• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

c) Pengendalian tenaga kerja tata laksana perbekalan

d) Pelaksanaan bidang kehumasan serta penangan masalah hukum e) Melaksanakan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan f) Mengelola gedung, kebutuhan sarana kerja serta peralatan kantor g) Melaksanakan kegiatan rumah tangga kantor

h) Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya

i) Mengelola, memonitor dan mengevaluasi pelaksaan keamanan, keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja

j) Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah, swasta, tokoh masyarakat serta massa media sesuai dengan bidang tugasnya.

yang berdampak positif bagi perusahaan. Tidak hanya itu perilaku ini juga dapat membangun aura positif bagi karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.

Untuk melihat bagaimana perilaku OCB pada karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, maka penulis melakukan penelitian dan observasi lapangan yang akan dibahas berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Organ yaitu Altruism, Conscientious, Sportmanship, Courtesy, dan Civic Virtue yang diuraikan sebagai berikut:

1. Altruism

Altruism merupakan dimensi pertama dari perilaku organizational citizenship behavior atau OCB yang dipaparkan oleh Organ. Perilaku ini dicerminkan dari sikap karyawan yang senang membantu dan menolong rekan kerjanya, sikap ini juga menunjukkan bagaimana kepekaan sosial seorang karyawan ketika melihat karyawan lain sedang mengalami kesulitan dalam pekerjaan, misalnya membantu karyawan lain yang tugasnya sudah menumpuk dan kurang paham terhadap apa yang dikerjakan atau mewakili karyawan lain yang terkendala dalam suatu pertemuan.

PT Pelabuhan Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia, perusahaan ini khususnya pada Regional IV kantor Cabang Makassar dalam meningkatkan efektivitas kerja perusahaan tentu karyawannya harus mampu membangun kepekaan atau kepedulian mereka satu sama lain.

Berdasarkan pernyataan diatas berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat, dia mengemukakan bahwa:

“…Dalam hal tolong menolong yang dilakukan karyawan satu sama lain, sebenarnya tergantung dari karyawan itu sendiri, ada yang tergerak untuk membantu ada juga yang menganggap itu bukan bagian dari tanggung jawab atau job description nya maka biasanya mereka berpikir dan merasa tidak perlu membantu. Namun ketika ada karyawan yang cuti atau memiliki kendala, maka mau tidak mau karyawan lainnya harus mampu menggantikan karyawan tersebut baik itu diarahkan atau tidak oleh pimpinan. Terkhusus karyawan baru yang masih dalam orientasi, pada umumnya setiap karyawan pasti akan membantunya…”

(wawancara bersama AH, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar ditilik dari Altruism dikatakan bahwa mereka siap membantu atau menggantikan tanggung jawab dari rekan kerjanya baik itu diperintah atau tidak oleh atasan. Sebagaimana diketahui bahwa Altruism merupakan sikap yang berorientasi kepada sesama dilingkungan perusahaan, dalam hal ini karyawan yang bekerja akan membantu rekannya meski ada beberapa karyawan yang berpikir bahwa itu bukanlah merupakan dari tanggung jawabnya atau biasa disebut sebagai Job Description. Namun disisi lain, jika itu merupakan kepentingan perusahaan maka mereka akan siap mengemban hal tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan seperti misalnya membuat nota dinas.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan Asisten Manager Rupa – Rupa Usaha, dalam hal ini dia mengatakan bahwa:

“…Tentu karyawan tidak akan sungkan untuk memberikan bantuan kepada karyawan lain, apalagi kepada karyawan baru, mereka akan senantiasa memberi bantuan meski tidak langsung pada teknis pekerjaannya. Biasanya ketika seorang karyawan sudah memiliki pekerjaan yang berlebih, tugas baru tidak akan dibebankan kepada karyawan tersebut lagi. Dan jika seorang karyawan sedang terkendala dalam pekerjaan, apabila tugas tersebut sudah urgent maka karyawan lain harus siap mengerjakan tugas tersebut, namun jika belum mendesak maka akan tetap dikerjakan oleh karyawan yang mengemban tanggung jawab tersebut…”

(wawancara bersama IKO, tanggal 10 Juni 2022)

Dari pernyataan diatas, karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar berdasarkan dimensi Altruism dapat diketahui bahwa para karyawan akan senantiasa membantu rekan kerjanya yang kesusahan baik itu hal umum ataupun hal teknis, apalagi jika hal tersebut sudah sangat urgent sedang karyawan yang memegang tanggung jawab tersebut sedang mengalami kendala, maka karyawan lain harus siap mengerjakan tugas tersebut untuk menjaga efektivitas kerja perusahaan.

Kemudian pernyataan dari dua Asisten Manager tersebut diperkuat dengan yang diungkapkan oleh Staff Pelaksana Administrasi SDM bahwa:

“…Tentu karyawan akan saling membantu satu sama lain, mereka bersedia memberikan bantuan baik itu dalam hal teknis maupun hal umum lainnya. Para karyawan yang bekerja juga akan senantiasa memberika bantuan kepada karyawan baru baik itu berupa informasi ataupun pekerjaan teknis perusahaan. Jika ada karyawan yang terkendala dalam menjalankan tugasnya, itu biasanya tergantung dari pimpinan, jika ada arahan untuk menggantikan maka hal tersebut wajib untuk dilaksanakan…”

(wawancara bersama IW, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar adalah bahwa mereka

senantiasa membantu satu sama lain, karyawan juga sudah mengetahui apabila rekan kerja mereka sedang terkendala maka mereka akan siap mengemban tugas yang akan dilimpahkan oleh atasan kepada mereka seperti menghadiri rapat ataupun mengikuti audit.

Dari pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa karyawan yang bekerja pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar memiliki sikap peduli atau Altruism yang akan senantiasa memberikan bantuan kepada karyawan yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya dan juga senatiasa memberikan informasi kepada karyawan baru. Para karyawan juga akan bersedia menggantikan tugas karyawan yang sedang mengalami kendala baik itu mendapat arahan ataupun atas kesadarannya sendiri.

Penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu pengguna jasa yang bersentuhan langsung dengan karyawan di PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar untuk mempertegas perilaku karyawan yang bekerja, dia mengungkapkan bahwa:

“…Mereka senantiasa membantu kami, untuk saat ini kami juga masih menunggu solusi dan bantuan yang diberikan untuk atap dari terminal penumpang 2 ini…”

(wawancara bersama R, tanggal 13 Juni 2022)

Dari pernyataan yang dipaparkan oleh pengguna jasa diketahui bahwa mereka senantiasa mendapat bantuan dari para karyawan yang bekerja di PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar demi kenyamanan para pengguna jasa pada Terminal Penumpang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat narasumber tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan PT Pelabuhan

Indonesia Regional IV Cabang Makassar menunjukkan sikap peduli yang ditandai dengan senang untuk memberi bantuan ataupun menolong baik pada karyawan maupun pengguna jasa.

2. Conscientious

Conscientious merupakan bagian dimensi organizational citizenship behavior atau OCB yang dipaparkan oleh Organ. Perilaku ini menunjukkan sikap kesadaran karyawan untuk berpegang teguh pada peraturan, dan bahkan rela untuk bekerja melebihi aturan yang telah ditetapkan demi meningkatkan efektivitas kerja perusahaan. Karyawan yang memiliki perilaku ini akan memberikan waktunya sedikit lebih banyak dari tuntutan yang ada dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

Membangun perilaku conscientious itu penting dalam meningkatkan efektivitas kerja perusahaan. Karyawan dituntut untuk sadar mengenai tanggung jawab yang diemban, memberikan effort yang lebih dalam menjalankan tugas yang diberikan, serta mampu memanfaatkan waktu demi kepentingan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan diatas berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat, dia mengungkapkan bahwa:

“…Pada umumnya karyawan bersedia untuk bekerja melebihi waktu yang telah ditentukan, mereka akan lembur hanya jika tugas tersebut deadline nya besok. Setiap karyawan juga berusaha untuk mematuhi aturan karena jika tidak karyawan akan terkena hukum disiplin.

Misalnya, mereka memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik mungkin dan perihal karyawan yang beristirahat melebihi waktu yang

ditentukan biasanya akan langsung ditegur oleh atasan apabila itu sudah sering terjadi…”

(wawancara bersama AH, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa sikap conscientious atau kesadaran karyawan terhadap peran yang seharusnya mereka lakukan dalam perusahaan baik sesuai norma ataupun melebihi norma yang seharusnya ada dalam diri karyawan, ditilik dari mereka yang bersedia bekerja melebihi waktu kerja, memanfaatkan waktu istirahat dengan baik, bahkan perusahaan membuat hukum disiplin agar tercipta keteraturan pada diri karyawan sehingga menguntungkan bagi perusahaan.

Hal diatas pun di dukung oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Asisten Manager Rupa – Rupa Usaha, yakni:

“…Hal itu tergantung dari karyawan, mau tidak mau mereka harus bersedia meluangkan waktu untuk bekerja melebihi jam kerja. Jika ada karyawan yang tidak mematuhi aturan, misalnya sering terlambat maka akan dipotong gajinya…”

(wawancara bersama IKO, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara dengan Asisten Manager Rupa – Rupa Usaha dapat disimpulkan jika setiap karyawan yang bekerja memang dituntut untuk sadar bahwa sebagai seorang karyawan harus mampu memenuhi tanggung jawab yang diemban, bahkan harus dapat menyesuaikan diri melebihi dari aturan yang berlaku dalam perusahaan, karena hal ini tentu akan dapat meningkatkan efektivitas kerja perusahaan dan juga menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri.

Dari pemaparan kedua narasumber tersebut, hal yang mereka ungkapkan juga diperkuat oleh wawancara yang dilakukan dengan Staff Pelaksana Administrasi, yakni:

“…Kadang-kadang karyawan memang harus bekerja melebihi waktu kerja, sebab ada beberapa tugas yang dituntut untuk segera diselesaikan, dalam hal ini jika tugas tersebut belum selesai dan waktu pulang telah tiba, maka biasanya karyawan akan bekerja melebihi waktu tersebut. Setiap istirahat juga karyawan senantiasa memanfaatkan waktu itu dengan baik untuk mengisi tenaga, walaupun ada karyawan yang melebihkan waktu istirahat itu biasanya karena tugas mereka tinggal sedikit atau sudah selesai. Setiap karyawan harus mematuhi aturan yang berlaku diperusahaan, karena jika tidak mereka akan mendapat hukum disiplin dan pemotongan gaji…”

(wawancara bersama IW, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara dengan Staff Pelaksana Administrasi dapat diketahui bahwa para karyawan yang bekerja pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, mereka menyadari tuntutan yang ada pada perusahaan sehingga mereka bersedia untuk meluangkan waktu lebih untuk bekerja yang mana hal ini tentunya juga demi kepentingan perusahaan.

Setelah melakukan wawancara dengan Staff Pelaksana Administrasi, penulis juga melakukan wawancara kepada seorang pengguna jasa, dia mengatakan bahwa:

“…Para karyawan biasanya melakukan kunjungan satu kali dalam sebulan untuk melakukan pengecekan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada disekitar terminal penumpang 2 ini…”

(wawancara bersama R, tanggal 13 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari pengguna jasa tersebut, dapat diketahui bahwa karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar,

sadar terhadap tugasnya demi kenyamanan kepada para pengguna jasa di Terminal Penumpang mereka melakukan pengecekan secara rutin setiap bulannya.

Ditilik dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber tersebut dapat diketahui bahwa karyawan yang bekerja dituntut untuk memiliki kesadaran agar setiap pelaksanaan kerja perusahaan dapat berjalan dengan baik, jika membutuhkan waktu lebih maka mereka harus siap untuk hal tersebut. Tidak hanya dari pribadi masing-masing karyawan tapi juga perusahaan menerapkan peraturan agar para karyawan tetap berjalan pada koridor yang dapat menguntungkan perusahaan.

Tindakan karyawan yang sadar terhadap tanggung jawabnya tersebut tentunya dapat menguntungkan bagi perusahaan, sehingga perusahaan tetap bekerja dengan efektif. Hal seperti tidak membuang-buang waktu, hadir tepat waktu serta bekerja sukarela melebih aturan yang berlaku merupakan bagian dimensi conscientious yang sangat menguntungkan dan merupakan sikap karyawan yang berorientasi bagi perusahaan.

3. Sportmanship

Sportmanship merupakan dimensi organizational citizenship behavior atau OCB yang dipaparkan oleh Organ. Perilaku ini menujukkan sikap sportif karyawan yang bekerja. Seringnya ditandai dengan karyawan yang tidak atau jarang mengeluh ketika bekerja, tidak membesar-besarkan masalah, dan tidak mencari-cari kesalahan perusahaan.

Dalam suatu perusahaan, sikap ini harus ada dalam diri setiap karyawan agar mereka dapat mentoleransi setiap ketidaknyamanan yang di alami ketika bekerja. Hal inilah akan membangun sikap sportif pada diri karyawan itu sendiri, mereka akan menjaga pola pikir yang positif dan menahan diri dari menunjukkan perasangka ataupun perasaan buruk.

Berdasarkan penjelasan diatas maka berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat yang mengatakan bahwa:

“…Mungkin ada karyawan yang mengeluh tapi dia tidak mengeluarkan unek-uneknya dan tetap menyelesaikan tugasnya. Dan sangat jarang saya menemui karyawan yang sering membesar-besarkan masalah ataupun mengadu untuk hal yang tidak penting dan sepele. Untuk karyawan yang sering mencari-cari kesalahan perusahaan itu ada, tapi mereka tetap mengikuti peraturan yang berlaku karena jika tidak mereka akan terkena hukum kedisiplinan.

Seperti yang diketahui bahwa perusahaan ini juga baru saja melalukan marger, waktu diawal ada karyawan yang merasa pesimis dengan hal tersebut tapi setelah diadakan sosialisasi para karyawan dibekali informasi sehingga ketika dilakukan marger kemarin tanggal 01 Oktober 2021 mereka sudah tidak pesimis terhadap apa yang akan terjadi pada pengelolaan perusahaan…”

(wawancara bersama AH, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari wawancara yang dilakukan dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat diatas dapat diketahui bahwa para karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar sangat jarang terlihat mengeluh terhadap apa yang dikerjakannya. Mereka bahkan jarang membesar-besarkan masalah yang terjadi diperusahaan, dan meskipun ada karyawan yang mencari-cari kesalahan dari perusahaan mereka tetap mengikuti aturan perusahaan yang berlaku. Sebab, jika tidak ditaati hal

tersebut akan merugikan karyawan itu sendiri karena ada hukum kedisiplinan yang mengatur hal tersebut. Sehingga para karyawan tetap melaksanakan tugas sebagai mana mestinya untuk menjaga efektivitas kerja perusahaan.

Hal ini juga di ungkapkan oleh Asisten Manager Rupa – Rupa Usaha, dia mengatakan bahwa:

“…Ada yang mengeluh tapi sangat jarang, biasanya mereka mengeluh hanya karena dikejar deadline pengerjaan tugas. Perihal membesar-besarkan masalah itu tidak, karena masalah yang mereka hadapi dalam pekerjaan itu masalah yang sederhana seperti mencari data-data terdahulu padahal bisa diminta pada teman sejawatnya. Para karyawan juga sering sharing mengenai pekerjaanya atau hal-hal pribadi, jadi sangat jarang yang mengadu untuk hal sepele atau tidak penting.

Kalau karyawan yang pesimis itu ada, mereka biasanya pesimis mengenai penyetaraan gaji yang akan dilakukan setelah marger, karena sampai saat ini setelah diadakan marger pada tanggal 01 Oktober tahun kemarin, belum ada tanda-tanda hal tersebut akan terjadi…”

(wawancara bersama IKO, tanggal 10 Juni 2022)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh narasumber diatas, maka diketahui bahwa karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar sangat jarang mengeluh atapun membesar-besarkan mengenai masalah pekerjaan yang mana hal ini merupakan sikap Sportmanship. Para karyawan yang bekerja dalam hal ini dapat mentolerir berbagai kendala yang ada pada perusahaan, dan ini tentunya akan sangat berdampak pada perusahaan itu sendiri.

Kemudian hasil wawncara yang dilakukan penulis dengan Staff Pelaksana Administrasi mengatakan bahwa:

“…Ya, tapi tidak semua karyawan mengeluh, sejauh saya bekerja disini tidak ada karyawan yang pernah membesar-besarkan masalah

pekerjaan, mengadukan hal yang tidak penting atau pun mencari kesalahan perusahaan. Biasanya Masalah yang dihadapi para karyawan hanya masalah koordinasi dan miskomunikasi antar karyawa…”

(wawancara bersama IW, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan diatas, dikitahui kendala yang dihadapi oleh karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV yaitu masalah koordinasi dan seringkali miskomunikasi dalam bekerja, namun mereka tidak pernah membesar-besarkan atau mengeluh terhadap masalah yang mereka hadapi saat bekerja. Hal ini tentu merupakan sikap sportsmanship sebab mereka mampu menghadapi masalah pada pekerjaan, seperti miskomunikasi ataupun miskoordinasi.

Narasumber yang merupakan pengguna jasa di PT Pelabuhan Indonesia Regional IV juga mengatakan bahwa:

“…Kami diberikan tempat untuk melakukan aktivitas diterminal penumpang ini tapi sebelumnya kami melakukan demonstrasi untuk mendapatkan tempat ini…”

(wawancara bersama R, tanggal 13 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari pengguna jasa tersebut, dapat diketahui bahwa karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, mentolerir dan segera mengeksekusi hal-hal yang akan memberi dampak negatif terhadap perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh narasumber diatas yang merupakan seorang pengguna jasa pada terminal penumpang, sebelum mendapatkan tempat untuk melakukan aktivitas perdagangan mereka melakukan demonstrasi terlebih dahulu.

Berdasarkan wawncara yang telah dilakukan maka penulis menyimpulkan bahwa para karyawan yang bekerja di PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar harus sportif ketika bekerja sehingga mereka dapat menjaga kestabilan kerja perusahaan. Sportmanship harus ada dalam diri setiap karyawan sebab dalam menjalankan tugasnya sebagai karyawan, mereka harus mampu berlapang dada terhadap tugas sebagai karyawan dan juga menerima resiko dari apa yang telah diemban.

4. Courtesy

Courtesy merupakan indikator atau dimensi ke empat dari organizational citizenship behavior (OCB) yang telah dipaparkan oleh Organ.

Courtesy merupakan sikap sopan santun yang dimiliki oleh seorang karyawan. Karyawan yang memiliki sifat ini akan senantiasa menghindari masalah interpersonal dengan karyawan lainnya, mereka akan senantiasa menjaga hubungan antar sesama karyawan dengan baik.

Tindakan sopan santun atau courtesy pada karyawan dapat berupa menjaga komunikasi dengan karyawan lainnya, mempertimbangkan dengan baik atau berhati-hati dalam bertindak, serta mengenali rekan kerjanya sebelum mengambil tindakan yang akan memengaruhi kerja mereka.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat, yang mengatakan bahwa:

“…Iya mestilah sesama karyawan menjaga hubungan atau komunikasi yang baik antar satu dengan yang lainnya, terlebih kepada atasan, karena dalam pekerjaan dibutuhkan koordinasi yang baik.

Meskipun, ada konflik antar karyawan namun hal tersebut tidak akan

mempengaruhi kerja mereka. Iya mungkin ada yang karyawan yang mengganggu hak karyawan lain tapi tidak banyak, karena disini karyawan yang bekerja menjunjung tinggi nilai toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Jika saya lihat juga pada umumnya hubungan antar karyawan baik-baik saja sejauh ini…”

(wawancara bersama AH, tanggal 10 Juni 2022)

Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa karyawan yang bekerja pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar sadar untuk menjaga hubungan antar sesama karyawan dan kepada atasan, sebab tugas-tugas yang dijalankan membutuhkan koordinasi yang baik, maka mereka tentu harus menjaga komunikasi antar satu sama lain. Dalam hal ini diharapkan seorang karyawan memiliki sikap sopan santun dan mampu menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya. Dari wawancara dengan Asisten Manager Hukum dan Hubungan Masyarakat juga diketahui bahwa meskipun ada karyawan yang terlibat konflik hal tersebut tidak mempengaruhi kerja mereka sebab mereka menjunjung tinggi nilai toleransi sehingga perusahaan tetap berjalan efektif.

Penulis juga melakukan wawancara ini dengan Asisten Manger Rupa–

Rupa Usaha, dia mengungkapkan bahwa:

“…Iya pasti seorang karyawan harus senantia menjaga hubungan dengan atasan dan juga kepada karyawan lainnya. Dan sejauh ini pun saya tidak menemukan karyawan yang mengganggu hak karyawan lainnya. Untuk karyawan yang mencari membuat masalah dengan karyawan lainnya ada tapi masalahnya tidak dalam skala besar…”

(wawancara bersama IKO, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, tidak ada yang mengganggu hak ataupun mencari masalah dengan karyawan lainnya, dan

meski para karyawan memiliki masalah hal tersebut merupakan masalah yang berskala kecil, sebab karyawan menjaga hubungan antar satu sama lain didalam perusahaan. Perilaku ini menggambarkan bahwa karyawan yang bekerja sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun terhadap sesama, sebab jika tidak ada sikap courtesy pada karyawan tentu mereka akan berperilaku semana-mena terhadap karyawan lainnya dan ini dapat berefek pada perusahaan itu sendiri.

Pernyataan dari dua narasumber diatas juga, dipertegas oleh Staff Pelaksana Administrasi, dia mengatakan bahwa:

“…Iya, harus menjaga hubungan antar atasan dan karyawan lainnya, agar pekerjaan lancar. Sebab, koordinasi akan bermasalah jika tidak menjaga hubungan antar sesama dengan baik. Para karyawan pun tidak ada yang pernah mengganggu hak karyawan lain serta saya tidak pernah melihat ada karyawan yang membuat masalah dengan karyawan lainnya, sebab kami yang bekerja saling menjaga hubungan baik itu sesama karyawan terlebih kepada atasan kami…”

(wawancara bersama IW, tanggal 10 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan dari Staff Pelaksana Administrasi, diketahui bahwa karyawan PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, setiap karyawan harus menjaga hubungan baik dengan rekannya terlebih kepada atasannya yang bertujuan agar perkerjaan atau koordinasi lancar.

Courtesy yang berorientasi pada individu dengan individu yang memiliki dampak pada efektivitas kerja dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap ketiga narasumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan senantiasa menjaga hubungan dengan sesama mereka juga menghindari konflik yang

akan mengganggu komunikasi antar karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

Dari wawancara penulis terhadap pengguna jasa juga mengatakan sebagai berikut:

“…Pelayanan yang diberikan itu bagus karena mereka telah menganggap kami sebagai anak perusahaan…”

(wawancara bersama R, tanggal 13 Juni 2022)

Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia Regional IV Cabang Makassar, juga menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap mereka. Dari wawancara yang dilakukan tersebut dapat diketahu bahwa karyawan yang bekerja menjaga hubungan, komunikasi, tindakan terhadap para pengguna jasa.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa informan diatas maka disimpulkan bahwa sikap courtesy ini harus ada dalam diri setiap karyawan, sebab sopan santun sangat diperlukan dalam mengkomunikasikan kerja-kerja yang akan dilakukan untuk perusahaan, karena hubungan yang baik akan menciptakan koordinasi serta komunikasi yang baik sehingga perusahaan dapat bekerja dengan baik dan efektif.

5. Civic Virtue

Civic virtue adalah dimensi organizational citizenship behavior atau OCB yang mengarah pada sikap keikutsertaan atau partisipasi karyawan dalam perusahaan. Dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu konsep

Dokumen terkait