• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan Siswa, Ekonomi, Budaya dan Agama

A. Deskripsi Umum Daerah Penelitian

3. Kehidupan Siswa, Ekonomi, Budaya dan Agama

Kehidupan siswa di lingkungan sekolah berbeda- beda berdasarkan pribadi masing-masing. Terkadang ada siswa yang suka bolos dan tidak mematuhi peraturan sekolah. Bahkan ada siswa yang memang dari awal sudah berniat untuk bolos, sering membuat onar dan kekacauan lainnya. Akan tetapi tidak semua siswa memiliki kepribadian demikian.

Sebaiknya siswa di sekolah mematuhi guru dan peraturan sekolah, tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa, dan mau bersungguh-sungguh dalam belajar agar terhindar dari hukuman. Hal tersebut telah diterapkan oleh sebagian siswa di sekolah.

Di SMA Negeri 6 Bone siswa yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi dari kepala sekolah, salah satu contohnya siswa yang melanggar akan di hadapkan di ruangan kepala sekolah untuk menanda tangani surat pernyataan untuk tidak melanggar, apabila dalam waktu 3 hari siswa tersebut mengabaikan kesepakatannya maka siswa tersebut akan mendapatkan sanksi lari keliling sekolah sebanyak 5 kali atau 5KM.

b. Ekonomi

Perlu diketahui mengenai ekonomi adalah cara untuk mempelajari bagaimana uang bekerja. Saat seorang pelajar diberikan uang uang jajan oleh orang tua, maka sudah pasti mereka akan menggunakannya dengan sesuka hati. Terlepas dari berapapun jumlah yang akan mereka terima. Pada saat itu juga sebisa mungkin mereka harus mampu dalam mengatur uang yang dimiliki. Oleh karena itu, penting sekali bagi para pelajar untuk menguasai prinsip ekonomi dalam perilaku sehari-hari.

Di era generasi milenial seperti sekarang ini banyak hal yang telah mengalami perubahan secara pesat. Salah satunya dapat dilihat berdasarkan kebiasaan pelajar saat menggunakan uang. Adanya perilaku dalam mengatasi keuangan masih perlu mendapatkan bimbingan dari orang tua maupun guru. Jika para pelajar tidak memiliki kontrol yang baik, secara tidak langsung akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup mereka hanya mengeluarkan uang atas dasar keinginan semata, bukan karena kebutuhan.

Seperti halnya siswa-siswi SMA Negeri 6 Bone di era generasi milenial ini tentu sudah tidak asing dengan aplikasi belanja online. Siswa tersebut membeli sebuah barang berupa sepatu lewat aplikasi tersebut. Ketika barang tersebut tiba, ia memilih untuk menjualnya kembali karena ukurannya tidak sesuai. Dengan begitu, ia harus memperhitungkan antara untung dan rugi. Jika ingin ssepatunya cepat laku ia bisa menjual dengan harga yang lebih murah dari pada harga belinya. Sebaliknya ketika memikirkan keuntungan sudah pasti akan di jual dengan menaikkan sedikit dari harga aslinya.

Banyak sekali manfaat yang akan diperoleh para pelajar ketika aada kemauan untuk bersikap hemat dan bertindak rasional.betapa pentingnya saat menentukan mana yang dianggap prioritas dan bukan. Artinya, mereka akan memiliki sikap menhan diri dengan menekan pengeluaran untuk hal yang tidak begitu penting. Pada akhirnya, para pelajar akan membuktikan sendiri bahwa prinsip ekonomi ini harus segera dilakukan. Jika mereka mampu menerapkannya sejak dini, maka akan memberikan pengaruh besar terhadap perilaku yang dimiliki. Khususnya dalam mengatur dan menghadapi ekonomi di masa sekarang dan masa yang akan datang.

c. Budaya

Proses pembentukan karakter di awali dengan pembiasaan. Proses pembiasaan inilah yang kita kenal dengan budaya atau pembudayaan. Maka, dalam rangka membentuk karakter yang dituju, perlu di bangun budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya sekolah dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah. Artinya, budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk.

Adapun budaya sekolah yang dikembangkan pada SMA Negeri 6 Bone diantaranya :

1) Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam

gerakan literasi sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang di sampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Seperti yang telah di terapkan di sekolahSMA Negeri 6 Bone yang Telahmenyediakan taman belajar untuk siswa/siswi belajar dan membaca buku selain itu disediakan pula tempat khusus english speak.

2) Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Sekolah perlu memfasilitasi terselenggaranya proses penumbuhkembangan minat dan bakat itu dengan kegiatan tersebut. Seorang peserta didik akan terbiasa dengan berbagai macam kegiatan positif. Baik menyangkut kemampuan fisik, maupun mental.

Dengan tempaan mental dan fisik yang kontinyu dilingkungan organisasi ektra kurikulernya, kelak seorang siswa/siswi akan terbiasa dengan aktivitas yang memerlukan pemikiran dan tenaga lebih. Mereka akan terbiasa aktif, kreatif dan bertanggung jawab.

3) Menetapkan kegiatan pembiasaan pada awal dan akhir kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaaan harian yang bersifat rutin. Bentuk tidak terlalu berat hanya memerluka konsistensi, karena rutin. Biasanya cenderung disepelekan. Oleh sebab itu, guru selaku penanggungjawab kegiatan ini

memegang peranan penting dalam menjaga keterlaksanaan program ini. Kegiatan yang biasa dilakukan antara lain mengikuti upacara bendera, berdoa bersama saat ingin memulai dan mengakhiri proses belajar .

4) Menetapkan tata tertib sekolah

Tata tertib menjadi benteng pembata antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memiliki tata tertib. Termasuk sekolah. Dengan adanya tata tertib sekolah dan organisasi situasi di sekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan atturan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.

d. Agama

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi perta didik agar menjadi manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab.

Dalam upaya menanamkan perilaku keberagamaan terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap lembaga pendidikan untuk memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu pendidikan agama lebih

dititik beratkan pada bagaimana memmbentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.

Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan dan perilaku keberagamaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada lembaga pendidikan formal (sekolah) banyak tergantung dari bagaimana karakteristik pendidikan agama yang diberikan di sekolah tersebut. Hal tersebut di karenakan sekolah dalam perspektif islam, berfungsi sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran,aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkannya sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya. Kaitanya dengan itu, dalam upaya pembentukan pribadi muslim yang saleh, maka pendidikan melalui sistem persekolahan patut diberikan penekananan yang istimewa. Hal ini disebabkan oleh pendidikan sekolah mempunyai program yang teratur, bertingkat dan mengikuti syarat yang jelas dan ketat. Hal ini mendukung bagi penyusunan program pendidikan islam yang lebih akomodatif.

Hal ini telah di terapkan di SMA Negeri 6 Bone, sebagai contoh pada saat jam shalat maka siswa/siswi di harapkan untuk bisa shalat berjamaah selain itu guru juga mengajarkan pendidikan agama dan nilai religius pada siswa/siswi di sekolah.

Dokumen terkait