• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LANDASAN TEORI

A. Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar 1.Pengertian Upaya Meningkatkan Kreativitas

Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Meningkatkan/peningkatan adalah menaikkan (taraf), mempertinggi, memperhebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat bahasa 3 2003).

Mengutip pendapat James J. Gallagher, dibukunya Yeni Rachmawati dan Luis Kurniawati berjudul: Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (Usia Taman Kanak-Kanak)” (2011:13), menyatakan “Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).

Mengutip pendapat Supriadi bukunya Yeni Rachmawati dan Luis Kurniawati berjudul: Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (Usia Taman Kanak-Kanak)” (2011:13-14), menyatakan “ kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa

103

yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengaplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan”.

Mengutip pendapat Semiawan dibukunya Yeni Rachmawati dan Luis Kurniawati berjudul: Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (Usia Taman Kanak-Kanak)” (2011: 14), mengemukakan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkann gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif, bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

Proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagaimana yang dipaparkan oleh Parnes (dalam Nursito:2000), sebagai berikut:

a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.

104

b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.

c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar biasa.

d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.

e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Ciri-ciri kreativitas menurut Renzulli dkk adalah sebagai berikut: a. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

c. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah d. Bebas dalam menyatakan pendapat

e. Mempunyai rasa keindahan yang dalam f. Menonjol dalam salah satu bidang seni

g. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang h. Mempunyai rasa humor yang luas

i. Mempunyai daya imajinasi, dan

105

Pendekatan Empat P dalam Pengembangan Kreativitas a. Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif

Yang akan dibahas di sini adalah dari dua mazhab, yaitu teori psikoanalisis dan teori humanistik untuk digunakan sebagai landasan perencanaan progam pendidikan anak berbakat.

1) Teori Psikoanalisis

Pada umumnya, teori-teori Psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah yang biasanya mulai di masa anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif menransformasi keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat.

2) Teori Humanistik

Berbeda dari teori psikoanalisis, teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.

3) Ciri-ciri kepribadian Kreatif

Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan

106

memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain. Mereka pun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka. Tentang Thomas Edison dikatakan bahwa dalam melakukan percobaan ia mengalami kegagalan lebih dari 200 kali, sebelum ia berhasil dengan penemuan bola lampu yang bermakna bagi seluruh umat manusia; ia mengungkapkan bahwa “Genius is 1% inspiration and 99% perspiration”.

Mengutip pendapat Treffinger dibukunya Utami Munandar berjudul: Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat

(2006:35) mengatakan: bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.

107

Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif; demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan – misalnya untuk menghipnotis, terjun payung, atau menjajagi kota atau tempat baru.

b. Teori-teori tentang “Press”

Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

c. Teori tentang Proses Kreatif 1) Teori Wallas

Berabad-abad orang berupaya untuk menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta. Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah Teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought,

mengutip pendapat Piirto dibukunya Utami Munandar berjudul:

Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (2006:39), yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap yaitu;

a) Persiapan b) Inkubasi c) Iluminasi d) Verifikasi

108 d. Teori tentang Produk Kreatif

Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang (press), atau lingkungan yang memberi kesempatan /peluang untuk menyibukkan diri dengan berkreatif, maka diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul.

Mengutip pendapat Cropley dibukunya Utami Munandar berjudul: Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (2006:40) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen atau inteligensi (memperoleh pengetahuan, dan pengembangan keterampilan), manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan (pemecahan masalah dalam arti luas), individu mengerjakan dan menggabungkan unsur-unsur mental sampai timbul „konfigurasi‟. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi, atau bentuk.

2.Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian tentang prestasi belajar. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984: 4), mengemukakan bahwa: Prestasi belajar adalah penilaian hasil

109

usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Menurut Siti Partini (1980: 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983: 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980: 4), mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983: 51), menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (1987: 324), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam

110

menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan dalam

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut Dimyati itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.

Menurut Dimyati Mahmud (1989: 84-87), mengatakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup: “faktor internal dan faktor eksternal”. sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk berprestasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkersyang diterjemahkan oleh Soenoro (1982: 30), mengatakan bahwa “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari si pelajar, faktor yang berasal dari si pengajar”. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

111

1) Faktor yang berasal dari si pelajar ( siswa)

Faktor ini meliputi motivasi, perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung, tingkat peneirmaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan mereproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.

2) Faktor yang berasal dari si pengajar (Guru)

Faktor ini meliputi kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar, kemampuan menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-pokok masalah yang diajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan memberikan tanggapan terhadap reaksi. Dari pendapat Rooijakkers tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat diberikan kesimpulan bahwa prestasi siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri pelajar dan faktor yang berasal dari si pengajar (guru).

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1990: 270, mengemukakan bahwa “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar dan faktor dari dalam”. Dari pendapat ahli ini dapat dijelaskan bahwa pengertian faktor dari luar dan faktor dari

112

dalam yang mempengaruhi prestasi belajar itu adalah sebagai berikut:

1) Faktor dari luar

Faktor dari luar ini merupakan faktor yang berasal dari luar si pelajar (siswa) yang meliputi:

a) Lingkungan alam dan lingkungan social

b) Instrumentasi yang berupa kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas serta administrasi.

2) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam ini merupakan faktor yang berasal dalam diri si pelajar (siswa) itu sendiri yang meliputi:

a) Fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra b) Psikologi yang berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi

dan kemampuan kognitif. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belaajr siswa secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang pertama berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang kedua berasal dari luar diri siswa yang sedang melakukan proses kegiatan belajar. Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

113

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

a)Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b)Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

c)Faktor kelelahan

2) Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a)Faktor keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan )

b)Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

c)Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Menurut Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

114

a)Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh b)Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan c)Faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a)Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan

b)Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

c)Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

115

B. Pendidikan Agama Islam Materi Baca Tulis Al-Qur’an