• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kumpulan data

Hal pertama kali yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yakni melakukan pengamatan terhadap lokasi dan keadaan di sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Kemudian mengumpulkan data primer melalui wawancara dan data skunder yang terkait dengan impelementasi nilai karakter dari proses mengajar . Setelah data didapat, peneliti melakukan dokumentasi.

2. Reduksi data

data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian.Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatianpada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan penarikan kesimpulan.Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh melalui wawancara yang meliputi penanaman nilai karakter oleh guru sejarah.Setelah data diperoleh, kemudian digolongkan berdasarkan sub-sub kajian yang dipelajari.Hal ini dilakukan karena data yang didapat tidak urut.Jika data kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data yang diperlukan di lapangan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara sistematis.Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga peneliti lebih mudah dalam menarik kesimpulan.

4. Penarikan kesimpulan

Dalam penarika kesimpulan penelitian, semua hasil observasi, wawancara, temuan dokumentasi harus diproses dan dianalisis, setelah data disajikan maka proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang terkumpul

melalui reduksi data kemudian penyajian data sehingga menjadi data yang siap disajikan dan akhirnya dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan hasil penelitian.

I. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data tidak dapat dilepaskan dari penelitian kualitatif karena terkait dengan derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang dilakukan.Hasil penelitian dikatakan kredibel apabila dilaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat.Peneliti menggunakan teknik triangulasi guna memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong 2006:330). Denzim (dalam Moleong 2006:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, teknik, penyidik, dan teori.

Adapun dari keempat teknik dalam triangulasi peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik, berarti penelitimenggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak (Sugiyono, 2010:330).

Teknik pemeriksaan data yang pertama dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan, wawancara dan dokumen yang diperoleh dari sumber yang sama. Kemudian untuk mendapatkan validitas data peneliti juga melakukan wawancara. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan infromasi tentang bagaimana nilai karakter

dalam pembelajaran sosiologi, mengetahui makna dari setiap tindakan guru, dan mengetahui kendala dalam menanamkan nilai karakter ketika proses pembelajaran sosiologi. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa-siswi SMA Negeri 6 Bone. Peneliti juga melakukan studi dokumentasi dengan menggunakan RPP yang dibuat oleh guru sebagai pedoman saat pengamatan proses belajar mengajar berlangsung di SMA Negeri 6 Bone. Untuk mempermudah prosesdokumentasi tersebut digunakan alat bantu berupa kamera.

Kedua, triangulasi sumber adalah untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2010:330). Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan pada informasi yang diperoleh dari informan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan beberapa informan. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang merupakan guru sosiologi SMA Negeri 6 Bone untuk mengetahui nilai karakter dalam pembelajaran sosiologi.Untuk melihat kebenaran dari informasi yang diterima dari guru, peneliti juga melakukan wawancara pada siswa siswi SMA Negeri 6 Bone. Sama halnya ketika peneliti melakukan wawancara pada siswa tentang nilai karakter dalam proses pembelajaran sosiologi, peneliti juga melakukan wawancara pada guru sosiologi untuk mengetahui kebenaran informasi dari siswa.

Hasil wawancara yang diperoleh dari guru sosiologiakan dibandingkan dengan apa yang dikatakan siswa dan untuk mengetahui nilai karakter dalam proses pembelajaran sosiologi. Untuk mengumpulkan bukti wawancara, peneliti juga mencatat hasil dari proses wawancara. Data yang diperoleh di lapangan kemudian

dibandingkan, maka akan diketahui tingkatvaliditas dari data. Ketika data yang diperoleh melalui sumber yang berbeda tetapi tetap menggunakan teknik yang sama telah mengalami kesamaan, maka data tersebut dapat dinyatakan valid atau terpercaya.

BAB IV

DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN DAN DESKRIPSI KHUSUS LATAR PENELITIAN A. Deskripsi Umum Daerah Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bone

Daerah Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan, secara Geografis letaknya sangat strategis karena adalah pintu gerbang pantai timur Sulawesi Selatan yang merupakan pantai Barat Teluk Bone memiliki garis pantai yang cukup panjang membujur dari Utara ke Selatan menelusuri Teluk Bone tepatnya 174 Kilometer sebelah Timur Kota Makassar, luas wilayah Kabupaten Bone 4,556 KM Bujur Sangkar atau sekitar 7,3 persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan, didukung 27 Kecamatan, 335 Desa dan 39 Kelurahan.

Kerajaan Tana Bone dahulu terbentuk pada awal abad ke- IV atau pada tahun 1330, namun sebelum Kerajaan Bone terbentuk sudah ada kelompok-kelompok dan pimpinannya digelar Kalula.

Pada tahun 1605 Agama Islam masuk di Kerajaan Bone dimasa pemerintahan Raja Bone ke X LatenriTuppu Matinroe Ri Sidenreng. Pada masa itu pula sebuatan Matoa Pitu diubah menjadi Ade Pitu ( Hadat Tujuh ), sekaligus sebutan Matoa mengalami pula perubahan menjadi Arung misalnya Matua Ujung disebut Arung Ujung dan seterusnya.

Beberapa hari kemudian para anggota Hadat Tujuh mengajukan permohonan berhenti. Disusul pula beberapa tahun kemudian terjadi perubahan nama distrik/onder distrik menjadi Kecamatan sebagaimana berlaku saat ini.

Pada tanggal 6 April 1330 melalui rumusan hasil seminar yang diadakan pada tahun 1989 di Watampone dengan diperkuat Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Bone No.1 Tahun 1990 Seri C, maka ditetapkanlah tanggal 6 April 1330 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bone dan diperingati setiap tahun.

2. Keadaan Demografi

SMA Negeri 6 Bone yang terletak di Jl. Andi cekele no. 3 Desa Balle Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone merupakan sekolah Unggulan dengan Akreditasi sekolah adalah akreditasi A. SMA Negeri 6 Bone memiliki siswa sebanyak 858 siswa/siswi. Kebanyakan masyarakat lebih menyarankan anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 Bone karena selain karena ia adalah sekolah unggulan SMA Negeri 6 bone terkenal dengan kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi yang jelas, lugas, tegas dengan komitmen yang kuat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya di SMA Negeri 6 Bone. Selain itu tenaga pendidik yang handal dalam mengembangkan kepribadian dan karakter siswa serta nilai-nilai yang diinginkan.

Jika di pandang dari segi pendidikan, peran pendidik dalam masyarakat indonesia tetap dominan meskipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat pesat. Begitulah tenaga pendidik SMA Negeri 6 Bone yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan daan

pelayanan teknis untuk menunjang kelancaran proses pendidikan pada satuan pendidikan. Hal tersebut tidak lepas dari pemanfaatan teknologi dan penerapan teknologi informasi di kalangan tenaga pendidik SMA Negeri 6 Bone. Serta Saran dan Prasana yang terdapat di SMA Negeri 6 Bone juga cukup mendukung proses belajar mengajar sehingga siswa akan merasa nyaman dalam melakukan pembelajaran.

3. Kehidupan Siswa, Ekonomi, Budaya, dan Agama a. Kehidupan siswa

Kehidupan siswa di lingkungan sekolah berbeda- beda berdasarkan pribadi masing-masing. Terkadang ada siswa yang suka bolos dan tidak mematuhi peraturan sekolah. Bahkan ada siswa yang memang dari awal sudah berniat untuk bolos, sering membuat onar dan kekacauan lainnya. Akan tetapi tidak semua siswa memiliki kepribadian demikian.

Sebaiknya siswa di sekolah mematuhi guru dan peraturan sekolah, tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa, dan mau bersungguh-sungguh dalam belajar agar terhindar dari hukuman. Hal tersebut telah diterapkan oleh sebagian siswa di sekolah.

Di SMA Negeri 6 Bone siswa yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi dari kepala sekolah, salah satu contohnya siswa yang melanggar akan di hadapkan di ruangan kepala sekolah untuk menanda tangani surat pernyataan untuk tidak melanggar, apabila dalam waktu 3 hari siswa tersebut mengabaikan kesepakatannya maka siswa tersebut akan mendapatkan sanksi lari keliling sekolah sebanyak 5 kali atau 5KM.

b. Ekonomi

Perlu diketahui mengenai ekonomi adalah cara untuk mempelajari bagaimana uang bekerja. Saat seorang pelajar diberikan uang uang jajan oleh orang tua, maka sudah pasti mereka akan menggunakannya dengan sesuka hati. Terlepas dari berapapun jumlah yang akan mereka terima. Pada saat itu juga sebisa mungkin mereka harus mampu dalam mengatur uang yang dimiliki. Oleh karena itu, penting sekali bagi para pelajar untuk menguasai prinsip ekonomi dalam perilaku sehari-hari.

Di era generasi milenial seperti sekarang ini banyak hal yang telah mengalami perubahan secara pesat. Salah satunya dapat dilihat berdasarkan kebiasaan pelajar saat menggunakan uang. Adanya perilaku dalam mengatasi keuangan masih perlu mendapatkan bimbingan dari orang tua maupun guru. Jika para pelajar tidak memiliki kontrol yang baik, secara tidak langsung akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup mereka hanya mengeluarkan uang atas dasar keinginan semata, bukan karena kebutuhan.

Seperti halnya siswa-siswi SMA Negeri 6 Bone di era generasi milenial ini tentu sudah tidak asing dengan aplikasi belanja online. Siswa tersebut membeli sebuah barang berupa sepatu lewat aplikasi tersebut. Ketika barang tersebut tiba, ia memilih untuk menjualnya kembali karena ukurannya tidak sesuai. Dengan begitu, ia harus memperhitungkan antara untung dan rugi. Jika ingin ssepatunya cepat laku ia bisa menjual dengan harga yang lebih murah dari pada harga belinya. Sebaliknya ketika memikirkan keuntungan sudah pasti akan di jual dengan menaikkan sedikit dari harga aslinya.

Banyak sekali manfaat yang akan diperoleh para pelajar ketika aada kemauan untuk bersikap hemat dan bertindak rasional.betapa pentingnya saat menentukan mana yang dianggap prioritas dan bukan. Artinya, mereka akan memiliki sikap menhan diri dengan menekan pengeluaran untuk hal yang tidak begitu penting. Pada akhirnya, para pelajar akan membuktikan sendiri bahwa prinsip ekonomi ini harus segera dilakukan. Jika mereka mampu menerapkannya sejak dini, maka akan memberikan pengaruh besar terhadap perilaku yang dimiliki. Khususnya dalam mengatur dan menghadapi ekonomi di masa sekarang dan masa yang akan datang.

c. Budaya

Proses pembentukan karakter di awali dengan pembiasaan. Proses pembiasaan inilah yang kita kenal dengan budaya atau pembudayaan. Maka, dalam rangka membentuk karakter yang dituju, perlu di bangun budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya sekolah dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah. Artinya, budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk.

Adapun budaya sekolah yang dikembangkan pada SMA Negeri 6 Bone diantaranya :

1) Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam

gerakan literasi sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang di sampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Seperti yang telah di terapkan di sekolahSMA Negeri 6 Bone yang Telahmenyediakan taman belajar untuk siswa/siswi belajar dan membaca buku selain itu disediakan pula tempat khusus english speak.

2) Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Sekolah perlu memfasilitasi terselenggaranya proses penumbuhkembangan minat dan bakat itu dengan kegiatan tersebut. Seorang peserta didik akan terbiasa dengan berbagai macam kegiatan positif. Baik menyangkut kemampuan fisik, maupun mental.

Dengan tempaan mental dan fisik yang kontinyu dilingkungan organisasi ektra kurikulernya, kelak seorang siswa/siswi akan terbiasa dengan aktivitas yang memerlukan pemikiran dan tenaga lebih. Mereka akan terbiasa aktif, kreatif dan bertanggung jawab.

3) Menetapkan kegiatan pembiasaan pada awal dan akhir kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaaan harian yang bersifat rutin. Bentuk tidak terlalu berat hanya memerluka konsistensi, karena rutin. Biasanya cenderung disepelekan. Oleh sebab itu, guru selaku penanggungjawab kegiatan ini

memegang peranan penting dalam menjaga keterlaksanaan program ini. Kegiatan yang biasa dilakukan antara lain mengikuti upacara bendera, berdoa bersama saat ingin memulai dan mengakhiri proses belajar .

4) Menetapkan tata tertib sekolah

Tata tertib menjadi benteng pembata antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memiliki tata tertib. Termasuk sekolah. Dengan adanya tata tertib sekolah dan organisasi situasi di sekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan atturan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.

d. Agama

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi perta didik agar menjadi manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab.

Dalam upaya menanamkan perilaku keberagamaan terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap lembaga pendidikan untuk memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu pendidikan agama lebih

dititik beratkan pada bagaimana memmbentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.

Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan dan perilaku keberagamaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada lembaga pendidikan formal (sekolah) banyak tergantung dari bagaimana karakteristik pendidikan agama yang diberikan di sekolah tersebut. Hal tersebut di karenakan sekolah dalam perspektif islam, berfungsi sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran,aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkannya sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya. Kaitanya dengan itu, dalam upaya pembentukan pribadi muslim yang saleh, maka pendidikan melalui sistem persekolahan patut diberikan penekananan yang istimewa. Hal ini disebabkan oleh pendidikan sekolah mempunyai program yang teratur, bertingkat dan mengikuti syarat yang jelas dan ketat. Hal ini mendukung bagi penyusunan program pendidikan islam yang lebih akomodatif.

Hal ini telah di terapkan di SMA Negeri 6 Bone, sebagai contoh pada saat jam shalat maka siswa/siswi di harapkan untuk bisa shalat berjamaah selain itu guru juga mengajarkan pendidikan agama dan nilai religius pada siswa/siswi di sekolah.

4. Jumlah Sekolah

Adapun jumlah sekolah yang terdapat di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone diantaranya :

a. SD Sederajat

Terdapat 28 sekolah Negeri dan 11 sekolah Swasta jadi jumlah sekolah SD sederajat di Kecamatan Kahu adalah 39 sekolah.

b. SMP Sederajat

Terdapat 4 sekolah Negeri dan 8 sekolah Swasta jadi jumlah sekolah SMP sederajat di Kecamatan Kahu adalah 12 sekolah.

c. SMA Sederajat

Terdapat 1 sekolah Negeri dan 6 sekolah Swasta jadi jumlah sekolah SMA sederajat di Kecamatan Kahu adalah 7 sekolah.

d. SMK

Tidak terdapat sekolah SMK di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone. B. Deskripsi Khusus Latar Penelitian

1. Tinjauan Histori SMA Negeri 6 Bone

Adapun tujuan histori SMA Negeri 6 Bonediantaranya :

a. Membentuk siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam berbagai bidang.

c. Terbentuknya peserta didik yang cerdas, terampil, berkarakter, dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

d. Terwujudnya budaya sekolah yang religius, disiplin, bertanggung jawab, dan mandiri.

2. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah, diantaranya :

Terwujudnya Sekolah Unggul dalam Mutu, Prestasi, Beriman dan Bertaqwa Serta Berbudi Pekerti Luhur

b. Misi sekolah, diantaranya :

1) Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan dengan mengacu pada Delapan Standar Pendidikan Nasional.

2) Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.

3) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut.

4) Melaksanakan inovasi pembelajaran di sekolah.

5) Melaksanakan pengembangan pembelajaran berbasis ICT. 6) Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan.

7) Melaksanakan kegiatan bidang kreativitas guru/siswa dan kompetensi/ lomba- lomba dalam berbagai bidang (sains, olahraga dan seni).

8) Melaksanakan pengenmbangan pengelolaan sekolah.

9) Melaksanakan penggalangan partisipasi pembiayaan sekolah.

10) Melaksanakan pengembangan model penelitian, perangkat instrumen penelitian.

11) Mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang kondusif terhadap manajemen perubahan.

12) Menumbuhkan rasa akuntabilitas bagi siswa. 3. Tujuan

Adapun tujuan SMA Negeri 6 Bone adalah :

a. Terwujudnya pelaksanaan pengembangan kurikulum satuan pendidikan dengan mengacu pada Delapan Standar Pendidikan Nasional.

b. Terwujudnya pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia melalui kegiatan belajar bengajar maupun eksrakurikuler.

c. Terwujudnya budaya sekolah yang religius, jujur, disiplin dan mandiri melalui kegiatan intrakurikuler, kulikuler dan ekstrakulikuler.

d. Terwujudnya pembelajaran yang bervariasi yang menumbuhkan semangat belajar siswa.

e. Terwujudnya pembelajaran berbasis komputer guna meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran ITC.

f. Meningkatkan sarana dan prasarana belajar siswa

g. Melaksanakan pengembangan kreatifitas guru dan siswa melalui berbagai kompetensi ataupun lomba dalam berbagai bidang seni, olahraga maupun sains.

h. Meningkatkan pengembangan pengelolaan sekolah

i. Terwujudnya penggalangan dana untuk biaya pengembangan sekolah.

j. Meningkatkan pengembangan kompetensi dasar guru dalam melakukan pembelajaran.

k. Meningkatkan prestasi peserta didik di bidang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), Olimpiade Sains, Olimpiade Olahraga, Kesenian, sampai Tingkat Nasional.

l. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa 4. Struktur Kajian

Suatu lembaga tentu tidak lepas dari suatu struktur, berikut kajian Struktur SMA Negeri 6 Bone :

a. Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

b. Guru mata pelajaran adalah seorang guru yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pembelajaran berdasarkan waktu dan mata pelajaran yang anut, membimbing dan melatih peserta didik secara terintegrasi.

c. Pengelola administrasi umum pada dasarnya merujuk pada teknis penyelenggaraan dan informasi pendidikan. Pengelola administrasi umum juga harus mengelola informasi untuk bahan pengambilan keputusan. Semakin akurat data yang terhimpun, maka tepat keputusan yang diambil.

d. Pengelola administrasi kepegawaianpada dasarnya merujuk padaProgram pelayanan harian,bulanan, semesteran, dan pelayanan tahunan.

e. Tenaga perpustakaan adalah guru yang bertugas untuk merencanakan pengadaan buku-buku pustaka, pengurusan pelayanan perpustakaan, dan memelihara

buku atau media elektronika agar tidak rusak dan bisa di pergunakan untuk proses belajar mengajar di sekolah.

f. Petugas keamanan yang bertugas menjaga keamanan sekolah da lingkungan agar tercipta suasana aman, tertib, nyaman dan berwibawa.

5. Keadaan guru

Adapun jumlah tenaga personil sekolah SMA Negeri 6 Bone sebanyak 68 diantaranya tenaga guru sebanyak 59, Tata usaha dan pegawai lainnya 11

Tabel 4.1

Nama Guru dan Tenaga Pendididkan SMA Negeri 6 Bone

NO. NAMA BIDANG TUGAS

1 A. Agustina, S.I.Pust. TenagaPerpustakaan

2 A. Jusman, S.Pd. Guru MapelBahasa Indonesia

3 A. Nahda Am. PengelolaSaranadanPrasarana

4 Abdul Rasak, S.Pd. Guru MapelSejarah

5 Adhariah, S.Pd. Guru MapelBahasa Indonesia 6 Alhidayat, S.Pd. Guru TIK/Guru MapelEkonomi 7 AndiAmidyanti, S.E. Guru MapelEkonomi

8 AndiAstutyMarianti, S.Pd., M.Pd. Guru MapelMatematika 9 AndiHairilAspar, S.Pd., M.M. Guru MapelPenjasorkes 10 AndiItaAriani, S.Pd. Guru MapelBahasaInggris 11 Andi Lily Wulandari, S.Pd. Guru MapelSeniBudaya 12 AndiMarianiNingsih, S.Pd. Guru MapelBahasa Indonesia 13 Andi Noor Asni, S.Pd. Guru MapelBahasa Indonesia 14 AndiRukaya, S.Pd., M.Pd. Guru MapelEkonomi

15 AndiSaifullah, S.Pd. Guru MapelBahasaInggris 16 AndiSusilawati, S.T. Guru Mapel Kimia

17 AndiWahyuni, S.Pd. Guru MapelBiologi 18 AndiYulanda Lestari, S.Pd. Guru MapelSejarah

19 Aspin PeramuKebersihan

20 AyuAstuti, S.Pd. Guru MapelPPKn

21 Darwis, S.E. Guru MapelEkonomi

22 Dra. Hj. A. MURNI Guru MapelPendidikan Agama Islam

23 Dra. Hj. Fatmawati, M.Kes. Guru MapelBiologi 24 Dra. Hj. Megawati A., M.Si. Guru MapelSosiologi 25 Dra. NURJANNAH Guru MapelBahasaInggris 26 Dra. TITUK WIRTIASTUTI Guru MapelBahasaJerman 27 Drs. ABDUL KADIR D. Guru MapelPenjasorkes

28 Drs. AKMAL Guru MapelFisika

29 Drs. Alisyahbana, M.Kes. Guru MapelPenjasorkes/WakasekHum as 30 Drs. Amdar, M.Pd. Guru MapelFisika/WakasekKesiswaan 31 Drs. Amir Hamzah, M.Si. Guru Bimbingan&Konseling 32 Drs. Dasring, M.M., M.M.Pd. Guru MapelBiologi

33 Drs. H. FirmanEdy, M.Si. Guru MapelGeografi 34 Drs. H. Muh. Siddiq, M.M.Pd. Guru MapelSeniBudaya 35 Drs. Masdi, M.Si. Guru MapelMatematika/Wakasek SDM 36 Drs. Muhammad Yusuf, M.M., Ph.D. KepalaSekolah 37 Drs. NajamuddinRusdy, M.Kes. Guru MapelBiologi/WakasekKurikulu m

38 ErnawatiEndang, S.Pd. Guru MapelBahasa Indonesia 39 Faridah, S.Pd.

Guru

MapelPrakaryadanKewirausahaa n

40 Hasmawati, S.Pd.Gr. Guru MapelBahasa Indonesia 41 Hasnawati, S.Kom. PengelolaAdministrasiUmum

42 Hasniawati, S.Pd. Guru MapelPPKn

Dokumen terkait