• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya merupakan Dinas yang berperan melaksanakan tugas kewenangan di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam hal ini penulis membatasi pada peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pemasaran.

Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan hal-hal tersebut di atas sebagai berikut :

4.2.1. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Dalam Pelatihan.

Dalam kegiatan pelatihan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor atau pelaksana dari pelatihan. Kegiatan pelatihan yang dilakanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dilakukan melalui kegiatan seminar dan pelatihan yang menjadi peserta pelatihan adalah anggota UKM Batik Mangrove sedangkan yang menjadi instruktur pelatihan merupakan staff dari usaha kecil menengah yang telah dibentuk dan materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis adalah manajemen usaha dan manajemen produksi sedangkan untuk manajemen pembukuan materi yang diberikan adalah pembukuan sederhana melalui pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Dengan adanya pelatihan maka secara tidak langsung para UKM khususnya UKM Batik Mangrove dapat menjalankan manajemen usaha secara produktif dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produknya dengan baik sesuai dengan pengetahuan yang diterima dari hasil pelatihan yang diberikan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :

”Dinas Koperasi memang memberikan pelatihan kepada UKM Batik Mangrove, hal ini dilakukan agar para pangusaha batik mampu untuk magelola usahanya dengan baik”. ( Wawancara, tanggal 23 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Iya mas, Dinas Koperasi melakukan pemberdayaan terhadap UKM Batik salah satunya dengan melakukan pelatihan”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Seperti yang juga diungkapkan oleh Ibu Lulut salah satu pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Benar mas, saya pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Dinas Koperasi, pelatihan ini sangat membantu kami, sehingga kami mendapatkan pengetahuan untuk mengelola usaha yang baik”.( Wawancara, tanggal 27Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Kopersi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor atau pelaksana dalam pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove dengan memberikan pelatihan agar UKM bisa mengelola usahanya.

Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu bimbingan teknis dan manajemen pembukuan.

4.2.1.1. Bimbingan Teknis

Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam pelatihan Bimbingan Teknis sebagai eksekutor atau pelaksana. Pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis bertujuan untuk memberdayakan UKM Batik Mangrove di Kecamatan Rungkut. Pelatihan bimbingan teknis dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengrajin bagaimana mengelola usaha yang baik, pelaksanaan pelatihan ini dilakukan setahun 2 kali. Pelatihan bimbingan teknis ini diberikan kepada anggota UKM Batik

Mangrove di Kecamatan Rungkut, sedangkan instruktur yang memberikan pelatihan berasal dari Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dibentuk oeh Kepala Seksi Usaha Kecil Menengah. Materi yang diberikan oleh instruktur dalam pelatihan bimbingan teknis adalah manajemen usaha dan manajemen produksi.

a) Pelaksanaan Pelatihan Bimbingan Teknis

Pelatihan bimbingan teknis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang diberikan kepada pengrajin Batik Mangrove untuk memberikan pengetahuan pengelolaan usaha sehingga mereka dapat menjalankan usaha yang baik.

Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :

”Pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dengan mengadakan kegiatan seminar. Seminar yang dilakukan untuk memberi pengetahuan bagaimana mengelola usaha yang baik”. ( Wawancara, tanggal 6 Juni 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Untuk pelaksanaan pelatihan bimbingan teknis Dinas koperasi melakukan seminar, kegiatan seminar ini diberikan dengan harapan mereka dapat mengerti untuk menjalankan usahanya”. ( Wawancara, tanggal 6 juni 2011)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Dinas koperasi memang pernah melakukan seminar pelatihan bimbingan teknis mas, pelatihan ini sangat membantu kami karena kami diajarkan melakukan manajemen usaha yang baik”. ( Wawancara, tanggal 6 juni 2011)

b) Peserta pelatihan bimbingan teknis

Peserta pelatihan bimbingan teknis adalah anggota UKM Batik Mangrove. Pelatihan yang diberikan agar mereka memahami mengelola usaha yang baik melalui manajemen usaha dan manajemen produksi sehingga kegiatan usaha yang dijalankan dikelola dengan baik.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :

”Untuk pelatihan bimbingan teknis dinas koperasi memberikan pelatihan kepada pengusaha Batik Mangrove agar mereka dapat melakukan manajemen usaha”.( Wawancara, tanggal 23 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh dinas koperasi tentunya kepada para pengusaha Batik Mangrove itu sendiri”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011) Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Iya mas, saya pernah mengikuti pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh dinas koperasi, dengan pelatihan bimbingan teknis yang diberikan sangat membantu”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya diberikan kepada pengusaha UKM Batik Mangrove.

c) Instruktur Pelatihan Bimbingan Teknis

Instruktur pelatihan bimbingan teknis merupakan tenaga ahli yang memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan, sehingga peserta pelatihan mampu meningkatkan kemampuan untuk melakukan suatu keahlian dibidang tertentu.

Disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :

” Untuk instruktur yang memberikan pelatihan bimbingan teknis sendiri adalah instruktur dari dinas koperasi, mereka adalah staff dari usaha kecil menengah yang sudah kami bentuk”. ( Wawancara, tanggal 23 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Untuk instruktur yang memberikan pelatihan bimbingan teknis adalah staff dari usaha kecil menengah dinas koperasi”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Yang memberikan pelatihan bimbingan teknis pada saat saya mengikuti pelatihan adalah instruktur dari dinas koperasi”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya diberikan oleh instruktur dari staff usaha kecil menengah yang dibentuk oleh kasi usaha kecil menengah.

d) Materi Pelatihan

Materi pelatihan merupakan bahan yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan, materi pelatihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta pelatihan, sehingga menjadi sumber daya yang lebih produktif.

Disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis dengan memberikan pelatihan kepada para pengusaha Batik Mangrove tentang mengelola usaha, manajemen produksi dan inovasi produk”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Lulut salah satu pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Pelatihan bimbingan teknis yang diberikan oleh dinas koperasi kepada kami berupa manajemen produksi serta memberikan pelatihan melakukan inovasi produk”. ( Wawancara, tanggal 27 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis manajemen dan manajemen produksi mas”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikoi, Kecil, dan Menegah dengan memberikan pelatihan manajemen usaha, manajemen produksi.

4.2.1.2. Manajemen Pembukuan

Dalam melakukan pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya juga melaksanakan pelatihan manajemen pembukuan. Dalam pelatihan manajemen pembukuan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai eksekutor atau pelaksana. Pelatihan manajemen pembukuan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada para pangusaha Batik Mangrove untuk mencatat keuangan pengelolaan dari kegiatan usaha. Pelatihan manajemen pembukuan diberikan kepada anggota UKM Batik Mangrove, sedangkan instruktur yang memberikan pelatihan ini berasal dari Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam pelatihan manajemen pembukuan materi yang diberikan oleh instruktur pelatihan tentang pencatatan pemasukan dan pengeluaran keuangan.

a) Pelaksanaan Manajemen Pembukuan

Pelaksanaan pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memberikan pelatihan untuk melakukan pencatatan dari

pemasukan dan pengeluaran kegiatan usaha Batik Mangrove. Pembukuan diperlukan untuk mengatur keuangan dalam kegiatan usaha Batik Mangrove.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Untuk pelaksanaan pelatihan manajemen pembukuan Dinas Koperasi melakukan seminar pelatihan manajemen pembukuan, dalam kegitan seminar ini diberikan pelatihan untuk melakukan manajemen pembukuan karena memang para pengrajin batik yang sebagian besar ibu rumah tangga belum mengetahui bagaimana melakukan pembukuan. Sehingga dengan adanya pelatihan ini dapat membantu para pengrajin batik dalam melakukan pembukuan usaha”. ( Wawancara, tanggal 6 Juni 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Dinas Koperasi memberikan seminar pelatihan manajemen pembukuan, dalam kegiatan ini di ajarkan untuk melakukan manajemen pembukuan. Dengan adanya pelatihan pembukuan yang dilakukan oleh dinas koperasi tentunya sangat membantu”. ( Wawancara, tanggal 6 Juni 2011)

Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Dinas memberikan seminar pelatihan manajemen pembukuan, namun karena sebagian besar anggota UKM Batik Mangrove adalah ibu rumah tangga banyak yang kesulitan untuk memahami, mungkin perlu lebih banyak lagi seminar pelatihan yang dilakukan”. ( Wawancara, tanggal 6 Juni 2011)

Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mempelajari manajemen pembukuan, maka para pengrajin dapat melakukan manajemen pembukuan yang baik, karena pembukuan sangat penting untuk menjalankan usaha yang baik.

b) Peserta Pelatihan Manajemen Pembukuan

Peserta pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah anngota UKM Batik Mangrove. Pelatihan yang

diberikan agar mereka dapat memahami pembukuan sehingga kegiatan usaha yang dijalankan dikelola dengan pembukuan yang baik

Seperti yang disampaikan Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Pelatihan manajemen pembukuan diberikan kepada UKM Batik Mangrove, agar mereka dapat melakukan pembukuan yang baik sehingga menunjang kegiatan usahanya”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Saya pernah mengikuti pelatihan manajemen pembukuan yang diberikan oleh dinas koperasi”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Iya mas, dinas koperasi memang memberikan pelatihan manajemen pembukuan dan saya pernah mengikutinya, pelatihan manajemen pembukuan sangat membantu mas”. ( Wawancara, tanggal 27 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya diberikan kepada pengusaha UKM Batik Mangrove.

c) Instruktur Pelatihan Manajemen Pembukuan

Instruktur pelatihan manajemen pembukuan merupakan tenaga ahli yang memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan, sehingga peserta pelatihan mampu meningkatkan kemampuan untuk melakukan suatu keahlian dibidang tertentu.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Instruktur pelatihan manajemen pembukuan berasal dari dinas koperasi yang telah dibentuk oleh bagian usaha kecil menengah”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ratnawati,BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Untuk instruktur pelatihan manajemen pembukuan diberikan oleh staff dari dinas koperasi yang telah kami bentuk”. ( Wawancara, tanggal 23 Mei 2011)

Hal senada juga diungkpan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Waktu saya mengikuti pelatihan manajemen pembukuan instruktur yang memberikan pelatihan dari dinas koperasi mas”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan manajemen pembukuan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya diberikan oleh instruktur dari staff usaha kecil menengah yang dibentuk oleh kasi usaha kecil menengah.

d) Materi Pelatihan Manajemen Pembukuan

Materi pelatihan merupakan bahan yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan, materi pelatihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta pelatihan.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan dengan memberikan pelatihan melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan, untuk pelatihan manajemen pembukuan yang diberikan masih dalam bentuk sederhana agar mudah dipahami”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan kami diajarkan untuk melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Sehingga keuangan dapat dikelola dengan baik mas”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Lulut, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Materi yang diberikan oleh instruktur dalam pelatihan manajemen adalah melakukan pembukuan yang sederhana dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, hal ini sangat berguna karena sebagian besar anggota ukm batik mangrove ibu rumah tangga belum mangetahui melakukan pembukuan yang baik”. ( Wawancara, tanggal 27 Mei 2011)

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan manajemen pembukuan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan materi pencatatan pemasukan dan pengeluaran.

Data pelaksanaan pelatihan dipaparkan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.8 Instruktur Pelatihan

No. Nama Instruktur Materi

1. Ratnawati, BA. Bimbingan teknis

2. Dewi Aryati Manajemen pembukuan

Tabel 4.9 Peserta Pelatihan

No. Nama Peserta Tahun

1. Ibu Lulut Sri Yuliani 2010

2. Ibu Noeverita 2010

3. Ibu Ari Bintarti 2010

4. Ibu Rahmi 2010

4.2.2. Peran Dinas DalamPemasaran

Pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam pemasaran sebagai fasilitator untuk membantu UKM Batik dalam memasarkan produknya melalui kegiatan pameran dan fasilitasi open stan.

Ibu Ratnawati, BA, selaku Kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya menyatakan sebagai berikut :

”Dinas Koperasi memberikan fasilitasi pemasaran kepada UKM Batik Mangrove, hal ini dilakukan agar batik mangrove dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat”. ( Wawancara, tanggal 31 Mei 2011)

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi selaku Staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

”Iya, dinas koperasi melakukan fasilitasi pemasaran kepada UKM Batik Mangrove, selain agar dikenal masyarakat juga bertujuan untuk memudahkan dalam pemasaran produk”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Hal senada juga diungkapan oleh Ibu Noeverita, salah satu pengusaha Batik Mangrove mengatakan bahwa :

”Iya mas, dinas koperasi memberikan fasilitasi pemasaran kepada ukm batik, sehingga sangat membantu dalam memasarkan hasil produk batik”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Kopersi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan aktif dalam pemberdayaan terhadap UKM Batik Mangrove dengan memberikan falitasi pemasaran sehingga membantu ukm batik mangrove dalam memasarkan hasil produknya.

Fasilitasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu pameran dan memfasilitasi open stan.

4.2.2.1. Pameran

Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam kegiatan pameran sebagai fasilitator, seperti yang dikemukakan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya :

”Untuk kegiatan pemasaran sendiri, dinas koperasi melaksanakan kegiatan dengan memfasilitasi mengikuti pameran mas, diharapkan dengan mengikuti pameran Batik Mangrove dapat dikenal lebih luas”. ( Wawancara, tanggal 31 Mei 2011)

Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Benar mas, saya pernah mengikuti pameran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, dengan pameran ini Batik Mangrove dikenal sebagai salah satu batik yang menjadi ciri khas kota Surabaya”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Ditambahkan lagi oleh Ibu Dewi selaku staff Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi, bahwa :

”Dinas koperasi sendiri berupaya untuk selalu mengikutkan batik mangrove dalam pameran mas, hal ini tentunya untuk mengangkat keberadaan Batik Mangrove agar dikenal lebih luas mas sehingga bisa meningkatkan penjualan batik itu sendiri”. ( Wawancara, tanggal 25 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Dengan pameran yang dilakukan oleh dinas koperasi tentunya sangat membantu, karena dengan kegiatan pameran ini Batik Mangrove lebih dikenal luas sehingga mampu meningkatkan penjualan Batik Mangrove sendiri mas”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya berperan sebagai fasilitator dengan memfasilitasi melalui pameran sehingga diharapkan UKM Batik Mangrove dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat.

Sedangkan kegiatan pameran yang pernah diikuti UKM Batik Mangrove seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya :

”Kegiatan pameran yang pernah diikuti oleh Batik Mangrove salah satunya yang diadakan di Gramedia Expo”. ( Wawancara, tanggal 31 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Iya mas, saya pernah mengikuti pameran yang diadakan di Gramedia Expo, setelah mengikuti pameran itu saya jadi yakin bahwa Batik Mangrove akan lebih maju”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Benar mas, saya pernah mengikuti kegiatan pameran yang dilaksanakan di Gramedia Exposehingga sangat membantu UKM Batik Mangrove, karena semakin dikenal dan akan memberikan keyakinan bahwa ukm batik mangrove dapat diterima oleh masyarakat”. ( Wawancara, tanggal 27 Mei 2011)

Selanjutnya hasil yang didapatkan dari fasilitasi pemasaran melalui kegiatan pameran seperti yang disampaikan oleh Ibu Ratnawati, BA, selaku kasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya :

”Hasil yang didapatkan dari faslitasi pemasaran melalui kegiatan pameran yaitu dinas dapat membantu untuk meningkatkan penjualan dari UKM Batik Mangrove, sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi UKM Batik Mangrove yang baru akan muncul”. ( Wawancara, tanggal 31 Mei 2011)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Noeverita selaku pengusaha Batik mangrove, sebagai berikut :

”Setelah mengikuti kegiatan pameran tentunya meningkatkan penjualan batik mangrove mas, karena setelah mengikuti pameran tersebut Batik Mangrove dikenal lebih luas lagi”. ( Wawancara, tanggal 30 Mei 2011)

Pernyataan tersebut didukung juga oleh Ibu Lulut selaku pengusaha Batik Mangrove, sebagai berikut :

”Hasil yang diperoleh setelah mengikuti pameran yang diadakan meningkatkan penjualan Batik Mangrove, tentunya ini sangat penting bagi UKM Batik Mangrove untuk dapat memasarkan hasil produknya lebih luas lagi”. ( Wawancara, tanggal 27 Mei 2011).

Pelaksanaan pameran yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Surabaya dipaparkan pada tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10

Kegiatan Pameran UKM Batik Mangrove

No. Tempat Waktu Tahun

1. Gramedia Expo 18-22 Mei 2011

2. ITC Grosir 17 Mei 2011

3. Surabaya Plaza 20 Maret 2011

Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2011

Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai fasilitator melalui kegiatan pameran, sehingga diharapkan makin meningkatkan penjualan dan UKM Batik Mangrove dapat lebih termotivasi lagi untuk menciptakan produksi batik yang berkualitas agar mampu bersaing dengan UKM Batik dari daerah lain.

4.2.2.2. Fasilitasi Open Stan

Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya sebagai fasilitator. Fasilitasi open stan merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemasaran yang

Dokumen terkait