• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara, terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Sedangkan menurut Winarno Surachmat hipotesis adalah suatun kesimpulan tetapi belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya. (Surachmat, 1987:78).

Oleh karena masih bersifat sementara maka suatu hipotesis dapat diganti dengan hipotesis lain bila dalam penelitian lain di temukan hipotesis yang kurang tepat. Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa ada keteraitan antara metiode peer teaching kreativitas dan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Polobogo.

Jika metode peer teaching digunakan dengan baik dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar PAI materi BTQ kelas IV SD Negeri 1 Polobogo Kec. Getasan, Kab. Semarang.

2.Indikator Keberhasilan

Penerapan metode peer teacing ini dikatakan efektif, apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut: kreativitas dan prestasi belajar pendidikan agama Islam materi baca tulis al-Qur‟an setelah menggunakan metode peer teacing mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas minimal 85 %.

93 G. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Rancangan penelitian

a. Pendekatan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekaan penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam dua siklus.

b. Rancangan penelitian

Pada tahap peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu di perhatikan khusus untuk diamati. Selanjutnya peneliti membuat instrument pengalaman untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1)Mengidentifikasi data dan menganalisa masalah yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti.

2)Menentukan masalah mengapa penelitian dilakukan.

3)Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun pertanyaan.

4)Menetapkan cara yang akan dilakukanan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hiptesis tindakan.

5)Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan. 6)Membuat secara rinci rancangan tindakan.

94

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang dalam 3 (tiga) siklus masing-masing siklus dapat dilakukan dalam 4 (empat) tahapan dalam alur perencanaan (planning), implementasi tindakan pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap planning (perencanaan)

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah meliputi:

1) Perencanaan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar.

2) Menentukan pokok bahasan. 3) Menyiapkan sumber belajar.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. b. Tahap Acting (implementasi tindakan)

Pada tahap ini di laksanakan kegiatan sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah di desain sebagai berikut:

1) Peneliti memilih materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.

2) Peneliti menghitung jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.

3) Setelah waktu belajar selesai, peneliti membentuk kelompok-kelompok belajar ala peer teaching.

95

4) Peneliti memerintah anggota kelompok “peer teaching” untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari. 5) Peneliti memerintah siswa untuk kembali ke posisi semula

dalam rangka membahas pertanyaan yang msih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.

c. Tahap observing (observasi dan interpretasi)

Yaitu melaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran, yang di susun dan disiapkan guru.

d. Tahap reflecting (refleksi)

Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan oleh peneliti dengan mitra peneliti sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus II.

Siklus II

Siklus II dirancang dalam 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.

a. Tahap planning (perencanaan)

Pada tahap ini dilaksanakan tes diagnostic yang berfungsi sebagai evaluasi awal untuk menspesifikasi masalah sesuai hasil analisa data pada siklus I, menyiapkan media pembelajaran, yaitu metode peer teaching.

96

Ada kegiatan II dilaksanakan kegitan sesuai scenario pembelajaran yang didesain sesuai dengan kebutuhan (pelaksanaan progam tindakan II).

c. Tahap observing (observasi dan implementasi)

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, dengan menggunakan lembar observasi.

d. Tahap reflecting (refleksi)

Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan oleh peneliti dengan mitra peneliti sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus III.

Siklus III

a. Planning (perencanaan)

Peneliti berupaya meningkatkan perhatian dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus III ini masih sama yaitu dendam dan munafik. Adapun perencanaan dalam siklus ini yaitu:

1)Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2)Menyiapkan sumber belajar.

3)Menyiapkan sumber evaluasi. 4)Mengoptimalkan pengelolaan kelas. b. Acting (pelaksanaan)

97

1)Siswa berdiskusi mengenai materi dengan menjawab soal/pertanyaan di kertas yang dibagikan peneliti.

2)Setelah diskusi selesai, peneliti membagikan soal evaluasi. 3)Peneliti mengoreksi hasil evaluasi.

c. Observing (pengamatan)

Pada kegiatan pengamatan ini diperoleh hasil/kesimpulan yaitu:

1)Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

2)Siswa lebih perhatian/fokus terhadap materi yang dibahas. 3)Hasil evaluasi lebih meningkat, sesuai dengan target yaitu

95% siswa tuntas dalam pembelajaran.

d. Reflecting (refleksi)

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa terlihat adanya ketuntasan. 2. Lokasi, Waktu, Subyek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Polobogo Desa Polobogo, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, kondisi bagian kelas cukup merata dan dalam arti perbandingan kemampuan peserta didik antar kelas relatif sama.

b. Waktu pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2015 dimulai pada tanggal 1 Juni-selesai.

98 c. Subyek penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam melalui metode peer teaching penelitian ini meliputi:

Peserta didik kelas IV Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Polobogo pada tahun 2015 yang berjumlah 16 siswa.

3. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data masalah sebagai berikut:

a. Silabus PAI kelas IV b. RPP

c. Lembar tes d. Daftar nilai e. Lembar observasi

f. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 4. Teknik pengumpulan data

Pemgumpulan data di lakukan dengan cara: a. Tes

Tes yang sudah distandarisasi ialah tes yang telah mengalami proses validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tertentu (Djamarah, 2000:218).

Dalam hal ini peneliti mengadakan tes/evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui pre test dan post test.

99 b. Observasi

Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana penyelidik mangadakan pengamatan secara langsung (Arikunto, 1998:131). Dalam hal ini peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, hasil rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 1998:131).

5. Analisis Data

Menurut Tripp dalam Basrowi dan Suwandi (2008:131) analisis data merupakan proses mengurai (memecah) sesuatu ke dalam bagian-bagiannya. Terdapat tiga langkah penting dalam analisis data, yaitu (1) identifikasi apa yang ada dalam data, (2) melihat pola-pola, (3) membuat interpretasi.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan KKM pada setiap siklusnya dengan ketentuan jika nilai siswa dari batas KKM, yakni 60, maka siswa tersebut telah mencapai KKM. Apabila nilai siswa kurang dari 60, maka siswa tersebut tidak mencapai KKM.

100

2. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal

Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2009:241) setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 60% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 70% siswa yang telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, yaitu apabila siswa telah mencapai criteria ketuntasan klasikal 70% dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM 60. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik, peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana rumus:

(Aqib, dkk., 2009:40) H. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format skipsi. Berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan institusi sebagai berikut:

101 BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan