• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi kondisi awal siswa

Siswa kelas IV B Sabdodadi Keyongan berjumlah 14 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Pengamatan proses pembelajaran IPA kelas IV B Sabdodadi Keyongan sebelum dilakukannya tindakan terlihat siswa tidak aktif dalam pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran. Selama proses pembelajaran guru tidak mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk praktek langsung mengenai materi yang mereka pelajari.

Hasil belajar siswa pada ranah kognitif mata pelajaran IPA kelas IV Sabdodadi Keyongan masih dibawah nilai rata-rata. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa pra tindakan dengan rata-rata 6,92 dan nilai terendah 3. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau 28,57%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau 71,42%. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75. Selama proses pembelajaran IPA, guru merasa kesulitan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar, sehingga pembelajaran siswa di dalam kelas lebih pasif. Berikut tabel nilai siswa kelas IV pra tindakan.

48 Tabel6. Nilai siswa pra tindakan

Rata-rata 6,92

Nilai tertinggi 10

Nilai terendah 3

Jumlah siswa tidak lulus 10 (71,42%) Jumlah siswa lulus 4 (28,57%)

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA pada pra tindakan masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IVA SD Negeri Sabdodadi Keyongan.

2. Deskripsi Penelitian Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan satu kali dalam seminggu. Setiap pertemuan terdiri dari 2 X 35 menit.

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan merupakan rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendekatan CTL. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan jadwal penelitian

2) Memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai pendekatan CTL yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 3) Meyiapkan sumber belajar dan merancang RPP

4) Mempersiapkan dan menyusun instrumen penelitian b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan penelitian dillakukan oleh guru kelas IV B Sabdodadi Keyongan sesuai dengan RPP. Selama pembelajaran

49

IPA berlangsung, guru kelas mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pelaksanakan tindakan penelitian pertemuan pertama dilakukan pada hari Kamis, 11 Agustus 2016. Pertemuan pertama dengan tema “ Indahnya Kebersamaan” dengan sub tema “ Kebersamaan dalam Keberagaman”. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah indra pendengar dan indra pencium. Ada lima indikator yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran, diantaranya: siswa mampu menyebutkan bagian-bagian telinga, menyebutkan minimal dua penyakit telinga, menjelaskan proses mendengar, menjelaskan cara memelihara telinga, dan menyebutkan bagian-bagian hidung. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum memulai pelajaran guru menanyakan kabar siswa. Apakah ada siswa yang tidak masuk. Apakah siswa siap belajar hari ini. Kemudian guru menunjuk satu siswa untuk memimpin berdoa.

(2) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa, dengan mengajak siswa untuk bertanya jawab. Guru

50

menanyakan kepada siswa, “Siapa yang tadi pagi salat subuhnya tidak terlambat?” hanya satu siswa yang mengangkat tangannya. Kemudian guru menanyakan, “Apa yang kalian dengar tadi pagi sebelum melakukan salat subuh?”. Ada siswa yang menjawab, “ayam berkokok, dan dua siswa menjawab adzan subuh”. Kemudian guru membenarkan jawaban mereka dan menanyakan, “Kenapa kita bisa mendengar? Ada satu siswa yang menjawab dengan suara pelan, “Karena kita memiliki telinga”. Kemudian guru membenarkan jawabannya, dan menyuruh mengulanginya agar teman-temannya yang lain juga mendengar.

(3) Guru memberitahu siswa materi yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menanyakan, “Siap belajar hari ini?”. Beberapa siswa menjawab, “siap bu”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberitahu siswa bahwa mereka akan belajar secara berkelompok nanti.

b) Kegiatan Inti

Guru melakukan proses pembelajaran dengan berpedoman RPP yang telah dirancang, yaitu dengan pendekatan CTL. (1) Konstruktivisme. Kegiatan ini dimulai guru dengan

51

perjalanan menuju sekolah tadi mendengar suara peluit bapak polisi yang sedang mengatur lalu lintas di jalan. Guru kemudian mengkaitkan materi indra pendengar dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru menanyakan, “Tadi pagi siapa yang mendengarkan adzan subuh?” Hanya ada satu siswa yang mengangkat tangannya, sedangnya sebagian siswa tampak diam. Kemudian guru menanyakan, “Kenapa kita bisa mendengar? Kenapa kita bisa tahu itu suara adzan? Bagaimana proses suara sampai ke telinga kita?” Tidak ada anak yang menjawab, semuanya diam. Guru berusaha membantu, dan memotivasi siswa agar berani mengungkapkan jawabannya. Tetapi tetap tidak ada siswa yang berpendapat. Guru memerintahkan siswa untuk memegang daun telinga mereka masing-masing. Guru menanyakan, “Semua punya daun telinga?”. Siswa menjawab, “Punya”. Guru mengatakan, “Dari situlah bunyi ditangkap oleh daun telinga kita, kemudian disalurkan ke bagian dalam telinga kita. Guru menanyakan, “Semua yang ada di sini sudah sarapan?” Ada siswa yang menjawab sudah dan ada siswa yang menjawab belum. Guru melanjutkan bertanya, “ Tadi ada yang membantu ibu memasak tidak? Ayo anak putri

52

ini terutama?”. Semua siswa kelihatan diam. Guru melanjutkan, “Tidak ada yang membantu ibu ya?” Kalau begitu ibu guru mau bertanya, “Ada yang pernah mencium bau bawang merah, bawang putih, atau bau masakan yang dimasak ibu dirumah? Dua siswa mengangkat tangan. Guru melanjutkan nah hari ini kita belajar indra pendengar dan penciuman, nanti kalian akan belajar secara berkelompok dan melakukan percobaan bersama terkait kedua indra tersebut.

Konstruktivistik yang seharusnya dibangun sebagai pengetahuan awal siswa kurang maksimal dilakukan karena, guru lebih banyak bercerita dibandingkan siswa yang aktif bercerita mengenai pengalamannya. Guru terlalu singkat dalam memberi motivasi kepada siswa, sehingga belum ada siswa yang termotivasi untuk menceritakan pengalamannya.

(2) Masyarakat belajar. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar. siswa dibagi menjadi 4 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 dan 3 anak. Setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang heterogen. Kelompok dibagi oleh guru, karena guru mengetahui karakteristik setiap siswanya.

53

Pada pertemuan pertama, masyarakat belajar belum terlaksana secara maksimal. Setiap kelompok hanya terdapat satu siswa yang bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga siswa yang lain tampak bermain sendiri dan berbicara dengan teman yang lainnya. Guru belum memantau secara merata terhadap setiap kelompok, sehingga ada satu kelompok yang kurang mendapat bimbingan guru saat percobaan dan penyimpulan.

(3) Pemodelan. Setelah pembagian kelompok, peneliti kemudian membagikan alat praktek yang mereka gunakan dalam percobaan. Dalam pemodelan ini siswa melakukan pemodelan mengenai indra penciuman. Guru menganjurkan siswa untuk membaca buku teks dan mencermati langkah percobaannya. Kemudian, guru memberi model contoh kepada siswa bagaimana langkah kerja dalam percobaan.

Ketika guru memberikan contoh pemodelan, tidak semua siswa dalam kelompok memperhatikan. Ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman yang lainnya, ada satu siswa yang membaca buku bacaan di luar materi, dan ada beberapa siswa yang tampak bermain.

54

(4) Inkuiri.Guru membimbing agar setiap anggota kelompok melakukan kegiatan sesuai petunjuk yang ada pada lembar kegiatan percobaan. Siswa melakukan percobaan dengan menutup mata kemudian menebak bau apa yang mereka cium. Guru menyuruh agar setiap anggota kelompok bekerja sama di dalam mengerjakan tugas yang ada pada lembar kerja. Guru mengatakan bahwa siswa akan belajar melalui percobaan yang mereka lakukan secara berkelompok. Guru memantau setiap kelompok, dan memberikan bimbingan apabila ada kelompok yang kesulitan dalam kerja kelompok.

Setiap anggota kelompok melakukan percobaan kepekaan terhadap indra pendengar dan indra penciuman. Ada dua kelompok yang yang melakukan percobaan tidak sesuai dengan langkah kerja yang tertulis, sehingga guru menegur dan menyuruh untuk mengulanginya. Dalam kegiatan inkuiri ini nampaknya sebagian besar siswa masih kelihatan kebingungan didalam menyimpulkan hasil percobaan yang mereka lakukan. Siswa belum dapat mengkaitkan antara kegiatan percobaan yang mereka lakukan dengan materi yang mereka pelajari.

55

(5) Bertanya. Guru bertanya kepada siswa, “Ada yang sudah selesai melakukan percobaan? Apa yang kamu dapatkan dari percobaan tersebut?”. Tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan guru tersebut. Setelah semua siswa selesai melakukan percobaan, guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jawab mengenai hasil kesimpulan yang mereka dapatkan setelah melakukan percobaan tersebut. Guru membimbing siswa untuk perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kesimpulan dari percobaan mereka.

Kegiatan tanya jawab tidak berjalan sesuai rencana, guru hanya menanyakan, “apakah ada yang ingin mengungkapkan pendapatnya?” Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan refleksi, sehingga siswa tidak ada kesempatan bertanya jawab mengenai hasil kesimpulan dari percobaan tersebut.

(6) Refleksi. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang mereka pelajari hari ini, namun siswa masih nampak kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai materi yang dipelajari hari ini. Guru kemudian menyimpulkan sendiri materi yang dipelajari hari ini dan siswa mendengarkan.

56

(7) Penilaian autentik. Saat presentasi, guru memberikan penilaian dan memberi skor pada setiap anggota kelompok. Anggota kelompok yang mendapat skor tertinggi diberi penghargaan, sedangkan anggota kelompok yang skornya masih rendah diberi motivasi dan semangat untuk belajar lebih giat lagi. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai pembelajaran pada hari ini. Namun belum ada siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya.

Kegiatan dalam penilaian autentik ini, seharusnya setiap kelompok siswa memberikan komentar terhadap hasil kesimpulan percobaan kelompok siswa yang lainnya. Tetapi dalam pelaksanaannya hanya guru yang melakukan penilaian terhadap kinerja kelompok, karena keterbatasan waktu.

c) Kegiatan Akhir

Pada akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan pada siswa mengenai materi yang mereka pelajari bersama secara singkat kemudian menutup pelajaran. Pada akhir pembelajaran ini seharusnya guru memberikan kesempatan pada siswa secara bersama-sama untuk menyimpulkan hasil diskusi mereka dan materi yang mereka pelajari pada hari

57

itu. Tetapi pada pelaksanaannya, guru menyimpulkan materi sendiri dan siswa mendengarkan.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 16 Agustus 2016. Pertemuan kedua dengan tema “ Indahnya Kebersamaan” dengan sub tema “ Kebersamaan dalam Keberagaman”. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua ini masih berkaitan dengan panca indra, yaitu indra pengecap dan indra penglihatan. Ada dua indikator yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran, diantaranya: siswa mampu menyebutkan bagian-bagian lidah dan bagian-bagian-bagian-bagian mata. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Ketika memasuki kelas, guru menanyakan apakah sudah berdoa. Kemudian siswa menjawab sudah.

(2) Guru melanjutkan dengan menyampaikan materi yang dipelajari hari ini dan indikator yang harus siswa capai setelah mengikuti pembelajaran ini.

(3) Guru mengulang materi yang disampaikan kemarin secara global mengenai panca indra, sebagai bentuk penguatan.

58 b) Kegiatan Inti

(1) Konstruktivistik. Guru menanyakan, “Siapa yang hari ini sarapan?” Hampir semua siswa mengangkat tangannya. Guru kemudian menunjuk satu siswa, “Wafi tadi sarapan pakai lauk apa?” Wafi menjawab, “Tempe buk”. Rasanya bagaimana?. “Enak bu” , jawab Wafi. Guru kemudian menanyakan lagi, “Maksud ibu, rasanya manis, pedas, pahit, atau gurih?”. Wafi menjawab, “Gurih bu”. Minumnya tadi apa Wifi, guru melanjutkan pertanyaan. Wafi menjawab, “Teh bu”. Rasanya bagaimana? Wifi menjawab, “Manis bu”. Nah anak-anak kita hari ini belajar menganai indra pengecap, kita akan mempelajari bagian-bagian lidah yang dapat merasakan rasa manis, pahit, asam, dan asin.

Sebelum kita masuk ke materi, coba kalian tutup matanya! Semua siswa kemudian menutup matanya. Guru bertanya, “Apa yang kalian lihat? Semua siswa menjawab, “Ya tidak kelihatan bu”. Iya pintar anak-anak, tidak kelihatan, kan ditutup. Guru kemudian memerintahkan membuka kembali matanya. Hari ini kita akan melakukan pecobaan yang berkaitan dengan dua indra tersebut. Kalian senang? Siswa menjawab, “Iya bu”.

59

(2) Masyarakat belajar. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar berdasarkan kelompok yang dibentuk sebelumnya. Setiap kelompok kemudian mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan. Guru membimbing pembagian tugas dalam kelompok, agar semua siswa dalam kelompok ikut bekerja sama dan belajar dalam kegiatan kelompok. Pembagian tugas dilakukan agar semua siswa dapat belajar, dan sebagai bentuk perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan satu.

(3) Pemodelan. Guru memberikan contoh pemodelan mengenai percobaan yang mereka lakukan. Dalam pemodelan ini siswa melakukan pemodelan mengenai indra pengecap. Guru meminta satu siswa setiap kelompok sebagai perwakilan maju ke depan untuk melakukan pemodelan.

(4) Inkuiri. Setelah setiap siswa sebagai perwakilan kelompok melakukan pemodelan dengan dibimbing guru, kemudian kembali ke kelompoknya masing-masing. Setiap siswa dalam kelompok membaca panduan percobaan, agar semua siswa paham. Kemudian melakukan percobaan secara bersama-sama. Siswa melakukan percobaan dengan merasakan

60

berbagai macam rasa seperti manis, pahit, asin untuk menguji kepekaan indra pengecap. Siswa yang maju tadi melakukan pemodelan bertugas mengajari temannya yang belum paham.

Dalam kegiatan inkuiri, masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan kelompok, sehingga belum dapat menemukan titik temu antara materi yang dipelajari dengan percobaan yang dilakukan.

(5) Bertanya. Pada kegiatan tanya jawab ini, guru hanya menanyakan, “Apakah ada yang berpendapat mengenai hasil kesimpulan dari percobaannya?” Siswa nampak diam semua. Guru kemudian tidak melanjutkan kegiatan tanya jawab.

(6) Refleksi. Guru menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan dan mengaitkan dengan materi yang dipelajari.

(7) Penialian autentik. Guru memberikan penghargaan pada siswa atas hasil percobaan yang mereka lakukan.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberi penguatan secara global mengenai materi yang mereka pelajari. Kemudian memberikan soal sebagai pengukuran

61

kompetensi pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan panduan lembar observasi untuk guru dan siswa. Pengamatan yang dilakukan selama 2 pertemuan adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan pertemuan 1

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, masih terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan pada aktivitas guru dan siswa. Ditinjau dari aktivitas guru, pada awal pembelajaran guru dapat membuka pelajaran dengan memotivasi siswa untuk belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik sesuai RPP. Tetapi dalam membangun pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa belum dilakukan guru dengan baik. Guru masih dominan bercerita karena tidak ada siswa yang mengemukakan pendapatnya, sehingga siswa lebih pasif. Dalam melakukan tanya jawab dengan siswa, guru lebih sering menjawab sendiri pertanyaan yang diberikan kepada siswa karena tidak ada siswa yang mau menjawab. Ketika kegiatan belajar kelompok, guru belum secara merata membimbing

62

belajar dalam kelompok kecil dan memantau kerja setiap kelompok. Terdapat beberapa komponen CTL yang belum terlaksanakan seperti kegiatan tanya jawab belum terlaksana dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Guru menyimpulkan pembelajaran sendiri, tanpa melibatkan siswa, sehingga siswa hanya menerima saja hasil kesimpulan akhir.

Ditinjau dari aktivitas siswa selama pembelajaran, siswa masih belum dapat bekerja secara berkelompok. Masih ada sebagian siswa yang bermain sendiri saat belajar secara berkelompok, sehingga hanya satu dua siswa yang mengerjakan tugas kelompok. Selama proses pembelajaran, tidak ada siswa yang mau mengungkapkan pendapatnnya mengenai hasil diskusi mereka secara kelompok. Siswa juga belum mampu mengkonstruksi pengetahuan yang didapatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara berkelompok, sehingga guru harus membantu dalam menyusun kalimat dalam menyimpulkan hasil percobaan. Tidak ada siswa yang menanggapi apersepsi, ketika guru meminta untuk menceritakan pengalaman belajarnya, siswa yang ditunjuk saja masih enggan untuk berbicara. Ketika pembahasan hasil kesimpulan kelompok, belum ada siswa yang mau berpendapat maupun bertanya.

63

Pada pertemuan kedua bagian pembukaan awal, guru hanya membuka pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar yang akan mereka lakukan nanti. Pada awal pembelajaran guru tidak melakukan apersepsi dan pertanyaan pembuka dengan siswa, sehingga langsung masuk ke tahap inti pembelajaran. Pada pertemuan kedua, guru lebih merata dalam membimbing kelompok belajar, sehingga semua kelompok mendapat kesempatan yang sama. Guru membimbing kelompok belajar dengan membagi-bagi tugas kepada siswa dalam setiap kelompok, sehingga semua siswa mempunyai peran dalam kelompok. Pada akhir pembelajaran, guru sudah menanyakan mengenai pendapat siswa dari hasil percobaan yang mereka lakukan, tetapi pada akhirnya guru tetap harus membantu menyimpulkan materi .

Ditinjau dari aktivitas siswa, sudah ada satu siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya mengenai hasil percobaan mereka. Hampir semua siswa dalam masyarakat belajar mau bekerja sama dengan temannya, walaupun masih ada beberapa anak yang terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan temannya yang lain. Siswa sudah mampu menyimpulkan hasil diskusi dan percobaan mereka walaupun dibimbing dengan guru. Sudah ada satu siswa yang mau bertanya mengenai materi yang belum jelas.

64 d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus 1 untuk mengetahui kekurangan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama siklus I, terdapat beberapa kekurangan yang ada pada tindakan siklus 1 dan rencana perbaikan pada siklus II disajikan pada tabel berikut, untuk memudahkan dalam perencanaan perbaikan.

Tabel7. Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan dilakukan pada Siklus II

Refleksi siklus 1 Rencana perbaikan

Kerja kelompok belum berjalan dengan baik, hanya terdapat satu, dua siswa yang bekerja. Sedangkan teman yang lain bermain, dan berbicara sendiri. (masyarakat belajar)

Guru membimbing pembagian tugas dan meminta siswa yang aktif agar dapat mengajari temannya yang lain, sehingga semua siswa dapat berdiskusi. Belum terdapat siswa yang menceritakan

pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pada saat itu. (konstruktivisme)

Guru membimbing siswa agar dapat mengaitkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dengan materi yang dipelajari.

Siswa belum mau menyampaikan pendapatnya untuk menyimpulkan materi pada setiap akhir pelajaran. (refleksi)

Setiap kelompok diajak agar

menyampaikan kesimpulan

pembelajaran pada hari itu, sehinga semua anak dapat aktif dalam kelas. Dalam melakukan percobaan siswa sering

dibantu guru dan belum dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik. (inkuiri)

Guru membimbing menyimpulkan hasil

percobaan dengan membantu

mengaitkan pengalaman siswa dengan yang didapat dari hasil percobaan. Pada sesi diskusi kelas (tanya jawab) guru

terlalu cepat memberikan jawaban, sehingga siswa tidak berkesempatan untuk dapat menjawab. (tannya jawab)

Guru tidak langsung memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, tetapi membimbing siswa untuk dapat menjawab.

Percobaan yang dilakukan siswa belum sesuai dengan langkah-langkah percobaan, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan percobaan yang diharapkan. (pemodelan)

Siswa dibimbing agar membaca secara seksama langkah percobaan, sehingga semua siswa memahami kegiatan percobaan tersebut.

65

Dilihat dari aktivitas siswa pada tindakan siklus I, siswa masih terlihat kurang aktif. Beberapa komponen aktivitas siswa masih belum terlaksana dengan maksimal, seperti aktivias mengemukakan hasil diskusi dan tanya jawab. Belum ada siswa yang mengemukakan hasil diskusi kelompok mereka, dan hanya ada satu siswa yang bertanya, padahal apabila dilihat dari nilai kompetensi pengetahuan siswa masih banyak yang nilainya di bawah KKM.

Hasil tes belajar siswa siklus 1 menunjukkan 42,86% siswa yang mencapai nilai KKM dengan sebelum pra tindakan 28,57 % siswa yang mencapai KKM. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 7,25 sedangkan sebelum pra tindakan 6,92. Berikut tabel nilai siswa pada siklus I

Tabel8. Nilai siswa siklus I

Rata-rata 7,25

Nilai tertinggi 9,5

Nilai terendah 5

Jumlah siswa lulus 6 (42,86%) Jumlah siswa tidak

lulus 8 (57,14%)

Apabila disajikan dalam bentuk diagram batang hasil kompetensi penilaian kognitif siswa sebagai berikut.

66

Gambar 3. Diagram batang hasil tes siswa siklus I

Dari diagram di atas dapat disimpulkan setelah dilakukan tindakan siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas pra tindakan sebesar 6,92 meningkat menjadi 7,25 setelah tindakan siklus 1. Jumlah siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa (28,57%) meningkat menjadi 6 siswa (42,86%) setelah tindakan siklus 1.

Peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 1. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siswa, masih terdapat kekurangan sehingga perlu diadakan perbaikan ke tindakan siklus II. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM belum 70%, dan ada beberapa komponen CTL yang belum terlaksana sesuai RPP. Oleh karena itu peneliti membuat RPP untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada hasil observasi kekurangan yang ada selama proses pembelajaran baik pada aktivitas siswa maupun aktivitas guru akan diperbaiki pada perencanaan tindakan siklus II.

67 3. Deskripsi Penelitian Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus II ini merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, yang disesuaikan

Dokumen terkait