• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian yang sudah dilaksanakan pada Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng. Adapun pengertian implementasi adalah Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Peneliti akan memaparkan apa usaha dilaksanakan Puskesmas Pa‟bentengang selaku pelaksana dan Dinas kesehatan selaku yang mengeluarkan kebijakan yang didapat melalui wawancara secara langsung serta dapat dilihat terkait implementasi program terminal darah pada Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng.

Berkaitan data yang saya dapatkan dari puskesmas Pa‟bentengan mengenai angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 4340 orang, sementara di Sulawesi selatan mencapai 156 orang dan terkhusus kabupaten bantaeng sebanyak 1 orang. Penyebab terjadinya kematian ibu adalah karena disebabkan pendarahan. maka dari itu dinas kesehatan

kabupaten bantaeng mengeluarkan kebijakan mengenai terminal darah dan adapun maksud terminal darah itu adalah merupakan persinggahan darah sementara puskesmas untuk persediaan ibu melahirkan apabila kekurangan darah untuk menekan angka kematian ibu.

Maka dari itu, implementasi program terminal darah terkait penelitian ini terdapat empat variabel yaitu: 1. Komunikasi 2. Sumber daya 3. Disposisi 4. Struktur Birokrasi dan adapun hasil dari penelitian terkait implementasi program terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng yaitu:

1. Komunikasi

Merupakan variabel penting yang bisa pengaruhi implementasi kebijakan publik, komunikasi bisa menentukan berhasilannya dalam mencapai tujuan implementasi kebijakan publik. Agustino (2006), Mengemukakan implementasi adalah suatu kajian dalam kebijakan yang mengarahkan pada suatu proses terlaksananya sebuah kebijakan. Komunikasi juga ialah suatu cara untuk mengsosialisasikan program kerja yang segera dilaksanakan ke masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui adanya program terminal darah agar supaya bisa ikut berpartisipasi dalam program mengenai pelaksanaan terminal darah untuk persediaan darah ibu yang melahirkan yang sedang kekurangan darah. Maka dari itu mengenai teori komunikasi hal tersebut sesuai hasil wawancara dari salah satu informan yang mengemukakkan bahwa;

“Seluruh puskesmas tahap awalnya itu sebelum dilaksanakan kegiatan terminal darah ini, terlebih dahulu kami melakukan

tindakan sosialisasi ke masyarakat atau kepada keluarga ibu hamil untuk menjelaskan mengenai maksud hadirnya terminal darah ini”(Hasil wawancara AI 28 Juli 2020).

wawancara diatas menyampaikan bahwa mengenai komunikasi dinas kesehatan dan pihak Puskesmas selaku pelaksana telah mengadakan sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat sebelum dilaksanakanya terminal darah tersebut. Hal tersebut di dukung pula dari pernyaaan salah satu kepala puskesmas mengatakan;

“kami sebagai pelaksana terlebih dahulu melakukan tindakan sosialisasi ke masyarakat untuk memberitahukan bahwa akan ada program terminal darah yang akan di laksanakan, tetapi disini yang masih menjadi masalah masyarakat masih ada sebagian kurang kesadaran dalam ikut pendonoran darah”(Hasil wawancara SF 26 Juli 2020).

Wawancara diatas menjelaskan bahwa pemerintah sudah melakukan tindakan sosialisasi tetapi kesadaran masyarakat masih kurang untuk ikut berpartisipasi dalam pendonoran. Dan adapun pernyataan masyarakat mengenai diatas yaitu mengemukkakan;

“mengenai hadirnya terminal darah, saya sudah mengetahui dari masyarakat akan tetapi mengenai pemberitahuan secara langsung dari pemerintah atau tenaga kesehatan kalau untuk saya sendiri tidak pernah”(Hasil wawancara TN Pada tanggal 6 Agustus 2020).

Berdasarkan Wawancara informan diatas bahwa mengenai program terminal darah ini dia sudah mendengar tetapi belum mengetahui secara jelas atau secara langsung dari pihak pelaksana karena belum adanya sosialisasi langsung. Adapun pernyataan dari masyarakat pula yang mengemukkakan bahwa;

“mengenai hadirnya terminal darah untuk persediaan darah ibu yang melahirkan apabila kekurangan darah, kalau untuk Saya

sendiri baru mendengar. dan mengenai pelaksana atau pihak Puskesmas juga tidak pernah melakukan sosialisasi disini”(Hasil wawancara HN pada tanggal 26 juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa hadirnya terminal darah ini masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui tentang terminal darah.

2. Sumber daya

Adalah suatu kebijakan yang meskipun telah di komunikasikan supaya bisa tepat waktu dan jelas, tetapi apabila implementor (pelaksana) kekurangan sumber daya maka implementasi tidak bisa berjalan dengan efektif. Implementasi adalah sebagai rangkuman dari berbagai segala kegiatan yang terdapat didalamnya SDM dan sumber daya lain untuk mencapai suatu sasaran dan strategi Higgins dalam Salusu (2002). Dengan demikian, terkait SDM seperti sumber daya finansial dan kompetensi pelaksana.

Dengan demikian mengenai sumber daya, terminal darah tersebut tidak akan berjalan baik apabila masih kekurangan sumber daya, baik secara finansial maupun kompotensi pelaksana maka dari itu kebijakan terminal darah akan terlaksana dengan baik apabila keduanya terpenuhi yaitu mengenai SDM serta sumber daya anggaran.

a. Sumber daya manusia

Merupakan suatu faktor yang penting dan tidak bisa dilepaskan dari organisasi. Sumber daya manusia adalah sebuah kunci keberhasilan dan juga penentu berhasil atau tidaknya suatu

kebijakan. Maka dari itu, untuk lebih jelasnya salah satu informan akan mengemukkakan mengenai sumber daya manusia yakni;

“Mengenai sumber daya manusia Sekarang ini belum mencukupi karena kami berharap lebih banyak pendonor lebih bagus pula dan kami berharap masyarakat lebih banyak lagi yang mau ikut berpartisipasi dalam persediaan stok darah”(hasil wawancara SF pada tanggal 25 juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa terkait sumber daya manusia saat ini belum mencukupi, karena pelaksana berharap lebih banyak pendonor lebih bagus.Dan terkait masyarakat juga masih kurang dalam ikut berpartisipasi untuk mendonorkan darahnya. Maka dari itu senada dengan untuk mengetahui lebih jelas terkait pendonor yang akan dikemukkakan oleh salah satu informan sebagai berikut;

“Mengenai pendonor masih kurang sehingga stok darah juga biasanya sedikit tersedia, karena masyarakat masih kurang kesadaran untuk mau mendonorkan darahnya dan donor darah ini juga dilakukan secara sukarela”(Hasil wawancara AN pada tanggal 25 juli 2020).

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia mengenai pendonor masih kurang karena masyarakat sebagian masih kurang kesadaran dalam mendonorkan darahnya dan donor darah dilakukan secara sukarela.

Adapun Nama-nama pendonor Darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar Nama pendonor darah

wilayah kerja Puskesmas Pa‟bentengang Tahun 2018

No Nama Golongan Darah

1 Muh. Amir B Rh (+) 2 Darmawati O Rh (+) 3 Rabbaning A Rh (+) 4 Raba Ali B Rh (+) 5 Saparuddin AB Rh (+) 6 Darwis Jaya B Rh (+) 7 Mursalim B Rh (+) 8 Syamsuddin O Rh (+) 9 Ramli A Rh (+) 10 Kamiluddin A Rh (+) 11 Rasing O Rh (+) 12 Hatta B Rh (+) 13 Mansa A Rh (+) 14 Arsyad A Rh (+) 15 Alang AB Rh (+) 16 Hasnawati B 17 Rosdiana O Rh (+) 18 Angga O Rh (+) 19 Ago AB Rh(+) 20 Supiati A Rh (+) 21 Syamsidar O Rh (-) 22 Ridwan O Rh (-) Jum;ah 22

Tabel 4.3

Daftar Nama pendonor darah

wilayah kerja Puskesmas Pa‟bentengang Tahun 2019

No Nama Golongan Darah

1 Ahmad Amiruddin O 2 Darmawati O 3 Hamriati B 4 Andriani O 5 Rapiudding A 6 Iskandar A 7 Awaluddin A 8 Hikma A 9 Risda Nurfadilla A 10 Yuli A 11 Novi Reski O 12 Murniati B 13 Nurani O 14 Sahariah O 15 Nur Rahmi O 16 Riska Amalia O 17 Summiati O 18 Hajrah B 19 Samsul Alam O 20 Riswan A 21 Salmawati O 22 Safaruddin AB 23 Serka Ramli A 24 Sora B Rh (+) 25 Haso A Rh (+) Jumlah 25 Tabel 4.4

Kegiatan Donor Darah Tahun 2018-2019

No Tanggal Pelaksanaan Terminal Darah Jumlah yang di Periksa Jumlah Donor Jumlah Kantong Darah 1 17 April 2018 22 22 22 2 24 Oktober 2018 16 16 16 3 1 April 2019 13 10 10 4 27 November 2019 25 22 22 Jumlah 72 70 70

Adapun nama dan jumlah pendonor Dapat dibandingkan dari tahun 2018-2019 terjadi peningkatan, akan tetapi pihak Puskesmas Pa‟bentengang belum puas karena berharap lebih banyak masyarakat yang ikut mendonorkan darahnya, lebih banyak pula stok darah yang tersedia. Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan terminal darah pada tahun 2020 untuk sementara waktu belum di laksanakan pendonoran darah karena adanya pendemi Covid 19, sehingga dari pihak Puskesmas Pa‟bentengang menghimbau agar masyarakat tetap dirumah untuk menghindari kerumunan banyak orang dan tetap menjaga kesehatan.

b. Sumber Anggaran

Adapun hasil wawancara dari informan selaku yang mengeluarkan kebijakan terminal darah ini yaitu sebagai berikut;

“Mengenai sumber anggaran dana yang dipakai satu tahunnya kurang lebih seratus juta untuk semua Puskesmas dan itu sudah mencukupi. dan kita juga membeck up kegiatan-kegiatan di kabupaten Bantaeng dalam bentuk monitorik evaluasi bahwa ada kegiatan terminal darah yang dilaksanakan”(Hasil Wawancara AI Pada Tanggal 28 Juli 2020).

Hasil Wawacara diatas menjelaskan bahwa anggaran dana yang dipakai pelaksanaan terminal darah tersebut dalam satu tahun kurang lebih seratus juta untuk semua puskesmas. bukan cuma itu saja pihak pelaksana juga mempromosikan ke Kabupaten bahwa ada kegiatan terminal darah yang dilaksanakan. Maka dari itu adapun pendapat dari informan selaku Kepala Puskesmas Pa‟bentengang mengemukkakan bahwa;

“sumber anggaranya itu sudah mencukupi sehingga apabila sudah dilaksanakan donor darah, maka stok darah tersebut dibawah di unit transfusi darah rumah sakit untuk diperiksa kembali”(Hasil wawancara SF pada tanggal 25 juli 2020). Hasil wawancara diatas berdasarkan informan bahwa mengenai anggaran sudah mencukupi. Adapun hasil wawancara oleh selaku penanggung jawab pelaksanaan program terminal darah ini mengemukkakan;

“Mengenai sumber anggaran untuk Puskesmas dari biaya operasional masyarakat kemudian ada sumbangan biaya tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social

responsibilqity (CSR), biaya operasional kesehatan (BOK)

puskesmas dan biaya yang tidak mengikat lainnya. dan mengenai makanan untuk pendonor itu dari pihak rumah sakit menyiapkan seperti susu dll. Maka dari itu, dana dari unit transfuse darah rumah sakit yaitu tidak mengikat”(Hasil wawancara AH Pada tanggal 28 juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa mengenai sumber daya anggaran sudah mencukupi dan biaya yang didapatkan tidak mengikat.

3. Disposisi/sikap pelaksana

Disposisi adalah suatu faktor yang memiliki konsekuensi penting untuk implementasi kebijakan yang efektif. apabila para pelaksana memiliki kecenderungan serta sikap positif dan adanya support dari implementasi kebijakan dan kemungkinan besar implementasi kebijakan bisa terlaksana sesuai dengan penyataan awal. Implementasi berkaitan dengan suatu kegiatan untuk segera dilaksanakan dalam mencapai suatu tujuan Nugroho (2006). Apabila komitmen dalam organisasi bisa di jaga

dengan baik maka harapan agar tercapai tujuan implementasi akan meningkat. Komitmen merupakan suatu kunci keberhasilan pelaksana kebijakan. Maka dari itu, disposisi juga merupakan sikap para pelaksana program terminal darah untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab yang telah diberikan demi mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Untuk itu dalam pencapaian tujuan dilakukan wawancara dari informan selaku yang mengeluarkan kebijakan berpendapar bahwa;

“Mengenai hadirnya kebijakan terminal darah ini kami sangat mendorong, mendukung dan mengsupport seluruh Puskesmas untuk mengimplementasikan kegiatan terminal darah ini dengan baik. Dengan demikian, sikap atau perilaku serta komitmen dari pelaksana sangat menentukan suatu keberhasilan. maka dari itu, apabila tidak ada sikap dan komitmen pelaksana maka program terminal darah ini tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan ”(Hasil wawancara AI pada tanggal 28 Juli 2020).

Hasil wawancara diatas mengenai kebijakan terminal darah ini pemerintah sangat mendorong, mendukung dan mengsupport seluruh Puskesmas untuk mengimplementasikan kegiatan terminal darah dengan baik. Dan juga adanya sikap dan komitmen pelaksana sehingga program terminal darah tersebut bisa berjalan. adapun disampaikan oleh salah satu informan yang selaku pelaksana terminal darah ini yang mengatakan bahwa;

“Pemerintah sangat mendukung dengan hadirnya terminal darah ini karena ini sangat membantu masyarakat. selain untuk persediaan darah ibu juga bisa digunakan untuk orang yang lebih membutuhkan apabila tidak ada ibu yang melahirkan yang sedang membutuhkan darah, maka kita memberikan kepada yang lebih butuh dan kita sebagai pelaksana juga sangat menjaga sikap dan komitmen kami dalam menjalankan tanggungjawab serta yang sudah diberikan”(Hasil wawancara RN pada tanggal 25 Juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa pemerintah sangat mendukung dengan hadirnya terminal darah ini karena ini bisa membantu masyarakat dan juga selain untuk persediaan darah untuk ibu juga bisa digunakan oleh orang yang lebih membutuhkan apabila tidak ada ibu yang melahirkan yang sedang membutuhkan darah, maka stok darah tersebut diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Dan sebagai pelaksana dia juga menjaga sikap, komitmen serta tanggungjawab yang sudah diberikan. Maka dari itu adapun pernyataan dari informan selaku Kepala Puskesmas Pa‟bentengang yang mengatakan bahwa;

“Mengenai ibu yang kekurangan darah yang pernah mengunakan donor darah yaitu dari mulai awal dilaksanakan terminal darah sampai sekarang sekitar 50 pasien khusus di Puskesmas Pa‟bentengang dan mengenai pendonor darah juga pertahunya tidak menentu kadang berkurang dan kadang juga bertambah”(Hasil wawancara SF pada tanggal 25 Juli 2020)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa mengenai ibu yang kekurangan darah yang pernah mengunakan donor darah sekitar 50 pasien selama berjalannya kebijakan terminal darah tersebut dan juga selanjutnya mengenai pendonor pertahunya tidak menentu kadang bertambah dan kadang berkurang. adapun pernyataan dari masyarakat yang mengemukkakan;

“alhamdulillah kalau saya sendiri bersyukur karena adanya persediaan darah ini kita merasa aman sebagai ibu yang akan melahirkan dan tidak khawatir lagi apabila sedang kekurangan darah dan juga saya berharap persediaan darah ini tetap dijalankan untuk mengurangi angka kematian ibu”(hasil wawancara TN pada tanggal 6 Agustus 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas salah satu masyarakat menyampaikan dengan adanya persediaan darah ini dia merasa aman dan dia berharap terminal darah ini tetap dijalankan agar bisa mengurangi angka kematian ibu yang sedang kekurangan darah. Dengan demikian mengenai pelaksanaan yang selaku penanggung jawab terminal darah ini berpendapat bahwa;

“Masalah terminal darah ini sebelumnya dilakukan pengambilan darah terlebih dahulu kita cek kesehatan si pendonor untuk memastikan kalau dia bisa mendonorkan darahnya, sesudah mendonorkan kita berikan komsumsi seperti susu dan makanan lainnya”(hasil wawancara AH pada tanggal 28 juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa sebelum dilakukan pengambilan darah terlebih dahulu dilakukan pengecekan mengenai kesehatan si pendonor untuk memastikan bahwa dia bisa mendonorkan darahnya.

4. Struktur Birokrasi

Birokrasi diciptakan hanya untuk menjalankan suatu kebijakan tertentu. Struktur birokrasi bertujuan dengan kecocokan organisasi birokrasi menjadikan pelaksana kebijakan publik Edward dalam Nugroho (2011). Organisasi atau birokrasi untuk mengarah menjadi lebih baik yaitu dengan mengunakan SOP pelaksana Edward dalam Agustino (2006).

Adapun Struktur Tim Pelaksana Terminal Darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng Sebagai Berikut:

SOP TERMINAL DARAH TINGKAT PUSKESMAS KABUPATEN BANTAENG

PENDONOR

Gambar 4.3 SOP Terminal Darah Puskesmas Kabupaten Bantaeng

SOP merupakan kegiatan rutin pelaksana untuk melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diberikan. Adapun struktur penting organisasi ialah karena adanya sebuah SOP. Struktur birokrasi, merupakan suatu struktur organisasi yang memiliki tugasnya mengimplementasikan sebuah program yang akan dilaksanakan yaitu, program terminal darah agar bisa tercapai sesuai yang diharapkan. TIM UTDRS PUSKESMAS Bagian Pendaftaran Laboratorium -Indentitas Pendonor -Informasi Concent Calon Pendonor -Cek golda -Cek Rhesus -Cek HB Darah siap pakai untuk digunakan Pengambilan darah Dipakai untuk kasus kesehatan yang lain Pengelolaan darah cross match dan screening penyakit hepatitis, syphilis, HIV/AIDS UTDRS

Pemeriksaan fisik oleh Dokter Lokasi Pendonor Darah

PUSKESMAS Kulkas Darah Transfusi Darah TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT

Dapat di pahami terkait yang menfokuskan kepada pencapaian tujuan untuk mengetahui mengenai pelaksanaan terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng. Maka dari itu adapun pernyataan dari informan mengenai mekanisme SOP dari pelaksana kebijakan terminal darah ini yaitu mengatakan bahwa;

“Semua hal yang berkaitan organisasi pasti mempunyai SOP yang menjadi acuan dalam berjalanya sebuah kegiatan dan semua pelaksana memiliki SOP untuk dijadikan petunjuk teknis dalam proses tata kerja terminal darah. maka dari itu, mengenai persiapan darah yaitu adanya jadwal dua kali dalam satu tahun yang diusulkan untuk kegiatan donor darah oleh dinas kesehatan, dengan demikian selanjutnya pihak UTD Rumah Sakit melakukan pengambilan darah dipuskesmas dimana para pendonor sudah disiapkan oleh bidan desa setempat”(hasil wawancara SF pada tanggal 25 juli 2020).

Hasil wawancara diatas mengenai SOP dalam pelaksanaan terminal darah adalah semua yang berhubungan organisasi mempunyai SOP untuk dijadikan petunjuk teknis dalam proses tata kerja terminal darah. adanya jadwal yang diusulkan untuk kegiatan donor darah oleh dinas kesehatan dan selanjutnya pihak UTD Rumah sakit melakukan pengambilan darah dipuskesmas. Senada dengan selaku pelaksana yaitu mengatakan bahwa;

“Sebelum pengambilan darah terlebih dahulu melakukan pendaftaran dan pengisian formulir, setelah itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan pengecekan golongan darah kalau sudah aman baru pendonor diambil darahnya di Puskesmas oleh tim pelaksana sesudah diambil darahnya kita kirim ke UTDRS untuk diperiksa kembali untuk dipastikan apakah darah tersebut bebas dari penyakit dan bersih”(Hasil wawancara RN pada tanggal 25 juli 2020).

Berdasarkan wawancara informan diatas bahwa saya dapat menyimpulkan mengenai struktur birokrasi, bahwa mengenai SOP dalam pelaksanaan terminal darah adalah semua yang berhubungan organisasi

mempunyai SOP untuk dijadikan petunjuk teknis dalam proses tata kerja terminal darah. maka dari itu, sebelum di lakukanya donor darah lebih dulu melakukan pendaftaran lalu pengecekan oleh si pendonor. setelah itu pendonor diambil darahnya dan dibawah ke Unit transfusi darah Rumah Sakit (UTDRS) untuk diperiksa dan memastikan darah tersebut bebas dari penyakit.

Dokumen terkait