• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PEN ELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII B yang berjumlah 34 siswa dan terdiri atas 16 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan oleh Sugiyono. Pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahap revisi produk setelah dilakukan uji coba produk pada sampel terbatas. Prosedur penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan meliputi tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk. Berikut penjelasan mengenai tahap-tahap penelitian dan pengembangan tersebut.

1. Potensi dan Masalah

Tahap mencari potensi dan masalah peneliti lakukan dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VII B di SMP Negeri 1 Yogyakarta dan observasi terhadap siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu pedoman wawancara dan lembar observasi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti mendapatkan informasi mengenai masalah dan kemudian merancang solusi yang tepat.

72

Wawancara terhadap guru matematika kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta dilakukan pada tanggal 5 Juni 2018. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa pembelajaran belum berlangsung optimal karena banyak siswa yang kurang percaya diri dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru dan belum ada keinginan dari siswa sendiri untuk mempresentasikan hasil diskusinya, selain itu siswa masih kurang dapat memahami dalam menggambar diagram Venn serta belum dapat membedakan materi mengenai operasi himpunan yaitu irisan, gabungan, komplemen dan selisih dua himpunan. Guru telah mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika, walaupun kesulitan belajar masih sering didapati pada siswa. Guru juga menjelaskan bahwa di kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta terdapat beberapa siswa yang dirasa kurang dalam aspek competence (pengetahuan). Selain hal tersebut, guru menambahkan bahwa siswa yang baik dalam segi competence tidak peduli dengan teman lainnya. Ini akibat dari kurangnya penggalian terhadap aspek conscience dan compassion siswa.

Setelah melakukan wawancara, penelitia melakukan observasi yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2018 di kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta. Menurut hasil observasi, peneliti melihat bahwa siswa aktif menyampaikan pendapatnya meskipun masih terdapat rasa kurang

yakin serta masih terdapat rasa paksaan dari guru pada diri mereka. Peneliti juga menemukan bahwa kegiatan refleksi dan evaluasi tidak dilakukan di akhir pembelajaran. Kegiatan yang berlangsung adalah guru menyampaikan materi pembelajaran dan berdiskusi, kemudian siswa diminta mengerjakan latihan soal dan dikumpulkan, kemudian beberapa siswa ditunjuk untuk mengerjakan di depan kelas dan kemudian dibahas oleh guru. Pembelajaran tidak diakhiri dengan refleksi oleh siswa maupun guru.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data potensi yang dmiliki guru dan siswa serta masalah yang dialami siswa, peneliti peroleh berdasarkan hasil wawancara guru dan observasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi guna merancang perangkat pembelajaran sebagai produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Potensi tersebut diantaranya guru sudah mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sangat antusias teradap pembelajaran yang berlangsung. Beberapa siswa juga ada yang bersikap kritis dan berani bertanya ketika mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan meskipun hal tersebut masih belum sepenuhnya berasal dari dirinya sendiri.

Masalah yang ditentukan peneliti menurut hasil wawancara adalah terdapat siswa kurang dalam aspek competence. Sedangkan siswa

74

lainnya masih bersikap kurang peduli dan kurang dapat bekerja sama dengan siswa yang kurang memahami materi. Peneliti menganggap siswa tersebut belum mengoptimalkan aspek conscience dan compassion. Setelah dilakukan observasi, masala tersebut muncul karena tidak pernah dilakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran. Sehingga siswa tidak berefleksi dan masih kurang menyadari bahwa aspek-aspek competence, conscience, dan compassion ternyata kurang dilakukan secara optimal.

3. Desain Produk

Berdasarkan penentuan potensi dan masalah yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, peneliti merancang desain produk yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran matematika. Desain produk berupa perangkat pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran PAKEM pada materi himpunan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

Desain produk perangkat pembelajaran yang peneliti buat adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan instrumen penilaian.

Berikut paparan dari perangkat pembelajaran tersebut. a. Silabus

Silabus yang dibuat oleh peneliti adalah silabus untuk materi himpunan. Silabus yang peneliti kembangkan dibuat berdasarkan silabus dari sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan silabus tersebut dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan model pembelajaran PAKEM. Koomponen silabus yang dikembangkan peneliti terdiri atas identitas silabus, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, materi, kegiatan pembelajaran, karakter, alokasi waktu, media, sumber belajar, dan penilaian.

Kegiatan pembelajaran pada silabus menggunakan langkah-langkah pada pendekatan PPR, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Pada tahap pengalaman peneliti menggunakan pembelajaran PAKEM. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok dan guru menjadi fasilitator pembelajaran. Fokus kegiatan pembelajaran selain mempelajari materi ajar adalah mengembangkan karakter conscience (percaya diri, kerjasama dan bertanggung jawab) dan compassion (peduli dan saling menghargai).

Indikator dalam ketercapaian pembelajaran berdasarkan 3 aspek (karakter) yang dikembangkan, yaitu competence

76

mengandung unsut kognitif dan psikomotorik, sedangkan conscience adn compassion yang mengandung unsur afektif.

Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 aspek yaitu competence, conscience, dan compassion. Instrumen penilaian dikembangkan berdasarkan indikator dan berbasis PPR. Instrumen penilaian berupa instrumen tes dan instrumen non tes. Tujuannya adalah semua aspek dapat dinilai secara objektif.

Media seerta sumber belajar yang peneliti gunakan berupa buku pegangan siswa, modul guru (bahan ajar), LKS, dan alat peraga. Sumber belajar yang digunakan peneliti untuk menyusun silabus dan kegiatan pembelajaran adalah buku Matematika SMP/MTs Kelas VII semester 1 kurikulum 2013 edisi revisi 2017 dari Abdur Rahman. Sedangkan media yang digunakan adalah power point dan alat peraga yang digunakan adalah Venn Fun.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berpedoman pada silabus yang telah dibuat dan berpedoman pada RPP yang diberikan sekolah. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat adalah 5 pertemuan pembelajaran dengan alokasi waktu 2 JP x 40 menit dan 3 JP x 40 menit. Pola pembelajaran yang tertuang pada

RPP menggunakan PPR dengan model pembelajaran PAKEM. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan penulis tersusun atas komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, media dan sumber belajar, kegiatan pembelajaran, serta penilaian hasil pembelajaran.

Perbedaan RPP yang dikembangkan peneliti dengan RPP pada umumnya adalah langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran di RPP ini menggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran PAKEM. Pendekatan PPR yang dimaksud adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Kelima tahap PPR tersebut dikemas menjadi 3 tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut dipaparkan tahapan kegiatan pembelajaran.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, langkah pendekatan PPR yang peneliti gunakan adalah konteks. Kegiatan pada konteks berupa penyampaian tujuan belajar, pemberian motivasi belajar, penyampaian cara belajar, dan pengecekan kemampuan siswa.

78

Tujuan belajar yang disampaikan kepada siswa bertujuan agar siswa mendapat gambaran mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Pemberian motivasi berupa pentingnya mempelajari himpunan karena pada kehidupan sehari-hari sering dijumpai beraneka macam kelompok yang merupakan himpunan. Selanjutnya guru menginformasikan selama berlangsung proses pembelajaran siswa akan diminta untuk berkelompok dan agar berdiskusi dengan baik. Pengecekan kemampuan siswa dengan cara mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengkaitkannya dengan yang ada dikehidupan sehari-hari tentang himpunan.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menunjukkan perwujudan pendekatan PPR berupa pengalaman. Pengalaman yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran PAKEM. Kegiatan ini diantaranya, guru memberikan persoalan mengenai kelompok tertentu yang menggambarkan suatu himpunan, persoalan mengenai penyajian himpunan, persoalan mengenai sifat-sifat himpunan, persoalan mengenai diagram Venn, serta persoalan mengenai operasi himpunan. Persoalan

dikemas dalam bentuk LKS. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. Selanjutnya siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas persoalan terkait himpunan yang diberikan guru. Hasil diskusi siswa kemudian dipresentasikan di depan kelas.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan perwujudan dari pendekatan PPR yang berupa refleksi, aksi, dan evaluasi. Guru mengajak siswa merefleksikan proses pembelajaran dengan menemukan nilai kemanusiaan yang diperoleh dari pengalaman. Refleksi dikemas dalam bentuk lembar refleksi, selanjutnya siswa mengisi lembar refleksi berdasarkan dari pengalaman yang telah diperoleh. Sebagai aksi, siswa diminta membuat lembar Venn Fun dan membuat ringkasan berupa mind mapping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami materi himpunan. Sebagai evaluasi, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut dengan memberikan beberapa pertanyaan dan kemudian siswa menjawab secara lisan maupun tulisan dalam bentuk post test untuk mengetahui tingkat pemahaman yang

80

telah diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pengertian himpunan, menyatakan yang anggota dan bukan anggota dari suatu himpunan dan menyajikan himpunan dengan menuliskan sifat yang dimilikinya. Pertemuan kedua membahas tentang notasi pembentuk himpunan, himpunan kosong dan himpunan semesta dari suatu himpunan. Pertemuan ketiga membahas tentang diagram Venn dan kardinalitas dari suatu himpunan. Pada pertemuan keempat membahas tentang himpunan bagian, himpunan kuasa dan kesamaan dari dua himpunan. Pertemuan kelima membahas tentang operasi himpunan.

Setiap pertemuan pada kegiatan awal, tahap pendekatan PPR yang digunakan yaitu konteks. Kegiatan pada konteks berupa penyampaian judul pembelajaran, pemberian motivasi serta manfaat dan tujuan mempelajari materi tersebut. Pada kegiatan inti, tahap pendekatan PPR yang digunakan yaitu pengalaman. Pada konteks pengalaman diterapkan 3 langkah-langkah model pembelajaran PAKEM yaitu pengalaman, komunikasi, dan interaksi. Pada kegiatan penutup, tahap pendekatan PPR yang digunakan yaitu refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui, langkah-langkah model

pembelajaran PAKEM yang terakhir yaitu refleksi juga diterapkan pada tahap pendekatan PPR yaitu refleksi, aksi sebagai tugas nyata dalam menghasilkan ataupun membuat mind mapping (peta pikiran) mengenai himpunan yang berguna memudahkan siswa dalam mempelajari topik himpunan, dan evaluasi sebagai suatu kegiatan merangkum materi yang telah dilalui. Penilaian hasil pembelajaan dilakukan dengan cara pengamatan dan tes tertulis dengan aspek yang dinilai yaitu competence, conscience, dan compassion.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan peneliti menggunakan PPR. Bahan ajar memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Konteks pada bahan ajar berupa pemahaman pada contoh-contoh himpunan. Pengalaman berisikan panduan materi untuk guru dalam memfasilitasi siswa belajar menggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran PAKEM. Refleksi berisikan arahan kepada siswa untuk berefleksi, melalui refleksi diharapkan siswa dapat menemukan dan yakin tentang makna nilai yang terkandung dalam pengalaman yang telah dilalui. Guru memfasilitasi siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait pengalaman belajar yang telah dialami oleh siswa dalam proses

82

pembelajaran. Aksi berisi arahan guru memberikan tugas kepada siswa yang akan membantu siswa untuk lebih memahami materi himpunan. Evaluasi berisi ajakan terhadap siswa untuk menuliskan atau menjawab secara lisan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa atau mengerjakan ulangan harian.

d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat memahami materi yang akan dipelajari dengan melalui kegiatan-kegiatan yang terdapat pada LKS.

Pada Lembar Kerja Siswa (LKS), peneliti mengembangkan berdasarkan pendekatan PPR dengan model pembelajaran PAKEM. Pemberian masalah kepada siswa merupakan tahapan PAKEM yaitu pengalaman. Berdasarkan masalah yang ada, siswa diarahkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan pengamatan. Pada kegiatan ini juga sekaligus merupakan tahap pada PPR yaitu pengalaman. Setelah siswa melakukan pengamatan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, selanjutnya siswa melakukan kegiatan tahap PAKEM yaitu komunikasi. Diakhiri dengan tahap PAKEM yaitu interaksi dimana merupakan proses pemecahan masalah yang telah dikerjakan

dan dikomunikasikan oleh siswa dengan melakukan konfirmasi dari hasil pekerjaan siswa. Pada akhir kegiatan, refleksi dilakukan oleh siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan menjawab beberapa pertanyaan yang telah tersedia. Kegiatan aksi disampaikan oleh guru setelah melaksanakan refleksi, dengan memberikan arahan kepada siswa untuk melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dan mengarahkan siswa untuk membuat mind mapping dan diikuti dengan mengevaluasi atau merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari.

e. Instrumen penilaian

Instrumen penilaian kompetensi siswa dirancang berdasarkan penilaian dalam PPR dan indikator. Penilaian dibagi menjadi tiga aspek yakni penilaian competence, conscience, dan compassion.

Penilaian competence dilihat berdasarkan hasil ulangan harian yang dilaksanakan satu kali dan terdapat 10 butir soal. Penilaian competence bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi himpunan.

Penilaian conscience diperoleh dari hasil pengamatan terhadap sikap siswa selama pembelajaran. Aspek penilaian conscience meliputi percaya diri siswa dalam menjawab semua

84

pertanyaan ketika pembelajaran berlangsung, kerjasama serta tanggung jawab siswa dalam kegiatan berkelompok.

Penilaian compassion diperoleh dari pengamatan terhadap interaksi siswa di dalam kelompoknya. Aspek penilaian compassion meliputi kepedulian siswa terhadap siswa lain, serta saling menghargai antar siswa dalam menyampaikan pendapatnya baik di depan kelas maupun di dalam kelompoknya.

Tes hasil belajar dilaksanakan satu kali. Tes hasil belajar tersebut bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang himpunan. Tes hasil belajar ini dibuat sebanyak 10 butir soal dengan komposisi 5 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Soal tes hasil belajar dirancang oleh peneliti disesuaikan dengan indikator ketercapaian kompetensi dan perkembangan kognitif siswa. Data tes hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data tersebut akan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan dari sekolah yaitu 68. Siswwa dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai 68 atau lebih dari 68. Sedangkan siswa dinyatakan tidak tuntas apabila siswa memperoleh nilai dibawa 68 dan akan mengikuti remidial.

Penilaian conscience dan compassion dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah dibuat. Sikap conscience (suara hati) siswa yang diteliti meliputi tanggung jawab dan percaya diri. Sedangkan sikap compassion (bela rasa/kepedulian) siswa yang diteliti meliputi kerja sama, saling menghargai dan peduli terhadap orang lain.

f. Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran pada materi himpunan adalah Venn Fun. Venn Fun digunakan untuk membantu siswa dalam menentukan anggota dari suatu himpunan.

Gambar 4.1 Alat Peraga Venn Fun

4. Validasi Desain Produk

Produk yang peneliti desain yaitu perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga, dan instrumen penilaian. Sebelum produk diuji cobakan, dilakukan validasi terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan produk tersebut untuk digunakan.

86

Validasi dilakukan oleh 2 ahli yaitu dosen Pendidikan Matematika dan guru matematika yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Dosen Pendidikan Matematika bernama Dewa Putu Wiadnyana Putra S.Pd., M.Sc., beliau menjadi validator perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, dan LKS,bahan ajar, alat peraga, dan instrumen penilaian. Guru matematika bernama Maria Roostika, S.Pd., beliau menjadi validator perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga, dan instrumen penilaian. Berikut adalah hasil validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat

Pembelajaran Dosen Guru Rata-rata Kriteria

Silabus 4 4.125 4.1 Baik

RPP 4.313 4.438 4.4 Sangat Baik

Bahan Ajar 4 4.6 4.3 Sangat Baik

LKS 4.222 4.778 4.5 Sangat Baik

Alat Peraga 4.375 5 4.7 Sangat Baik

Instrumen Penilaian

Competence 4.769 Sangat Baik

Conscience 4.769 Sangat Baik

Compassion 5 Sangat Baik TOTAL RATA-RATA 4,4 Sangat Baik Berdasarkan hasil validasi, diperoleh skor dengan rata-rata keseluruhan perangkat pembelajaran 4,4 artinya perangkat yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik, sesuai dengan tabel 3.11

5. Revisi Desain Produk

Setelah produk divalidasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan beberapa revisi terhadap desain produk. Terdapat beberapa kelemahan serta kekurangan dalam produk yang dibuat. Oleh karena itu masukan dari validator menjadi bahan untuk memperbaiki desain produk, agar produk yang dibuat dapat diuji cobakan. Produk yang direvisi adalah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tabel 4.2 Revisi Desain Perangkat Pembelajaran Perangkat

Pembelajaran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Silabus

Kegiatan pembelajaran perlu diperbaiki untuk mencerminkan

pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pada RPP kalimat “guru meminta siswa mem-presentasikan” diubah menjadi “siswa mempresentasikan.” Kalimat “ guru meminta siswa mengamati” diubah menjadi “siswa mengamati”.

RPP

Perlu dibuat instrumen pengukuran aspek pengetahuan dalam setiap kegiatan pembelajaran

Pada setiap pertemuan ditambahkan evaluasi yang berbentuk satu soal untuk mengukur aspek pengetahuan pada setiap pertemuan.

Bahan Ajar

Penyajian konsep materi pembelajaran masih perlu diperbaiki untuk menuju pendekatan

konstruktivis.

Penyajian konsep materi diperbaiki sehingga menuju pendekatan konstruktivis. Contohnya siswa mengalami sendiri dan mencari tahu untuk menemukan sebuah konsep.

6. Keterlaksanaan Uji coba Produk

Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli dan direvisi, selanjutnya diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba produk dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta. Tujuan uji coba

88

produk adalah untuk menyakinkan kembali bahwa produk yang telah dibuat dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran.

Uji coba terbatas dilakukan 6 kali dalam kurum waktu 1 bulan, yakni 5 kali proses pembelajaran, dan 1 kali ulangan harian. Alokasi waktu pembelajaran adalah 5 jam pelajaran × 40 menit. Sedangkan alokasi waktu untuk ulangan harian adalah 2×40 menit. Berikut jadwal pelaksanaan uji coba terbatas.

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Uji coba Produk No Hari, Tanggal Waktu Materi

1 Kamis, 6 September 2018 Jam ke 7 – 9

Pengertian Himpunan, Anggota dan Bukan anggota suatu himpunan, penyajian himpunan dengan menuliskan sifat yang dimiliki.

2 Senin, 10 September 2018 Jam ke 7 – 8

Notasi pembentuk himpunan, himpunan kosong, dan himpunan semesta dari suatu himpunan.

3 Kamis, 13 September 2018 Jam ke 7 – 9 Diagram kardinalitas himpunan. Venn dan 4 Senin, 17 September 2018 Jam ke 7 – 8

Himpunan bagian, himpunan kuasa, dan kesamaan dua himpunan. 5 Kamis, 20 September 2018 Jam ke 7 – 9

Operasi himpunan (irisan, gabungan, komplemen dan selisih). 6 Senin, 8 Oktober 2018 Jam ke 7 – 8 Ulangan Harian.

Pertemuan pertama

a. Kegiatan awal (Konteks)

Guru mengecek kesiapan siswa dan menanyakan siswa yang tidak berangkat. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan cara

belajar siswa, kesulitan ketika mempelajari matematika baik ketika di rumah maupun di sekolah. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk menyebutkan apa saja yang termasuk suatu kumpulan atau kelompok yang siswa ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Guru memotivasi siswa terkait kegunaan dan manfaat mempelajari himpunan dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap konteks dapat terlihat padda transkrip uji coba pembelajaran pada pertemuan pertama yang membahas motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

1. G : “Selamat siang anak-anak.” 2. S : “Selamat siang Bu Tika.”

3. G : “Apa hari ini ada yang tidak masuk?”

4. S : “Masuk semua Bu, tapi Ayuta masih di ruang BP Bu.” 5. G : “Oh ya sudah. Baik, kemarin kita sudah belajar

mengenai bilangan ya to, nah materi itu sudah selesai. Sekarang kita akan belajar bab baru yaitu himpunan.” “Sebelum mulai masuk ke materi, coba keluarkan selembar kertas, ini ada beberapa soal yang harus kalian jawab.”

6. S1 : “Lha Bu, belum belajar Bu.”

7. G : “Belajar masak cuma pas mau ulangan aja. Wes dibaca sek soale, njuk di kerjakan.”

“Nah kalian diminta untuk menuliskan kesulitan yang kalian hadapi tiap belajar matematika entah dirumah atau disekolah. Nomor 2 kalian diminta untuk menuliskan bagaimana cara atau harapan apa yang kalian inginkan agar belajar matematika itu menyenangkan, nyaman dan mudah mempelajari materinya. Terus yang ketiga, kalian diminta menyebutkan apa saja kumpulan atau kelompok yang kalian ketahui, disekitarmu kan banyak tu kelompok atau kumpulan, nah itu dituliskan.”

8. S1 : “Baik Bu.”

9. S2 : “Bu, maksud kelompok itu kayak laki-laki dan perempuan gitu po Bu?”

90

10. G : “Nah, itu juga bisa termasuk kelompok.”

11. S6 : “Bu, kalo kumpulan siswa itu juga kelompok Bu?” 12. G : “Betul sekali nak, itu merupakan salah satu contoh

kumpulan.”

13. S19: “Bu, apa kelompok tu cuma manusia po Bu?”

14. G : “Nah pertanyaan bagus Orvola. Kelompok bukan hanya untuk manusia, tapi hewan dan tumbuhan juga bisa membentuk kelompok. Contohnya kumpulan gajah, kumpulan binatang buas, kumpulan tanaman berakar serabut, kumpulan buah-buahan.”

15. S19: “Oh begitu ya Bu, terima kasih Bu”

16. G : “Iya. Sebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai himpunan, ini adalah tujuan pembelajaran pada hari ini. Silahkan semuanya membaca yang ada di layar. Disini kalian akan dituntuk untuk saling bekerjasama, bertanggung jawab, dan menumbuhkan rasa percaya diri pada diri kalian masing-masing.”

Gambar 4.2 Penggalian Konteks Pertemuan Pertama Transkrip uji coba pembelajaran pada penggalian konteks tersebut menunjukkan pendekatan PPR. Siswa sudah mengamati

Dokumen terkait