Ke had ira… Peme lih a… Peme lih a… Peme lih a… Peme lih a… Peme lih a… Pe me lih a…
P
e
rsen
ta
se (%)
Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemeliharaan Prasarana
Lingkungan Perumahan
Sanga t
414 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Dari data 8 (delapan) variabel partisipasi masyarakat di atas, diperoleh bobot skor partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan Gampong Bitai adalah seperti pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Bobot skor Partisipasi Masyarakat Dalam Pemeliharaan Prasarana Lingkungan Perumahan di Gampong Bitai
No. Variabel
Bobot Skor (Frekuensi x skor)
Jumlah SS (skor 5) S (skor 4) J (skor 3) SJ (skor 2) TP (skor 1) 1 Frekuensi kegiatan gotong royong pembangunan dan pemeliharaan prasarana lingkungan 75 112 63 18 7 275 2 Tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan gotong royong 60 80 87 20 9 256 3 Frekuensi pemeliharaan jaringan jalan secara swadaya
50 80 75 32 9 246 4 Frekuensi pemeliharaan jaringan drainase secara swadaya 55 80 84 24 9 252 5 Frekuensi pemeliharaan jaringan air bersih secara swadaya 20 56 48 34 29 187 6 Frekuensi pemeliharaan sistem persampahan secara swadaya 65 60 63 24 19 231 7 Frekuensi pemeliharaan jaringan sanitasi secara swadaya 15 64 54 20 33 186 8 Frekuensi pemeliharaan taman/ ruang terbuka hijau secara swadaya
90 68 45 16 22 241
Jumlah 430 600 519 188 137 1874
Seperti yang terlihat pada Tabel 1 di atas dan berdasarkan interval skor yang memperlihatkan partisipasi masyarakat terhadap 8 (delapan) kategori kegiatan
Irin Caisarina Partisipasi Masyarakat Dalam Pemeliharaan
Prasarana Lingkungan Perumahan
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 415
pemeliharaan prasarana lingkungan di Gampong Bitai, maka di peroleh tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan di Gampong Bitai seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Tingkat Pertisipasi Masyarakat Dalam Pemeliharaan Prasarana Lingkungan Perumahan di Gampong Bitai
Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat bahwa pelaksanaan kegiatan gotong royong dalam pemeliharaan prasarana lingkungan di kawasan perumahan Gampong Bitai sering dilakukan sebanyak 5 – 7 kali dalam setahun, namun masyarakat Gampong Bitai jarang turut terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan gotong royong tersebut hanya 3 sampai 4 kali saja dalam setahun. Untuk pemeliharaan jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan persampahan dan pemeliharaan taman/ruang terbuka hijau jarang sekali dilakukan secara swadaya oleh masyarakat hanya setiap 3 bulan sekali. Sementara itu, pemeliharaan jaringan air bersih dan pemeliharaan sanitasi/limbah sangat jarang dilakukan oleh masyarakat Gampong Bitai, ianya hanya sekali dalam 6 bulan.
Pemeliharaan fasilitas penunjang berupa prasarana lingkungan di dalam lingkungan perumahan sangat penting dilakukan demi menjamin keberlangsungan fungsi dan manfaat dari prasarana lingkungan tersebut. Bentuk keterlibatan masyarakat dalam
Bentuk Partisipasi Masyarakat Tingkat Partisipasi
1
Kegiatan gotong royong pemeliharaan prasarana lingkungan
Sering
2 Kehadiran masyarakat dalam kegiatan gotong royong
Jarang 3 Pemeliharaan jaringan jalan
secara swadaya
Jarang 4 Pemeliharaan jaringan drainase
secara swadaya
Jarang 5 Pemeliharaan jaringan air bersih
secara swadaya
Sangat Jarang 6 Pemeliharaan sistem persampahan
secara swadaya
Jarang 7 Pemeliharaan jaringan
sanitasi/limbah secara swadaya
Sangat Jarang 8 Pemeliharaan taman/ruang
terbuka hijau secara swadaya
416 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
menjaga lingkungan kawasan perumahannya sendiri menjadi faktor penting untuk ditumbuhkan guna memperkuat rasa memiliki (sense of belonging) terhadap prasarana di lingkungan perumahan Gampong Bitai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penurunan kualitas lingkungan permukiman dan untuk mencapai sebuah standar pelayanan sebagai sebuah kawasan permukiman yang berkelanjutan sekaligus mendukung Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP).
Kekerapan pihak Pemerintah Gampong Bitai melaksanakan gotong royong (5 sampai 7 kali dalam setahun) memperlihatkan keseriusan dan kepedulian desa terhadap pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan di lingkungan desa nya, namun hal sebaliknya terjadi dalam partisipasi masyarakat dalam kehadiran mereka ikut berperan aktif dalam kehadiran masyrakat untuk kegiatan gotong royong tersebut. Sense of belonging belum terlihat dalam beberapa aspek pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan, seperti pemeliharaan jalan dan jaringan air bersih dimana masyarakat menganggap hal ini adalah kewajiban pemerintah. Sementara untuk jaringan limbah dan pemeliharaan taman/ruang terbuka hijau kurangnya keterlibatan masyarakat karena mereka menganggap prasarana ini tidak memerlukan pemeliharaan yang khusus.
Perlu disadari bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam melakukan pemeliharaan prasarana di lingkungan perumahan baik pemeliharaan rutin, sesudah rusak maupun pemeliharaan ulang, sehingga dirasa penting bagi pihak Gampong Bitai untuk menjadikan rasa kepemilikan (sense of belonging) masyarakat terhadap prasarana lingkungannya menjadi tinggi dan mendorong untuk lebih berpartisipasi dalam melakukan pemeliharaan prasarana lingkungan demi menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan prasarana di lingkungan Gampongnya. Hal ini untuk mendukung sistem yang berkelanjutan seperti yang disebutkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (2010) dengan ciri-cirinya antara lain jika prasarana lingkungan dapat berfungsi dengan baik dan menghasilkan manfaat; beroperasi dalam jangka waktu yang lama; biaya operasi dan pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh masyarakatnya; perbaikan kerusakan dan penggantian suku cadang bisa dipenuhi di tingkat lokal; dapat dioperasikan dan dipelihara di tingkat lokal dengan hanya dukungan terbatas dari pihak luar; dan tidak mempengaruhi lingkungan secara negatif.
Adapun beberapa kegiatan pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan oleh masyarakat Gampong Bitai untuk memenuhi sistem prasarana lingkungan yang berkelanjutan antara lain:
a. Pembersihan secara umum;
b. Membuang tumbuhan liar dan sampah;
c. Pembersihan dan melancarkan fungsi jaringan persampahan, drainase dan sanitasi/limbah;
Irin Caisarina Partisipasi Masyarakat Dalam Pemeliharaan
Prasarana Lingkungan Perumahan
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 417
e. Pemeliharaan permukaan konstruksi bangunan (contoh: pengecatan sederhana) f. Pemeliharaan taman/ruang terbuka hijau dengan menjaga fasilitas di dalam
yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai area bermain bagi masyarakat Gampong Bitai khususnya anak-anak.
Dari penelitian ini terlihat bahwa berdasarkan tipe partisipasi masyarakat yang dikemukakan oleh Cohen dan Uphoff (dalam Adrianto, 2006), partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan di Gampong Bitai merupakan partisipasi dalam bentuk implementasi (kontribusi sumber daya, administrasi dan koordinasi kegiatan yang menyangkut tenaga kerja, biaya dan informasi) untuk kegiatan yang memberikan keuntungan (material, sosial dan personel).
KESIMPULAN
Pemerintah Gampong Bitai telah sering melakukan kegiatan gotong royong untuk pemeliharaan prasarana lingkungan di kawasan desanya, namun hal ini tidak diimbangi dengan partisipasi masyarakatnya dimana masyarakat jarang ikut terlibat baik dalam kehadiran kegiatan gotong royong tersebut maupun untuk pemeliharaan beberapa prasarana jaringan seperti jalan, drainase, persampahan dan pemeliharaan taman/ruang terbuka hijau. Dalam hal pemeliharaan sistem jaringan air bersih dan jaringan sanitasi/limbah secara swadaya, masyarakat Gampong Bitai sangat jarang melibatkan diri. Hal ini memperlihatkan kurangnya rasa memiliki (sense of belonging) terhadap prasarana lingkungan di Gampong Bitai. Tipe partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan di Gampong Bitai merupakan partisipasi dalam bentuk implementasi.
418 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, B. 2006, ‘Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Prasarana Dasar Permukiman Yang Bertumpu pada Swadaya Masyarakat di Kota Magelang’, Tesis Magister, Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2014, Kecamatan Jaya Baru Dalam Angka 2014, Banda Aceh.
Badan Standarisasi Nasional, 2004, SNI 03-1733-2004, ‘Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan’.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002, Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 217/KPTS/M/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP), Jakarta.
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2010, Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Dasar Desa, Jakarta.
Nazir, M, 2013, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, 2011, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Jakarta.
Sofie Nugroho Wenny Widjaja Dwira Nirfalini Aulia Pemetaan Pola Interaksi Sosial Pada
Perumahan Terencana di Kota Medan
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 419