• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Proses Belajar 1. Hakikat Belajar

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 1) belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Terdapat beberapa tahapan dalam belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting yaitu:

a. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi, b. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi,

c. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah: 2003)

Proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya, mulai dari peserta didik memperoleh informasi dari pendidik maupun belajar secara mandiri. Setelah memperoleh informasi, informasi tersebut kemudian di simpan, kemudian tahapan terakhir adalah kemampuan peserta didik dalam memunculkan informasi tersebut ketika dibutuhkan.

Menurut Daryanto (2010: 2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

11

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sependapat dengan Sudjana (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008:2), belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Sedangkan Slameto (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang akibat dari adanya proses belajar. Lebih jauh Slameto memberikan ciri-ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar, antara lain: a) terjadi secara sadar, b) bersifat kontinyu dan fungsional, c) bersifatl positif dan aktif, d) bukan bersifat sementara, e) bertujuan dan terarah, dan f) mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

12

2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. Menurut

Association for Educational Communication and Technology (AECT)

dalam Abdul Majid (2013: 5) pembelajaran (instructional) merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan. Sependapat menurut Oemar Hamalik (2011: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Pada dasarnya dapat ditarik kesimpulan, pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki unsur-unsur sumber belajar, yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan pokok, yaitu: pertama, bagaimana guru melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana guru menyampaikan tindakan ilmu pengetahuan melalui kegiatan belajar. Dengan demikian makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal yang dilakukan guru dalam mengkondisikan seseorang untuk belajar.

13

Menurut Oemar Hamalik (2011: 65) terdapat tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, yaitu:

a. Rencana, yaitu penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

b. Kesaling tergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Setiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

c. Tujuan, sistem pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar.

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang baik akan dapat membantu siswa dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang direncanakan dengan melihat berbagai faktor yang ada akan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik.

3. Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula (Hamzah Uno: 2012: 153). Sedangkan menurut Daryanto (2011: 54) kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran

14

seni. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran untuk menghasilkan luaran yang baik. Dimensi dan indikator kualitas pembelajaran menurut Hamzah Uno (2012: 158) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Dimensi dan Indikator Kualitas Pembelajaran

Dimensi perbaikan

kualitas pembelajaran Indikator pembelajaran perbaikan kualitas Strategi pengorganisasian

pembelajaran - Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu semester - Menata bahan ajar yang akan

diberikan setiap kali pertemuan - Memberikan pokok-pokok materi

kepada siswa yang akan diajarkan - Membuatkan rangkuman atas

materi yang diajarkan setiap kali pertemuan

- Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama - Memberikan tugas kepada siswa

terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

- Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

Strategi penyampaian

pembelajaran - Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran - Menggunakan berbagai media

dalam pembelajaran

- Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

Strategi pengelolaan

pembelajaran - Memberikan motivasi atau menarik perhatian - Menjelaskan tujuan pembelajaran

kepada siswa

- Mengingatkan kompotensi prasyarat

- Memberikan stimulus

- Memberikan petunjuk belajar - Menimbulkan penampilan siswa - Memberikan umpan balik - Menilai penampilan - Menyimpulkan

15

Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini ditinjau dari beberapa segi, antara lain:

a. Keterampilan Guru

Guru merupakan pelaku otonomi kelas yang memiliki peran untuk melakukan reformasi kelas, dalam rangka melakukan perubahan perilaku peserta didik melalui proses pembelajaran. Ada beberapa keterampilan guru dalam mengajar. Adapun keterampilan yang harus dimiliki seorang guru menurut Marno dan Idris (2012: 83) adalah sebagai berikut:

a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatih bagi guru. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir setiap kegiatan. Keterampilan ini sangat penting dalam membantu siswa menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum, atau prosedur dari pokok bahasan yang telah dipelajari.

16

Menurut Marno dan Idris (2012:83), terdapat komponen-komponen dalam membuka pelajaran antara lain:

(1) Membangkitkan perhatian/minat siswa (2) Menimbulkan motivasi

(3) Memberi acuan atau struktur (4) Menunjukkan kaitan

Sedangkan menurut Marno dan Idris (2012: 91) cara-cara yang dilakukan guru dalam menutup pelajaran, antara lain:

(1) Meninjau kembali (2) Mengevaluasi

(3) Memberi dorongan psikologi atau sosial b) Keterampilan menjelaskan

Kegiatan menjelaskan merupakan aktivitas mengajar yang tidak dapat dihindari oleh guru. Untuk menyampaikan bahan pelajaran yang berkaitan dengan hubungan antar konsep, guru perlu menjelaskan secara runtut. Oleh karena itu keterampilan mengajar harus dikuasai oleh guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami suatu materi pelajaran. Menurut Marno dan Idris (2012: 105) unsur-unsur atau komponen-komponen keterampilan menjelaskan sebagai berikut:

(1) Orientasi/ pengarahan (2) Bahasa yang sederhana

17 (3) Contoh yang baik dan sesuai

(4) Struktur yang jelas, dengan penekanan pada pokok bahasan (5) Variasi dalam penyajian

(6) Latihan dan umpan balik c) Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/ balikan dari orang lain. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengungkapan yang tepat akan:

(1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. (2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu

masalah yang sedang dibicarakan.

(3) Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

(4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik.

(5) Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas. d) Keterampilan memberikan penguatan

Menurut Moh Uzer Usman (2006:80) penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal atau nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang

18

bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi. Tujuan pemberian penguatan antara lain:

(1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran (2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar

(3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif

e) Keterampilan mengadakan variasi

Variasi menurut Moh Uzer Usman (2006:84) adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Tujuan dan manfaat pengadaan variasi, diantaranya:

(1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa

(2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Menurut Moh Uzer Usman (2006:94) diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

19

Menurut Moh Uzer Usman (2006:97) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

h) Keterampilan mengelola kelompok kecil

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar anatara 3-8 orang untuk kelompok kecil. Guru tidak hanya menghadapi satu kelompok saja selama pembelajaran. Guru mengahadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok,dengan bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Hakikat pengajaran ini adalah:

(1) Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

(2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya dan kemampuannya masing-masing.

(3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya. Dalam Depdiknas (2010: 8) disebutkan bahwa indikator kualitas pembelajaran pendidik (guru) sebagai berikut:

a. Membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar. b. Menguasai disiplin ilmu.

c. Memahami keunikan setiap siswa dengan setiap kelebihan, kekurangan, dan kebutuhannya.

20

d. Menguasai pengelolaan pembelajaran yang tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran.

b. Aktivitas Siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat aktivitas siswa. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat, menurut Paul B. Dierech dalam Sardiman (2012:101) membagi aktivitas belajar sebagai berikut:

(1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, dan percobaan.

(2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

(3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, dan pidato.

(4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, dan angket.

(5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

(6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, dan berkebun.

21

(7) Mental activities, contohnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan melihat keputusan.

(8) Emotional activities, contohnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, dan berani.

Dalam proses pembelajaran hendaknya terdapat beberapa aktivitas siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih aktif di dalam kelas. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan atau hanya menerima transfer ilmu dari guru, tetapi juga diimbangi dengan aktivitas lainnya seperti oral activities, writing activities, motor activities, dan aktivitas siswa lainnya.

Menurut Depdiknas (2010: 8) disebutkan bahwa indikator perilaku siswa antara lain:

a. Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar.

b. Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya.

c. Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya secara bermakna.

d. Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya.

e. Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap, dan bekerja produktif.

22

f. Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum sekolah.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar dan bentuk realisasi tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Nawawi (Ahmad Susanto, 2013:5) menyatakan hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2012: 61) hasil belajar dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi. Hasil belajar menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan baik dilihat dari aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif akibat dari adanya proses belajar. Hasil belajar, dapat digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran,sehingga dapat dijadikan evaluasi dalam pembelajaran.

23

Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Karena tidak semua perubahan yang terjadi, termasuk dari hasil proses belajar. Hasil belajar, hanya didapatkan dari proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Hasil belajar inilah yang nantinya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) dengan pencapaian nilai minimal tertentu yang ditentukan oleh satuan pendidikan melalui guru mata pelajaran, tuntas tidak tuntasnya suatu penilaian hasil belajar ditentukan oleh standar ukuran pencapaian nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa. Dengan adanya KKM yang sudah ditentukan pada masing-masing mata pelajaran, akan

24

membantu mengetahui sejauh manakah hasil belajar yang sudah dapat dicapai peserta didik.

B. Hakikat IPA

Menurut Ahmad Susanto (2013: 167) sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Savierrna Rizema Putra (2013:21), sains adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan serta menginvetigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. Berdasarkan pemaparan tersebut sains dapat disimpulkan sebagai pengetahuan yang mempelajari mengenai alam semesta dan fenomena yang ada didalamnya, dengan segala aspeknya yang bersifat empiris.

Menurut Ahmad Susanto (2013: 87) tujuan pembelajaran IPA di SD dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), antara lain:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

25

c. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Salah satu tujuan IPA adalah untuk pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam hal ini diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-harinya.

C. Pembelajaran IPA di SD Kelas IV

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh pada jenjang SD. IPA SD kelas IV mempelajari tentang fungsi alat tubuh manusia, bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, hewan dan jenis makanannya, daur hidup makhluk hidup, makhluk hidup dan

26

lingkungannya, benda dan sifatnya, gaya, energi panas dan energi bunyi, perubahan kenampakan pada bumi, sumber daya alam. Materi yang dipelajari peserta didik dalam mata pelajaran IPA ini lebih condong dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Karena lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka, maka akan lebih baik apabila menggunakan metode pembelajaran yang berdasarkan pengalaman konkrit mereka.

Ruang lingkup IPA kelas IV ini dibagi menjadi dua garis besar, yaitu IPA yang dipelajari pada semester satu dan IPA yang dipelajari pada semester dua. Pada semester satu ini materi yang dipelajari mencangkup fungsi dan alat tubuh manusia, bagian tumbuhan dan fungsinya, hewan dan jenis makanannya, daur hidup makhluk hidup, makhluk hidup dan lingkungannya, benda dan sifatnya.

Menurut Carin & Sund dalam Sitiatava Rizema Putra (2013: 61), mengungkapkan karakteristik pembelajaran berbasis sains sebagai berikut:

1. Siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam aktivitas belajar, dan mengarahkan siswa pada discovery atau inkuiri terbimbing.

2. Siswa perlu didorong melakukan aktivitas yang melibatkan pencarian jawaban bagi masalah dalam masyarakat ilmiah dan teknologi.

3. Siswa perlu dilatih learning by doing (belajar dengan berbuat sesuatu), kemudian merefleksikannya. Siswa harus secara aktif

27

mengkonstruksi konsep, prinsip, dan generalisasi melalui proses ilmiah.

4. Guru perlu menggunakan berbagai pendekatan/ metode pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran IPA. Siswa juga perlu diarahkan pada pemahaman produk dan materi ajar melalui aktivitas membaca, menulis, dan mengunjungi tempat tertentu.

Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan di atas, sains memiliki karakteristik yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan mengarahkan pada inkuiri terbimbing. Hal tersebut sesuai dengan beberapa komponen yang terdapat dalam CTL yaitu bertanya, inkuiri, dan konstruktivisme. Ketiga komponen dalam CTL tersebut akan membantu siswa lebih aktif, mampu menemukan sendiri (inkuiri) dalam pembelajaran, dan mampu mengkonstruksi pengetahuan yang didapat dengan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait