• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tamiya Miftau Saada Kasman, Anggita Wahyudi, Saraswati Tedja

Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung

*Email: tamiya.kasman@gmail.com

ABSTRAK

Nilai estetika pada ruang publik seringkali lebih diperhatikan dibandingkan nilai dari kenyamanan pengguna ruang. Padahal keberhasilan kinerja suatu ruang publik dapat dinilai dari kesediaan dalam menggunakannya. Ruang publik tersebut tidak hanya dibutuhkan di lingkungan permukiman saja, tetapi juga dibutuhkan di dalam lingkungan kampus.Salah satu ruang publik yang sekaligus menjadi titik pusat kampus serta akses pejalan kaki pada Institut Teknologi Bandung ialah Plaza Widya Nusantara. Plaza tersebut sering digunakan oleh mahasiswa, dosen dan karyawan ITB meskipun kondisi cuaca sedang panas maupun hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja ruang publik dengan cara melihat kesediaan pengguna menggunakan Plaza Widya Nusantara, kemudian dihubungkan dengan karakteristik fisik plaza sehingga dapat dinilai kualitas ruang plaza tersebut. Reaksi individualsebagai faktor utama akan dilihat berdasarkan tiga aspek antara lain aspek kenyamanan, aspek keselamatan, serta aspek kesenangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah dengan melakukan observasi langsung dengan sifat observasi non-participant, kemudian pengambilan data selanjutnya melakukan pembagian kuesioner pada warga ITB maupun pengunjung yang menggunakan Plaza Widya Nusantara. Pada penelitian ini wilayah ITB dibagi menjadi enam zona sehingga lebih mudah mengidentifikasi konsep kinerja ruang yang dipengaruhi oleh faktor ruang publik tersebut. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas warga ITB menggunakan plaza karena alasan strategis serta kenyamananyang didukung oleh elemen-elemen fisik di dalam plaza.

Tamiya Miftau Saada Kasiman Anggita Wahyudi

Saraswati Tedja Kualitas Desain Ruang Publik Berdasarkan

Persepsi Pengguna

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 537

PENDAHULUAN

Kualitas ruang publik dikatakan berhasil apabila ruang tersebut memiliki tingkat keaktifan penggunaan yang tinggi, dimana dalam hal ini dilihat dari kesediaan pengguna menggunakan Plaza Widya Nusantara ITB dengan mempertimbangkan karakteristik fisik plaza seperti jarak, atribut ruang luar dan sirkulasinya (anchor) dalam kondisi cuaca panas maupun hujan.Plaza Widya Nusantara merupakan plaza yang terletak di tengah kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada plaza ini terdapat vegetasi yang cukup tinggi dan rimbun di sisi plaza yang membatasi dengan gedung di sekitarnya. Selain itu, terdapat Kolam Indonesia Tenggelam yang berada di tengah plaza, serta beberapa monumen yang mengisi atribut ruangnya sepeti yang terlihat pada Gambar 1.

Plaza ini digunakan sebagai tempat berkumpul mahasiswa dan jalur sirkulasi dalam kampus. Selain itu plaza yang termasuk dalam ruang terbuka umum ini juga dimanfaatkan sebagai tempat pengadaan event tertentu seperti acara organisasi kampus, orientasi mahasiswa, wisuda, hingga tempat pemasangan instalasi pameran. Pada Gambar 2 terlihat bahwa pola jalur linier diterapkan pada plaza ini. Adapun material jalan menggunakan paving block dengan warna berbeda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja ruang plaza dengan cara melihat kesediaan pengguna menggunakan plaza dan karakteristik fisik plaza sehingga dapat dinilai kualitas ruang Plaza Widya Nusantara.

538 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Lokasi Plaza Widya Nusantara ITB

Sumber : Diadaptasi dari Peta Tim Masterplan ITB 2010

Pertanyaan penelitian ini ialah faktor-faktor apa saja yang paling dominan mendorong pengguna untuk menggunakan Plaza Widya Nusantara? Adapun penggunaan yang dimaksud ialah melakukan aktivitas di plaza seperti berkumpul atau hanya berjalan kaki melewati plaza dimana selain menjadi ruang publik, plaza ini termasuk dalam zona transisi di kampus ITB.

Teori

Aktivitas berjalan kaki merupakan pergerakan atau perjalanan dari titik asal menuju ke titik tujuan, dan berkaitan dengan maksud, alasan atau dorongan tertentu (Wardianto, 2011).Kondisi fisik yang memberikan kenyamanan seperti halnya estetika yang memberikan kenyamanan secara visual atau keberadaan pohon-pohon yang memberikan kenyamanan secara fisologis berupa keteduhan akan mendorong minat untuk berjalan kaki. Sebaliknya kondisi lingkungan yang buruk secara visual atau kondisi lintasan yang tidak nyaman untuk dilalui akan mengurangi minat untuk berjalan kaki.

Ewing dan Handy (2009) mengungkapkan bahwa kualitas desain kawasan dapat menimbulkan reaksi individual yang akan mempengaruhi keputusan untuk berjalan kaki. Teori tersebut juga menegaskan bahwa hubungan antara desain kawasan terhadap aktivitas berjalan kaki dimediasi oleh persepsi. Reaksi individual tersebut terdiri dari rasa manfaat (useful), kenyamanan (comfort), keselamatan(safety) dankesenangan (pleasure) yang menggambarkan walkability kawasan.

Kemudian aktivitas berjalan kaki menurut Alfonso (2005) dilandasi oleh kebutuhan manusia untuk berjalan kaki yang didasari oleh lima faktor yaitu:

1. Kemungkinan (feasibility)yaitu apakah perjalanan dapat terjamin kelangsungannya (viability) sampai di tujuan. Pada jenis berjalan dengan tujuan tertentu (destination trip) faktor ini akan berpengaruh pada keputusan untuk berjalan kaki atau tidak. Termasuk dalam faktor ini antara lain

Tamiya Miftau Saada Kasiman Anggita Wahyudi

Saraswati Tedja Kualitas Desain Ruang Publik Berdasarkan

Persepsi Pengguna

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 539

pertimbangan waktu tempuh, atau kendala pada diri pejalan kaki (kondisi fisik atau kondisi ekonomi).

2. Aksesibilitas adalah ketersediaan jalur atau lintasan untuk berjalan kaki, dan tidak adanya rintangan fisik berupa benda-benda penghalang di lintasan. 3. Keamanan (safety) dalam hal ini adalah rasa aman saatberjalan kaki. 4. Kenyamanan yang dipengaruhi oleh kondisi kualitas lingkungan di lintasan. 5. Ke-menyenangkan-an (pleasurability) yaitu seberapa menarik dan

menyenangkan suatu jalur pejalan kaki untuk dilalui. Termasuk dalam faktor ini adalah estetika yang diwujudkan antara lain oleh elemen-elemen arsitektur (keunikan bangunan) dan perabotan jalan (seperti pot-pot tanaman, tempat menunggu) atau elemen-elemen alami seperti pepohonan atau pemandangan alam.

Pada penelitian iniakan difokuskan pada tiga aspek antara lainaspek kenyamanan, aspek keselamatan, serta aspek kesenangan yang disesuaikan dengan teori-teoritersebut.

Dugaan Karakteristik dan Fungsi Plaza

Penggunaan elemen air yaitu Kolam Indonesia Tenggelam ditujukan untuk menambah kesan sejuk pada plaza sekaligus menjadi landmark pada plaza. Kemudian penggunaan variasi warna meterial memudahkan pengguna melihat batasan jalur pada plaza. Selain itu, penggunaan material paving berfungsi untuk mendukung kenyamanan pejalan kaki (ergonomis).

Penggunaan vegetasi yang rendah pada plaza ditujukan supaya tidak menutupi fasad Gedung Kembar yang merupakan salah satu gedung ikonik di ITB. Kemudian salah satu fasilitas yang disediakan yaitu tempat duduk singleyang diberikan jarak antara satu dengan lainnya karena tujuan awal plaza iniialah hanya sebagai sarana aktivitas transisi. Lalu pola linier yang diterapkan pada Plaza Widya Nusantara dapat memberikan kenyamanan dengan sirkulasi yang dinilai sederhana.

Pengguna memilih menggunakan plaza sebagai jalur sirkulasi dibandingkan selasar pada Labtek yang terletak di sekitar plaza dikarenakan Plaza Widya Nusantara terkesan lebih umum dibandingkan selasar yang terkesan lebih privat. Kemudian dengan desainplaza yang dirancang sedemikian rupa menyebabkan munculnya potensi untuk menggunakan Plaza Widya Nusantara sebagai lokasi acara-acara tertentu.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkanantara lainpenelitian terdahulu mengenai ruang terbuka publik maupun teori walkability.

540 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Kemudian untuk data primer didapatkan dari hasil observasi dan kuesioner. Pada tahap awal penelitian dilakukan observasinon-participantdimana peneliti hanya menjadi pengamat tanpa menjadi bagian dalam objek (Kumar, 2005). Adapun observasi tersebut untuk melihat bagaimana para pengguna memanfaatkan Plaza Widya Nusantara. Kemudian pada tahap berikutnya dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui persepsi atau penilaian pengguna terhadap plaza tersebut.

Variabel yang digunakan untuk membuat kuesioner penelitian ini didasari oleh teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, seperti yang terlihat pada gambar 3 dimana variabel faktor ruang plaza dan karakteristik pengguna mempengaruhi kinerja ruang plaza yang dinilai dari kesediaan menggunakannya (Gambar 3).

Gambar 3. Kerangka Penelitian

Aspek keselematan, kenyamanan, serta kesenangan merupakan tigareaksi individual yang menjadi penilaian dalam kinerja ruang Plaza Widya Nusantara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Observasi

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa KolamIndonesia Tenggelam menjadi daya tarik utama bagi pengunjung di Plaza Widya Nusantara. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung dari luar kampus yang mengambil foto di sekitar kolam seperti yang terlihat pada gambar 4.Selain itu, beberapa pengguna plazaberfoto dengan pengambilan gambar (view) yang mengarah ke air mancur dan monumen yang menjadi bagian dari faktor kesenangan pengguna (pleasurability).

Pada gambar 4 juga terlihat bahwa kegiatan rekreasi sekaligus edukasi jugamenjadi salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di Plaza Widya Nusantara. Kemudian dalam pemanfaatan fasilitas, pengguna plaza yang berkelompok lebih memilih duduk di jalanan plaza dibandingkan menggunakan tempat duduk yang hanya tersedia satu di setiap titiknya.