• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Pengujian Instrumen

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data, menentukan taraf signifikansi, menguji homogenitas skor pretest, menguji normalitas skor pretest, menguji prasyarat analisis, menguji hipotesis dan menguji besar efek.

1. Merumuskan null hypothesis

Hipotesis statistik penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri?”.

Ho : Tidak ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri. (μ1 –μ2 =0 atau μ1 = μ2)

Ha : Ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri. (μ1 –μ2 ≠0 atau μ1 ≠ μ2)

2. Mengorganisasi data

Kegiatan mengolah data menurut Narbuko dan Achmadi (2007: 156) terdapat tiga langkah dalam mengorganisasi data yakni editing, koding, dan tabulasi. a. Editing

Mengedit merupakan kegiatan memeriksa segala data yang diserahkan oleh pengumpul data (Narkobu dan Achmadi, 2007: 156). Editing merupakan proses pengecekan atau pemeriksa data yang sudah terkumpul dari lapangan karena ada kemungkinan data yang sudah masuk belum tentu memenuhi syarat dan dibutuhkan (Siregar, 2013: 86). Tahap editing ini memeriksa kelengkapan jawaban ahli dan memeriksa kelengkapan pekerjaan siswa.

Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada data yang telah terkumpul. Tahap editing pada penelitian ini yakni memeriksa hasil pekerjaan siswa saat melakukan kegiatan bercerita yakni semua aspek penilaian sudah terisi. Ada beberapa siswa yang mengikuti pretest tetapi tidak mengikuti posttest. Peneliti kemudian memberikan tanda pada pekerjaan siswa tersebut.

b. Koding

Koding merupakan kegiatan mengklarifikasi jawaban dari responden ke dalam kategori-kategori. Koding dilakukan dengan memberi tanda atau kode

berupa angka pada masing-masing pekerjaan siswa. Data yang dikoding dalam penelitian ini adalah nama siswa, nama validator, dan hasil pekerjaan siswa. Koding dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel.

c. Tabulasi

Tabulasi merupakan kegiatan membuat tabel kemudian memasukkan data yang sudah melewati tahap editing dan koding. Tabulasi dilakukan dengan memasukkan nilai dari pekerjaan responden. Tujuan dari tabulasi yakni untuk menyederhanakan data penelitian menjadi folder yang dapat memudahkan proses analisis data selanjutnya. Tabulasi dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel. 3. Menentukan taraf signifikansi

Field (2009: 252) menjelaskan bahwa taraf signifikansi dapat menunjukkan adanya peluang kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan untuk menonal hipotesis atau mendukung hipotesis nol (H0). Taraf signifikasnsi dapat juga diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh suatu hasil penelitian. Penentuan taraf signifikansi didasarkan pada teori yang dipaparkan dan yang biasa dipakai pada umumnya dalam penelitian yang relevan. Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05 yang berarti terdapat kemungkinan terjadi kesalahan sebesar 5% atau dalam taraf kepercayaan sebesar 95%.

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data. Uji

normalitas skor pretest menggunakan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan hasil keterampilan berbicara siswa dari kelompok kontrol dan eksperimen. Uji homogenitas menggunakan rumus dari Lavene’s test.

a. Uji normalitas skor pretest

Uji normalitas skor pretest merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data pretest kelompok kontrol dan eksperimen tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik dalam pengujian normalitas ini adalah:

Ho : Sebaran data tidak berbeda dengan kurve normal atau data normal. Ha : Sebaran data berbeda dengan kurve normal atau data tidak normal. Kriteria normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data pretest sesuai dengan kurve normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data pretest tidak sesuai dengan kurve normal.

Normalitas suatu data dapat juga diketahui dengan melihat grafik pada p-p plot dan histogram sebaran data. Kriteria yang digunakan dalam penentuan normalitas menggunakan p-p plot adalah:

1) Jika titik-titik data berada atau mendekati garis diagonal ideal, berarti data skor pretest terdistribusi secara normal.

2) Jika titik-titik data berada atau menjauhi garis diagonal ideal, berarti data skor pretest tidak terdistribusi secara normal.

Hasil uji normalitas skor pretest akan mempengaruhi pengujian selanjutnya. Apabila data yang diperoleh ternyata terdistribusi secara normal maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas skor pretest, tetapi apabila tidak normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik non parametrik.

b. Uji Homogenitas skor pretest

Uji homogenitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan hasil pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan level prestasi antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kondisi antara kedua kelompok diharapkan setara atau homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Lavene’s test dan dapat dicari dengan menggunakan rumus pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rumus Lavene’s test

Keterangan:

n : jumlah observasi k : banyaknya kelompok Zu : │Yu - t

Yt : rata-rata dari kelompok ke –i : Rata-rata dari kelompok Z

: Rata-rata menyeluruh

Hipotesis statistik dalam uji homogenitas skor pretest:

Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen. σ1² = σ2²

Ha : Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen. σ1² ≠ σ2²

Kriteria pengujian persamaan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data homogen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data tidak homogen.

Hasil uji homogenitas akan mempengaruhi proses analisis data selanjutnya. Apabila data antara kedua kelompok homogen, maka proses analisis data pada hasil adalah menggunakan baris variance equal assumed, namun apabila data tidak homogen maka hasil independent t-test menggunakan equal variances not assumed.

6. Uji independent t-test skor pretest

Uji independent t-test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ho: μ1 = μ2)

Ha: Ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ha: μ1 ≠ μ2)

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Uji independent t-test pada skor pretest mempengaruhi perhitungan selanjutnya yang akan dilakukan. Apabila hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji untuk independent t-test. Apabila hasil uji independent t-test menunjukkan ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kedua kelompok, maka dapat dilakukan

pengujian selanjutnya yaitu uji selisih skor pretest dan posttest masing-masing kelompok.

7. Uji prasyarat analisis posttest

Penelitian ini menggunakan uji parametrik. Uji prasyarat analisis untuk melakukan uji parametrik terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas dan independence (Field, 2009: 133). Uji prasyarat analisis menggunakan data skor posttest.

a. Uji normalitas skor posttest

Uji normalitas skor posttest dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis stastistik uji normalitas adalah:

Ho : Sebaran data tidak berbeda dengan kurve normal atau data normal. Ha : Sebaran data berbeda dengan kurve normal atau data tidak normal. Kriteria normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurve normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal diterima, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurve normal.

Rumus dari Kolmogorov-Smirnov merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan normalitas data. Cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan normalitas adalah P-P Plot. Kriteria pengambilan keputusan pada visualisasi P-P Plot adalah:

1) Jika titik-titik data berada atau mendekati garis diagonal ideal, berarti data skor posttest terdistribusi secara normal.

2) Jika titik-titik data berada atau menjauhi garis diagonal ideal, berarti data skor posttest tidak terdistribusi secara normal.

Apabila data tidak terdistribusi normal maka statistik yang digunkan adalah statistik non parametrik. Data yang terdisitribusi normal maka analisis selanjutnya adalah independent t-test untuk membandingkan dua sampel.

b. Uji Homogenitas skor posttest

Data yang telah melewati uji normalitas, selanjutnya akan dilakukan uji homogenitas menggunakan rumus Lavene’s test. Hipotesis penelitian ini adalah: Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen. σ1² = σ2²

Ha : Ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau kedua data kelompok kontrol dan eksperimen adalah homogen. σ1² ≠ σ2²

Kriteria pengujian persamaan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data homogen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data tidak homogen.

Hasil uji homogenitas skor posttest akan mempengaruhi pengambilan data pada pengujian selanjutnya. Apabila data yang diperoleh dalam penelitian

menunjukkan adanya data yang homogen maka perhitungan dapat dilihat dalam tabel SPSS pada baris equal variance assumed namun apabila data tidak homogen maka menggunakan baris equal variance not assumed.

c. Independence

Responden pada kelompok kontrol dan eksperimen adalah kelompok independence atau mandiri. Kelompok satu tidak akan memberikan pengaruh kelompok lain (Field, 2009: 133). Responden kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan sedangkan pada kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakuan yakni penggunaan media gambar seri.

8. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji independent t-test. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dengan uji dua pihak (2-tailed). Rumus independent t-test yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4

Rumus independent t-test (Field, 2009: 335) Keterangan:

= Varian pada sampel kontrol = Varian pada sampel eksperimen = jumlah siswa pada kelompok kontrol = jumlah siswa pada kelompok eksperimen

Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis ini menggunakan independent t-test yakni:

Ho: Tidak ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri.

Ha: Ada perbedaan keterampilan berbicara siswa atas penggunaan media gambar seri.

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri.

9. Uji Besar Efek

Uji besar efek yang dilakukan bergantung pada hasil uji hipotesis. Apabila uji hipotesis menunjukkan adap perbedaan keterampilan berbicara atas penggunaan media gambar seri maka uji besar efek dapat dilakukan. Uji besar efek dilakukan dengan menggunakan rumus effect size yang dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5

Rumus effect size (Field, 2009: 179)

Harga yang diperoleh pada hasil uji besar pengaruh untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kriteria yang tampak pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Kriteria pengujian efek size (Field, 2009: 57) Nilai Kriteria 0,10 – 2,29 Kecil 0,30 – 0,49 Sedang 0,50 – 1,00 Besar

Tabel 3.15 menunjukkan kriteria mengenai besar efek yang mungkin dimiliki oleh satu variabel. Kriteria-kirteria tersebut adalah kecil, sedang dan besar.

Presentase besar efek apat diketahui dengan menggnakan koefisien deteminasi (R2). Koefisien determinasi diketahui dengan menggunakan rumus pada gambar 3.6.

Gambar 3.6

Rumus Koefisien Determinasi

Nilai r pada koefisien determinasi diperoleh dari hasil pengujian effect size. Koefisien determinasi menunjukkan besar presentase efek yang diberikan media gambar seri terhadap keterampilan berbicara siswa.

10. Uji Signifikansi

Uji signifikansi selisih dilakukan untuk mengetahui besar signifikansi perbedaan hasil skor pretest dan posttest masing-masing kelompok kontrol dan eskperimen. Uji signifikassi selisih dilakukan dengan menggunakan paired t-test. Hipotesis statistik dalam paired t-test pada kelompok kontrol adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol. Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji paired t-test kelompok kontrol adalah: 1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok kontrol.

Uji paired t-test juga dilakukan pada kelompok eksperimen. Hipotesis statistik dalam paired t-test pada kelompok eksperimen adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen.

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji paired t-test kelompok kontrol adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05; Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen. 2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05; Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen.

Dokumen terkait