• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Awal

Pra siklus merupakan kondisi awal keadaan sebelum perbaikan. Berdasarkan tes awal, yaitu hasil dari pre-test dapat diketahui prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an siswa kelas IV masih belum maksimal yaitu ada 11dari 16 siswa yang tuntas nilainya, menurut kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah yaitu 60. Jadi, baru 68,75% dari seluruh siswa yang berhasil tuntas nilainya.

Tabel 4.1 Ketuntasan hasil belajar siswa

Jumlah siswa

Pra-Siklus

Persentase

ketuntasan Presentase ketuntasan Pre-test LKS Membaca Tes

16 55%

16 68,75% 75% 75%

16 87,5% 81,25% 81,%

150 2. Hasil dari siklus I

a. Hasil dari observasi terhadap guru

Setelah pembelajaran pada siklus I selesai, pengamatan aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat dapat diketahui melalui lembar observasi. Dari 10 butir jenis pengamatan tercatat 1 butir (yaitu butir 8), 7 butir dianggap setuju (yaitu butir 1,2,4,5,6,9,10). Sedangkan 2 butir dianggap sangat setuju (yaitu butir 2 dan 7).

b. Hasil pengamatan kreativitas dan prestasi belajar

Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I, terlihat hasil rata-rata kreativitas seluruh siswa (lihat lampiran 9) terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui metode peer teaching bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa pada siklus I

No Aspek Penilaian Hasil Pengamatan

Nilai Rata-rata

1 Kreativitas 104 6.5

2 Prestasi 101 6.31

Dari tabel (4.2) di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk kreativitas siswa pada waktu pembelajaran berlangsung adalah 6.5 dan rata-rata prestasi siswa dengan pembelajaran melalui metode peer teaching yang digunakan dan siswa semua kegiatan pembelajaran

151

menunjukan nilai rata-rata 6,31. Adapun target nilai rata-rata kreativitas maupun prestasi adalah 7, diatas kategori minimal sekolah. c. Hasil Belajar Siswa

Dari data analisis hasil berbagai tes siswa pada siklus I yaitu tes LKS, tes performa (membaca surat Al Fatikhah), dan tes formatif (lihat lampiran 4), dapat dilihat tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa. Tes LKS ada 16 siswa yang tuntas 11 siswa, 5 tidak tuntas persentase tuntasnya 68,755 dan tes formatif ada 16 siswa yang tuntas 12 siswa, 4 siswa tidak tuntas, persentasenya 75% (lihat tabel)

3. Hasil dari Siklus II

a. Hasil observasi terhadap guru

Pembelajaran siklus II selesai, pengamatan aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat dapat diketahui melalui lembar observasi yang kedua. Dari 10 butir pengamatan yang sama dengan siklus 1 tercatat 4 butir mendapat tanggapan setuju (yaitu butir 4,5,8,10), sedangkan ada 6 butir yang ditanggapi sangat setuju (yaitu butir 1,2,3,6,7,9) (lihat pada lampiran 13).

b. Hasil Observasi Terhadap Siswa

Berdasarkan analisis hasil pengamatan kreativitas siswa ketika proses pengembangan siklus II (lihat lampiran 16) akan terlihat rata-rata sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching. Untuk jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

152

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II

No Aspek Penilaian Hasil Pengamatan Nilai Rata-rata 1 Kreativitas 112 7

2 Prestasi 109 6.84

Dari tabel (4.3) di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk kreativitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu 7 dan rata-rata nilai prestasi siswa dengan pembelajaran melalui metode peer teaching menunjukkan rata-rata 6,84. Adapun target rata-rata kelas yang ingin dicapai adalah 7 ke atas, yang bisa dikategorikan baik. c. Hasil belajar siswa

Data analisis hasil tes pada siklus II (lihat lampiran 26), dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa. Tes LKS ada 14 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 87,55 Tes membaca (surah Al-Fatikhah) ada 13 siswa tuntas dan 3 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 81.25%. Tes formatif ada 13 siswa tuntas dan 3 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 81.25% (lihat tabel 4.1).

4. Hasil dari siklus II

a. Hasil observasi terhadap guru

Pembelajaran pada siklus III selesai, pengamatan aktivitas guru yang dilakukan oleh teman sejawat dapat diketahui melalui lembar observasi ketiga. 10 butir pengalaman yang ditanggapi setuju ada 2

153

(yaitu butir 4 dan 8) dan yang ditanggapi sangat setuju ada 8 (yaitu butir 1,2,3,5,6,7,9,10) (lihat lampiran 13).

b. Hasil observasi terhadap sikap siswa

Berdasarkan analisis hasil pegamatan sikap siswa pada waktu proses pembelajaran siklus II (lihat lampiran 16) terlihat rata-rata sikap seluruh siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode peer teaching atau kelompok. Jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Siklus III

No Aspek Penilaian Hasil Pengamatan Nilai Rata-rata 1 Kreativitas 122 7,625

2 Prestasi 119.5 7,46

Dari tabel (4.4) di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas untuk kreativitas siswa selama proses pembelajaran adalah 7,6 dan rata-rata prestasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode peer teaching menunjukkan nilai rata-rata 7,46.Dengan nilai rata-rata hasil pengamatan sikap siswa menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran dikategorikan baik, sesuai dengan kategori minimal yang ditentukan sekolah.

c. Hasil belajar siswa

Data analisis hasil berbagai tes pada siklus III (lihat lampiran 27) dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa. Tes LKS ada 38 siswa

154

tuntas dan 6 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 86%. Tes hafalan (surah Al-Fatikhah) ada 16 siswa yang tuntas ada dan 8 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 82%. Tes formatif ada 16 siswa tuntas dan 11 siswa tidak tuntas. Persentase tuntasnya 75% (lihat tabel 4.4).

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan pada hasil tes pembelajaran pada siklus I, II, dan III. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi tes dan non tes. Hasil tes penelitian mengacu perolehan nilai dan skor yang dicapai siswa dalam berbagai tes yaitu tes LKS, tes hafalan, dan tes formatif. Sedangkan pembahasan hasil non tes berpedoman pada pengamatan.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I, II, dan III yang menggunakan metode peer teaching diteliti dan dianalisis oleh peneliti yang dibantu dengan teman sejawat untuk melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran dengan mengunakan metode peer teaching

menyebabkan siswa mempunyai ketangkasan dan ketepatan pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) khususnya materi hafalan surat pendek. Dalam proses belajar mengajar dengan metode peer teaching, bisa lebih mengaktifkan siswa. Secara performa siswa dituntut untuk bisa membaca, juga bisa menulis dan siswa bisa melafalkan ayat-ayat dalam surat pendek, sesuai dengan kompetensi dasar sebelumnya yang masih saling berhubungan. Guru memberikan bimbingan, fasilisator, dan pengawasan terhadap semua kegiatan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal,

155

maupun hafalan sehingga memungkinkan siswa untuk secepatnya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Metode peer teaching ini bisa diterapkan pada mata pelajaran lain khususnya kelas IV yang proses pembelajarannya tematik.

Penggunaan metode peer teaching yang dilaksanakan melalui bentuk pembelajaran tindakan kelas tersebut bisa membuahkan hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap guru yang dilakukan oleh pengamat dan pengamatan terhadap sikap siswa yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, bisa dilihat dari hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil yang didapat pada siklus I, perolehan rata-rata kreativitas siswa di kelas yaitu 6.5 dan prestasi siswa terhadap pembelajaran dengan metode peer teaching yaitu 6,31 Sedangkan untuk kategori baik yaitu 7. Hasil pengamatan terhadap guru yang dilakukan perlu perbaikan di siklus II. Butir yang ditanggapi ragu-ragu adalah kemampuan memberikan penguatan. Peneliti melakukan perbaikan dengan bimbingan teman sejawat yaitu setiap pemberian materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang dicapai harus benar-benar ditekankan sesuai kompetensi dasarnya, yaitu kompetensi membaca sesuai dengan tanda baca harus ditekankan bahwa siswa diarahkan harus mampu membaca dan paham tentang waqof.

Dengan adanya perbaikan di siklus I, pada siklus II ini terjadi peningkatan, yaitu dari 16 siswa memperoleh rata-rata kreativitas di kelas 6,5 dan minat siswa dengan pembelajaran menggunakan metode peer teaching

156

dengan nilai rata-rata 6,31. Pada siklus II ini, pengamatan guru oleh pengamat dengan baik yaitu tidak ada yang ragu-ragu.

Pada pelaksanaan siklus III ini, sudah ada peningkatan yang diharapkan dalam kategori baik oleh sekolah, yaitu kreativitas siswa nilai rata-ratanya 7,625 dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode peer teaching ini mencapai nilai rata-rata 7,46. Sedangkan hasil pengamatan guru sudah dikategorikan baik yaitu setuju dan sangat setuju.

Pada akhir setiap siklus dapat dilihat besarnya motivasi siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Setiap tes-tes yang diberikan oleh peneliti selalu ada peningkatan nilai ketuntasannya. Pada siklus I peneliti mengadakan tiga tes yaitu tes LKS, membaca, dan tes formatif. Hasil yang dicapai dalam persentase ketuntasan dari 16 siswa adalah 68,75% tes LKS, 75% tes membaca dan 75% tes formatif. Pembelajaran pada siklus II peneliti memperbaiki proses belajar-mengajar yang dibantu bimbingan teman sejawat. Hasil ketuntasan belajar mulai meningkat yaitu 87,5% tes LKS, 81,25% tes membaca, dan 81,25% tes formatif. Pada pembelajaran siklus III peneliti juga melakukan perbaikan sehingga ketuntasan hasil belajar siswa meningkat yaitu 93,75% tes LKS, 87,5% tes membaca, dan 93,75% tes formatif. Dengan adanya hasil ketuntasan tersebut, tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran dengan metode peer teaching sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa telah tercapai.

157 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode

peer teaching yang dilakukan pada siswa kelas IV semester I Sekolah Dasar Negeri I Polobogo, Getasan, Semarang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode peer teaching dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa

terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an materi membaca dengan waqof. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata prestasi siswa pada setiap siklus yaitu siklus I (6,43:7,5% ), siklus II ( 6.84: 8,25% ), dan siklus III (7.53: 93,75% ).

2. Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur‟an materi membaca dengan tanda waqof serta menggunakan metode peer teaching dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IV dengan ditandai adanya peningkatan rata-rata hasil belajar setiap siklus yaitu siklus I, ( LKS 68,75 %,membaca 75 %, dan tes formatif 75 % ), siklus II ( LKS 87,5 %, membaca 81,25 %, dan tes 81 % ),siklus III ( LKS 93,75 %, membaca 87,5 %, dan tes formatif 93,75 % ). 3. Penerapan metode peer teacing mempunyai pengaruh positif yaitu dapat

meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar pendidikan agama islam perhatian, kreativitas dan motivasi belajar yang ditunjukkan dengan hasil dan siklus ke siklus yang terus mengalami peningkatan. Mereka menjadi termotivasi dan tertarik untuk belajar.

158 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk menyempurnakan penggunaan metode peer teaching ini agar tujuan pendidikan dapat berhasil seperti yang diharapkan, yaitu sebagai berikut:

1. Setiap pelaksanaan pembelajaran di kelas harus selalu membuat suasana belajar yang menyenangkan. Kelas IV adalah pembelajarn TEMATIK, itu juga harus menjadi perhatian setiap guru agar kompetensi dasar yang ingin dicapai terlaksana.

2. Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran guru harus mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan proses pembelajaran: RPP, metode, media, pengelolaan kelas, sehingga konpetensi yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan. 3. Ketika siswa mengerjakan latihan-latihan dalam bentuk tes maupun non

tes guru harus mengawasi dan membimbing agar hasil yang didapat oleh siswa adalah murni pekerjaan sendiri.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama agar mendapat hasil yang lebih baik.

5. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil lebih maksimal.

159