• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan

4.3.2. Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah adalah pemberdayaan yang dilakukan kepada UKM Batik Mangrove diharapkan akan membantu para pengusaha batik untuk dapat memasarkan hasil produknya dengan baik sesuai teori dari Swasta ( 1995 : 5 ) bahwa pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Adapun kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

a. Pameran

Pameran merupakan suatu kegiatan untuk mengenalkan suatu produk kepada masyarkat luas. Dalam pelaksanaan pameran yang dilakukakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dimana dinas koperasi mengikutkan UKM Batik Mangrove dalam kegitan pameran. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan secara luas batik mangrove merupakan salah satu batik khas Surabaya.

Menurut Kotler ( 2005 : 20 ) konsep pemasaran yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran dibagi menjadi 5 yaitu :

1) Konsep Produksi

Konsep produksi merupakan salah satu konsep bisnis tertua. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah.

2) Konsep Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan fitur yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Para manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu.

3) Konsep penjualan

Konsep penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan jika dibiarkan tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini mengasumsikan bahwa para konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah bahwa perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

5) Konsep Pemasaran Masyarakat

Konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara yang tetap mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen. Konsep pemasaran masyarakat menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke praktik pemasaran mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan menagatur kriteria yang sering bertentangan antara laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, dan kepentingan publik.

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh oleh penulis bahwa pameran yang diikuti oleh UKM Batik Mangrove salah satunya yang diadakan di Gramedia Expo sehingga diharapkan dengan mengikuti kegiatan pameran itu dapat membantu mengenalkan kepada masyarakat bahwa Batik Mangrove salah satu batik dari Surabaya yang mempunyai ciri khas mangrove.

Berdasarkan teori dari Swasta ( 1995 : 5 ) bahwa pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari penjelasan teori diatas tentang pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan fasilitasi untuk mengikuti kegiatan pameran

bertujuan untuk mempromosikan Batik Mangrove agar dikenal luas oleh masyarakat sehingga dapat mempermudah UKM Batik mangrove dalam memasarkan hasil produknya.

b. Fasilitasi Open Stan

Fasilitasi open stan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam pemberdayaan kepada UKM Batik Mangrove. Hal ini dilakukan untuk membantu UKM Batik dalam memasarkan hasil produknya.

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis bahwa pelaksanaan fasilitasi open stan yang dilakukan oleh dinas koperasi dengan cara membantu UKM Batik Mangrove dalam pembukaan stan. Dinas koperasi memberikan bantuan perijinan, pengurusan dokumen agar dapat membuka stan baru.

Berdasarkan teori dari Swasta ( 1995 : 5 ) bahwa pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari penjelasan teori diatas tentang pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan fasilitasi open stan bertujuan agar produk hasil dari UKM Batik Mangrove yang dihasilkan dapat didistribusikan secara luas. Dengan adanya stan yang lebih banyak akan mempermudah kepada UKM Batik Mangrove dalam memasarkan hasilnya kepada para konsumen sehingga diharapkan agar proses pemasaran dapat berjalan dengan baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka peneliti ingin mencoba memberikan suatu kesimpulan dalam Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dalam Pemberdayaan UKM Batik Mangrove di Kecamatan Rungkut Pemerintah Kota Surabaya. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam Pelatihan.

Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pelatihan bimbingan teknis dan manajemen pembukuan sebagai eksekutor atau pelaksana. Pelatihan bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dengan cara memberikan pengetahuan mengenai manajemen usaha dan manajemen produksi kepada anggota UKM Batik sedangkan menajemen pembukuan dengan cara manberikan pelatihan bagaimana melakukan pembukuan sudah dilaksanakan dengan baik. Namun untuk pelaksanaan pelatihan manajemen pembukuan masih belun maksimal karena para peserta pelatihan yang diikuti anggota UKM Batik Mangrove yang sebagian besar ibu rumah tangga masih belum mengerti melakukan pembukuan yang baik.

2. Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya dalam Pemasaran.

Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pemasaran sebagai fasilitator. Bentuk pemasaran oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya yaitu melalui pameran sudah dilaksanakan dengan baik. Dari kegiatan fasilitasi pemasaran melalui kegiatan pameran dilakukan untuk mempromosikan dan mengenalkan secara luas batik mangrove sehingga dapat membantu UKM Batik Mangrove dalam memasarkan hasil produknya. Sedangkan untuk fasilitasi open stan sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih belum maksimal karena untuk open stan pengusaha UKM Batik Mangrove terkendala pada perijinan dan syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha dari penyedia stan.

5.2. Saran

Dari hasil kesimpulan yang diperoleh penelitian maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Pelatihan melalui bimbingan teknis sebaiknya bisa lebih sering dilakukan , hal ini agar peserta yang mengikuti pelatihan dapat lebih memahai materi yang diberikan dalam bimbingan teknis. Sedangkan pelatihan melalui manajemen pembukuan yang dilakukan sebaiknya instruktur bisa lebih menjelaskan secara rinci karena para anggota UKM Batik Mangrove yang sebagian besar ibu rumah tangga masih kesulitan untuk memahi bagaimana melakukan pembukuan yang baik.

2. Bentuk fasilitasi pemasaran melalui kegiatan pameran sebaiknya lebih sering dilakukan agar batik mangrove sebagai salah satu batik yang mempunyai ciri khas yang berasal dari Surabaya dapat dikenal luas .Sedangkan bentuk fasilitasi pemasaran melalui fasilitasi open stan sebaiknya Dinas Koperasi Usaha Mikro

Kecil dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya lebih memberikan bantuan perijinan untuk open stan, karena para pengusaha batik mangrove masih mengalami kesulitan dalam pengurusan syarat dan perijinan dari penyedia pengelola stan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 2001, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenegakerjaan Pendahuluan Terdahulu, Jakarta : Bumi Aksara.

Jamasy, Owin, 2004, Keadilan Pemberdayaan Penanggulangan Kemiskinan, Bandung : Belantika.

Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Jatim dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Surabaya, Tentang Data

Perkembangan UKM Perdagangan di Kota Surabaya.

Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan

Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : CIDES.

Kotler, Philip. 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi 11, Jilid 1, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Mangkunegara, Prabu Anwar, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mashoed, 2004, Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Surabaya : Papyrus.

Miles M. B. & Huberman, A. M., 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia (UI – Press).

Moeleong, Lexy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya.

Rencana Strategi Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2006 – 2010.

Soekanto, Soerjono, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Suharto, Edi, 2006, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Bandung : PT.

Refika Aditama.

Suhendra, Drs., SH., Msi, 2006, Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat, Bandung : ALFABETA.

Swasta, Basu, 1999, Perilaku Konsumen, Edisi Keenam, Jilid 1, Terjemahan, Jakarta : Binarupa Aksara.

Thoha, Miftah, 2003, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wrihatnolo, Randy R. Dan Dwidjowijoto, Riant Nugroho., 2007, Manajemen

Pemberdayaan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, Tentang Perkoperasian.

Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian di Indonesia. Undang-undang No. 9 Tahun 1995, Tentang Usaha Kecil.

Undang-undang No.20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. http : //www.koran suroboyo-online.com.

Dokumen terkait