• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini membahas mengenai hasil perhitungan data yang diperoleh dari penelitian. Uji yang dilakukan sesuai dengan urutan prosedur analisis data yang sudah dijelaskan pada bab III. Uji dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS versi 16. Data yang diperoleh merupakan skor dari pretest dan posttest yang dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Statistik deskriptif data penelitian

Pre-kon Post-kon Pre-eks Post-eks

N Valid 26 26 27 27 Missing 0 0 0 0 Mean 64.53 74.57 76.95 90.33 Std. Error of Mean 2.266 2.268 1.868 1.958 Median 61.11 77.78 77.78 94.44 Mode 72 83 83 94 Std. Deviation 11.55 11.565 9.709 10.173 Minimun 50 50 61 61 Maximum 89 100 89 100 Sum 1678 1939 2078 2439

Tabel 4.2 menunjukkan data yang diperoleh pada penelitian ini. Data yang disajikan terdiri dari mean, standart error of mean, median, mode, standart deviation, minimum, maximum dan sum. Rata-rata skor pretest kelompok kontrol

dan eksperimen hampir sama. Rata-rata skor pretest kelompok kontrol adalah 64,53 dan rata-rata skor pretest kelompok eksperimen adalah 76.95. Rata-rata skor posttest kelompok kontrol adalah 74.57 dan rata-rata kelompok eksperimen adalah 90.33. Data skor pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Skor pretest dan posttest

Tabel 4.3 merupakan table skor pretest dan posttest yang menunjukkan kenaikan skor yang terjadi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol terjadi peningkatan sebanyak 15.55% sedangkan kelas eksperimen terjadi peningkatan 17,37%. Peningkatan yang terjadi pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1

Diagram peningkatan skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen

Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Skor Pretest Skor Posttest Skor Pretest Skor Posttest

Rata-rata 64.53 74.57 76.95 90.32

Skor Tertinggi 88.88 100 88.88 100

Skor Terendah 50 50 61.11 61.11

Kenaikan Skor 10.04 13.37

Gambar 4.1 menunjukkan peningkatan yang terjadi pada kelompok kontrol dan eksperimen. Peningkatan pada kelompok kontrol ditandai dengan garis yang berwarna biru sedangkan kelompok eksperimen dengan garis berwarna merah. Kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi merupakan peningkatan yang positif.

Gambar tersebut belum menunjukkan adanya perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri. Perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri dapat dilihat melaluii analisis data. Analisis data yang dilakukan meliputi uji skor pretest (uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independent t-test), uji prasyarat analisis, uji hipotesis dan uji signifikansi selisih. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji prsayarat analisis parametric yang meliputi uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independence. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bergantung pada hasil uji prasyarat yang dilakukan.

1. Pengujian skor pretest

Pengujian skor pretest meliputi uji normalitas skor pretest, uji homogenitas skor pretest¸dan uji independent t-test. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan lima cara yakni Kolmogorv-Smirnov Test, visualisasi P-P Plot¸ histogram, rasio skewness dan rasio kurtosis.

a. Uji normalitas skor pretest

Uji normalitas skor pretest dilakukan menggunakan Kolmogorov-smirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : Sebaran data skor pretest tidak berbeda dengan kurve normal atau data terdistribusi normal

Ha : Sebaran data skor pretest berbeda dengan kurve normal atau data tidak terdistribusi normal

Kriteria normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data pretest sesuai dengan kurve normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha diterima, artinya sebaran data pretest tidak sesuai dengan kurve normal.

Uji normalitas dilakukan pada data pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Pengujian dilakukan pertama kali pada hasil pretest kelompok kontrol. Hasil uji normalitas pretest kelompok kontrol menggunakan Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas skor pretest kelompok kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest kontrol

N 26

Normal Parametersa Mean 64.53

Std. Deviation 11.555 Most Extreme Differences Absolute .170 Positive .166 Negative -.170 Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .438

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.4 merupakan hasil pengujian normalitas skor pretest menggunakan Kolmogorov-smirnov. Normalitas data dilihat pada nilai sig (2-tailed) kemudian dimasukkan pada kriteria yang telah ditentukan. Nilai sig (2-tailed) adalah 0,438. Nilai 0,438 > 0,05 hal tersebut berarti bahwa Hogagal ditolak atau data normal. Pengujian normalitas tidak hanya pada skor pretest kelompok kontrol melainkan juga pada skor pretest kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan pada uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen sama dengan kriteria pengujian normalitas pada skor pretest kelompok kontrol. Hasil uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest eksperimen

N 27

Normal Parametersa Mean 76.95

Std. Deviation 9.709 Most Extreme Differences Absolute .200 Positive .152 Negative -.200 Kolmogorov-Smirnov Z 1.042

Asymp. Sig. (2-tailed) .228

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.5 menunjukkan hasil sig (2-tailed) sebesar 0,228. Nilai 0,228 > 0,05 yang berarti bahwa Ho gagal ditolak atau data normal. Pengujian normalitas data skor pretest kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi sesuai dengan kurve normal. Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

data adalah P-P Plot. Kriteria pengambilan keputusan pada uji normalitas menggunakan P-P Plot adalah:

1) Jika titik-titik data berada atau mendekati garis diagonal ideal, berarti data skor pretest terdistribusi secara normal.

2) Jika titik-titik data berada atau menjauhi garis diagonal ideal, berarti data skor pretest tidak terdistribusi secara normal.

Hasil uji normalitas menggunakan P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

P-P plot (kiri) dan histogram (kanan) data kelompok kontrol

Gambar 4.2 adalah gambar sebaran data kompok kontrol yang menunjukkan normalitas skor pretest kelompok kontrol yang dapat dilihat pada bulatan-bulatan kecil di p-p plot dan bentuk kurve pada histogram. P-p plot menunjukkan bahwa data tersebar mendekati garis diagonal ideal yang berarti data normal. Kurve yang tampak pada histogram gambar 4.2 menunjukkan data normal. Uji normalitas menggunakan p-p plot dan histogram juga diterapkan pada data pretest eksperimen. Gambar 4.3 menunjukkan p-p plot dan histogram data pretest kelompok eksperimen.

Gambar 4.3

P-P plot (kiri) dan histogram (kanan) data kelompok eksperimen

Gambar 4.3 merupakan uji normalitas menggunakan p-p plot dan histogram pada data pretest eksperimen. Kriteria pengambilan keputusan menggunakan kriteria yang digunakan sebelumnya. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa data tersebar mendekati garis diagonal ideal yang berarti data skor pretest terdistribusi secara normal. Kurve pada histogram juga menunjukkan jika data tersebuar secara normal. Uji normalitas selanjutnya

b. Uji Homogenitas skor pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedudukan mula-mula kelompok kontrol dan eksperimen. Pada awal penelitian kedudukan kelompok kontrol dan eksperimen diharapkan sama. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS16 dengan teknik Lavene’s test. Hipotesis statistik pada uji homogenitas skor pretest adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen (Ho: σ1² = σ2²).

Ha : Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen (Ha: σ1² ≠ σ2²).

Pengambilan keputusan uji homogenitas skor pretest didasarkan pada kriteia: 1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Hogagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen atau data homogen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data tidak homogen.

Tabel 4.6 Hasil uji homogenitas pretest

Lavene’s Test for Equality of Variances F Sig Total Equal variances assumed 1.967 .167 Equal variances not assumed

Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji homogenitas skor pretest menggunakan

Lavene’s test. Harga sig yang diperoleh adalah 0,167. Harga sig untuk selanjutnya

dimasukkan dalam kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Nilai 0,167 menunjukkan sig ≥ 0,05 maka yang berarti Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kotrol dan eksperimen atau kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas menegaskan bahwa pada awal penelitian kedua kelompok kontrol dan eksperimen berada pada kondisi yang sama atau tidak ada ketimpangan. Hasil uji homogenitas

menunjukkan varian data kedua kelompok homogen, maka analisis data dilanjutkan dengan uji independent t-test atau skor pretest.

c. Uji independent t-test skor pretest

Uji independent t-test dilakukan untukn mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan rata-rata skor pretest kelompok eksperimen. Hipotesis yang diunakan dalam uji independent t-test skor pretest ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Ho: μ1 = μ2).

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Ha: μ1 ≠ μ2).

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan uji independent t-test skor pretest dengan menggunakan program SPSS20 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil perhitungan Uji independent t-test skor pretest Independent sample t-test

Skor Pretest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene’s Test for Equality of Variances F 1.967 Sig ,167 T-test for Equality of Means T -4.244 -4.230 Df 51 48.841 Sig. (2-tailed) .000 .000 Mean Difference -12.425 -14.425 Std. Error Difference 2.927 2.927 95% Confidence Interval of the Difference Lower -18.302 -18.328 Upper -6.548 -6.522

Skor pretest kedua kelompok dianalisis menggunakan program SPPS20 untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretest. Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian independent t-test skor pretest. Nilai sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji independent t-test. Nilai sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,000. Nilai 0,000 menunjukkan bahwa sig (2-tailed) < 0,05 yang berarti Hoditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen maka selanjutnya dilakukan pengujian selisih skor kedua kelompok.

2. Uji Selisih Skor

Uji selisih skor terdiri dari tiga pengujian yakni uji normalitas selisih skor masing-masing kelompok dan uji independent t-test. Uji selisih skor dilakukan untuk mengetahui perbedaan signifikan selisih skor kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Hasil statistik deskriptif dari selisih kelompok kontrol dan eksperimen adalah dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Statistik deskriptif selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen

Tabel 4.9 menunjukkan data yang diperoleh dari selisih skor antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data yang disajikan terdiri dari mean, standart error of mean, median, mode, standart deviation, minimum, maximum, dan sum. Rata-rata selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen hampir sama . Rata-rata selisih kelompok kontrol adalah 10,04 dan rata-rata selisih eksperimen adalah 13,37. Data selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.9 selisih skor pretest dan posttest Selisih kelompok kontrol Selisih kelompok eksperimen N Valid 26 27 Missing 0 0 Mean 10,04 13,37 Std. Error of Mean 2,307 2,283 Median 11,11 11,11 Mode 11 17 Std. Deviation 11,761 11,861 Minimun -11 -6 Maximum 28 33 Sum 261 361

Keterangan Kelas Kontrol

Selisih kontrol Selisih eksperimen

Rata-rata 10,04274 13,37448

Skor Tertinggi 27,77778 33,33333

Skor Terendah 0 0

Kenaikan Skor 3,33

Tabel 4.9 merupakan tabel selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen yang menunjukkan kenaikan selisih skor yang terjadi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 3,33 atau 33,15%.

a. Uji normalitas selisih skor kontrol

Uji normalitas selisih skor kontrol dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui sebaran data. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : Sebaran data selisih skor kelompok kontrol tidak berbeda dengan kurve normal atau data terdistribusi normal.

Ha : Sebaran data selisih skor kelompok kontrol berbeda dengan kurve normal atau data tidak terdistribusi normal.

Kriteria normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data selisih skor kelompok kontrolsesuai dengan kurve normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak artinya sebaran data selisih skor kelompok kontroltidak sesuai dengan kurve normal.

Tabel 4.10 Hasil uji normalitas selisih skor kelompok kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

selisihkontrol

N 26

Normal Parametersa Mean 10.04

Std. Deviation 11.761 Most Extreme Differences Absolute .190 Positive .150 Negative -.190 Kolmogorov-Smirnov Z .969

Asymp. Sig. (2-tailed) .305 a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa harga sig. (2-tailed) adalah 0,305. Kriteria pengambilan keputusan menyatakan apabila harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka artinya data normal, sig. (2-tailed) untuk uji normalitas selisih skor kelompok kontrol adalah 0,305 > 0,05 sehingga Ho gagal ditolak atau data normal. Data selisih skor kelompok eksperimen juga diuji normalitasnya. Uji normalitas selisih skor kelompok eksperimen juga dilakukan menggunakan program SPSS 20 dengan uji Kolmogorv smirnov.

Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah P-P Plot. Kriteria pengambilan keputusan pada uji normalitas selisih skor kelompok kontrol menggunakan P-P Plot adalah:

1) Jika titik-titik data berada atau mendekati garis diagonal ideal, berarti data skor selsih kelompok kontrolterdistribusi secara normal.

2) Jika titik-titik data berada atau menjauhi garis diagonal ideal, berarti data skor selsih kelompok kontrol tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.4

b. Uji normalitas selisih skor eksperimen

Uji normalitas selisih skor eksperimen dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui sebaran data. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : Sebaran data selisih skor kelompok eksperimentidak berbeda dengan kurve normal atau data terdistribusi normal.

Ha : Sebaran data selisih skor kelompok eksperimen berbeda dengan kurve normal atau data tidak terdistribusi normal.

Kriteria normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data selisih skor kelompok eksperimen sesuai dengan kurve normal. 2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak artinya sebaran data selisih skor kelompok eksperimentidak sesuai dengan kurve normal.

Tabel 4.11 Hasil uji normalitas selisih skor kelompok eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

selisikeksperi men

N 27

Normal Parametersa Mean 13.37

Std. Deviation 11.861 Most Extreme Differences Absolute .131 Positive .131 Negative -.128 Kolmogorov-Smirnov Z .683

Asymp. Sig. (2-tailed) .740

Tabel 4.18 merupakan hasil uji normalitas selisih skor eksperimen yang menunjukkan harga sig. (2-tailed) adalah 0,740. Kriteria pengambilan keputusan menyatakan apabila harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka artinya data normal, sig. ( 2-tailed) hasil uji normalitas selisih skor eksperimen adalah 0,740 artinya Ho gagal ditolak atau data normal.

Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah P-P Plot. Kriteria pengambilan keputusan pada uji normalitas selisih skor kelompok eksperimen menggunakan P-P Plot adalah:

1) Jika titik-titik data berada atau mendekati garis diagonal ideal, berarti data skor selsih kelompok eksperimen terdistribusi secara normal.

2) Jika titik-titik data berada atau menjauhi garis diagonal ideal, berarti data skor selsih kelompok eksperimen tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.5

P-P plot (kiri) dan histogram (kanan) data selisih skor kelompok eksperimen c. Independent t-test selisih kelompok kontrol dan eksperimen

Uji independent t-test selisih kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan untuk melihat perbedaan selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen. Hipotesis untuk uji independent t-test selisih skor pada penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata skor kelompok eksperimen atas penggunaan media gambar seri dalam keterampilan berbicara siswa (Ho: μ1 = μ2).

Ha : Ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata skor kelompok eksperimen atas penggunaan media gambar seri dalam keterampilan berbicara siswa (Ho: μ1 ≠μ2).

Pengambilan keputusan:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata skor kelompok eksperimen atau dapat dikatakan tidak ada perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata skor kelompok eksperimen atau dapat dikatakan ada perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri.

Tabel 4.12 Hasil uji independent t-test selisih skor Independent sample t-test

skor Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene’s Test for Equality of Variances F 0.008 Sig .927 T-test for Equality of Means T -1.027 -1.207 Df 51 50.954 Sig. (2-tailed) .309 .309 Mean Difference -3.332 -3.332 Std. Error Difference 3.246 3.245

of the Difference Upper 3.184 3.183

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa t hitung pada tingkat kepercayaan 95% pada baris equal variances assumed adalah t (51) = -1,027, p value > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen atau selisih skor tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Perhitungan manual independent t-test dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perhitungan di atas merupakan perhitungan independent t-test menggunakan cara manual. Hasil perhitungan menunjukkan t = -1,04, dimana hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan menggunakan SPSS20 yang menunjukkan harga t = -1,027.

3. Uji Besar Effect penggunaan media gambar seri

Uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri. Efek yang diberikan oleh media gambar seri diketahui dengan uji besar efek. Data yang digunakan dalam besar efek adalah data equal variances assumed. Uji besar efek menunjukkan bahwa:

Pengujian besar efek menunjukkan bahwa r = 0,14. Hasil yang diperoleh pada uji besar effect untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kriteria yang telah dijabarkan pada tabel 3.14. Nilai 0,14 dalam kriteria effect size yang disampaikan oleh Field (2009: 57) masuk dalam kategori kecil. Uji besar effect tidak berhenti sampai pengkategorian effect, tetapi juga berlanjut pada penentuan effect dalam persen. Effect dalam persen dapat dihitung menggunakan koefisien determinasi. Perhitungan koefisien determinasi dilakukan secara manual menggunakan rumus pada gambar 3.6.

R2 = r2 x 100 % = (0,14)² x 100 % = 0,0196 x 100 % = 1,96 %

Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R² adalah 1,96%. Nilai 1,96% berarti media gambar seri memberikan sumbangan untuk kenaikan keterampilan berbicara siswa sebesar 1,96% sedangkan 98,04% dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Uji signifikansi selisih

Uji signifikansi selisih skor dilakukan untuk mengetahui perbedaan signifikan selisih skor pada masing-masing kelompok. Uji signifikansi menggunakan uji paired t-test.

a. Uji signifikansi selisih skor kelompok kontrol

Ho : Tidak ada perbedaan signifikan antara selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol (Ho: μ1 = μ2).

Ha : Ada perbedaan perbedaan signifikan antara selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol (Ho: μ1 ≠μ2).

Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam paired t-test kelompok kontrol adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 berarti Hogagal ditolak dan Haditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 berarti Hoditolak dan Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

Tabel 4.13 Hasil paired t-test kelompok kontrol Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 kontrol – pretestposttest -68.551 12.519 1.736 -72.037 -65.066 -39.486 51 .000 Tabel 4.13 menunjukkan hasil paired t-test kelompok kontrol. Hasil paired t-test diperoleh dari harga sig (2-tailed). Harga (2-tailed) untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kriteria yang sudah ditentukan. Harga (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,000 hal tersebut berarti bahwa Ho ditolak atau Ha gagal

ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

Uji signifikansi juga dilakukan pada kelompok eksperimen. Hasil uji signifikansi kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.16.

Hipotesis yang digunakan dalam uji signifikansi kelompok eksperimen adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen (Ho: μ1 = μ2).

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen (Ho: μ1 ≠μ2).

Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam paired t-test kelompok eksperimen adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 berarti Hogagal ditolak dan Haditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen. 2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 berarti Hoditolak dan Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen.

Tabel 4.14 Hasil paired t-test kelompok eksperimen Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviat ion Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 eksperimen - skor -82.642 11.941 1.625 -85.901 -79.383 -50.860 53 .000

Tabel 4.14 menunjukkan hasil paired t-test kelompok eksperimen. Hasil paired t-test diperoleh harga sig. (2-tailed). Harga sig. (2-tailed) selanjutnya akan dimasukkan ke dalam kriteria yang telah ditentukan. Harga sig. (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,000 hal itu berarti Hoditolak atau Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen. Uji paired t-test menunjukkan bahwa hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen berbeda dan hasilnya mengalami peningkatan.

Dokumen terkait