• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan Data Kuantitatif

4.3.1 Pembahasan Data Kuantitatif Gabungan

Hasil penelitian dari pra siklus-siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 75. Dari data peningkatan kuantitatif berdasarkan nilai rata-rata gabungan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.1 Kenaikan Prestasi Belajar Berdasarkan Nilai Rata-Rata Gabungan Pra Siklus-Siklus 2

Hasil evaluasi pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata gabungan dari ketiga aspek siswa meningkat dari nilai pra siklus. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1 menunjukkan nilai tertingginya adalah 93,3 dan nilai terendahnya 50,0 dengan data 1 siswa mendapatkan nilai 91-100, 15 siswa mendapatkan 71-90, 3 siswa mendapatkan nilai 51-70, dan 1 siswa mendapatkan nilai 50. Pada pra siklus nilai rata-rata yang didaparkan para siswa adalah 69,88 dan meningkat pada siklus 1 menjadi 79,95 (lihat Tabel 4.1). Peningkatan yang terjadi dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 14,41 % (79,95- 69,88). Meskipun ada

69.88 79.95 87.33 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

N il ai

Gabungan

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

64

peningkatan pada hasil prestasi siswa namun masih kurang optimal karena belum mencapai targer, karena masih ada 4 siswa yang belum tuntas nilai KKM yaitu 75 sehingga ketuntasan klasikalnya baru mencapai 80%. Kekurangan tersebut dikarenakan media yang digunakan mengalami gangguan teknis dan menyita banyak waktu sehingga pembelajaran berjalan terlalu cepat dan terlihat tergesa- gesa. Seharusnya guru menyediakan waktu yang cukup untuk siswa lebih memahami isi dari video dan mencoba mengeluarkan pendapatnya. Dari kekurangan tersebut maka peneliti memperbaiki pembelajaran pada siklus 2.

Dari perubahan yang dilakukan dalam siklus 2 tidak terlalu berbeda dengan pembelajaran pada siklus 1 yaitu masih menggunakan video globaliasai sebagai sumber belajar namun hanya diganti tema yang dibicarakan. Selain itu dalam pemutaran video juga dapat berjalan secara lancar sehingga siswa dapat lebih memahami dan menghayati isi dari video yang dilihatnya. Hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukkan rata-rata nilai tertinggi mencapai 99,1 dan rata-rata nilai terendahnya 61,1 dengan data ada 10 siswa mendapatkan nilai 91-100, 8 siswa mendapatkan 71-90, dan 2 siswa mendapatkan nilai 51-70. Secara umum pembelajaran pada siklus 2 sudah berhasil, hal itu dapat dilihat dari nilai dari rata- rata prestasi belajar siswa yang mencapai 87,33 (llihat Tabel 4.1). Selain itu nilai hasil prestasi siswa pada siklus 2 sudah mencapai target karena hanya ada 2 siswa yang tidak tuntas KKM sehingga ketuntasan klasikalnya mnecapai 90%. Dari data tersebut diketahui bahwa siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 9,23% (II 87,33–79,95 ). Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik.

4.3.2 Pembahasan Data Kuantitatif Setiap Aspek 4.3.2.1Aspek Kognitif

Peningkatan nilai rata-rata siswa yang terjadi dalam prestasi belajar aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan grafik di bawah ini:

65

Grafik 4.2 Kenaikan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Aspek Kognitif Pra Siklus-Siklus 2

Berdasarkan evaluasi, data siswa dalam aspek kognitif atau prestasi belajar pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata 65,45 dengan nilai tertinggi 88,20 dan nilai terendahnya 41,50 (lihat Tabel 4.1). Dalam kondisi awal siswa nilai yang tidak tuntas KKM ada 16 siswa. Dengan keadaan demikian maka peneliti memberikan tindakan pada siklus 1 sebagai usaha meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Setelah dilakukannya tindakan pada siklus 1 dengan hasil perhitungan mengenai aspek kognitif/prestasi belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 71,34 dengan nilai tertinggi dicapai sebesar 93,30 dan nilai terendahnya 40,00 (lihat Tabel 4.1). Dengan adanya siklus 1 nilai yang dihasilkan siswa sudah meningkat, namun belum memenuhi target peneliti yaitu tuntas KKM sebanyak 18 siswa dari 20 siswa atau sebesar 90% dari jumlah semua siswa. Pada siklus 1 ini hanya ada 8 siswa dari 20 siswa yang tuntas KKM sehingga baru meningkat sebesar 40%. Dengan demikian peneliti mengadakan tindakan selanjutnya pada siklus 2. Pada tindakan siklus 2 diperoleh rata-rata 78,62 dengan nilai tertingginya mencapai 97,30 dan nilai terendahnya 46,60 (lihat Tabel 4.1). Dengan demikian hasil aspek kognitif siswa dari pra siklus sampai dengan siklus 2 selalu mngalami peningkatan. Pada pra siklus ke siklus 1 hasil yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 10,69% (71,34 – 65,45), sedangkan peningkatan yang terjadi dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10,20% (78,62 –71,34). Dengan demikian peningkatan paling banyak terjadi pada pra siklus ke siklus 1. Namun selisih dari peningkatan tiap siklus tidak terlalu banyak hanya 0,49% (10,69% - 10,20%). 65.45 71.34 78.62 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

N il ai

Aspek Kognitif

Pra Siklus Siklus I Siklus II

66

4.3.2.2Aspek Afektif

Peningkatan nilai rata-rata siswa yang terjadi dalam prestasi belajar aspek afektif dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan grafik di bawah ini:

Grafik 4.3 Kenaikan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Aspek Afektif Pra Siklus-Siklus 2

Dari hasil kerja siswa menanggapi kasus yang diberikan oleh 20 siswa dalam setiap siklus selalu mengalami peningkatan dan memenuhi target peneliti yaitu diatas nilai KKM sebesar 75. Peningkatan nilai pada pra siklus ke siklus 1 terjadi sebesar 22,57% (88,50 – 77,21) dan meningkat lagi pada siklus 1 ke siklus 2 sebesar 0,99% (89,38 – 88,50). Pada pra siklus nilai rata-rata yang didapatkan adalah 72,21 dengan 7 anak yang tidak tuntas KKM dan 13 anak mendapatkan nilai diatas KKM. Sedangkan pada siklus 1 nilai rata-rata 20 siswa sebesar 88,50 dengan 3 siswa yang tidak tuntas KKM dan 17 siswa tuntas KKM. Kemudian pada siklus 2 nilai rata-rata yang didaptkan siswa sebesar 89,39 dengan 2 siswa yang tidak tuntas KKM dan 18 siswa tuntas KKM (lihat Tabel 4.1). Dari data yang didapatkan tampak bahwa nilai yang didapatkan selalu meningkat dan jumlah siswa yang mencapai KKM semakin banyak, hanya beberapa siswa yang tidak bisa mencapai KKM dan dari penjelasan guru saat wawancara mengatakan bahwa 2 siswa tersebut susah untuk diajak belajar dengan baik dan daya tangkapnya kurang. Peningkatan-peningkatan yang terjadi dari setiap siklus terlihat sangat menonjol pada saat pra siklus ke siklus 1, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 hanya sedikit peningkatannya.

72.21 88.5 89.38 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nila i

Aspek Afektif

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

67

4.3.2.3Aspek Psikomotorik

Peningkatan nilai rata-rata siswa yang terjadi dalam prestasi belajar aspek psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan grafik di bawah ini:

Grafik 4.4 Kenaikan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Aspek psikomotorik Pra Siklus-Siklus 2

Dari hasil nilai psikomotorik tiap siklus juga mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 10,80% (80 – 72), sedangkan peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2 sebesar 17,50% (94 – 80). Dengan nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 72,00 dengan 7 siswa yang tidak tuntas KKM dan 13 siswa tuntas KKM. Di siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,00 dengan 4 siswa yang tidak tuntas KKM dan 16 siswa tuntas KKM. Sedangkan pada siklus 2 nilai yang diperoleh adalah 94,00 dengan 20 siswa tuntas KKM (lihat Tabel 4.1). Peningkatan yang sangat terlihat terjadi pada siklus 1 ke siklus 2. Di perubahan dari siklus 1 ke siklus 2 ini juga meluluskan semua siswa sesuai dengan target KKM yaitu 75.

4.3.3 Pembahasan Data Kuantitatif Setiap Siklus

Dari data yang diperoleh peneliti dalam melakukan tindakan didapatkan adanya peningkatan setiap siklus dalam setiap aspek. Peningkatan nilai rata-rata siswa yang terjadi dalam prestasi belajar setiap aspek dalam setiap siklus dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan grafik di bawah ini:

72 80 94 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nila i

Aspek Psikomotorik

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

68

Grafik 4.5 Kenaikan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Setiap Aspek Pra Siklus-Siklus 2

Pada aspek kognitif peningkatan yang terjadi pada pra siklus ke siklus 1 sebesar 8,99% (71,34 – 65,45), dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10,21% (78,62 – 71,34) sedangkan darai pra siklus sampai siklus 2 sebesar 20,12% (78,62-65,45). Berdasarkan data yang didapat pada aspek kognitif ini peningkatan tertinggi terjadi pada siklus 1 ke siklus 2. Hal ini terjadi karena peneliti telah mempelajari kekurangan-kekurangan yang ada di siklus sebelumnya dan berusaha memperbaiki di siklus 2. Selain itu kenaikan ini juga disebabkan penerapan modul Living values dalam pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning . Dengan demikian maka siswa menjadi antusias dalam belajar serta paham dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga materi dapat diterima dengan baik.

Dalam aspek afektif peningkatan yang terjadi pada pra siklus ke siklus 1 mencapai 22,56 % (88,50 – 72,21), pada siklus 2 ke siklus I sebesar 0,99% (89.38 – 88,50), sedangkan dari pra siklus sampai siklus 2 sebesar 23,70% (89,38- 72,21). Dengan data yang diperoleh terlihat bahwa peningkatan aspek afektif sangat tinggi terjadi pada pra siklus ke siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena peneliti memberikan sebuah tindakan dalam kegiatan pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya yaitu menjawab sebuah kasus yang mengajak siswa untuk berpikir secara mandiri dan sesuai dengan hati nuraninya sehingga menarik bagi siswa. Sedangkan pada siklus selanjutnya peningkatan

65.45 72.21 72 71.34 88.5 80 78.62 89.38 94 0 20 40 60 80 100

Kognitif Afektif Psikomotorik

N

il

ai

Nilai Setiap Aspek

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

69

tidak terlalu terlihat karena siswa di siklus sebelumnya sudah banyak mengalami perubahan yang membaik.

Pada aspek psikomotorik peningkatan yang terjadi dari prasiklus ke siklus 1 mencapai 11,11% (80 – 72) dan pada siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 17,50% (94 – 80), sedangkan dari pra siklus sampai siklus 2 sebesar 30,56% (94- 72). Dari hasil yang didapatkan ini peningkatan selalu meningkat dari pra siklus sampai dengan siklus 2. Hasil yang didaptkan dari aspek psikomotorik lebih terlihat peningkatannya dan dapat dikatakan berhasil karena dalam setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan dibanding dengan peningkatan pada aspek-aspek yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan modul Living Values dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Kalongan Yogyakarta kelas IV pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun dalam peningkatan prestasi belajar siswa dari pra siklus sampai siklus 2 pada ketiga aspek tersebut yang signifikan tampak pada aspek psikomotorik dengan prosentase kenaikan sebesar 30,56%. Rangkuman hasil prestasi belajar siswa penelitian tindakan setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Berdasarkan data yang didapatkan tampak adanya peningkatan dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik disetiap siklus. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pembelajaran pada siswa kelas IV SDN Kalongan mata pelajaran PKn

dalam KD “menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di

lingkungannya” nilai rata-rata kelas selalu meningkat dalam segala aspek di setiap

siklus melalui penerapan modul Living Values. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini peneliti telah berhasil melakukan peningkatan prestasi belajar siswa sesuai dengan target yang ditentukan peneliti yaitu tuntas KKM sebesar 90% dari 20 jumlah siswa kelas IV.

70

Dokumen terkait