• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol dari daun tumbuhan jengkol (Archidendron Pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen dan diuji dengan penambahan pereaksi FeCl3 5% menghasilkan warna koloid hitam, menunjukkan bahwa ekstrak positif fenolik.

Hasil elusi dari perbandingan eluen kloroform : metanol 80:20 (v/v) padafraksi 5-40, dilakukan KLT preparatif dengan eluen kloroform : etil asetat 50:50 (v/v) untuk mendapatkan senyawa hasil isolasi yang lebih murni. Sehingga diperoleh senyawa murni berupa kristal berwarna kuning kecoklatan, dengan berat massa 21mg dan nilai Rf=0,73.

Senyawa hasil isolasi di identifikasi dengan UV-Visible dengan menggunakan pelarut metanol untuk menentukan panjang gelombang ditunjukkan oleh Spektrum UV-Visible pada Gambar4.1

Gambar 4.1Spektrum UV-Visible Senyawa Hasil Isolasi Tabel 4.1 Panjang Gelombang UV-Visible Senyawa Hasil Isolasi

Pita I =275 nm

Puncak Panjang Gelombang (nm) Absorbansi

I 275 0,75

Berdasarkan Hasil analisis UV-Visible diperoleh spektrum UV-Visible dengan pelarut metanol memberikan panjang gelombang adalah 275 nm, dimana panjang gelombang ini mendekati gelombang senyawa fenolik dari metil galat secara teori yaitu dengan panjang gelombang 285 nm.

KromoforInduk = 246nm

mOH 2 X 7 = 14nm

pOH = 25 nm

ʎmax = 285 nm

Berdasarkan hasil perhitungan ʎ max senyawa hasil isolasi sesuai dengan ʎ max senyawa pembanding yaitu asam galat ( Pavia, 2001 ).

Untuk menentukan gugus fungsi dari senyawa tersebut dilihat dari hasil analisis Spektrofotometer FT-IR dengan memberikan pergesaran kimia pada daerah (ppm) seperti Gambar 4.2 :

Gambar 4.2. Spektrum Inframerah (FT-IR) senyawa hasil isolasi

Dari analisis Spektrofotometer Inframerah (FT-IR) memberikan pita-pita serapan pada daerah bilangan gelombang (cm-1) seperti pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Interpretasi Spektrum FT-IR Senyawa Hasil Isolasi

Bilangan Bilangan gelombang literatur Intensitas Gugus fungsi gelombang (cm-1) (cm-1) (Sastrohamidjojo, 2013)

3371.57 3650-3200 melebar Vibrasi ulur O-H

2954.95 2900-2800 Tajam Vibras ulurC-H

Alifatis

1697.36 1725-1700 Tajam Vibrasi ulurC=O

Karboksil

1620.21 1600-1475 Sedang Vibrasi ulur C=C

Aromatik

1257.59 1300-1000 Sedang Vibrasi tekuk C-O

1211.30 1120 Tajam Vibrasi tekuk

C-O-C asimetrik Berikut adalah hasil analisis Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol dan TMS pergeseran kimi pada daerah (ppm) sebagai standart internal seperti gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3Spektrum 1H-NMR senyawa hasil isolasi

Hasil analisis Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol dan TMS stanrdar yang memberikan signal-signal pergeseran kimia dengan penjelasan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Pergeseran Kimia 1H-NMR Senyawa Hasil Isolasi

Proton δ H Senyawa Hasil Isolasi Puncak

H-2 & H-6 dari cincin Aromatik (benzen) 7.0416 Singlet

H dari OCH3(Metoksi) 3.8120 Singlet

4.2 Pembahasan

Dari hasil isolasi senyawa fenolik dari daun tumbuhan jengkol (Archidendron Pauciflorum (Benth.) I.C. Nielsen mulai dari proses ekstraksi maserasi dengan metanol diperoleh ekstrak pekat sebanyak 302g, kemudian dilarutkan dengan menggunakan aquadest untuk pemisahan lemak, lalu diekstraksi partisi menggunakan etil asetat untuk memisahkan senyawa yang diduga merupakan tanin dan diperoleh ekstrak pekat etil asetat sebanyak 118,12g. Ekstrak pekat yang

diperoleh dilarutkan dengan metanol kemudian diekstraksi partisi dengan menggunakan pelarut n-heksan hingga diperoleh ekstrak pekat metanol sebanyak 117,20g.

Dari hasil kromatografi lapis tipis, diketahui bahwa perbandingan pelarut yang sesuai untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak daun jengkol adalah kloroform:metanol 80:20v/v menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan, dimana terdapat tiga noda dengan harga Rf 0,60; 0,26; 0,13 (lampiran 2).

Setelah pemisahan dengan kromatografi kolom didapat 110 fraksi, kemudian dilakukan analisis KLT untuk penggabungan fraksi dan didapat 3 fraksi(Lampiran3).

Fraksi yang dilanjutkan adalah fraksi yang memiliki harga Rf tertinggi yaitu fraksi pertama (5-40) sebanyak 946,4mg.

Fraksi 5-40 diKLT kembali menggunakan pelarut kloroform : etil asetat 80:20(v/v) (lampiran 4)yang selanjutnya dikromatografi Lapis Tipis Preparatif dengan sistem pelarut yang cocok adalah kloroform : etil asetat 50:50 (v/v), diamati dengan lampu UV, lalu diuji dengan FeCl3 5% menunjukkan positif hitam pekat, kemudian silika gel dikerok dan dielusi dengan perbandingan pelarut metanol : etil asetat 1:1 (v/v)kemudian dimurnikan kembali dengan menggunakan pelarut benzen dan etil asetat, dan diuji kemurniannya dengan menggunakan pelarut kloroform :etil asetat 50:50 (v/v) yang menunjukkan satu noda pada senyawa yang dihasilkan dengan harga Rf sebesar0,73 dan benzena :etil asetat 40:60 (v/v) dengan harga Rf sebesar 0,67.Kemudian diuapkan dan didapatkan padatan amorf berwarna kuning kecoklatan sebanyak 21 g yang ditunjukkan pada Gambar 4.4

.

Gambar 4.4 Senyawa Hasil Isolasi

Hasil senyawa yang diisolasi menggunakan metode spektroskopi antara lain UV-Vible untuk menentukan strukturnya berdasarkan adanya ikatan rangkap, FT-IR berdasarkan gugus fungsi, kemudian dengan 1H-NMR berdasarkan jumlah proton. Dari hasil interpretasi spektrum UV-Visible dengan pelarut metanol (Gambar4.1) memberikan panjang gelombang (λ maks) 275 nm pada pita I.

Hal ini juga didukung oleh Spektrum Inframerah FT-IR (Gambar 4.2) pada bilangan gelombang 3371.57cm-1puncak melebar yang menunjukkan adanya vibrasi ulur O-H. Gugus C-H alifatiKmuncul pada bilangan gelombang 2954,95cm-1dengan intensitas tajam. Sedangkan gugus CH3 muncul pada bilangan gelombang 1442.75

Pada bilangan gelombang 1697,36 cm-1dengan puncak tajam menunjukkan adanya gugus C=O dari karboksil. Pada bilangan gelombang 1049,28 cm

-1denganpuncak tajam menunjukkan adanya gugus C-O-C asimetri sesuai literatur yang mengatakan bahwa serapan asimetri C-O-C pada cincin lingkar enam yang mengandung oksigen mendekati pada sekitar 1120 cm-1(Sastrohamidjojo, 2013).

Dari hasil interpretasi spektrum resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol diperoleh pergeseran kimia pada daerah δ = 3.8120 ppm yaitu puncak singlet menunjukkan proton dari -OCH3. Hal ini didukung oleh spektrum pembanding senyawa fenolik (Lampiran 8) dimana pergeseran kimia δ = 3,789 ppm menunjukkan OCH3 dengan literatur Wang C R et al(2014).

Pergeseran kimia pada daerah δ =7,0416 ppm (Lampiran 7) terdapat puncak singlet menunjukkan proton dari H-2 dan H-6 pada cincin aromatik senyawa fenolik dan dapat dibandingkan metil galat yang diisolasi dari Wang C R et al(2014)menunjukkan dua proton pada posisi 2 dan 6padapergeseran kimia δ 7,037 ppm (Lampiran 8).

Berikut tabel 4.4 perbandingan senyawa hasil isolasi dan senyawa pembanding dibwah ini:

Tabel 4.4 Perbandinganproton 1H-NMRsenyawahasil isolasi dansenyawapembanding

Proton δH Senyawa Hasil Isolasi δ Senyawa Pembanding H-2 dan H-6 dari cincin

Aromatik

δ 7,0416 δ 7,037

H dari -OCH3 (Metoksi) δ 3,8120 δ 3.789

Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum UV-Visible, Spektrum Inframerah (FT-IR), Spektrum1H-NMR disimpulkan bahwa kristal yang diisolasi dari daun tumbuhan jengkol diperoleh senyawa fenolik yaitu metil galat. Berikut struktur metil galat seperti Gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5Struktur Senyawa Metil Galat

BAB 5

Dokumen terkait