingkat lantai pada rumah agar dapat dihuni oleh keluarga yang lebih banyak lagi.

2. Rumah orang yang belum menikah

Pemilik rumah orang yang belum menikah adalah Jonas Kristoper di Perumahan Regency Setia Budi Permai. Rumah dihuni oleh Jonas sendiri, Jonas memilih rumah di perumahan terencana karena lebih terkonsep dan keamanannya terjamin. Perlakuan terhadap rumah lebih mengarah pada kondisi rumah yang bisa menciptakan suasana tenang dan nyaman. Karena

386 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

penghuni hanya satu orang maka rumah belum direncanakan untuk direnovasi.

d. Rumah sebagai warisan budaya Rumah singgah

Pemilik rumah singgah adalah Ibu D. Rajagukguk di Perumahan Kompleks Koserna. Pemilik rumah merawat keutuhan dan kebersihan rumah secara intens agar rumah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, Ibu D.Rajagukguk mengungkapkan :

“Rumah ini adalah rumah warisan dari mertua saya, rumah ini saya huni sejak tahun 1978 bersama suami saya dan mertua saya. Sekarang saya tinggal berdua dengan anak saya, rumah ini kami jadikan sebagai rumah persinggahan untuk anak-anak saya yang sudah berkeluarga jauh dari sini. Maka dari itu kebersihan dan perawatan rumah dilakukan sekali seminggu saja. Saya juga berpesan kepada anak-anak saya agar rumah ini tetap ada dengan bentuk yang sama sebagaimana dulunya karena rumah ini adalah warisan keluarga. Menurut saya, arti rumah adalah sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar ketika ada perayaan-perayaan tertentu. Selain itu, rumah merupakan tempat untuk beraktifitas, melakukan kesenangan dan kesibukan pribadi seperti menanam bunga atau memelihara beberapa jenis hewan. Ini akan mengobati rasa sepi saya di rumah karena saya tidak lagi melakukan banyak kegiatan.”

Rencana renovasi rumah belum ditentukan karena rumah ini merupakan rumah keluarga besar untuk tempat persinggahan di Medan. Maka rumah ini tetap dipertahankan keutuhannya.

Diskusi/ Analisa Penelitian

Berdasarkan teori, rumah sebagai sarana investasi dimanfaatkan sebagai sarana berusaha untuk mendukung perekonomian keluarga. Di sisi lain, rumah adalah produk investasi yang nilainya turun dari masa ke masa sehingga cukup sulit untuk menganggap rumah sebagai produk yang sama di setiap masa (Ronald, Hirayama, 2006). (1) Rumah sewa. Pemilik rumah sewa adalah keluarga Bapak P. Sianturi di Perumahan Namorambe.

Gambar 1. Fasad Rumah Bapak P. Sianturi

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 387

Menurut pemilik rumah arti rumah sewa adalah sebagai investasi untuk menambah penghasilan keluarga.

(2) Kos-kosan, pemilik kos-kosan adalah keluarga Ibu Devi di Perumahan Prima Setia Budi. Sebagai pemilik rumah kos-kosan, menurut Ibu Devi arti rumah adalah untuk menambah pemasukan keuangan, rumah kos merupakan peluang investasi yang besar dan bisa memperamai lingkungan sekitar rumah.

Gambar 2. Fasad Rumah Kos Ibu Devi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

(3) Rumah took, pemilik rumah toko adalah keluarga Ibu Ina di Perumahan The Prime Residence Simpang Selayang.

Gambar 3. Fasad Rumah Toko Ibu Ina

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Menurut Ibu Ina, rumah toko adalah sebagai sarana berusaha untuk menambah penghasilan keluarga.

(4) Rumah untuk dijual di masa depan, pemilik rumah adalah keluarga W. Sihombing di Perumahan Prima Setia Budi. Arti rumah menurut penghuni adalah

388 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

tempat tinggal sementara di luar kota untuk mendukung kegiatan yang sedang berjalan. Namun setelah kegiatan tersebut selesai maka rumah akan dijual agar rumah lebih bermanfaat.

Gambar 4. Fasad Rumah Bapak W. Sihombing

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ternyata sebagian pemilik rumah di perumahan terencana menjadikan rumah sebagai salah satu sumber pendapatan dalam keluarga untuk mendukung perekonomian mereka.

Berdasarkan teori, rumah dianggap sebagai tempat fisik dan sebagai tempat berlindung, dan dianggap sebagai kebutuhan utama dan dasar dari keluarga(Dallal Pour Muhammadi, 2000).

(5) Rumah Dinas, penghuni rumah dinas adalah Ibu Dame Rajagukguk di Perumahan Dosen Universitas Sumatera Utara.

Gambar 5. Fasad Rumah Dinas Ibu Dame Rajagukguk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Arti rumah menurut Ibu Dame adalah tempat keluarga berlindung, berkumpul bersama, dan tempat melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 389

(6) Rumah Pribadi, penghuni rumah pribadi adalah Bapak Kompol Darwin Sitepu, SH. Di Perumahan Royal Sumatra.

Gambar 6. Fasad Rumah Bapak Kompol Darwin

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Menurut Bapak Darwin, rumah adalah tempat tinggal ternyaman untuk masa tua bersama dengan keluarga besar.

(7) Kos-kosan, Eunike S. adalah seorang mahasiswa yang tinggal di kos-kosan di Perumahan Dosen Jl. Dr. Sumarsono.

Gambar 7. Fasad Rumah Kos Eunike

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Menurut Eunike, arti rumah adalah tempat tinggal dan berkumpul bagi keluarga, dan karena penghuni tinggal di kos-kosan maka arti kos-kosan adalah tempat tinggal dan tempat melindungi diri.

(8) Rumah Penyewa, penghuni rumah sewa adalah keluarga K. Siagian di Perumahan Nirwana Garden Tj. Sari.

390 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Gambar 8 Fasad Rumah Bapak K. Siagiaan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Menurut penghuni, rumah hanya fasilitas yang menaungi keluarga dalam melakukan kegiatan internal maupun eksternal. Rumah memberikan ruang yang layak untuk penghuni dalam melakukan berbagai aktivitas. Jadi mereka tidak terlalu masalah dengan status rumah sewa ataupun rumah pribadi.

(9) Rumah Komunal, penghuni rumah komunal adalah Ibu Dame dan keluarga Bapak Rudy Aritonang di Perumahan Dosen Universitas Sumatera Utara.

Gambar 9. Fasad Rumah Bapak Rudy Aritonang

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ternyata sebagian pemilik rumah beranggapan yang sama dengan teori yang ada yaitu rumah dianggap sebagai tempat keluarga berlindung, berkumpul bersama, dan tempat melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Berdasarkan teori rumah sebagai warisan budaya dianggap sebagai peninggalan budaya dalam sebuah keluarga secara turun-temurun dari beberapa garis keturunan (Tutuko, 2010).

(10) Rumah singgah, pemilik rumah singgah adalah Ibu D. Rajagukguk di Perumahan Kompleks Koserna.

Novia W. Sembiring Ruminy Manurung Dwira Nirfalini Aulia Makna Rumah Tinggal Bagi Penghuni dan

Implementasinya Pada Perumahan Terencana di Kota Medan

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 391

Menurut pemilik rumah, arti rumah adalah sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar ketika ada perayaan-perayaan tertentu. Pemilik rumah juga mengungkapkan bahwa rumah merupakan tempat untuk beraktifitas, melakukan kesenangan pribadi seperti menanam bunga atau memelihara beberapa jenis hewan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, hanya sedikit pemilik rumah yang menjadikan rumah mereka sebagai warisan budaya karena masing-masing keturunan memilih tinggal di tempat yang mereka inginkan dan lebih mengikuti perkembangan desain