• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kesepakatan dengan guru, pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Selasa, 26 Maret 2013 dan dilanjutkan pada hari Selasa, 23 April 2013. Penelitian tindakan dilakakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dimana setiap pertemuan terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SDN Kalongan dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri.

4.2.1 Siklus 1

Pada siklus 1 peneliti ingin menjawab masalah yang ada di kelas IV SDN Kalongan yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar, peneliti menerapkan model

47

nilai toleransi peneliti menerapan modul Living Values dalam kegiatan pembelajarannya. Penerapan modul Living Values yang peneliti tawarkan yaitu

melalui video kisah nyata “Globalisasi Makanan”. Permasalahan yang masih

ditemui pada pra siklus yaitu prestasi belajar siswa belum mencapai nilai KKM (75,00), nilai yang diperoleh sebesar 69,88 terhitung 6 siswa yang sudah mencapai nilai KKM dan 14 siswa yang belum mencapai KKM. Sikap hormat siswa dalam kerja sama pada pra siklus juga masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan siswa yang masih suka mengejek temannya yang memiliki kekurangan, berbicara tidak sopan dengan guru, suka memilih-milih teman, dan susah untuk diatur dalam belajar dalam kelompok, serta suka berkelahi dengan temannya karena saling mengejek. Dari data tersebut kemudian peneliti mengadakan tindakan pada siklus 1, dan hasil penelitian siklus 1 adalah sebagai berikut:

4.2.1.1Perencanaan

Dalam perencanaan siklus 1 peneliti menyiapkan materi pembelajaran tentang “menyikapi pengaruh globalisasi yang ada di lingkungannya”, membuat RPP dan silabus, membuat video sebagai sumber belajar, menyiapkan media pembelajaran dan LKS, menyiapkan instrument tes yang sudah diuji validitasnya, menyiapkan perekam sebagai alat dokumentasi dan menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

4.2.1.2Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus pertama dilakukan pada hari Selasa, 26 Maret 2013 kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP yang dibuat oleh peneliti. Siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 3jp (3 x 35 menit). Dalam pembelajaran ini siswa diajak belajar dengan metode baru sesuai dengan kegiatan yang ada pada modul Living Values dengan model pembelajaran Cooperative Learning. Dalam pembelajaran sebelumnya, siswa sudah belajar dengan guru kelas tentang arti globalisasi, ciri-ciri adanya gobalisasi serta berbagai hal yang dipengaruhi adanya globalisasi. Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang globalisasi dengan melihat gambar-gambar hasil dari adanya pengaruh globalisasi yang ditampilkan dalam bentuk powerpoint. Setelah siswa teringat kembali,

48

kemudian siswa diajak melihat video tentang “Globalisasi Makanan” lalu siswa diminta untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang mereka rasakan setelah melihat video yang telah diputarkan tadi dan mencoba menceritakan tentang pengalamannya sendiri yang masih berhubungan dengan video “Globalisaasi

Makanan”. Dalam pemutaran video ini peneliti mengulang dua kali karena pada

pemutaran video yang pertama tidak jelas dan ada sedikit gangguan teknis.

Pada kegiatan berikutnya peneliti memberikan sebuah tes uraian dalam bentuk kasus yang berhubungan dengan sikap toleransi sesuai dengan video yang telah mereka lihat. Dari kasus yang diberikan tersebut, peneliti berharap siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Setelah siswa selesai mengerjakan tes uraian yang diberikan peneliti, pembelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa dalam lima kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap kelompok ditugaskan untuk membuat poster tentang globalisasi makanan dengan menggabungkan ide-ide yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Setelah selesai membuat poster, perwakilan tiap kelompok menunjukkan hasil kerja kelompoknya dan menjelaskannya di depan kelas. Di akhir pembelajaran siswa mendapatkan penegasan tentang sikap toleransi dalam menanggapi pengaruh globalisasi dan dilanjutkan merangkum bersama-sama dengan guru. Sebelum menutup pembelajaran pada hari ini, siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4.2.1.3Pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan dan selama siswa mengerjakan kasus tentang menyikapi adanya globalisasi yang diberikan dalam pembelajaran, peneliti sekaligus melakukan pengamatan yang dibantu oleh guru kelas dan empat teman peneliti. Berdasarkan hasil jawaban dari kasus yang peneliti berikan dan pengamatan yang dilihat dari anekdot yang dibuat oleh dua teman peneliti serta video, selama pembelajaran berlangsung kegiatan belajar mengajar terlihat lancar dan menarik perhatian siswa. Selain itu dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas diceritakan bahwa siswa-siswa sangat tertarik dan lebih konsentrasi dengan pembelajaran yang dilakukan. Saat pembelajaran berlangsung guru juga berpendapat bahwa ada beberapa yang harus diperbaiki yaitu dalam memberikan

49

waktu kepada siswa untuk berbicara atau berpendapat serta penataan tempat duduk yang terlalu berdekatan yang mengakibatkan mereka berbicara sendiri dengan teman-temannya.

Dari pengamatan peneliti secara keseluruhan, sebagian besar siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini, namun ada beberapa siswa belum menunjukkan sikap toleransinya. Terlihat ketika siswa belajar dalam kelompok, mereka masih suka mengejek satu dengan yang lain dan saling mengatur temannya serta ada siswa yang tidak mau menerima pendapat orang lain. Selain itu ada pula yang sudah terlihat meningkat sikap toleransinya yaitu saat salah satu siswa menawarkan diri bertukar tempat duduk dengan temannya ketika melihat temannya kedinginan terkena AC, ada juga siswa yang saling membantu saat temannya sedang kesusahan dalam memperbaiki call card.

Berdasarkan hasil uji soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa, pada siklus 1 ini sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dengan nilai rata-rata kelas dari gabungan ketiga aspek adalah 79,95 pada pra siklus hanya 69,88 sedangkan rata-rata nilai aspek kognitif pada pra siklus 65,45 dan meningkat pada siklus 1 menjadi 71,34. Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru dan anekdot yang dibuat oleh pengamat sikap hormat dalam hal toleransi sudah terlihat ada perubahannya dibanding dengan sebelumnya. Peningkatan tersebut dapat didukung juga dari hasil nilai para siswa dalam aspek afektif yang meningkat dari pra siklus ke siklus 1 dengan rata-rata nilai pada para siklus sebesar 72,2, kemudian di siklus 1 meningkat menjadai 88,50. Sedangkan dalam aspek psikomotorik siswa juga mengalami peningkatan dari hasil pada pra siklus 72,00 menjadi 80,00 di siklus 1.

4.2.1.4Refleksi

Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan siklus pertama. Dalam pelaksanaan tindakan siswa masih terlihat kurang kondusif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa masih susah diatur dan lebih asyik berbicara sendiri dengan temannya, selain itu masih banyak yang terlihat tidak toleransi dengan temannya dengan saling mengejek dan suka mengatur yang kemudian berakibat pertengkaran. Dari permasalahan tersebut kemungkinan penyebabnya adalah

50

tempat duduk yang terlalu berdekatan, peneliti yang kurang mengikutsertakan siswa dalam menjelaskan video atau mengungkapkan pikirannya seharunya peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk berpendapat, serta siswa yang sudah memiliki kelompok-kelompok sendiri sehingga saat dibuatkan kelompok oleh peneliti tidak mau bergabung dan susah diajak belajar bersama dalam kelompoknya. Selain itu pembelajaran dalam siklus ini peneliti juga mengalami kendala yang cukup berarti yaitu ketika menunjukkan video sebagai sumber belajar kepada siswa, dalam pemutaran video tidak berjalan dengan lancar sehingga peneliti harus memutar ulang video tersebut. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran ini akan bertambah sehingga tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Kelebihan pada siklus 1 ini yaitu semua kegiatan yang sudah ditulis dalam RPP oleh peneliti dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Semua siswa juga terlihat aktif dan sangat antusias saat mengikuti semua kegiatan pembelajaran.

Dari hasil pengamatan sikap dan tingkah laku siswa masih terlihat rendah karena dalam pembelajaran masih terlihat tingkah laku siswa yang terlihat kurang toleransi dengan temannya. Tampak ketika pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang saling mengejek dan mengatur temannya dengan teriak-teriak. Sedangkan prestasi belajar siswa terlihat sudah ada peningkatannya dibanding dari kondisi awal namun belum memenuhi indikator yang ditetapkan yaitu tuntas KKM dengan nilai diatas 75 sejumlah 90% dari jumlah siswa semuanya. Hasil yang didapat pada siklus 1 ini baru mencapai 80% dengan siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 4 anak. Untuk itu peneliti akan melakukan perbaikan pada siklus 2. Belajar dari pengalaman pada siklus 1, peneliti mencoba memperbaiki agar pembelajaran pada siklus 2 lebih maksimal. Dengan demikian permasalahan pada kondisi awal dalam memperbaiki sikap hormat siswa dalam nilai toleransi belum maksimal. Sedangkan dalam prestasi belajar siswa sudah berhasil dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dalam tiap aspek.

4.2.2 Siklus 2

Prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 79,95 terhitung 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM (75,00). Sikap hormat siswa dalam nilai

51

toleransi pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan namun belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan kelas yang masih kurang kondusif dan susah diatur, beberapa siswa yang masih suka mengejek dan ada siswa yang suka mengatur temannya dengan teriak-teriak serta ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja dalam kelompok karena tidak cocok dengan temannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin menjawab masalah yang masih ada dengan melakukan tindak lanjut dari hasil siklus 1 pada siklus 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa peneliti menggunakan model Cooperative Learning melalui kerja kelompok dan materi pembelajaran yang berbeda dari pertemuan di siklus 1 yaitu tentang globalisasi kebudayaan. Penerapan modul Living Values digunakan peneliti untuk meningkatkan sikap hormat siswa, yaitu melalui permainan

“Berjalan dengan Sepatumu”. Peneliti mencoba menggunakan permainan dalam

modul Living Values yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk mengetahui apakah dapat berhasil meningkatkan sikap hormat siswa dalam nilai toleransi atau tidak. Hasil penelitian siklus 2 adalah sebagai berikut:

4.2.2.1Perencanaan

Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 ini tidak jauh berbeda dengan siklus 1 yaitu menyiapkan meteri pembelajaran tentang “menyikapi pengaruh globalisasi yang ada di lingkungannya”, membuat RPP dan silabus, membuat video sebagai sumber belajar, menyiapkan media pembelajaran dan LKS, menyiapkan instrument tes yang sudah diuji validitasnya, menyiapkan video sebagai alat dokumentasi dan menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

4.2.2.2Pelaksanaan

Penelitian pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 23 April 2013 di kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Siklus kedua dilakukan dalam sekali pertemuan selama 3jp (3x35 menit). Pada siklus 2 ini peneliti masih menggunakan RPP yang sama dengan siklus 1 namun hanya mengganti tema yang dipelajari dalam pembelajaran. Dalam siklus 2 ini siswa belajar tentang menyikapi pengaruh globalisasi di bidang kebudayaan. Perbedaan ini diharapkan agar siswa tidak bosan dengan tema yang telah dipelajari kemarin sehingga akan meningkat hasilnya dibanding dengan siklus sebelumnya.

52

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran ini tidak jauh berbeda dengan siklus pertama, yaitu mengingatkan pembelajaran sebelumnya dengan memperlihatkan gambar-gambar yang kemudian dilanjutkan dengan melihat video tentang globalisasi kebudayaan. Setelah siswa melihat video yang diputarkan oleh peneliti, siswa diberi waktu untuk mengutarakan pikiran dan perasaanya serta menceritakan pengalaman pribadinya yang berhubungan dengan globalisasi kebudayaan seperti pada video yang diliihatnya tersebut. Untuk mengetahui sikiap toleransi siswa, peneliti memberikan tes uraian yang berbentuk sesuai dengan video yang telah dilihatnya.

Kegiatan berikutnya dalam siklus 2 ini peneliti juga memberikan sebuah permainan dimana siswa dibuat berpasangan dan kemudian siswa akan menirukan gerakan dari pasangannya sesuai dengan gambar tari yang diberikan peneliti. Kegiatan ini dilakukan bergantian, dan mereka terlihat sangat antusias dalam mengikutinya. Selanjutnya siswa diajak belajar dalam kelompok dengan membaginya menjadi lima kelompok tiap kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian siswa diajak untuk mengungkapkan/mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari tentang globalisasi kebudayaan dalam bentuk puisi bersama dengan kelompoknya. Setelah selesai semua, tiap kelompok diwakilkan oleh salah satu siswa membacakan hasil karya kelompoknya di depan kelas. Setiap kelompok yang maju akan mendapatkan apresiasi dari kelompok lainnya dengan memberikan tepuk tangan sebagai sebuah tanda menghargai hasil karya orang lain. Pada akhir pembelajaran siswa diberi penguatan dan dilanjutkan merangkum bersama-sama pembelajaran yang telah mereka lakukan. Untuk mengukur prestasi siswa maka di akhir pembelajaran ini siswa diberikan soal evaluasi yang sudah diuji validitasnya.

4.2.2.3Pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan dan selama siswa menngerjakan kasus yang diberikan dalam pembelajaran, peneliti sekaligus melakukan pengamatan yang dibantu oleh guru kelas dan empat teman peneliti. Adapun hal-hal yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung berdasarkan hasil jawaban dari kasus yang peneliti berikan dan pengamatan yang dilihat dari anekdot yang dibuat oleh dua

53

teman peneliti dan dari video terlihat banyak siswa yang mengalami perubahan. Mereka sudah bisa menunjukkan sikap toleransi, yang biasanya suka mengatur dengan berteriak dalam pembelajaran di siklus 2 ini sudah tidak terlihat lagi, dari hasil jawaban tes uraian yang diberikan oleh peneliti dalam bentuk kasus juga terlihat bahwa para siswa menunjukkan adanya peningkatan dari siklus 1. Dari kekurangan pada siklus 1 peneliti mencoba memperbaiki dalam siklus 2 ini yaitu memberikan waktu yang lebih banyak untuk siswa berpendapat, hasilnya juga meningkat karena ada beberapa siswa yang mau berpendapat. Namun karena alokasi waktu yang terbatas dengan kegiatan yang lumayan padat maka peneliti memberikan batasan waktu dalam berpendapat sehingga tidak semua dapat mengeluarkan berpendapatnya.

Setelah peneliti duduk bersama dan mengadakan wawancara dengan guru dijelaskan bahwa pembelajaran lebih teratur dan siswa terlihat tertib, kegiatan yang dilakukan juga mendorong siswa untuk lebih menghargai teman yang lain, dalam pembentukan kelompok maupun berpasangan sudah bisa menerima, namun ada beberapa siswa yang kurang berperan dalam pembelajaran dikelompoknya karena ada seorang anak yang sakit sehingga hanya diam. Selain itu, peneliti dalam memberikan waktu kepada siswa untuk berpendapat juga kurang menurut guru kelas yang ikut serta dalam pembelajaran sehingga masih banyak kegiatan yang di dominasi oleh peneliti. Menurut wawancara yang dilakukan dengan guru menjelaskan bahwa secara keseluruhan pembelajaran pada siklus 2 sudah banyak peningkatannya. Banyak anak yang sudah bisa menempatkan dirinya dengan baik, teratur, menghargai temannya dan tidak suka mengatur semaunya sendiri. Dengan demikian pembelajaran pada siklus 2 ini lebih baik dari siklus 1 karena banyak peningkatan yang terjadi.

Peningkatan yang terjadi dapat dilihat pada hasil kognitif siswa setelah mengerjakan soal evaluasi yang diberikan peneliti. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dalam siklus 2 ini mengalami peningkatan dari siklus 1. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa sebesar 71,34 kemudian meningkata pada siklus 2 menjadi 78,62. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru, anekdot yang dibuat oleh peneliti dan hasil jawaban kasus yang dikerjakan siswa menunjukkan peningkatan pula pada aspek afektif dan psikomotoriknya. Pada aspek afektif di

54

siklus 2 ini mengalami peningkatan tidak terlalu banyak dari siklus 1. Hasil nilai rata-rata siswa pada siklus 1 dalam aspek afektif ini sebesar 88,50 dan mengalami peningkatan pada siklus 2 menjadi 89,38. Selain itu dilihat dari aspek psikomotorik nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan dari siklus 1 dengan nilai rata-rata siklus 1 80,00 meningkat di siklus 2 menjadi 94,00. Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata pada setiap aspek di Siklus 2 ini peneliti merasa bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus 2 ini berhasil. Nilai yang didapatkan juga sudah memenuhi target peneliti diatas nilai KKM yaitu 75.

4.2.2.4Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus 2 peneliti kembali melakukan refleksi terhadap kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran pada siklus 2 lebih maksimal apabila dibandingkan dengan siklus 1. Hal ini dilihat dari sikap dan tingkah laku, prestasi belajar, serta kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung. Hal ini karena peneliti telah memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumya yaitu memberikan kegiatan yang menyenangkan dan lebih menekankan pada sikap toleransi, menggunakan laptop peneliti sendiri sehingga video dapat ditunjukkan dengan lancar dan tidak menyita banyak waktu. Selain itu peneliti juga memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa yang suka bercanda sendiri dengan temannya serta memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

Kesulitan yang dialami peneliti sendiri adalah saat membagi siswa menjadi berpasangan, sebab ada seorang siswa yang tidak mau dipasangkan dengan pasangan yang sudah peneliti tunjuk. Dalam siklus 2 ini beberapa siswa juga masih malu-malu dalam berpendapat sehingga saat peneliti tunjuk untuk menjawab pertanyaan mereka hanya diam dan tersenyum, selain itu juga waktu yang digunakan terlalu mepet sehingg tidak semua siswa dapat berpendapat. Peneliti membuat pembelajaran dengan kegiaatan yang cukup padat sehingga alokasi waktu sangat diperhatikan oleh peneliti. Dari refleksi yang dilakukan dan terlihat indikator keberhasilan sudah terpenuhi. Berdasarkan hasil prestasi belajar siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, dari 20 siswa hanya ada 2 siswa yang tidak tuntas KKM sehingga hanya ada 10% yang tidak tuntas KKM dan ada 90 %

55

siswa yang sudah tuntas KKM dengan nilai diatas 75. Dengan demikian, maka permasalahan prestasi belajar yang ada pada siklus 1 yaitu rendahnya nilai rata- rata kelas dan presentase ketuntasan yang belum memenuhi target dapat teratasi pada siklus 2 ini. Hasil prestasi belajar yang diperoleh rata-rata nilainya lebih memuaskan dan memenuhi target yang ditentukan yaitu tuntas KKM 90%. Melihat hasil yang sedemikian rupa maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan pada siklus 2 ini.

Dokumen terkait